• Tidak ada hasil yang ditemukan

Step IV: Menentukan The Real Common link dengan mencari korelasi antara Sanad Analysis dan Matn Analysis

B. Studi Kritik Atas Metode Isna>d cum Matn

1. Step IV: Menentukan The Real Common link dengan mencari korelasi antara Sanad Analysis dan Matn Analysis

1) Hasi Kajian dari Sunni>> Collection

Pembahasan dari step I-III membuktikan bahwa The Real Common link (RCL) dalam hadis “Nad}d}arallah” berdasarkan sunii> collection adalah ‘Abd. Rah{ma>n bin ‘Abdullah bin Mas‘u>d (w.79 H/968 M). Aplikasi dari Teori Joynboll dan Motzki dalam hadis ini menuntun peneliti pada hasil yang sama dalam menentukan RCL.

Aplikasi Isna>d cum Matn Harald Motzki dalam kajian hadis anjuran ‘Nad}d}arallah’ dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Semua varian matn bisa disandarkan kepada murid ‘Ibn Mas‘u>d (w.32 H/653 M) yaitu ‘Abd. Rah{ma>n bin ‘Abdullah (w.79 H/968 M).

2) ‘Abdullah bin Mas‘u>d tidak bisa berposisi sebagai RCL karena hanya didukung oleh 1 RPCL yaitu anaknya sendiri ‘Abd. Rah{ma>n (w.79 H/968 M), sedangkan murid yang kedua al-Aswad tidak bisa dijadikan PCL terlebih lagi RPCL karena jalur periwayatannya hanya berupa ST.

3) Semua rekonstrkusi yang telah dilakukan bisa disandarkan kepada guru yang menjadi informan, dan semua jalur sang guru bersumber dari 1 orang ‘Abd. Rah{ma>n bin ‘Abdullah (w.79 H/968 M).

4) Semua varian wording yang telah dibahas di atas hanya bisa disandarkan sampai pada masa ta>bi‘i>n, tepatnya pada ‘Abd. Rah{ma>n bin ‘Abdullah (w.79 H/968 M).

168

5) Dengan menggunakan aplikasi dari teori ICM Halard Motzki dalam hadis ‘Nad}d}arallah’ disimpulkan bahwa ‘Abd. Rah{ma>n bin ‘Abdullah bin Mas‘u>d (w.79 H/968 M) yang bertanggungjawab pada pembuatan matn hadis.

Setelah mendapatkan the real common link dari riwayat sunni>, pada kajian ini dipaparkan hal yang baru dalam kajian ini dengan menggabungkan riwayat Ahl al-Bai>t dengan riwayat Sunni>> dalam Metode ICM. Metode ini memiliki ciri khas tersendiri dengan kekayaan buku kajian lintas mazhab. Dalam perbandingan matn digunakan riwayat ‘Us}ul al-Ka>fi>> oleh Ima>m al-Kulai>ni sebagai rujukan. Disamping itu, kajian ini memfokuskan pada jalur penyebar utama hadis4 yaitu sahabat ‘Abu> ‘Abdullah kepada ketiga muridnya ’Ibn ’Abi> Ya‘fu>r, ’Aba>n bin ‘Us\ma>n, dan ’Abu> Kha>lid al-Qamma>t}

Diagram 05:

Madar> al-’Isna>d\ Ahl al-Bai>t

Keterangan:

:Jalur Isna>d dan Matn :Jalur Isna>d saja:

Penggunaan penyebar utama hadis karena tidak masuk syarat common link menurut kajian kesarjanaan barat . Syarat yang tidak terpenuhi tidak ditemukannya 2 ra>wi> yang menempati posisi partial common link.

Untuk melakukan kajian perbandingan matn di dalam kajian Ahl al-Bai>t, maka riwayat al-Kulai>ni> dijadikan sebagai rujukan karena ia menjadi kitab rujukan utama dari Ahl al-Bai>t. Adapun redaksi hadis sebagai berikut:

.

Untuk Penentuan ’Abi> ‘Abdullah Alai>hi al-Sala>m sebagai penyebar utama hadis ‘Nad}d}arallah’ perlu adanya perbandingan matn, hal ini dilakukan untuk mencari korelasi antara sanad dan matn. Perbandingan matn dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11

Matn analysis hadis ‘Nad}d}arallah’ Jalur ‘Abu> ‘Abdullah as. (Ahl al-Bai>t Collection)

  

  

  

170

 … 

  

  

  

  

  

  

  

  15

Penjelasan tabel perbadingan matn di atas dapat diuraikan dengan menelusuri ketiga mur>di ’Abu> ‘Abdullah Alai>hi al-Salam:

a) Abu> ‘Abdullah as  ’Ibn ’Abi> Ya‘fu>r

Jalur ini dijadikan sample perbandingan matn pada hadis ‘Nad}d}arallah’ karena didapati di dalam kitab utama Ahl al-Bai>t; ’Us}u>l al-Ka>fi>. Kitab ini dijadikan sebagai kitab ters}ahi>h setelah al-Quran dalam kajian mereka.

Jalur yang dijadikan sample dalam melakukan perbandingan matn bukan berarti tidak mengalami kesalahan dalam penukilan. Seperti halnya terjadi dalam jalur ’Abu> ’Abdullah  ’Ibn ’Abi> Ya‘fur. Semua jalur yang ada hanya jalur ini yang menggunakan kalimat sedangkan jalur yang lain

menggunakan . Jalur yang menggunakan terdapat

dalam dua jalur dari murid yang berbeda, yaitu: ‘Aba>n bin ‘Us\ma>n yang terdapat di dalam kitab ‘Usu>l al-Ka>fi> dan ’Abu> Kha>lid al-Qammat} yang memiliki jalur single strand sampai kepada Muh}ammad Ba>kir al-Majelisi> di dalam kitabnya Bih}a>r al-’Anwa>r. Selain dari kalimat , varian-varian matn lainnya sesuai dengan riwayat dari kedua murid ’Abu> ‘Abdullah.

b) ’Abu> ‘Abdullah  ’Aba>n bin ‘Us\ma>n

Jalur ini menjadi jalur yang paling sahih, terhindar dari perbedaan pelafalan mencolok dari penutur awalnya. Perbedaan itu hanya ada pada kalimat

karena dari jalur yang lain menggunakan lafal dan inilah lafal yang original teks.

Adapun kata yang menggunakan hanya ada dalam jalur ’Abu> ‘Abdullah  ’Aba>n bin ‘Us\ma>n. Dengan menggunakan metode TMA dapat

Jalur ini murid dari ‘Abu> ‘Abullah, yaitu: ‘Aba>n bin ‘Usma>n yang terdapat di dalam kitab ‘Usu>l al-Ka>fi oleh Ima>n al-Kulai>ni> dan ’Abu> Kha>lid al-Qammat}

172

dideteksi bahwa yang merubah riwayat yang awalnya secara lafdz\i> ke ma‘nawi> dilakukan oleh ‘Aba>n bin ‘Us\ma>n.

c) Abu> ‘Abdullah Abu> Kha>lid al-Qamma>t}

Sebenarnya, jalur ini bisa saja lebih sahih dibandingkan dengan jalur Ibn ’Abi> Ya‘fu>r hanya saja periwayat menambahkan satu kalimat di akhir hadis.

Penambahan yang dimaksud adalah . Penambahan

kalimat ini dilakukan proses transfer ’Abu> Khalid al-Qammat} ke gurunya ’Abu> Abdullah. Penambahan ‘Abu> Khalid al-Qammat} tidak memiliki akar kesejarahan karena terdiri dari jalur single strand dan tentunya tidak memiliki PCL dari murid-murid ’Aba>n bin ‘Us\ma>n.

Hasil rekonstruksi hadis Nad}d}arallah melalui jalur periwayat Ahl al-Bai>t dengan melalui melakukan korelasi antara kajian sanad dan matn, maka dirumuskan sebuah rekonstruksi susunan matn dari varian-varian matn yang ada. Berikut hasil rekonstruksinya:

Setelah mendapatkan hasil rekonstrusi matn hadis dari jalur ‘ahl a-bai>t, maka dipaparkan perbandingan antara kedua jalur; Sunni>> dan Ahl al-Bai>t. Perbandingan dilakukan karena kedua metode yang digunakan berbeda dalam kajian hadis. Bagi Sunni>>, kajian hadis tidak terputus, ia harus dikaji dari segi kesejarahan dan living sunnah. Oleh karenanya, kritik hadis senantiasa dilakukan dengan metode para kesarjanaan Islam. Sedangkan bagi Ahl al-Bai>t, periwayatan hadis terbatas pada golongan mereka saja, tidak semua periwayat ‘ada>lah menurut Ahl al-Bai>t bahkan hanya sebagian kecil riwayat sahabat yang diterimanya.

Melalui kajian ini ditempuh rekonstruksi gabungan antara kajian sunni> dan Ahl al-Bai>t, dengan sehingga benar-benar hadis dapat dipahami secara orisinal dan autentik terlepas dari fanatik mazhab di dalam kajian hadis karena semestinya hadis dijadikan patokan oleh seluruh mazhab yang ada di dalam Islam, tanpa melihat latar belakang para pengkaji hadis.