• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendiskusikan maksud atau makna puisi

Lingkungan Hidup

Tugas 8.3 Diskusikan ilustrasi berikut!

2. Mendiskusikan maksud atau makna puisi

Untuk dapat memahami tema, isi, dan pesan sebuah puisi diperlukan kegiatan perenungan (kontemplasi). Hanya melalui perenungan seseorang akan dapat memahami, menghayati, dan menilai sekaligus mengapresiasi (menghargai) puisi. Dari hasil perenungan akan muncul kemampuan interpretasi atau penafsiran arti/makna puisi.

Menginterpretasi puisi adalah upaya memberi makna terhadap puisi. Dengan interpretasi akan dapat diraba tema, isi, dan pesan sebuah puisi.

Tema puisi adalah pokok/inti permasalahan yang menjadi dasar penulisan puisi. Tema puisi bersifat tersirat (implisit). Namun demikian, tema biasanya dapat ditelusuri lewat judulnya.

Pesan atau amanat puisi adalah gagasan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Melalui pesan dalam puisi, seorang penyair ingin mengajak para pembaca atau penikmat puisi melakukan sesuatu yang berharga, yang bernilai bagi ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, kebenaran, dan sebagainya.

Makna puisi adalah arti atau maksud yang terkandung dalam puisi yang dapat ditangkap oleh pembaca sesuai tingkat pengalaman dan pengetahuannya. Sekali lagi, makna puisi hanya dapat ditangkap melalui penafsiran/interpretasi. Karena itu, makna puisi akan berbeda-beda manakala penafsirnya tidak sama. Bahkan, bukan tidak mungkin akan bertolak belakang. Dalam penafsiran pasti akan ada unsur subjektivitas. Kedewasaan, kemantapan pengalaman, dan pengetahuan penafsir akan menentukan mutu rumusan makna puisi. Sudah barang tentu, hanya penyairnya yang tahu makna persis puisi tersebut. Perhatikan puisi di bawah ini! Bacalah di depan kelas (4 – 5 siswa). Simak dan rasakan indahnya!

Kepada Sebuah Sajak

Karya: Sapardi Djoko Damono

Dengan rendah hati kuserahkan kau ke dunia sebab bukan lagi milikku. Tegaklah

bagai seorang lelaki yang lahir dalam zaman yang riuh rendah

dan memberontak

kulepas kau ke tengah pusaran topan dari masalah manusia, sebab telah dilahirkan tanpa ayah dan ibu

dari jemariku yang papa

kau pun menjelma secara gaib wahai nurani alam aku bukan asal-usulmu. Kutolakkan kepada dunia nama baik serta nasibmu

aku tak lagi berurusan denganmu

sekali kau lahir lewat tangan-tanganku. Tegaklah seperti lelaki yang tanpa ibu-bapa

mempertahankan nasibnya sendiri terhadap gergaji waktu

Tonggak 2:409

Puisi di atas akan terasa lebih mudah ditangkap makna atau maksudnya jika Anda menelusurinya lewat judul. Jelas, sang penyair hendak mengabari kita tentang sebuah puisi setelah ditulis oleh penyairnya. Penyair (memang seharusnya) merasa tidak berhak lagi terhadap puisinya setelah puisi tersebut berada di tangan masyarakat. Masyarakatlah yang berhak berbuat apa pun terhadap puisi itu, terutama dalam hal memberi makna. Pembacalah pemilik puisi tersebut. Mau diapakan saja boleh. Mau dimaknai apa pun silakan, mau ditafsirkan ”semaunya” tidak salah, asal mempunyai dasar pijakan. Itulah makna puisi ”Kepada Sajak” karya Sapardi Djoko Damono.

Dari penafsiran seperti itu kiranya dapat dirumuskan temanya, yaitu tidak seorang pun boleh merasa paling tepat memberi makna terhadap puisi (tidak terkecuali penyairnya).

Amanat atau pesan yang dapat ditangkap adalah hendaknya puisi dianggap sebagai sebuah karya netral yang bebas diberi makna apa pun oleh pembacanya. Sudah barang tentu, kata bebas di sini berarti bebas dengan dasar yang tegas dan jelas.

Uji Kompetensi 9.4

1. Terangkan yang dimaksud menginterpretasikan puisi! 2. Apa pengertian tema puisi?

3. Jelaskan arti amanat atau pesan dalam sebuah puisi!

4. Setiap puisi memiliki makna. Apa maksud pernyataan tersebut?

Biasanya, untuk dapat memberi makna pada sebuah puisi seseorang merasa perlu melalui tahap membuat parafrasa. Membuat parafrasa (puisi) adalah kegiatan mengubah atau mengungkapkan kembali puisi ke bentuk lain (biasanya prosa) tanpa mengubah pengertian dengan maksud untuk dapat menjelaskan maksud atau maknanya yang tersembunyi.

Parafrasa biasanya diawali dengan menambahi atau menyelipkan kata-kata atau tanda baca dalam puisi bersangkutan. Maksudnya adalah agar kalimat-kalimat, larik-larik, dan bait-bait terasa lebih lancar. Cara ini juga bertujuan menampilkan kembali kata-kata atau tanda-tanda baca yang semula sengaja dihilangkan oleh penyairnya. Kata-kata atau tanda-tanda-tanda-tanda baca tambahan tersebut ditempatkan dalam tanda kurung. Langkah selanjutnya mengubah puisi tersebut ke dalam bentuk prosa yang kata-kata di dalamnya sudah didominasi kata-kata atau kalimat-kalimat si pembuat parafrasa.

Perhatikan contoh berikut!

Surat dari Ibu

Karya: Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku sayang pergi ke dunia bebas!

Selama angin masih angin buritan dan matahari pagi menyinar daun-daunan dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas!

Selama hari belum petang

dan warna senja belum kemerah-merahan menutup pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar

dan elang laut pulang ke sarang angin bertiup ke benua

tiang-tiang akan kering sendiri dan nakhoda sudah tahu pedoman boleh engkau datang padaku! Kembali pulang, anakku sayang

Jika kapalmu telah rapat kita akan bercerita

”tentang cinta dan hidupmu pagi hari.”

Contoh hasil parafrasa:

Bentuk 1 (satu bait): dengan menggunakan penanda hubung

Pergi(lah) ke dunia (yang sangat) luas (itu) anakku (yang sangat kusayang(i). Pergi(lah) ke dunia (yang begitu menjanjikan (ke)bebas(an). (Pergilah), selama angin masih (berupa) angin buritan dan matahari pagi (masih) menyinar(i) daun-daunan (yang ada) dalam (hutan) rimba dan (yang ada di) padang (rumput yang meng)hijau(.)

Bentuk 2

Seorang ibu meminta anaknya yang sangat disayangi untuk mengembara mencari pengalaman dan pengetahuan di mana pun di dunia ini yang begitu luas dan bebas. Kesempatan pengembaraan itu tidak ada batas waktunya, selama angin masih angin buritan, matahari masih bersinar.

….

Setelah setiap bait diparafrasakan, untuk menyingkat pengungkapan makna atau pesan puisi Anda dapat meringkas parafrasa tersebut dalam sebuah paragraf.

Tugas 9.5

1. Carilah 2–4 puisi remaja dari media massa atau kumpulan puisi di perpustakaan sekolah! 2. Masing-masing puisi diparafrasakan. Dokumentasikan hasilnya dan sumbangkan ke

perpustakaan!

B. Menulis

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menentukan topik yang berhubungan dengan kehidupan diri sendiri untuk menulis cerpen; menulis kerangka cerpen dengan memerhatikan kronologi waktu dan peristiwa; serta mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.

Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri 1. Menulis cerpen

Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan akronim cerpen merupakan salah satu bentuk karya prosa fiktif yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat. Salah satu definisi cerpen adalah karya sastra prosa yang melukiskan pertikaian dramatik dan mengandung kesan tunggal yang dominan.

Cerpen memiliki ciri-ciri, antara lain a. bersifat fiksi atau rekaan,

b. penceritaan terpusat pada satu aspek cerita atau kejadian, c. masalah yang diungkapkan terbatas pada masalah penting, d. peristiwa disusun dengan cermat dan efektif,

e. beralur rapat (tidak alur renggang seperti novel), dan f. perwatakan tokoh dikisahkan secara sekilas.

Sebagaimana cerita fiksi lainnya, cerpen memiliki unsur-unsur pembentuk, yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Unsur-unsur intrinsik penting dalam cerpen, antara lain

a. tema,

b. plot/alur cerita,

c. penokohan (tokoh dan karakter tokoh), d. suasana dalam cerita,

e. latar atau setting cerita,

f. sudut pandang (point of view), dan g. gaya bahasa (style) pengarang.

Untuk menelusuri maksud suatu cerpen dapat diawali dengan menangkap tema. Marilah kita dalami unsur tema.

Tema cerita adalah pokok pikiran sebuah cerita atau hal yang dipakai sebagai dasar mengarang. Dalam pengertian tema itu terkandung dua unsur pokok, yaitu

a. topik atau pokok pembicaraan, b. tujuan atau maksud.

Topik atau pokok pembicaraan bisa sangat luas atau panjang rentangannya; dari masalah keluarga sampai masalah negara; dari cinta sampai benci. Topik hendaknya terbatas cakupannya sehingga memungkinkan untuk diangkat sebagai dasar cerita. Misal, kita hendak menangkap masalah keluarga maka masalah itu dapat dipersempit fokusnya menjadi masalah anak, ibu, ayah, nenek, atau lainnya, meskipun dalam cerita nanti semua ”tokoh” keluarga dapat muncul secara bersama dan semua. Pendek kata, topik harus terfokus atau terpusat pada satu masalah yang telah dipilih sedemikian rupa sehingga menarik.

Tujuan atau maksud dalam tema adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh penulis berupa perubahan sikap atau perilaku pembacanya setelah membaca karyanya. Tujuan itu dapat berupa makin dewasanya seseorang, mulai menyadarinya seseorang bahwa malas dapat membahayakan, semakin sadarnya pejabat bahwa korupsi itu berdosa, dan sebagainya. Berikut contoh-contoh rumusan tema.

a. Kesetiaan terhadap pekerjaan akan memberikan kebahagiaan lahir dan batin, meskipun harus melalui berbagai kendala atau penderitaan.

b. Menentang nasihat orang tua, ayah, dan ibu, apa pun alasan atau dalihnya akan mendatangkan malapetaka.

c. Memilih kekasih hanya atas dasar pertimbangan fisik (ketampanan atau kecantikan) akan mendatangkan masalah di kemudian hari.

Tugas 9.6

1. Terangkan pengertian cerpen! 2. Sebutkan lima ciri-ciri cerpen! 3. Apa yang dimaksud tema cerita?

4. Apa yang dimaksud topik atau pokok pembicaraan dalam tema? 5. Terangkan yang dimaksud tujuan atau maksud dalam rumusan tema!

6. Berdasarkan pengalaman Anda yang terkesan, rumuskanlah empat tema yang menarik untuk dasar penyusunan cerita pendek!