• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencatat Informasi Lisan yang Bersifat Faktual,

Dalam dokumen Bahasa indonesia Jarot mardiyanto (Halaman 31-34)

Pelajaran 2 Lingkungan Hidup

B. Mencatat Informasi Lisan yang Bersifat Faktual,

Mintalah Bapak atau Ibu Guru Anda untuk memperdengarkan rekaman berita dari televisi! Jika tidak ada, maka salah satu di antara Anda ditunjuk dan berlaku seolah-olah sebagai reporter yang sedang menyampaikan berita berikut ini. Perhatikan vokal, ekspresi, dan intonasinya! Bagi Anda yang tidak terpilih maka tutuplah buku ini dan simaklah informasi yang disampaikan teman Anda, lalu berilah tanggapan.

Warga Tuntut Ganti Rugi Akibat

Pencemaran Sungai

Sekitar 200 warga dari tiga kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, mendatangi kantor Badan Pengendali Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Lampung. Mereka mengadukan Pencemaran Sungai Way Terusain yang dilakukan PT Teguh Wibawa Bhakti Persada. Pencemaran sungai tersebut membuat ikan di keramba warga mati dan diperkirakan mereka rugi miliaran rupiah.

PT Teguh Wibawa merupakan perusahaan yang mengolah singkong menjadi tepung tapioka. Perusahaan ini berada di Kampung Gunung Batin Baru, Terusain Nunyai, Lampung Tengah. Izin operasi diberikan oleh Bupati Lampung Tengah pada 2005. Dalam sehari perusahaan tersebut mampu memproduksi 70 – 80 ton tepung tapioka.

Menurut Suhendro (salah satu warga Kecamatan Dente Teladas) bahwa sejak Januari 2008 air Sungai Way Terusan berwarna kuning dan baunya tak sedap. Padahal selama ini sungai itu menjadi sumber penghidupan warga. Mereka mengembangbiakkan ikan dalam keramba di sepanjang alur sungai.

Warga menurut ganti rugi sekitar Rp20 miliar, untuk mengganti kerugian pemilik 264 keramba apung dan 400 hektar tambak tradisional serta 280 nelayan. Namun, perusahaan tidak bersedia memenuhi tuntutan itu. Pihak perusahaan hanya bersedia member ganti rugi Rp2 miliar yang mana setiap keramba hanya dihargai Rp400.000,00 padahal menurut warga setempat, setiap keramba menghabiskan ongkos minimal Rp1 juta.

Setelah dikonfirmasi oleh pihak yang bersangkutan, Kepala Bagian Umum CV Sinar Laut Group yang merupakan induk perusahaan PT Teguh Wibawa Bhakti Persada, Alianto mengatakan bahwa perusahaannya masih menghitung kerugian sebab variabel kerugiannya berbeda. (Nurochman)

Informasi yang disampaikan oleh teman Anda tadi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu informasi yang berupa fakta dan informasi yang bukan fakta. Fakta adalah sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi atau sesuatu yang ada secara nyata. Sedangkan informasi yang bukan fakta bisa berupa pendapat pribadi, pendapat umum (opini), atau baru berupa wacana. Fakta bersifat objektif, sedangkan yang bukan fakta biasanya bersifat subjektif.

Perhatikan informasi faktual berikut!

1. Sekitar 200 warga dari tiga kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung mendatangi Kantor Bapedalda Lampung kemarin.

2. Dalam sehari, perusahaan tersebut mampu memproduksi 70 – 80 ton tepung tapioka.

3. Sekitar 20 kolam penampung limbah jebol dan limbah tumpah ke sungai. 4. Menurut Suhendro, sejak Januari 2008, air sungai Way Terusain berwarna

kuning dan baunya tidak sedap. 5. Setiap keramba dihargai Rp400ribu. Perhatikan pula informasi bukan fakta berikut!

1. Diperkirakan, pencemaran tersebut akan teratasi selama lima tahun.

2. Uang itu akan digunakan mengganti kerugian pemilik 264 keramba apung dan 400 hektar tambak tradisional serta 280 nelayan.

Informasi yang berupa fakta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fakta umum dan fakta spesifik. Fakta umum adalah fakta/keadaan yang bersifat umum dan sudah menjadi suatu kelaziman. Sedangkan fakta spesifik adalah fakta atau keadaan yang lebih bersifat khusus/khas dan mengacu pada keadaan tertentu.

Perhatikan informasi faktual berikut!

1. Ikan di Sungai Way Terusain banyak yang mati karena limbah pabrik (fakta umum).

2. Ikan di keramba kami mati, kami rugi miliaran rupiah. (fakta khusus)

3. Berdasarkan data Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Bondowoso 2007, luas hutan di Kabupaten Bondowoso 59.867,92 hektar. Areal itu terdiri atas 30.863,70 ha hutan lindung dan 29.004,25 ha hutan produksi. Dari jumlah itu, 53.023 ha atau 88 persen berada di areal DAS Sampean dan menutup 33,99 peran lahan DAS. (fakta dengan pemerian)

A. Perhatikan informasi-informasi berikut! Tentukan informasi yang berupa fakta dan informasi yang bukan fakta!

1. Hutan Gunung Padang, Sumatera Barat, terbakar dan mengancam ratusan penduduk di sekitarnya.

2. Kebakaran hutan di Gunung Padang itu membuat sebagian warga sekitar mengungsi.

3. Sampai saat ini penyebab kebakaran di Gunung Padang belum diketahui, namun diperkirakan karena cuaca panas.

4. Bus itu menabrak pohon mahoni hingga bagian depan rusak parah. 5. Sopir bus itu melarikan diri karena takut amukan masa.

6. Kirab budaya di Surakarta berlangsung meriah.

7. Beberapa pelaku pembalakan liar di kawasan hutan lindung itu ditangkap polisi.

8. Pelaku pembalakan liar itu dijerat dengan undang-undang tentang lingkungan hidup.

9. Gempa 7,3 Skala Richter mengguncang Kabupaten Simeulue, Aceh. 10. Sekitar 100 keluarga di Dumai, Riau, mulai mengungsi karena

kebakaran hutan dan lahan gambut di sekitar mereka.

B. Simaklah informasi berikut kemudian carilah informasi yang berupa fakta; informasi bukan fakta; informasi yang berupa fakta umum, fakta khusus, dan fakta dengan pemerian!

Lingkungan Bersih, Kesehatan Terjaga

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menetapkan kasus chikunguya di Jateng yang tahun ini mencapai 2.801 kasus sebagai kejadian luar biasa atau KLB karena pada tahun 2006 hanya ada 86 kasus. Meski penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aedes albopictus ini tidak menyebabkan kematian sebagaimana demam berdarah den-gue atau DBD, masyarakat harus tetap waspada.

Meski bukan KLB, kasus DBD di Jateng juga meninngkat, dari 10.924 kasus dengan angka kematian 220 kasus (2006) menjadi 18.845 kasus dengan angka kematian 301 kasus (2007). Diperkirakan penyakit yang disebarkan nyamuk Aedes aegepty ini masih akan meningkat karena sesuai siklus tahunan peningkatan kasus DBD biasa terjadi pada Desember. Peningkatan kasus kedua penyakit itu antara lain diakibatkan perubahan iklim. Akibat pemanasan global, suhu udara meningkat sejak 1990, curah hujan yang lebat juga meningkat hingga tiga persen per tahun. Diperkirakan, jika suhu udara meningkat tiga derajat Celcius, penularan penyakit melalui nyamuk meningkat dua kali lipat. Area penularannya juga meluas. Sayangnya, masyarakat kurang menyadari hal ini. Sebenarnya masyarakat dapat mengantisipasi kedua penyakit ini dengan menjaga kebersihan lingkungan, yaitu dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing.

Perubahan kondisi lingkungan akibat pemanasan global juga menjadi media munculnya berbagai penyakit, seperti flu burung. Berdasarkan data per Juni 2007, jika masalah kebersihan lingkungan diabaikan, bukan tidak mungkin korban yang meninggal akibat flu burung di Jateng akan lebih dari delapan orang.

Menjaga kebersihan lingkungan termasuk juga menjaga lingkungan tidak tercemar sehingga kasus ”penyakit misterus” yang menewaskan 10 warga Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, tidak ditemukan lagi. Penyakit yang belakangan diketahui disebabkan oleh keracunan pestisida ini rawan terjadi di Jateng yang merupakan daerah pertanian.

Upaya pencegahan penyakit ini harus lebih digalakkan mengingat selama ini belum menjadi prioritas masyarakat. Hal ini juga harus dilakukan di tingkat pemerintah. Oleh karena itu, pada 2008 Pemprov Jateng mulai berencana membuat peraturan daerah pengendalian penyakit. (Yovita Arika) (Kompas, 31 Januari 2008 dengan pengubahan seperlunya)

Dalam dokumen Bahasa indonesia Jarot mardiyanto (Halaman 31-34)