• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PERKEMBANGAN HAIKU MENUJU GO INTERNATIONAL 3.1. Sejarah Perkembangan Haiku Modern

3.1.1. Perkembangan Haiku Modern di Jepang

Jika berbicara mengenai haiku maka akan berkaitan dengan waka dan renga. Waka adalah jenis puisi tradisional Jepang yang berkembang pada zaman Heian pada abad ke – 9 dan tersusun dari 31 suku kata. Sedangkan renga merupakan salah satu bentuk puisi tradisional Jepang yang mengalamai perkembangan pesat diantara abad ke – 14 dan 15.

Walaupun waka dan renga memiliki persamaan dalam penggunaan jumlah suku kata yaitu 31 suku kata. Namun, pembuatan renga ini dilakukan secara berantai dan berkelompok, seperti berbalas pantun. Kelompok pertama membuat puisi bagian pertama atau pembuka. Puisi pembuka ini disebut denga hokku dan memiliki aturan 5 – 7 – 5 suku kata. Selanjutnya kelompok kedua yang akan disebut dengan wakiku ( syair pendamping ) dengan pola 7 – 7 suka kata. Setelah selesai pada syair yang kedua maka kelompok pertama akan kembali lagi membuat syair pada bagian hokku, dan dilanjutkan pada wakiku, demikian seterusnya. Kegiatan ini terus berlanjut sampai akhirnya tercipta seratus rangkaian syair puisi.

Selanjutnya muncul bentuk lain dari renga, yaitu haikai no renga atau disebut juga haikai. Penyajian haikai no renga hampir sama dengan bentuk renga

sebelumnya. Jika dilihat dari artinya, haikai berarti sesuatu yang jenaka ( lucu ). Perkembangan haikai berlangsung sekitar abad ke – 15 dan ke – 16. Perbedaan renga dan haikai no renga pada dasarnya terletak pada isi serta orang – orang yang terlibat di dalamnya.

Haikai no renga merupakan jenis puisi yang dinikmati hampir semua golongan masyarakat Jepang pada masa itu, mulai dari bangsawan sampai dengan masyarakat biasa bahkan lebih didominasi oleh masyarakat biasa. Berbeda dari waka ataupun renga yang hanya terbatas pada kalangan bangsawan. Isi dari haikai no renga juga lebih ringan, santai, dan lebih bebas. Haikai lebih menitikberatkan pada segi humor dan merupakan realita dari kehidupan masyarakat. Dalam point tertentu haikai no renga telah berhasil mempopulerkan renga pada masyarakat umum. Namun dari begitu banyak yang tercipta sedikit sekali yang memiliki nilai sastra tinggi.

Dimulai dari pertengahan Chu _ _ _ _ _ _ _ _

Dalam perkembangan haiku, Basho memiliki peran yang sangat penting. Karena ia adalah salah seorang penyair haiku yang berhasil mengadakan perbaikan pada haikai terutama dalam isi. Selanjutnya dalam perkembangan

sei ( abad pertengahan ) sampai permulaan Kinsei ( zaman pra – modern ) haikai no renga banyak diminati oleh banyak kalangan karena memfokuskan tentang kelucuan. Kemudian karena dianggap dapat berdiri sendiri dan terlepas dari puisi renga, maka haikai no renga mulai ditulis dengan bagian hokkunya ( haiku ) saja.

yang berdiri sendiri. Basho sering membuat hokku tanpa memperhitungkan syair pendamping ( wakiku ). Dalam perlombaan membuat haikai Basho sering membuat hokku tanpa wakiku. Syair pembuka inilah yang sekarang ini disebut dengan haiku.

Yosa Buson dengan gaya menulis puisinya yang objektif mampu membuat aliran baru dari seni puisi, yaitu haiga yang merupakan campuran antara melukis dengan berpuisi, sementara Kobayashi Issa yang sering disebut sebagai calon penerus yang tepat bagi Basho mampu mencurahkan energinya dalam membuat puisi yang rasa kemanusiannya tinggi. Selain hokku yang kelak akan menjadi haiku, haiga, juga ada haibun yang merupakan campuran antara prosa dan berpuisi, pelopornya adalah Matsuo Basho yang sering membuat dan memasukkan haibun dalam jurnal perjalanannya “ Oku no Hosomichi “.

Nama haiku yang ada sekarang ini pertama kali dicetuskan oleh Masaoka Shiki. Masaoka Shii adalah salah seorang dari penyair haiku yang muncul pad akhir abad ke – 19. Sebutan haiku digunakan untuk memisahkan antara hokku ( sebagai syair pembuka pada renga ) dengan hokku yang berdiri sendiri, dan dibatasi pada perkembangan hokku selama beberapa tahun sebelum berakhirnya masa Edo. Walaupun masih terdapat kesimpangsiuran antara hokku dan haiku, yang terpenting adalah haiku itu pada awalnya merupakan syair pembuka pada haikai no rengadan mengalami pemisahan karena dapat berdiri sendiri tanpa adanya wakiku.

Setelah kematian Shiki, murid – muridnya muncul sebagai penerus dari Shiki, yaitu Takahama Kyoshi, Kawahigashi Hekigodo

_

dan penyair lainnya. Di

antara murid – murid Shiki Hekigod

_

o menjadi yang paling menjanjikan di antara yang lainnya. Lalu Ia membuat inovasi baru dalam haiku yaitu “Gerakan haiku Gaya Baru” bersama Ogiwara Seisensui, sementara Takahama kyoshi yang melanjutkan menjadi editor dari majalah haiku, Hototogisu yang merupakan peninggalan dari Shiki menjadi pihak yang konservatif dengan mengutarakan pendapat bahwa haiku yang sejati adalah yang ditulis dengan cara tradisional dengan pola 5 – 7 – 5 dan memiliki Kigo. Oleh karena hal ini, Kyoshi berbeda pandangan dengan Hekigodo

_

Masing – masing dari mereka berdua memiliki pengikut yang banyak dan mendukung gaya masing – masing. Selain mereka berdua, ada beberapa penyair haiku yang memilih meninggalkan kehidupan mewahnya untuk menjadi pengembara seperti yang dilakukan oleh penyair – penyair zaman dulu, seperti Taneda Sant

yang ingin membuang gaya tradisional.

o

_

ka dan Ozaki H _ _ _ _ _ _ _

Setelah generasi Kyoshi dan Hekigod osai.

o _ _ _ _ _ _ _ _

muncul penyair yang lebih modern yaitu Nakatsuka Ippekir

_ _ _ _ _ _ _

o yang menolak habis – habisan gaya tradisonal dan

mendukung kelompok Hekigodo

_

mempelopori “ Gerakan haiku Gaya Baru “,

dalam menulis puisi, Ippekir _ _ _ _ _ _ _

merupakan murid dari Kyoshi sehingga Ia pun mengikuti gaya tradisional dalam menulis haiku.

Selain “ Gerakan haiku Gaya Baru “ juga muncul aliran haiku baru yaitu “ haiku Wanita “ yang dipelopori oleh Hashimoto Takako, seorang penyair wanita, yang mampu menggubah haiku dengan keindahan yang luar biasa dan memasukkan unsur drama yang mencolok dari gaya tradisional Jepang.Pada zaman modern, pengaruh dari barat meresap ke dalam bidang perpuisian Jepang, termasuk juga haiku terkena imbasnya. Hal ini dapat dilihat dari haiku yang memiliki kiasan metafora di dalamnya. Hal ini sebelumnya tidak pernah terjadi dalam penulisan haiku. Salah seorang pelopornya adalah Kat o

_ Shus _ o n dan Kaneko To _

Perkembangan haiku di Jepang pada zaman modern ini terus berlanjut dan berkembang. Memperluas eksistensinya sebagai sarana untuk berbagi pengalaman dengan orang lain. Menulis dan berbagi haiku pada saat ini melibatkan ratusan orang di Jepang, bukan hanya para guru haiku. Ada beberapa majalah haiku yang eksis di Jepang seperti haiku, haiku Study, dan haiku and Essays. Ada ratusan komunitas haiku dan klub majalah haiku di Jepang. Itadori adalah salah satu dari beberapa majalah haiku yang dipublikasikan di kota Matsuyama, kota kelahiran dari Masaoka Shiki, Kawahigashi Hekigod

ta.

o

_

, Takahama Kyoshi, dan nakamura Kusatao. Majalah ini memiliki konten “sepuluh

grup penyair”, masing – masing dengan penyair yang berbeda dengan berbagai macam karya haiku.

Pada tahun 1990, beberapa penyair top Jepang mendirikan organisasi bernama “ Haiku International Association “ yang beranggotakan komunitas haiku dari 28 negara di seluruh dunia, dan mensponsori berbagai kontes menulis haiku di mancanegara. Organisai ini merupakan penggabungan antara tiga organisasi haiku utama yang ada di Jepang. Selain organisasi ini banyak juga bermunculan komunitas lain seperti “ World Haiku Association “, dan lain – lain