• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengungkapkan isi puisi dengan kata-kata sendiri Memparafrasakan puisi ke dalam sebuah paragraf

Ada Apa dalam Bahasa Kita?

4. Mengungkapkan isi puisi dengan kata-kata sendiri Memparafrasakan puisi ke dalam sebuah paragraf

Biasanya, untuk dapat memberi makna pada sebuah puisi, seseorang merasa perlu melalui tahap membuat parafrasa. Membuat parafrasa (puisi) adalah kegiatan mengubah atau mengungkapkan kembali puisi ke bentuk lain (biasanya prosa) tanpa mengubah pengertian dengan maksud untuk dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Parafrasa biasanya diawali dengan menambahi atau menyelipkan kata-kata atau tanda baca dalam puisi bersangkutan. Maksudnya adalah agar kalimat-kalimat, larik-larik, dan bait-bait terasa lebih lancar. Cara ini juga bertujuan menampilkan kembali kata-kata atau tanda baca yang semula sengaja dihilangkan oleh penyairnya. Kata-kata atau tanda-tanda baca tambahan tersebut ditempatkan dalam tanda-tanda kurung. Langkah selanjutnya, mengubah puisi tersebut ke dalam bentuk prosa yang kata-kata di dalamnya sudah didominasi kata-kata atau kalimat-kalimat si pembuat parafrasa.

Perhatikan contoh berikut!

Surat dari Ibu

Karya: Asrul Sani Pergi ke dunia luas, anakku sayang pergi ke dunia bebas!

Selama angin masih angin buritan dan matahari pagi menyinar daun-daunan dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku sayang pergi ke alam bebas!

Selama hari belum petang

dan warna senja belum kemerah-merahan menutup pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar

dan elang laut pulang ke sarang angin bertiup ke benua

tiang-tiang akan kering sendiri dan nakhoda sudah tahu pedoman boleh engkau datang padaku! Kembali pulang, anakku sayang kembali ke balik malam

Jika kapalmu telah rapat kita akan bercerita

”tentang cinta dan hidupmu pagi hari”

Contoh hasil parafrasa: Bentuk 1 (satu bait)

Pergi(lah) ke dunia (yang sangat) luas (itu) anakku (yang sangat ku)sayang(i). Pergi(lah) ke dunia (yang begitu menjanjikan ke)bebas(an). (Pergilah,) selama angin masih (berupa) angin buritan dan matahari pagi (masih) menyinar(i) daun-daunan (yang ada) dalam (hutan) rimba dan (yang ada di) padang (rumput yang meng)hijau(.)

Bentuk 2

Seorang ibu (orang tua) meminta anaknya yang sangat disayangi untuk mengembara mencari pengalaman dan pengetahuan di mana pun di dunia ini yang begitu luas dan bebas. Kesempatan pengembaraan itu tidak ada batas waktunya; selama angin masih angin buritan dan matahari masih bersinar.

Setelah setiap bait diparafrasakan, untuk menyingkat pengungkapan makna atau pesan puisi, Anda dapat meringkas parafrasa tersebut dalam sebuah paragraf.

Uji Kompetensi 7.6

Parafrasakan puisi di bawah ini!

Pahlawan Tak Dikenal

Toto Sudarto Bachtiar Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana dia datang

Kedua tangannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tetapi bukan tidur sayang Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi padang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga

Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah lubang peluru bundar di dadanya Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda

B. Membaca

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mengidentifikasi unsur-unsur cerpen yang telah dibaca dan mengaitkan unsur intrinsik dengan kehidupan sehari-hari.

Menganalisis keterkaitan untuk intrinsik cerpen dengan kehidupan sehari-hari 1. Mengidentifikasi unsur-unsur cerpen yang telah dibaca

Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan akronim cerpen merupakan salah satu bentuk karya prosa fiktif yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat. Salah satu definisi cerpen adalah karya sastra prosa yang melukiskan pertikaian dramatik dan mengandung kesan tunggal yang dominan.

Cerpen memiliki ciri-ciri, antara lain a. bersifat fiksi atau rekaan,

b. penceritaan terpusat pada satu aspek cerita atau kejadian, c. masalah yang diungkapkan terbatas pada masalah penting, d. peristiwa disusun dengan cermat dan efektif,

e. beralur rapat (tidak alur renggang seperti novel), dan f. perwatakan tokoh dikisahkan secara sekilas.

Sebagaimana cerita fiksi lainnya, cerpen memiliki unsur-unsur pembentuk, yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Unsur-unsur intrinsik penting dalam cerpen, antara lain

a. tema,

b. plot/alur cerita,

c. penokohan (tokoh dan karakter tokoh), d. suasana dalam cerita,

e. latar atau setting cerita,

f. sudut pandang (point of view), dan g. gaya bahasa (style) pengarang.

Untuk menelusuri maksud suatu cerpen dapat diawali dengan menangkap tema. Tema cerita adalah pokok pikiran sebuah cerita atau hal yang dipakai sebagai dasar mengarang. Dalam pengertian tema itu terkandung dua unsur pokok, yaitu

1. topik atau pokok pembicaraan, 2. tujuan atau maksud.

Topik atau pokok pembicaraan bisa sangat luas atau panjang rentangannya; dari masalah keluarga sampai masalah negara; dari cinta sampai benci. Topik hendaknya terbatas cakupannya sehingga memungkinkan untuk diangkat sebagai dasar cerita. Misal, kita hendak menangkap masalah keluarga maka masalah itu dapat dipersempit fokusnya menjadi masalah anak, ibu, ayah, nenek, atau lainnya, meskipun dalam cerita nanti semua ”tokoh” keluarga dapat muncul secara bersama dan semua. Pendek kata, topik harus terfokus atau terpusat pada satu masalah yang telah dipilih sedemikian rupa sehingga menarik.

Tujuan atau maksud dalam tema adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh penulis berupa perubahan sikap atau perilaku pembacanya setelah membaca karyanya. Tujuan

itu dapat berupa makin dewasanya seseorang, mulai menyadarinya seseorang bahwa malas dapat membahayakan, semakin sadarnya pejabat bahwa korupsi itu berdosa, dan sebagainya. Contoh-contoh rumusan tema adalah sebagai berikut.

a. Setiap perilaku baik dan benar meskipun pada awalnya mendapat banyak tentangan dan tantangan, selalu lebih baik daripada kejahatan.

b. Kedurhakaan seorang anak kepada orang tua pasti akan mengakibatkan penderitaan kepada yang durhaka itu.

c. Seseorang akan dapat meraih apa yang dicita-citakan dengan selalu tekun dan rajin belajar serta beribadah.

Uji Kompetensi 7.7

1. Bentuklah kelompok, tiap kelompok 3–5 orang! 2. Tiap kelompok mencari cerpen sedikitnya dua buah!

3. Analisislah unsur-unsur intrinsiknya (tema, penokohan, amanat)! 4. Laporkan hasil diskusi tersebut dengan format sebagai berikut!

Judul Cerpen ...

Unsur Rumusan

Tema dst.