• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Pengertian Metode Isna>d cum Matn

Penelusuran penulis dari semua artikel dan tulisan Harald Motzki tidak ditemukan penjelasan tentang pengertian ICM secara detail. Begitu pula dari semua tulisan-tulisan yang mengkaji Harald Motzki dan kajiannya juga tidak diuraikan secara detail tentang pengertian Isna>d cum Matn, Akan tetapi dari penelusuran penulis dapat disimpulkan bahwa istilah isnad cum matn adalah sebuah istilah yang diadopsi dari Bahasa Arab isna>d dan matn ( ).

Sekalipun Idri di dalam bukunya ‘Hadis & Orientalis’ menukil sebuah pengertian dari Hacer Ayaz dalam jurnalnya; ‘The Differences in Historical Methodology Between Juynboll and Motzki’, akan tetapi penelusuran penulis dari referensi rujukan Idri tidak ditemukan secara tersurat dari pengertian yang dinukil. Pengertian yang diungkapkan oleh Idri difahami bahwa hasil pemahaman dari bacaan yang diukilnya. Hal ini juga berlaku terhadap pengertian yang akan diuraikan di dalam kajian ini, tentunya setelah melakukan penelusuran kebahasaan. Adapun pengertian yang diungkapkan Idri Isnad cum Matn adalah teori penanggalan (dating) Hadis melalui analisis dan penelaahan jalur jalur periwayatan (isna>d) dengan menghimpun dan membadingkan variasi teks Hadis (matn) secara bersamaan. Lihat: Idri, Hadis & Orientalis Perspektif Ulama Hadis dan Para Orintalis tentang Hadis Nabi (Depok: Kencana, 2017), h. 220.

Sanad dari tinjauan lexicalnya berasal dari kata ‘sanad’ dan ‘sunu>d’ adalah isim mas}dar dari asal kata ‘sanada’. ‘musnad’ jamaknya ‘masa>nid’ adalah bentuk isim maf’u>l dari ‘sanada’. Sedangkan kata ‘Isna>d’ isim mas}dar dari kata ‘Asnada’. Baik ‘sanada’ maupun ‘Asnada’ memiliki banyak arti, diantaranya:

a. Bermakna : Terangkat, sebuah dataran tinggi yang ada di kaki gunung atau di lembah.

b. Bermakna Dapat dipercaya, bisa dijadikan sebagai rujukan. c. Bermakna : Naik ataupun muncul

d. Bermakna : Catatan utang

e. Bermakna : Tersambung, lengket dan rapat, ia merupakan lawan kata dari munqati‘ dan mursal.

Kumpulan-kumpulan makna lexical dari sanad dapat disederhanakan dengan pengertian secara bahasa dengan analogi berikut:

a. Sanad mengangkat sebuah ungkapan (teks/matn) kepada penuturnya, dalam hal ini, kepada Nabi saw. ataupun para sahabat. Pengertian ini mengarah kepada poin a. dan c.;

b. Sanad berarti sebuah berita yang tersambung sampai kepada penuturnya. Hal ini mengarah pada poin 5);

c. Sanad berarti dapat dipercaya karena kredibel dan akuntabel. Pengertian ini mengkomodasi pada poin b. dan d.; .

Muh}ammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin Ma>lik al-Juya>ni>, Tah}qi>q: Sa’ad bin H}amda>n al-Ga>madi>, Ikma>l al-’A‘la>m bi Tas\li>si\ al-Kala>m, Juz. 2 (Makkah al-Mukarramah: Ja>mi‘ah ‘Ummu al-Qura>, 1984), h. 316.

Muh}ammad bin Mukrim bin Mans}>ur al-’Afri>qi> al-Mas{ri>, Lisa>n al-’Arab, Juz. 3 (Bairu>t: Da>r S}a>dir, t.th), h.220. Lihat juga Lajnah Mujamma’ al-Buh}u>s\, Al-‘A<mmi> al-Fas}i>h} (al-Qa>hirah: Majma‘ al-Luqah al-A’rabiyyah, t.th), h.12.

36

Pada dasarnya, sanad dapat juga berarti musnad. Sedangkan musnad berarti sebuah kitab kumpulan hadis Rasulullah saw. atau mursal sahabat yang disampaikan melalui beberapa periwayat (dalam pengertian ), antara satu periwayat dan periwayat lainnya tersambung dengan adanya pembuktian sezaman dan pernah bertemu langsung (dalam pengertian

)

, dan penuturan yang disampaikan para periwayat dapat diterima karena adanya keterpercayaan (dalam pengertian

)

atau adanya dokumentasi (dalam pengertian ).

Sedangkan isna>d atau sanad ditinjau dari ist}ila>hi> ditemukan beberapa pengertian ulama hadis, diantaranya:

a. Ima>m al-Suyu>t}i>

Artinya:

Sanad adalah informasi-informasi tentang jalur matn (teks), ia sama saja dengan isna>d menurut satu kelompok.

b. Ima>m Badaruddi>n Ibn Jama>‘ah memberikan pengertian kata sanad dan isna>d dalam arti yang sama

Artinya:

Adapun (pengertian) sanad adalah mengangkat sebuah hadis sampai kepada penuturnya. Para muh}addis\i>n menggunakan sanad dan isna>d dengan arti yang sama.

’Abdurrah}ma>n bin ’Abi> Bakr Jala>luddi>n al-Suyu>ti>, Pensyarah: Ah}mad Muh}ammad Sya>kir, ’Alfiyyah al-Suyu>t}i> fi ’Ilmi al-H}adis\ (Bairu>t: Maktabah al-’Ilmiyyah, t.th), h. 10.

‘Ali> bin Sulta>n Muh}ammad al-Qa>ri> al-Harawi>, Tah}qi>q: Muh}ammad Niza>r Tami>m dan Hais\am Niz}a>r Tami>m, Syarah}u Syarh}i Nukhba>h al-Fikri Fi> Mus}t}alaha>t ahl al-’As\ar (Bairu>t: Syirkah Da>r al-’Arqam bin ’Abi> al-’Arqam, t.th), h. 251.

c. Ima>m Ibn Hajar al-‘Asqala>ni>

Artinya:

Sanad adalah hikayat yang sampai ke matn (teks) d. Imam ‘Ali> al-Qa>ri>

Artinya:

Isna>d adalah jalur muh}akki (Periwayat) menuju ke matn (teks hadis). Keempat pendapat di atas tentang pengertian sanad atau isna>d pada dasarnya, para ulama sepakat pada 2 poin:

a. : Lafal ini ditemui di seluruh pengertian kecuali pada poin dua (2); yaitu pengertian dari Ima>m Badaruddin Ibn Jama>‘ah. Akan tetapi Ibn Jama>‘ah menggunakan lafal lain yaitu yang berarti ‘mengangkat hadis’. Sesuatu yang diangkat pastinya melewati jalur

( )

. Oleh karena itu, para muh}addisin\ sepakat pada poin ini.

b. : Sama halnya pada poin a. , semua ulama menggunakan lafal matn sebagai akhir dari sanad atapun isna>d. Ibn Jama>‘ah menggunakan istilah

; yang berarti sampainya pada lafal yang dinukil. Antara dan memiliki maksud yang sama.

Oleh karena itu semua ulama sepakat tentang makna sanad pada dua (2) poin dan . Kesepakatan ulama pada kedua poin ini (matn & t}ari>q) dimunculkan sebuah pengertian yang lebih mudah untuk difahami dan tentunya

Ah}mad bin ‘Ali> bin Muh}ammad bin Ah}mad bin H{ajar al-Asqala>ni>, Tah{qi>q: ‘Abdullah bin D}ai>fullah al-Rah}i>li>, Nuz}hah al-Naz}ar fi> Tau>d}ih} Nukhbah al-Fikr fi> Mus}t}alah ’Ahl al-’As\ar (Cet. I; Riya>d}: Maktabah Sa>fi>r, 1422 H), h. 37.

‘Ali> bin Sulta>n Muh}ammad al-Qa>ri> al-Harawi>, Tah}qi>q: Muh}ammad Niza>r Tami>m dan Hais\am Niz}a>r Tami>m, Syarah}u Syarh}i Nukhba>h al-Fikri Fi> Mus}t}alaha>t ahl al-’As\ar, h. 160.

38

mencakup syarat dari pengertian yaitu; ja>mi’ dan mani’. Adapun pengertian yang ditawarkan yaitu:

.

Artinya:

Sanad atau Isna>d adalah sebuah jalur ruwwat (para periwayat) yang telah disebutkan oleh seorang muhaddis\ mulai dari gurunya sampai pada matn hadis Nabi saw.

Setelah merumuskan pengertian isna>d, selanjutnya, kata matn atau al-matn

( ) adalah kata

singular (’isim al-mufrad)

dan

plural

nya

(jama‘ al-taks\i>r)

al-mutu>n

( ) yang berarti ‘kuat’ sebagaimana diberikan contoh oleh al-Zamakhsyari> dalam kitabnya ‘Asa>s Bala>gah:

Artinya:

(Seorang) Laki-Laki yang tinggi kuat, dan (banyak) laki-laki yang tinggi kuat.

Ditinjau dari segi ‘ilmu al-bala>qah, al-matn

( )

semakna dengan al-mati>n

( )

yang berarti kuat

( )

. Sedangkan dari segi qawa>‘id, kata matn bisa berbentuk mudzakkar (jenis laki-laki) dan mua’nnas\ (jenis wanita); al- matn atau matnah ( ) yang mengandung beberapa arti, di antaranya:

a. Tulang punggung , seperti ungkapan orang Arab yang menceritakan tentang binatang ternaknya; yang berarti saya memukul pundaknya dengan cambuk.

b. Segala sesuatu yang kelihatan, tampak dan kuat

( )

Abu> al-Qa>sim Mah\mu>d bin ’Umar bin Ah\mad al-Zamakhsyari>, Tah}qi>q:Muh\ammad Ba>sil ‘Uyu>n al-Su>d, Juz 2, ’Asa>s al-Bala>qah, (Bairu>t: Da>r al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1419 H/1998 M), h. 193.

Abu> al-Qa>sim Mah}mu>d bin ’Umar bin Ah}mad al-Zamakhsyari>, Tah}qi>q:Muh\ammad Ba>sil ‘Uyu>n al-Su>d, Juz 2, ‘Asa>s al-Bala>qah, h. 193.

Isma>il bin ’Abba>d, Tah}qi>q: Muh}ammad H}asan ‘A>li Ya>si>n, al-Mah\it fi> al-Luqah, Juz. 2, (Cet.: I, Bairu>t: ’A>lam al-Kutub, 1994), h. 387.

c. Saling berjauhan, Menjauhkan sesuatu

( )

d. Bisa juga bermakna Sumpah

( )

e. Bisa bermakna Nikah

( )

Kedua aspek Bala>qah dan Qawa>id merumuskan pengertian matn menurut bahasa adalah segala sesuatu yang tampak dan kuat karena sesungguhnya matn dikuatkan oleh sanad, ia merupakan sebuah persoalan yang sangat urgen (diibaratkan sumpah).

Sedangkan menurut istilah para ulama hadis mengemukakan beberapa varian istilah tentang matn, di antaranya:

a. Ibn Jama>’ah:

Artinya:

Matn menurut para muh\addis\i>n adalah penghujung dari batas sebuah sanad di dalam kalimat.

b. Imam al-Suyu>ti> dalam Syairnya:

Artinya

Matn adalah akhir dari sanad dari sebuah kalimat dan hadis yang terikat/tergantung (satu sama lainnya).

c. Imam al-Sakha>wi>:

Muh}ammad bin Mukrim bin Manz}u>r al-Mas}ri, Lisa>n al-’Arab, > Juz. 13 (Cet.; I, Bairu>t: Da>r S}a>dir, t.th), h. 398.

Badaruddin Muh}ammad bin ’Ibra>him bin Jama>‘ah, Tah}qi>q: Mah}yuddi>n ‘Abdrurrah}ma>n Ramad}a>n, al-Manhil al-Ra>wi> fi> Mukhtas}ar ‘Ulu>m al-H}adis\ al-Nabawi> (Cet.: II, Dimasyq: Da>r al-Fikr, 1406 H), h. 29.

’Abdurrah}ma>n bin ’Abi> Bakr Jala>luddi>n al-Suyu>ti>, Pensyarah: Ah}mad Muh}ammad Sya>kir, ’Alfiyyah al-Suyu>t}i> fi ’Ilmi al-H}adis, h. 3.

Muh}ammad bin Abdurrah}man bin Muh}ammad al-Sakha>wi >, Tah}qi>q: ’Abdullah bin Muh}ammad ’Abdurrahi>m, Al-Tau>qi>h al-‘Abhar li Tadzkirah ’Ibn al-Mulqin fi> ’Ilmi al-‘As\ar (Cet.; I, Bairu>t: ‘Ad}wa> al-Salaf, 1998), h. 31. Lihat juga: Muh}ammad bin Abdurrahman bin Muh}ammad

40

Artinya:

Matn adalah batas yang dijadikan sebagai pengakhiran. d. Imam Ali > al-Qa>ri>:

Artinya:

Matn adalah yang dijadikan sebagai pengakhiran. Dikatakan sanad adalah menjelaskan metode matn apakah ia termasuk hadis mutawa>tir atau ’a>h}a>d<. Sanad adalah sebuah hikayat tentang perjalanan matn sedangkat yang diamaksud jalan (t}ari>q) adalah yang menyambungkan ke matn.

Keempat pengertian yang disampaikan oleh para muh{addis\i>n di atas saling melengkapi antara satu dengan lainnya. Hasilnya, keempat ulama sepakat bahwa matn adalah akhir dari sebuah sanad. Pengertian-pengertian di atas dapat disederhanakan sehingga lebih mudah dipahami dengan rumusan pengertian berikut:

Artinya:

Matn adalah nas} (teks) atau lafal-lafal hadis, memiliki arti yang terletak di akhir dari sanad

Pemaparan pengertian isna>d dan matn yang ditinjau dari segi bahasa dan istilah dirumuskanlah sebuah pengertian, pengertian yang dianggap ja>mi‘ dan ma>ni‘ dari ICM, yaitu sebuah metode yang menganalisa sanad dan matn hadis dengan melakukan penanggalan (dating), menelusuri jalur isna>d dan menghimpun lalu membandingkan semua varian matn hadis. Analisa isna>d bertujuan untuk mencari common link (penanggung jawab penyebaran hadis), sedangkan analisa

bin ‘Abi> Bakr bin ’Us\ma>n bin Muh}ammad al-Sakha>wi>, Tah}qi>q: ‘Abu> ’A<isy ’Abd. Al-Mun’im ‘Ibra>him, Al-Ga>yah fi Syarh al-Hida>yah fi ’Ulum al-hadis\ (Bairu>t: ‘Au>la>d al-Syaikh li al-Tura>s\, 2001), h. 690.

Nu>ruddi>n ’Ali> bin Sulta>n Muh}ammad al-Qa>ri> al-Hara>wi>, Tah}qi>q: Muh}ammad Niza>r Tami>m dan H}aisam Niza>r Tami>m, Syarh} Nukhbah al-Fikr fi> Mus|t}ala>ha>t 'Ahl al-As}ar (Bairu>t: Dar al-Fikr, t.th), h.160.

matn bertujuan untuk merekonstruksi matn yang bersumber dari perbedaan varian-varian matn hadis.