• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGENAL SIAPA DIRIMU cerita tentang Gideon

Dalam dokumen Instruksi untuk Kehidupan Orang Kristen (Halaman 71-77)

Josh Mackay

Elohim ingin kita terus bertumbuh sebagai anak laki-laki dan anak perempuan dalam rumah-Nya. Kita melakukan hal ini ketika kita hidup/ berjalan dengan layak dalam panggilan-Nya untuk kehidupan kita. Berjalan dengan cara ini artinya bahwa kita menerima pendefinisian kita dari firman Elohim dan terus hidup oleh setiap firman yang Dia berikan kepada kita. Kita semua menghadapi pencobaan/ godaan untuk mendefinisikan/ menentukan diri kita sendiri. Hal ini tidak selalu berarti kita berusaha untuk menetapkan masa depan kita sendiri. Kadangkala masalahnya adalah kita menempatkan batasan yang tidak membantu dan tidak nyata akan siapa diri kita dan apa yang harus kita persembahkan kepada Tuhan. Hal ini bisa terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit masa lalu dan komentar orang lain yang mengecilkan hati. Bagi beberapa orang, keadaan-keadaan sulit dalam kehidupan mereka mengurangi keyakinan dan kemauan mereka untuk melayani dalam rumah Elohim. Hidup dengan cara ini tidaklah lebih menyenangkan Elohim daripada hidup melampaui nama dan pekerjaan yang Dia telah tetapkan untuk kita.

Kita semua ingin tahu siapa diri kita. Masalahnya adalah, kita tidak bisa melakukannya sendiri. Ketika kita mencoba sendiri, hal ini sama seperti seseorang yang berusaha membasuh wajah mereka yang kotor tanpa sebuah cermin. Hal ini tidak bisa dilakukan. Kita memerlukan orang lain untuk menolong kita mengetahui siapa kita. Tetapi ada masalah dengan hal itu juga. Orang-orang seperti apa yang seharusnya kita dengarkan? Haruskah sahabat-sahabat kita mendefinisikan bagi kita tentang siapa kita? Orang tua kita? Guru-guru kita? Jawabannya adalah bahwa semua orang ini akan memiliki beberapa masukan dalam hal ini. Tapi pada akhirnya Elohimlah yang menjadikan kita, dan Dialah yang memiliki rencana dan tujuan yang sempurna untuk kita.

Rencana yang sempurna ini dinyatakan kepada kita melalui firman Elohim, yang disampaikan kepada kita oleh saudara dan saudari kita. Firman ini membawa dua hal bersamanya: penderitaan dan kuasa. Kuasa terdengar bagus, tetapi tidak banyak dari kita mau menderita bukan? Namun, faktanya adalah

70

setiap kita harus bertekun melalui masa-masa penderitaan jika kita mau menjadi siapa yang Elohim ingin kita jadi.

Gideon adalah orang yang telah mempelajari pelajaran ini. Dia tidak bisa hanya menjadi siapa dia ingin jadi. Dan dia tidak bisa melakukan hal-hal dengan caranya sendiri juga. Dia harus taat dan bertekun oleh kuasa Elohim. Mari kita lihat cerita tentang Gideon.

Gideon hidup di Israel selama zaman hakin-hakim.19 Ini terjadi sebelum Israel memiliki raja. Pada masa ini, Israel ditindas oleh orang-orang Midian. Masa ini merupakan masa yang penuh ketakutan bagi orang Isreal. Orang Midian bisa datang ke kebun mereka dan menghancurkan hasil tanah orang Israel. Banyak orang melarikan diri dari kota-kota dan hidup di gunung-gunung supaya selamat. Sejak pertama kali Gideon disebut dalam Alkitab, kita mengetahui bahwa dia mungkin agak sedikit takut dan malu-malu. Kita membaca tentang dia mengirik sedikit gandum untuk membuat tepung

untuk roti. Yang menarik adalah „kapan‟ dan „di mana‟ kegiatan Gideon itu dilakukan. Dia mengirik

gandum di malam hari dalam tempat pemerasan anggur, yang sama seperti lubang besar di dalam tanah. Sebenarnya, Gideon mencoba untuk bersembunyi dari orang Midian.

Bayangkan suasana ini. Gideon sedang mengirik gandumnya tengah malam. Dia berpikir bahwa dia sendiri. Tiba-tiba, seseorang muncul dan berkata kepadanya, „TUHAN menyertai engkau, ya

pahlawan yang gagah berani.‟20

Gideon melompat ketakutan. Mungkin diperlukan satu atau dua detik untuk Gideon memproses apa yang orang ini baru saja katakan kepadanya. Dari sudut pandang Gideon, pernyataan orang ini adalah salah. Dia sama sekali tidak merasa seperti seorang pahlawan yang gagah berani.

Orang ini sesungguhnya adalah malaikat. Malaikat itu kemudian mengatakan kepada Gideon bahwa dia akan memimpin suatu pasukan untuk mengalahkan orang Midian. Tidak menyadari dengan siapa dia berbicara, Gideon menjelaskan mengapa dia berpikir hal ini tidak benar. Anda lihat, Gideon merasa dia memiliki suatu gambaran yang sangat jelas tentang siapa dia sebelumnya. Dia adalah anak yang paling muda dari kaum keluarga yang paling lemah dari suku yang paling kecil dalam bangsa Israel. Mereka bukanlah prajurit. Kelihatannya tidak mungkin siapapun akan mendengarkan Gideon jika dia mencoba untuk memimpin mereka. Selain itu, dia tidak memiliki pelatihan militer apapun. Dia tidak mengetahui apapun tentang memakai pedang atau taktik peperangan. Dia tidak merasa memenuhi syarat untuk pekerjaan itu.

Gideon mempunyai suatu keputusan sulit untuk dibuat. Sepanjang hidupnya, dia mendapatkan kesan bahwa dia bukan seorang pemimpin dan bahwa dia bukan orang hebat. Sekarang kepadanya dikatakan sesuatu yang lain. Siapa yang akan dia dengarkan – suara lain yang telah dia dengarkan selama itu atau Elohim? Kadangkala, kita tahu bahwa ada yang lebih daripada yang semua orang lihat tentang kita. Tetapi bisa menjadi sulit untuk merobohkan apa yang kita perkirakan (harapkan) sendiri dan juga apa yang orang lain perkirakan (harapkan).

Gideon memilih untuk menaati Elohim. Tetapi setelah beberapa waktu dia mulai ragu. Dia berdoa kepada Elohim, meminta serangkaian tanda supaya dia diyakinkan. Sama seperti Gideon, seringkali kita mencoba untuk menemukan alasan-alasan untuk tidak taat dengan firman Elohim. Kadangkala, kita berpikir kita perlu lebih diyakinkan. Meskipun Elohim sering bersabar dengan kita, kita perlu untuk belajar percaya dan taat dengan segera.

Untuk menaati Elohim, Gideon perlu mengumpulkan pasukan. Israel tidak memiliki suatu pasukan

yang tetap. Seorang yang akan memimpin sebuah pasukan hanya akan meniup „sangkakala‟.21

Berita 19 Hak 67 20 Hak 6:12 21 Hak 6:34

71

akan menyebar di seluruh negeri dan orang-orang yang bersiap untuk berperang akan meninggalkan rumah dan pekerjaan mereka, dan datang dengan senjata apapun yang mereka miliki. Itulah yang dilakukan Gideon; dia meniup sangkakala dan menunggu orang-orang berkumpul. Anda bisa bayangkan terkejutnya orang-orang ketika mereka melihat siapa yang akan memimpin mereka. Ketika semua orang telah terkumpul, ada tiga puluh dua ribu laki-laki. Kedengarannya ada banyak sekali orang, tetapi jumlah itu tidaklah banyak jika dibandingkan dengan orang Midian. Alkitab menggambarkan jumlah prajurit Midian seperti pasir di tepi pantai.

Tentu saja, Gideon prihatin dengan jumlah pasukannya. Elohim juga prihatin dengan jumlah pasukan

Gideon. Dia berbicara kepada Gideon demikian, „Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu daripada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku

sendirilah yang menyelamatkan aku.‟22

Maka Gideon berbicara kepada semua orang itu dan mengatakan kepada mereka bahwa barangsiapa takut, mereka sebaiknya pergi dan pulang ke rumah. Dua puluh dua ribu orang beranjak pergi! Gideon ditinggalkan dengan hanya sepuluh ribu orang. Dia tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi sejumlah besar pasukan dengan begitu sedikit prajurit. Elohim senang bahwa Gideon memulangkan mereka. Dia berbicara lagi kepada Gideon, mengatakan kepadanya bahwa masih terlalu banyak orang! Dia menginstruksikan Gideon untuk membawa orang- orang itu ke sungai untuk minum, dan memperhatikan bagaimana orang-orang itu minum. Orang- orang yang minum dengan cara tertentu akan tinggal, dan yang lain akan dipulangkan. Pada akhir proses ini, hanya ada tiga ratus orang yang tinggal bersama Gideon. Gideon tentu saja tidak memiliki kekuatan dalam jumlah orang pada sisinya. Tetapi dia memiliki Elohim, dan Elohim mengatakan kepadanya apa yang harus dia lakukan.

Gideon membagi orang-orangnya menjadi tiga kelompok dan mempersenjatai mereka. Tetapi bukan dengan senjata yang anda bayangkan. Setiap orang membawa sebuah sangkakala di tangan kanannya dan, di tangan lain, buyung yang besar dengan suluh yang menyala di dalamnya. Orang-orang Midian semuanya berkemah di satu tempat yang disebut Lembah Yizreel, yang dikelilingi oleh pegunungan. Pada malam hari, Gideon dan orang-orangnya memanjat dan berpencar di seluruh pegunungan itu, mengelilingi perkemahan orang Midian.

Mereka menunggu sampai tengah malam, yaitu ketika Gideon memberikan tanda. Secara bersama- sama, orang-orangnya memecahkan buyung, menyingkapkan suluh yang ada di dalam buyung, dan

berseru, „Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!‟23

Kemudian mereka meniup sangkakala mereka selama dan senyaring yang mereka bisa.

Sekarang, tempatkan diri anda dalam perkemahan orang Midian. Anda tahu bahwa anda memiliki pasukan terbesar di sekeliling anda, jadi anda tidak mengharapkan akan diserang. Anda mungkin tidak terlalu siap. Pada waktu itu tengah malam dan anda sedang tertidur nyenyak. Anda terkejut bangun karena anda mendengar teriakan di sekeliling. Kemudian anda hampir menjadi tuli oleh karena suara tiga ratus sangkakala yang ditiupkan dari segala arah. Bagi orang-orang ini, suara sangkakala artinya perang.

Dengan mengantuk dan bingung, anda mengambil pedang anda dan terantuk keluar dari kemah anda. Anda menengadah. Ketika anda melihat di sekitar, yang anda bisa lihat adalah malam gelap yang dipenuhi dengan ratusan suluh yang menyala. Suluh-suluh tersebut ada di mana-mana, mengelilingi perkemahan. Hanya ada satu hal – perkemahan sedang diserang.

22 Hak 7:2 23

72

Tiba-tiba, anda mendengar keributan di belakang dekat anda. Anda berpaling dan, dalam kegelapan anda melihat seseorang bergerak menuju anda dengan pedang terhunus. Secara naluri, anda melindungi diri anda terhadap penyerang, tanpa menyadari sesungguhnya itu adalah tetangga anda yang bergegas keluar dari kemahnya dengan pedangnya, sama seperti anda.

Itulah yang terjadi di seluruh perkemahan orang Midian. Mereka bingung, dan setiap pedang mereka berbalik melawan temannya. Banyak dari mereka mati di dalam perkemahan, sementara yang lain melarikan diri. Gideon dan orang-orangnya (dengan bala bantuan) mengejar orang-orang Midian yang tersisa keluar dari Israel.

Jadi, Israel mendapatkan kemenangan yang paling tidak mungkin, dipimpin oleh pemimpin yang paling mustahil. Elohim telah memilih Gideon, meskipun dia merasa dia adalah orang yang salah untuk pekerjaan itu. Anda lihat, Elohim tidak membutuhkan seorang ahli; Dia hanya memerlukan seseorang yang mau taat. Elohim memerlukan seseorang yang mau bertahan dalam pencobaan, khususnya ketika dia diminta untuk melakukan hal yang tidak masuk akal bagi dia.

Firman Elohim datang kepada Gideon dan menguji dia. Dia tidak selalu meresponi dengan sangat baik ketika ujian datang, tetapi karena kuasa Elohim ada bersama dengan dia, dia mampu bertekun. Dia melaluinya dan mendapatkan upahnya sebagai seorang anak Elohim. Inilah yang Elohim inginkan untuk hidup anda. Beberapa hal yang diminta untuk anda lakukan mungkin tidak masuk akal bagi anda. Mungkin ada keadaan-keadaan sulit menghalangi anda. Sama seperti Gideon, anda mungkin merasa benar-benar tidak mampu melakukan apa yang diminta untuk anda lakukan.

Tetapi, seperti Gideon, Elohim juga tahu persis siapa diri anda. Dia tahu bahwa anda bisa melakukan apa yang Dia minta untuk anda lakukan. Tetapi anda harus percaya akan firman-Nya dan belajar untuk bertahan. Elohim memiliki hal-hal yang besar untuk hidup anda, tetapi apakah anda mau mendengar dan menaati-Nya? Atau apakah anda berpikir anda yang lebih tahu?

73

Pertanyaan-pertanyaan untuk pembelajaran

Mengenal siapa

dirimu

Elohim menjadikan setiap kita, dan rencana-Nya untuk kehidupan kita adalah sempurna. Rencana ini dinyatakan kepada kita melalui firman Elohim. Ketika kita berjalan dalam terang firman ini, kita memiliki persekutuan satu dengan yang lain dan terus bertumbuh sebagai anak laki-laki dan anak perempuan di dalam rumah-Nya.

 Cara-cara apakah yang kita usahakan untuk mengenal atau mendefinisikan diri kita di luar rencana Elohim?

_____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________

 Bagaimana anda menerima kejelasan tentang rencana Elohim untuk kehidupan anda?

_____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ Gideon adalah contoh dari seseorang yang menerima dan menaati panggilan Elohim meskipun kelihatannya berlawanan dengan keadaan hidupnya dan lingkungan di mana dia dibesarkan

 Apa pengalaman-pengalaman kehidupan anda yang mempengaruhi cara anda memandang diri anda?

_____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ Tuhan menginginkan anda untuk menjadi anak Elohim yang berkeyakinan. Dari manakah keyakinan anda, dan bagaimana keyakinan itu diwujudkan dalam perjalanan anda setiap hari sebagai seorang anak Elohim? Berikan beberapa contoh.

_____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________________________________

75

JALAN DARI KEBIJAKSANAN

Dalam dokumen Instruksi untuk Kehidupan Orang Kristen (Halaman 71-77)

Dokumen terkait