• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menanggapi penganiayaan

Beri tahu para siswa bahwa dalam Khotbah di Bukit, Yesus Kristus menasihati para murid-Nya bagaimana menanggapi ketika mereka dianiaya. Salinlah ungkapan dan rujukan tulisan suci berikut di papan tulis, dan tugasi tiap siswa untuk membaca paling sedikit satu dari petikan-petikan itu. MIntalah para siswa mengidentifikasi dalam petikan yang mereka baca sebuah asas yang Yesus ajarkan yang dapat membimbing mereka dalam interaksi mereka dengan orang lain.

Bagaimana menanggapi penganiayaan Matius 5:9–12

Matius 5:21–24 (lihat juga 3 Nefi 12:22) Matius 5:38–41; 7:12.

Matius 6:14–15 (lihat juga A&P 64:9–10) Matius 7:1–5

Setelah waktu yang cukup, mintalah para siswa menjelaskan asas-asas yang mereka temukan dan bagaimana itu berlaku dalam hubungan kita dengan orang lain. Sementara para siswa membagikan asas-asas yang mereka identifikasi dalam Matius 5:21–24, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa 3 Nefi 12:22 dan Terjemahan Joseph Smith dari Matius 5 menghapus kata-kata “without a cause” (Matius 5:22; lihat juga Terjemahan Joseph Smith, Matius 5:24 [dalam Matius 5:22, catatan kakib]). (Sewaktu para siswa menanggapi, tekankan kebenaran berikut:Bapa Surgawi mengharapkan kita untuk mengikuti teladan Yesus Kristus ketika kita dianiaya karena

kepercayaan kita).

Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dan Penatua Dallian H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:

“Pertahankan keyakinan Anda dengan sopan dan dengan rasa iba, tetapi pertahankanlah itu” (Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat —dari Kemuridan,” EnsignatauLiahona,Mei 2014, 9).

“Para pengikut Kristus hendaknya menjadi teladan kesantunan. Kita hendaknya mengasihi semua orang, menjadi pendengar yang baik, dan memperlihatkan kepedulian terhadap kepercayaan tulus mereka. Meskipun kita mungkin tidak sepakat, kita hendaknya tidak bersikap tidak menyenangkan. Posisi dan komunikasi kita mengenai topik-topik yang kontroversial hendaknya tidak menimbulkan perdebatan. Kita hendaknya bijaksana dalam menjelaskan dan mengejar posisi kita dan dalam memberikan pengaruh kita …

“Ketika posisi kita tidak diterima, kita hendaknya menerima hasil yang tidak berkenan dengan sopan, dan menunjukkan kesantunan terhadap musuh-musuh kita” (Dallin H. Oaks, “Mengasihi Sesama dan Hidup dengan Perbedaan,”EnsignatauLiahona,November 2014, 27).

Bahaslah dengan para siswa tantangan dan berkat karena mengikuti nasihat Penatua Holland dan Pentua Oaks. Kemudian undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 5:9–12 dengan keras.

• Menurut ayat-ayat ini, janji-janji apakah yang Yesus buat yang mungkin membuat lebih mudah untuk menanggapi dengan cara-cara seperti Kristus ketika kita dianiaya karena kepercayaan agama kita?

Undanglah para siswa untuk merenungkan bagaimana mereka mungkin menerapkan satu atau lebih dari ajaran-ajaran Juruselamat dalam Khotbah di Bukit pada hubungan yang saat ini mereka miliki atau bagaimana mereka seharusnya dapat menerapkannya dalam pengalaman yang sudah lalu. Tanyakan apakah ada siswa yang bersedia membagikan pemikiran mereka kepada kelas.

Berikan kepada tiap siswa salinan dari pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:

“Sebagian orang secara keliru berpikir tanggapan seperti diam, kelemahlembutan, memaafkan, dan memberi kesaksian yang rendah hati adalah pasif atau lemah. Tetapi untuk ‘mengasihi musuh [kita], memberkati mereka yang mengutuk [kita], melakukan kebaikan bagi mereka yang membenci [kita], dan berdoa bagi mereka yang

memanfaatkan [kita], serta menganiaya [kita]’ (Matius 5:44) membutuhkan iman, kekuatan, dan terutama keberanian Kristiani …

“Ketika kita tidak membalas—ketika kita memberikan pipi yang lain dan menahan perasaan marah—kita pun berdiri bersama Juruselamat. Kita memperlihatkan kasih-Nya, yang merupakan satu-satunya kekuatan yang dapat menenangkan si jahat dan menjawab para penuduh kita tanpa balik menuduh mereka. Itu bukanlah kelemahan. Itu bukanlah kelemahan.Ituadalah keberanian Kristiani …

“Sewaktu kita menanggapi orang lain, setiap keadaan akan berbeda. Untungnya, Tuhan tahu hati para penuduh kita dan cara kita dapat paling efektif menanggapi mereka.Sebagai murid sejati mencari bimbingan Roh, mereka menerima ilham yang disesuaikan dengan setiap keadaan.Dan dalam setiap keadaan,murid sejati menanggapi dengan cara yang mengundang Roh Tuhan… “Sebagai murid sejati, perhatian utama kita haruslah kesejahteraan sesama, bukan dendam pribadi. Pertanyaan dan kritikan memberi kita peluang untuk meraih orang lain dan memperlihatkan bahwa mereka berarti bagi Bapa Surgawi kita dan bagi kita. Sasaran kita hendaknya untuk membantu mereka mengerti kebenaran, bukan membela ego atau poin angka kita dalam debat teologi. Kesaksian kita yang sepenuh hati merupakan jawaban kuat yang dapat kita berikan kepada penuduh kita” (“Keberanian Kristiani: Harga Kemuridan,”EnsignatauLiahona,November 2008, 72, 73–74).

Berikan kepada para siswa waktu untuk membaca dan menekankan asas-asas yang diajarkan oleh Penatua Hales. Undanglah mereka untuk membagikan apa yang mereka pelajari. Jika diperlukan, bahaslah beberapa atau semua pertanyaan berikut:

• Bagaimana tindakan kita terhadap orang lain dapat memengaruhi hubungan mereka dengan Allah? (Bantulah para siswa mengidentifikasi asas berikut:

Sewaktu kita mengikuti teladan Kristus dalam menanggapi dengan kasih dan kebaikan hati terhadap mereka yang menentang kita, kita dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah seperti juga dengan kita).

• Bagaimana memperlakukan orang dengan cara ini adalah bagian dari perjanjian baptisan yang telah kita buat dengan Bapa Surgawi? (Ini adalah satu cara penting untuk berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu, dalam segala hal, dan di segala tempat [lihat Mosia 18:9]).

Tanyakan kepada para siswa apakah mereka memiliki pengalaman di mana mengikuti teladan dan ajaran-ajaran Juruselamat telah memungkinkan mereka untuk membantu orang lain menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan pengalaman mereka.

Doronglah para siswa untuk memempelajari hubungan mereka dengan orang lain, mengidentifikasi hubungan yang dapat ditingkatkan, dan menulis bagaimana mereka akan menerapkan asas-asas yang telah dibahas hari ini dalam hubungan itu.

Bacaan Siswa

• Kisah Para Rasul 10:38; Matius 5:9–12, 21–24, 38–41, 43–47; 6:14–15; 7:1–5. • Dallin H. Oaks, “Mengasihi Sesama dan Hidup dengan Perbedaan,”Ensignatau

Liahona,November 2014, 25–28.

• Jeffrey R. Holland, “Harga—dan Berkat—dari Kemuridan,”EnsignatauLiahona, Mei 2014, 6–9.

12