• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengungkapkan Kembali Teks yang

Dalam dokumen Bahasa indonesia Jarot mardiyanto (Halaman 193-197)

Pelajaran 12 Kegemaran

A. Mengungkapkan Kembali Teks yang

Perhatikan teks-teks berikut!

1. (Siang itu Diki dan Anwar hendak makan di kantin)

Diki : ”Bakso dua, es teh manis dua!”

Bu Darni : ”Komplit apa kosongan, Mas?”

Diki : ”Komplit, mie kuning saja.”

2. Siang itu Diki dan Anwar hendak makan di kantin.

”Bakso dua dan es teh manis dua, Bu!” pesan Diki kepada Bu Darni penjual bakso di kantin.

”Komplit apa kosongan, Mas?” tanya Bu Darni. ”Komplit, mie kuning saja”, jawab Diki.

3. Siang itu Diki dan Anwar hendak makan di kantin. Sampai di kantin mereka

memesan bakso dan es teh manis pada Bu Darni, penjual bakso di kantin. Tiga teks tersebut sebenarnya mengungkapkan persoalan yang sama. Hanya saja cara yang digunakan untuk mengungkapkannya berbeda.

1. Teks pertama menggunakan cara pengungkapan model dialog.

2. Teks kedua menggunakan cara pengungkapan model cerita secara langsung. 3. Teks ketiga menggunakan cara pengungkapan secara tidak langsung. Cara

mengungkapkan kembali suatu teks dengan bentuk teks lain seperti itu disebut parafrasa.

Parafrasa bisa berupa pengintisarian dari sebuah teks atau wacana. Selain itu parafrasa juga bisa berupa pengubahan bentuk dari teks tertulis menjadi bentuk tuturan (lisan) atau sebaliknya; mengubah bentuk dari puisi ke bentuk prosa; dari prosa ke drama, dan sebagainya. Inti dari parafrasa adalah mengubah bentuk teks dengan memperhatikan ketetapan isi. Pengubahan bentuk dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung atau sebaliknya juga termasuk parafrasa.

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa parafrasa adalah proses

atau hasil mengungkapkan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian. Parafrasa juga bisa diartikan penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk atau susunan kata-kata yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.

Dalam pembuatan parafrasa, kita tidak boleh mengubah gagasan pokok atau ide pokok dari teks yang kita parafrasakan. Kita hanya bisa mengungkapkan gagasan pokok tersebut dalam bentuk lain. Oleh karena itu, agar bisa membuat parafrasa dengan baik kita harus dapat memahami secara tepat gagasan pokok dari teks yang akan diparafrasakan. Selain itu kita juga dituntut untuk dapat mencari bentuk lain yang tepat dari teks yang akan kita parafrasakan.

Perhatikan contoh berikut!

“Bapak-bapak, Ibu-ibu guru dan karyawan yang saya hormati, serta anak-anakku perwakilan siswa yang saya sayangi. Sebentar lagi sekolah kita akan dinilai oleh tim penilai lomba kebersihan sekolah tinggat provinsi. Penilaian itu akan dilakukan pada bulan Juli yang akan datang. Untuk itu marilah kita benahi kembali kebersihan di sekolah kita, agar sekolah kita nanti mendapatkan nilai yang baik, sehingga sekolah kita bisa menjadi juara untuk lomba kebersihan sekolah tingkat provinsi. Ada delapan tempat yang perlu kita tingkatkan kebersihan dan kerapiannya, yaitu: kebersihan dan kelancaran saluran air, kebersihan kamar mandi/WC, kebersihan tempat pembuangan sampah, tempat peribadatan, perpustakaan sekolah, kantin sekolah, kebersihan kelas dan kebersihan laboratorium yang kita miliki”, kata kepala sekolah.

Parafrase ungkapan kepala sekolah tersebut adalah sebagai berikut. Kepala sekolah mengatakan bahwa sekolah kami pada bulan Juli akan dinilai oleh tim penilai lomba kebersihan sekolah tingkat provinsi. Beliau mengajak kami semua untuk membenahi kembali kebersihan di lingkungan sekolah. Menurut beliau ada delapan tempat yang harus ditingkatkan kebersihannya. Tempat-tempat tersebut adalah: saluran air, kamar mandi/WC tempat pembuangan sampah, tempat beribadatan, perpustakaan sekolah, kantin, ruang kelas, dan semua laboratorium.

Tugas

A. Parafrasakan (ubahlah) kalimat langsung di bawah ini menjadi kalimat tak langsung!

1. ”Mereka akan mendapat ganti rugi yang sama dengan yang diterima

korban sebelumnya,” kata Joko Kirmanto usai rapat kemarin.

2. ”Ikan-ikan di karamba kami banyak yang mati karena limbah pabrik

itu,” kata salah seorang warga di Kampung Leotela.

3. ”Kami tidak mau gegabah dalam melakukan operasi,” kata Paul

yang juga spesialis bedah toraks kardiovaskular itu, ”Segala persiapan pasien sebelum operasi harus optimal.”

4. ”Diduga racun tersebut berasal dari jajanan yang dibeli siswa saat

jam istirahat,” kata Kepala Sekolah SDN II Desa Kusumasari.

5. ”Hanya jalan penghubung antara dua kawasan itu masih perlu

dibenahi karena terlalu sempit, tidak sebanding dengan volume lalu lintasnya,” kata Ruli.

B. Parafrasakan (ubahlah) kalimat tak langsung di bawah ini menjadi kalimat langsung!

1. Anita mengungkapkan bahwa dari workshop itu dia mendapatkan

tambahan ilmu tentang cara menulis yang baik.

2. Diana yang tinggal di Wisma Sarinadi mengatakan bahwa jika

sewaktu-waktu ingin pindah, dia tidak akan kebingungan lagi.

3. Dalam sambutannya, wali kota mengingatkan agar para pelajar tidak

terjerumus pada penggunaan obat-obatan terlarang.

4. Bapak Kepala Sekolah mengingatkan pada anak didiknya agar

mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Nasional yang akan segera dilaksanakan.

5. Budianto mengatakan bahwa ia terpaksa tidak bisa mengikuti

kegiatan bakti sosial itu karena harus menjaga adiknya yang masih kecil.

C. Carilah kalimat langsung atau kalimat tidak langsung dari teks berikut kemudian parafrasakan!

Sejak Kecil Kutu Buku

Sejak kecil Farida sudah jadi kutu buku. Sebagaimana diungkapkan orang tuanya, pasangan Ubaidillah Fajaruddin dan Rini Dwidarini. Farida kecil selalu minta dibelikan buku, terutama dongeng anak-anak. ”Kalau minta buku nggak hanya satu, dia selalu minta lebih,” tutur Rini.

Demi putri sulungnya, Rini pun meluluskan permintaan Farida. ”Kalau dihitung-hitung uang kami dihabiskan untuk membeli buku Farida,” kenang Rini. ”Untuk kebaikannya, kami rela kok keluar uang banyak. Membaca itu kan hal yang positif,” imbuh Ubaidillah.

Hal lain yang menonjol dari Farida adalah daya ingatnya yang kuat. Bahkan Rini berani mengatakan kalau daya ingat Farida di atas rata-rata anak seusianya.

Dari kegemaran membaca dan ditunjang daya ingatnya yang kuat, membuat Farida jatuh cinta dengan dunia penulisan. ”Kalau sudah menulis di komputer, bisa berjam-jam,” kenang Rini.

Melihat bakat dan semangat Farida menulis, orang tuanya sempat memprediksi dia bakal jadi penulis top. ”Ternyata keyakinan saya menjadi kenyataan,” kata Rini.

Jalan Farida merambah dunia penulisan memang masih pajang. Sebagai orang tua, Rini dan Ubaidilah hanya bisa mendukung. ”Ke mana pun cita-citanya kami akan dukung,” kata Ubaidillah.

D. Parafrasakan kutipan dialog berikut menjadi cerita monolog!

Yanti : (Muncul dengan membawa buku, berjalan akan pulang,

tetapi bertemu Herman dan keduanya saling menyapa)

Herman : (menegur lebih dahulu) ”Heh! Cari barang rongsokan, ya”

Yanti : (terkejut) Ah, kamu Herman, jadi terkejut aku.

Herman : ”Jalan kamu kok menunduk saja, sedang mencari barang

bekas?

Yanti : ”Ah, ada-ada saja kamu. Masa iya jalanku seperti orang

mencari barang-barang bekas? Kalau begitu, tolong Her,

ambilkan keranjang rongsokan.” (ketawa riang) Hi hi ….

Herman : (berlagak akan mengambil) Baik, nona.

Yanti : ”Her, Her, mau ke mana?”

Herman : ”Lho, kok ditanya, ambil keranjang, kan?”

Yanti : ”Her, jangan begitu, aku cuma main-main kok.”

Herman : (diam, pura-pura tersinggung)

E. Parafrasakan kutipan cerpen berikut kedalam bentuk dialog (drama)!

”Hmm, cat lamanya kelihatan masih bagus. Kenapa dicat lagi dengan warna lain?” tanya Andika pada kernet yang menunggui oplet tersebut.

Si Kernet sedang menjilati es krim yang ada di tangannya. Tak segera menjawab pertanyaan tersebut.

”Tabrakan dulunya.”

”Saya tidak tahu Bang. Saya kernet baru. Tapi kabarnya dulu oplet ini nabrak anak-anak sampai meninggal …”

Dubb! Darahnya seperti berhenti mengalir. Jantungnya seperti berdegub. Namun ia berusaha menahan perasaannya.

”Sudah berapa lama?”

”Sekitar enam bulan barangkali.” ”Sopirnya ditahan?”

”Tidak. Tapi entahlah. Hanya kabarnya mobil ini disembunyikan yang empunya. Sopirnya melarikan diri.”

”Tabrakan yang di mana?” ”Saya tidak tahu ….”

F. Parafrasakan puisi berikut ke dalam bentuk prosa!

Sia-Sia

Penghabisan kali itu kau datang membawa karangan kembang Mawar merah dan melati putih darah dan suci

Kau tebarkan depanku

serta pandang yang memastikan: Untukmu: Sudah itu kita sama termangu

saling bertanya: Apakah ini? Cinta? Keduanya tak mengerti.

Sehari kita bersama. Tak hampir menghampiri Ah! Hatiku yang tak mau memberi

Mampus kau dikoyak-koyak sepi

Chairil Anwar

Dalam dokumen Bahasa indonesia Jarot mardiyanto (Halaman 193-197)