• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menggagas Edukasi Masyarakat Era New Normal

Dalam dokumen New Normal (Halaman 87-99)

Bab 6

Menggagas Edukasi Masyarakat Era New

disebabkan oleh adanya perubahan lingkungan yang berdampak juga pada pola pikir. Pertumbuhan dan perkembangan pola pikir juga berdampak dalam melihat sesuatu perubahan.

Pertumbuhan pola pikir bermakna bahwa arah pemikiran terhadap suatu penyelesaian permasalahan dapat mengalami perluasan solusi dari permasalahan yang sedang dan juga selalu dihadapi.

Sedangkan perkembangan pola pikir bermakna adanya tinjauan yang multi dimensi dalam usaha mencari solusi dari suatu permasalahan yang hendaknya diselesaikan. Kuantitas dan kualitas pertumbuhan dan perkembangan pola pikir dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan yang selalu berubah, baik hal tersebut direncanakan atau pun disebabkan oleh sesuatu yang tidak dikehendaki atau direncanakan [10], [11].

Permasalahan yang terjadi di China, dan mengakibatkan adanya permasalahan yang mendunia, sebagian dikatakan bahwa hal tersebut disebabkan kebiasaan yang kurang tepat masyarakat di Wuhan dalam memanfaatkan makhluk hidup sebagai santapan dan kesukaan [8], [12].

Namun sebagian yang lain, didasarkan dengan beberapa data dan argumen, bahwa kondisi tersebut sepertinya sudah direncanakan sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan bisnis tertentu.

Carut marut penyebab pandemic covid-19 memang silang sengkarut, rumit untuk dipaparkann dan diuraikan, mana yang dapat dipercaya dan mana yang sebenarnya terjadi [13], [14]. Terlepas dari kondisi tersebut, fakta yang ada bahwa covid-19 telah mengglobal dan menjadikan lebih dari 100 negara berjibaku untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan berbagai usaha yang dilakukan berdasarkan kondisi masing-masing negara.

Dampak yang ditimbulkan covid-19 memang sangat luar biasa, khususnya masalah kesehatan [8], [12], [15]. Namun dampak pengiring juga sangat luar biasa, jika suatu negara tidak terlalu kuat dalam hal ekonomi, menjadi masalah yang besar dalam mengatasi permasalahan tersebut. Memperhatikan dan menyimak solusi yang dilakukan oleh beberapa negara, dapat dikatakan beragam, hal ini tentu disebabkan adanya perbedaan kondisi geografis dan kekuatan ekonomi masing-masing negara. Demikian juga berkaitan dengan tingkat pendidikan dari masing-masing negara.

Sebagian solusi yang diimplementasikan untuk mengatasi per-masalahan tersebut adalah mengurangi interaksi antar individu dalam masyarakat, termasuk interaksi dalam hal pergerakan perekonomian [1], [16]. Namun fakta yang ada sebagian besar negara-negara terdampak

tidak dapat membiarkan kondisi ekonomi, inilah solusi pilihan. Sebagian mengatakan, urusan nyawa tidak dapat ditunda, sebab kematian tidak dapat dihidupkan lagi, sedangkan kebangkrutan ekonomi dapat ditumbuh kembangkan kemudian. Meski demikian, melalui berbagai pertimbangan dan diskusi yang panjang, banyak solusi yang ditawarkan oleh para pakar, bahwa penyelesaian masalah ini dapat dilakukan melalui pola hidup baru, dengan cara tetap pada usaha menjaga kesehatan dan tidak mengkesampingkan kondisi perekonomian tidak teranggu. Disinilah muncul istilah new normal, sebuah tatanan kehidupan baru yang mengikuti protokol kesehatan dalam melaksanakan ke-hidupan sehari-hari dengan tetap melaksanakan roda perekonomian [3], [9], [17]. Memang bagi mereka yang kehidupanya ditopang dari gaji bulanan tidaklah bergitu terasa dampak covid-19. Namun bagi pekerja yang mempertaruhkan kehidupan dari berjalannya roda perekonomian sangat memerlukan dan membutuhkan kehidupan yang dapat menum-buh kembangkan roda perekonomian.

Berbagai tatanan baru, terutama yang berkaitan langsung dengan kehidupan, seperti interaksi antar individu dalam masyarakat, edukasi kehidupab bermasyarakat, tatanan pola interaaksi antara pekerja di tempat kerja serta yang paling menyorot perhatian adalah bidang pendidikan yang mempunyai dampak ke berbagai lini kehidupa. Aspek-aspek tersebut hendaknya perlu dibincangkan, dan pemaparan ini mengurai berbagai hal dalam menyongsong pemberlakuan new normal.

Pembahasan

Pola kehidupan baru hendaknya perlu dipahami, direncanakan, diiemplemantasikan dan selalu dievaluasi [11], [18], [19]. Tatanan baru yang disebut dengan new normal, dapat terjadi diperbagai tatanan kehidupan, di rumah, masyarakat, tempat kerja dan juga di tempat pendidikan.

Pola Hidup Keluarga

Kebiasaan yang dilakukan di rumah tangga dapat dikatakan sangat bervariasi, hal ini disebabkan oleh kondisi masing-masing keluarga yang majemuk, hal ini disebabkan oleh kondisi perekoniman yang beraneka [1], [2]. Bagi masyarakat ekonomi atas, kehidupan rumah tangga dapat dikatakan relatif menjaga berbagai hal berkenaan dengan urusan kesehatan dan makanan. Masalah kesehatan, mereka jelas sangat memperhatikan dan preventif dan urusan makanan juga menjadi perhatian dengan memperhatikan asupan gizi yang seimbang untuk

menjaga kesehatan. Sehingga dengan tatanan hidup baru yang disebut dengan new normal, sesungguhnya bagi mereka sudah terbiasa, kecuali beberapa kebiasaan, seperti makan diluar [20], refreshing di tempat rekreasi harus mempertimbangkan aturan yang berlaku untuk menjaga kesehatan.

Bagi masyarakat dalam tatanan ekonomi menengah, perlu dipahami beberapa aturan dalam memasuki tatanan new normal. Pola kehidupan mereka yang berada pada posisi ini sangat variatif, tergantung kebiasaan yang dilakukan dalam menjaga kesehatan khususnya, meski dalam hal yang berkait dengan makanan relatif terjaga. Kenapa masalah kesehatan kurang memperoleh perhatian, sebab kebanyakan adanya kesempatan untuk meningkatkan pendapat-an kadpendapat-ang kurpendapat-ang memperhatikpendapat-an masalah kesehatpendapat-an dpendapat-an dampaknya juga kurang memperhatikan masalah makanan meski sarana untuk itu tersedia. Memperhatikan yang demikian, sangat diperlukan adanya pemahaman bahwa tatanan kehidupan baru memerlukan pemahaman dan perencanaan agar dalam implementasi dapat berjalan dengan tatanan new normal.

Namun yang perlu memperoleh perhatian jika memperhatikan kehidupan keluarga dari selain paparan diatas. Urusan kebutuhan primer saja biasanya perlu memperoleh perhatian yang berlebih, kerja sehari belum tentu dapat digunakan untuk kehidupan mereka yang layak pada hari itu [21]. Mereka bekerja bukan untuk menumpuk kekayaan, namun aktivitas yang dilakukan untuk menyambung hidup.

Memperhatikan yang demikian, biasanya urusan makanan yang prinsip dapat menyambung kehidupan, sehingga jika memasuki era new normal, mereka perlu memperoleh perhatian yang lebih dari pengambil kebijakan, agar dapat memperhatikan dan setidaknya mengetahui dan dapat melaksanakan protokol kesehatan.

Urusan kebutuhan primer saja mereka mengalami per-masalahan, selain makan, sandang dan papan juga menjadi catatan tersendiri [4], [21]. Berkenaan dengan sandang dan papan, berkaitaan dengan hal kesehatan. Usaha yang dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada kelompok ini perlu dilakukan literasi secara berkelanjutan, sehingga dalam memasuki era new normal dapat menyesuaikan diri.

Tatanan Kehidupan di Masyarakat

Membincangkan aktivitas yang ada dimasyarakat, juga berkaitan berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari,

berkenaan dengan makanan, pakaian dan kesehatan. Masyarakat hendaknya memperhatikan betul langkah-langkah yang hendaknya ketika belanja kebutuhan sehari-hari [1], [2], [22]. Terdapat sebagian masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui belanja di pasar tradisional dan sebagian yang lain di pasar modern, dan sebagian lagi melalui online [20]. Secara umum dapat dikatakan bahwa pasar tradisional yang ada di Indonesia mayoritas tidak memperhatikan jaga jarak antar pembeli, maupun antar pembeli dan penjual. Namun beberapa pasar tradisional sudah banyak yang memperhatikan tatanan kehidupan selama covid-19, misal tempat antar pedagang dibuat zik zak yang memungkinkan pembeli tidak bergerombol. Sedangkan untuk pasar modern juga sebagian sudah menerapkan tatanan kehidupan baru. Meski demikian, pihak pemerintah hendaknya selalu melakukan pengawasan sehingga aturan yang diterapkan dapat berjalan dengan baik. Secara umum permasalahan yang ada tidak konsistennya pemerintah untuk mengawal pelaksanaan kehidupan tatanan baru, yang disebabkan oleh berbagai faktor dan ini tergantung pada daerah masing-masing.

Perbincangan dalam kehidupan di masyarakat selanjutya adalah kehidupan dalam melaksanakan ibadah. Pelaksanaan ibadah yang dilakukan, dapat dikategorikan dalam dua kelompok. Pelak-sanaan ibadah yang dilaksanakan pada tatanan masyarakat dengan kesadaran pendidikan relatif tinggi, pelaksanaan ibadah dapat dilak-sanakan sesuai dengan prosedur yang telah disarankan oleh Pemerintah. Namun jika menilik pelaksanaan ibadah di masyarakat dalam kategori pen-didikan kurang maju, atau dapat dikatakan di daerah pedesaan maka agak tidak mematuhi prosedur tetap yang seharusnya dilaksanakan dalam tatanan hidup baru. Meski sebagian sudah mengikuti prosedur, namun permasalahan penyediaan fasilitas kesehatan dan juga jaga jarak dalam pelaksanaan ibadah agak kurang diperhatikan.

Kondisi tersebut perlu ada solusi yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk memberikan pemahamann kepada masyarakat dan mengawal pelaksanaan ibadah di tempat-tempat yang belum memenuhi standad, yang hal ini disebabkan oleh pemahaman yang berbeda terhadap pandemik covid-19. Beberapa tokoh masyarakat mengguna-kan logika yang membandingmengguna-kan kebijamengguna-kan pemerintah terhadap pelaksanaan kegiatan di masyarakat. Pasar tempat yang tidak boleh dikatakan selalu bersih, dan tempat berkumpulnya masyarakat dari berbagai hal diperkenankan, sedangkan masjid adalah tempat suci dan

semua yang beribadah memohon kepada Allah, malah tidak diper-kenankan. Hal ini sungguh diluar nalar sehat, meski demikian, masyarakat memahami apa yang dilakukan pemerintah sebagai cara untuk menyelematkan perekonomian warga. Selain itu, melalui ibadah ditempat yang suci, sesungguhnya lebih baik dan usaha untuk mengurangi bahkan menghilangkan wabah ini, demikian pandangan masyarakat. Sebagai usaha untuk melaksanakan kehidupan new normal, langkah yang tepat dengan memberikan pemahaman berkenaan apa yang hendaknya dilaksanakan agar terhindar dari covid-19 melalui tatanan hidup baru dengan istilah new normal.

Selain hal tersebut, terdapat kebiasaan umat muslim yang mempunyai jamaah pengajian yang dilaksanakan secara periodik, ada yang mingguan, bulanan dan juga selapanan (35 hari). Bentuk kegiatan misalnya, yasinan, tahlilan, berjanji, manaqib, dan juga pengajian rutin.

Berbagai kegiatan tersebut biasanya kurang memperhatikan hal-hal yang menjadi standar protokol kesehatan di masa era new normal, seperti saling bersalaman, tidak menjaga jarak, tidak memakai masker. Sebagai usaha untuk memberikan literasi kehidupan pada tatanan baru, pihak yang berwenang perlu bekerja sama dengan tokoh agama untuk memberikan pemahaman dan agar dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan yang seharusnya dilaksanakan.

Kehidupan menjadi lebih nyaman dan badan menjadi lebih sehat, sudah seharusnya olah raga dapat dilakukan secara rutin.

Kegiatan olah raga yang dilakukan masyarakat sangat bervariasi.

Sebagian masyarakat sangat senang olah raga yang berkaitan dengan kompetisi, dan ada sebagian yang tidak berkompetisi. Olah raga yang sifatnya kompetisi, sangat senang dan dilakukan oleh anak-anak muda atau yang berjiwa muda. Menurut para pakar, olah raga yang sifatnya kompetisi tidak baik bagi mereka yang sudah menginjak usia 50 thn ke atas.

Apapun jenis olah raga yang dilaksanakan hendaknya meme-nuhi standad pelaksanaan, dan boleh jadi memilih olah raga yang sesuai dengan memperhatikan jaga jarak, Beberapa olah raga yang hendaknya dihindari misalnya, sepak bola, pencak silat. Namun meski beberapa olah raga yang sifatnya kompetisi dapat dilaksanakan misalnya tenes meja, tenes lapang. Jika boleh dilakatakan, sesungguhnya olah raga yang sifatnya tidak kompetisi, misalnya jogging lebih baik untuk dilaksana-kan untuk menjaga kesehatan. Namun juga terdapat olah raga yang sifatnya tidak kompetisi, namun sangat disarankan untuk dilaksanakan,

antaranya olahraga Gym, yang banyak interaksi menggunakan alat yang banyak digunakan oleh beberapa orang. Memperhatikan yang demi-kian, usaha menjaga kesehatan melalui olahraga sangat baik untuk dilaksanakan, dengan catatan perhatikan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan virus yang sangat tidak dikehendaki.

Kebiasaan di Tempat Kerja

Aktivitas kerja sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis pekerjaan yang dijalankan dan ditekuni oleh masyarakat. Sebagian masyarakat ada yang bekerja sebagai wiraswasta dengan berbagai tingkatan, termasuk wira swasta yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaanya sebagai langkah menyambung hidup dan sebagian yang lain merupakan aktivitas investasi jangka panjang yang dapat digunakan untuk generasi yang berikutnya. Selain itu, juga ada jenis pekerjaan yang ditekuni dengan memperoleh dampak dari pekerjaan-nya yang diterimakan secara rutin, misal pegawai, baik negeri maupun swasta.

Bagi masyarakat dengan pekerjaan yang ditekuni adalah wira-swasta, sudah sepatutnya dalam memasuki era new normal akan tergantung dari jenis pekerjaannya, secara prinsip hendakya benar-benar diikuti yang harus ditaati dalam melaksanakan kehidupan pada tatanan new normal. Masyarakat yang aktivitasnya sebagai pekerja, baik perusahaan swasta atau sebagai pegawai negeri, aturan interaksi antar pegawai dan juga jika berada pada bagian pelayanan, hendaknya benar-benar memperhatikan aturan kerja yang diterapkan, terutama masalah kesehatan.

Terdapat pekerjaan rumah yang sangat rumit untuk mencari solusi bagi mereka sebagai pekerja musiman. Menurut pandangan mereka, dapat pekerjaan saja merupakan suatu anugerah yang tiada terkira, dan pendapatan mereka bukanlah untuk menjadi kaya raya, namun untuk menyambung hidup diri dan keluarga [21]. Disinilah peran pengambil kebijakan sangat dominan untuk menertibkan para pekerja ditempat kerja masing-masing melalui pemahaman berkelan-jutan pentingnya menjaga kesehatan dan langkah-langkah preventip agar selalu sehat dan tidak timbul gejala-gejala sebagai indikator terserang virus.

Perbincangan berkenaan dengan mereka yang bekerja dengan gaji rutin alias setiap bulan pendapatan mereka dapat diterima, baik sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta hendaknya mem-perhatikan protokol kesehatan yang hendaknya dilakukan.

Keleng-kapan protokol kesehatan seperti hand sanitizer, masker betul-betul diperhatikan dan saya yakin pastinya tersedia di di tempat kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana model tempat duduk di tempat kerja dan interaksi antar pegawai. Hal ini perlu ada penataan tersendiri untuk menjaga pelaksanaan protokol kesehatan. Namun bagi mereka yang pekerjaannya pada bagian pelayanan, hal ini perlu memperoleh perhatian yang serius, agar tempat kerja bagian pelayaan benar-benar sudah memenuhi standad pelayanan pada masa new normal, seperti jaga jarak, penggunaan masker, adanya tabir antara yang bertugas melayani dengan mereka yang membutuhkan pelayanan [17], [23].

Edukasi di Institusi Pendidikan

Pelaksanaan pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara luring, dan mayoritas semua lembaga penddikan melaksanakan belajaran secara luring dan hanya sebagian kecil pelaksanaan pem-belajaran secara daring. Sebagian lagi melaksanakan pempem-belajaran secara kolaborasi antara daring dan luring, yang dikenal dengan pembelajaran blended [24]. Namun, adanya pandemi covid-19 semua hal terjadi perubahan yang signifikan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring, yang sebagai usaha untuk tetap melaksanakan pembelajaran dan menghambat lajunya penyebaran virus yang agak susah dibendung [4].

Melalui kegiatan pembelajaran daring, merupakan usaha untuk tidak adanya interaksi langsung antara guru aau dosen dan peserta didik atau mahasiswa, dan juga antara peserta didik atau mahasiswa.

Memang, ketika pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara daring, sadar atau tidak semua yang terkait harus dapat menyediakan sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia yang dapat me-laksanakannya. Berbagai permasalahan siilih berganti bermunculan yang disebabkan oleh kondisi yang berbeda antara satu dengan lainya.

Terdapat beberapa permasalahan berkenaan dengan jaringan yang tidak tersedia, atau juga jaringan tersedia namun kondisi ekonomi dari pengguna yang menjadi permasalahan. Sebagian yang lain muncul permasalahan berkenaan dengan sumberdaya manusia yang belum siap untuk melaksanakan pembelajaran daring. Belum lagi, penyediaan materi yang harus disampaikan kepada peserta didik atau mahasiswa, ada yang belum siap agar penyampaian materi sesuai dengan perencanaan.

Secara sadar dapat dikatakan, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara daring tanpa adanya persiapan yang matang,

disebab-kan adanya pandemi covid-19 tidaklah maksimal hasil yang diper-olehnya [6]. Bahkan ada juga pengambil kebijakan yang akhirnya mengatakan, lebih baik menyelamatkan nyawa, meski pembelajaran tidak dapat diperoleh secara maksimal, sebab nyawa tidak dapat di-upgrade, sedangkan pembelajaran masih dapat dikejar dengan beberapa strategi.

Menyongsong pelaksanaan era new normal, dan berdasarkan pengalaman pembelajaran daring selama pandemi covid-19 diperlukan persiapan yang relatif matang dengan memahami kondisi pembelajaran yang berbeda. Memperhatikan yang demikian diperlukan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi baru, demikian juga pelak-sanaan yang sesuai dengan konteks dimana berada institusi pendidikan sebagai pelaksana pendidikan. Terlepas dari pandemi covid-19, sesung-guhnya sudah diingatkan oleh para pakar berkenaan dengan munculnya era-baru, revolusi industri 4.0. Disadari atau tidak, berbagai sektor ekonomi sekarang ini lebih menggeliat melalui teknologi. Kegiatan pemenuhan kebutuhan keluarga, dapat dilakukan secara online, pem-belian barang-barang keperluan yang sifatnya primer maupun sekunder dapat dilakukan secara online [20]. Meski timbul kegelisahan dengan kondisi tersebut, mau atau tidak mau akan terlewati oleh generasi sekarang, sehingga timbul kegelisahan berkenaan dengan berkurangnya kebutuhan sumberdaya manusia yang tergantikan dengan mesin.

Memperhatikan yang demikian, muncullah society 5.0, suatu kondisi yang mengkaji dan membincangkan bagaimana sumberdaya manusia dapat menyiapkan dan tetap memanusiakan manusia dan dapat menggunaka teknologi untuk kemanfaatan kehidupan yang lebih beradab. Kondisi ini sejalan dengan masa yang sekarang sedang gencar dipromosikan diseluruh dunia, masa new normal. Sebagai bentuk penyiapan diri, khususnya dalam institusi pendidikan [4], [24], terdapat beberapa hal yang hendaknya disiapkan, agar pelaksanaan masa new normal dapat berjalan sebagaimana perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai tujuan yang dicanangkan. Beberapa hal yang perlu disiapkan untuk menyiapkan pembelajaran dalam masa new normal dapat dikemukakan seperti berikut:

1. Perencanaan pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru atau dosen sudah seharusnya menyesuaikan tujuan, pelaksanaan dan evaluasi yang diimplementasikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan tidak meninggalkan prosedur pengamanan kesehatan.

2. Diperlukan adanya kemampuan dibidang teknologi, khususnya pembelajaran daring bagi guru atau dosen, hal ini dapat dilakukan melalui workshop untuk mengenalkan dan memberikan bekal pelaksanaan pembelajaran daring. Dapat juga disiapkan tenaga yang dapat membantu pelaksanaan pembelajaran melalui daring, hal ini disebabkan terdapat sebagian guru atau dosen yang relatif ada kesulitan untuk ditingkatkan kemampuanya dalam hal pembelajaran daring.

3. Sarana dan prasarana pelaksanaan pembelajaran daring perlu disiap-kan, baik bagi guru atau dosen juga untuk peserta didik atau mahasiswa. Hal ini juga menyangkut masalah pembiayaan yang perlu dicarikan solusi jika terdapat permasalahan, dan juga sam-bungan internet juga perlu dipertimbangkan. Keberhasilan pem-belajaran salah satu faktor penentu adalah sarana dan prasarana, untuk itulah perlu dipertimbangkan secara detil dan dibincangkan berbagai kemungkinan yang tergantung kepada kondisi masing-masing institusi yang sangat beragam.

4. Keberhasilan pembelajaran juga tergantung pada seberapa lama pelaksanaan pembelajaran dilakukan. Waktu yang tersedia dalam interaksi pembelajaran mempengaruhi berbagai kesiapan lainya, baik guru atau dosen, peserta didik atau mahasiswa, sarana dan prasarana. Memperhatikan yang demikian perlu dirancang sedetil mungkin, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal dan faktor-faktor pendukung tidak ada kendala.

Penutup

Dampak yang ditimbulkan covid-19 meliputi segala segi kehi-dupan manusia dan hingga hari ini belum ditemukan vaksin yangd apat menangkalnya. Usaha yang dilakukan oleh hampir semua negara yang terdampak, akan memberlakukan tatanan hidup baru yang dikenal dengan New normal. Sebuah tatanan yang memperhatikan berbagai aspek agar kehidupan terhindar dari berbagai penyakit, khususnya virus corona. Hasil analisis yang dilakukan oleh para pakar, menunjukkan bahwa virus corona belum bisa ditemukan obatnya, namun penyelesaian yang dapat dilakukan melalui cara hidup baru yang dapat mengurangi, bahkan menghentikan penyebaran virus corona.

Berbagai tatanan hidup baru dari segala aktivitas hidup didunia dicarikan solusi untuk menangkal virus terseebut. Bidang ekonomi, sosial budaya, bidang pendidikan dan berbagai bidang kehidupan, manusia diedukasi dengan literasi yang menjadikan setiap aktivitas pada

bidang-bidang tersebut mengikuti protokol kesehatan sebagai langkah mengurangi dan bahkan menghentikan penyebaran virus corona.

Sebagai langkah utama untuk tidak melebarkan penyebaran virus melalui edukasi kepada masyarakat yang majemuk dari sisi pendidikan, pendapatan, lingkungan kerja dan pemahaman terhadap sebuah penyakit. Langkah yang tepat, kita semua ikut terlibat untuk melakukan edukasi kepada diri sendiri, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan protokol kesehatan dalam memasuki era new normal.

Rujukan

[1] UNCTAD, “Circular Economy: The New Normal?,” United Nations Conf. Trade Dev., vol. 2021, no. 61, 2018.

[2] J. Zhang and J. Chen, “Introduction to China’s new normal economy,” Journal of Chinese Economic and Business Studies, vol. 15, no. 1. 2017.

[3] G. Lawton, “The new normal,” New Sci., vol. 241, no. 3213, 2019.

[4] Z. Zaharah and G. I. Kirilova, “Impact of Corona Virus Outbreak Towards Teaching and Learning Activities in Indonesia,” SALAM J. Sos. dan Budaya Syar-i, vol. 7, no. 3, 2020.

[5] K. Giritli Nygren and A. Olofsson, “Managing the Covid-19 pandemic through individual responsibility: the consequences of a world risk society and enhanced ethopolitics,” J. Risk Res., 2020.

[6] S. J. Daniel, “Education and the COVID-19 pandemic,” Prospects, 2020.

[7] C. Dewey, S. Hingle, E. Goelz, and M. Linzer, “Supporting Clinicians During the COVID-19 Pandemic,” Ann. Intern. Med., 2020.

[8] L. Rampal and L. B. Seng, “Coronavirus disease (COVID-19) pandemic,” Medical Journal of Malaysia, vol. 75, no. 2. 2020.

[9] “‘Corridor care’: the new normal,” Nurs. Manage., vol. 27, no. 1, 2020.

[10] O. Nash, “Problem solving,” in Basic Concepts in Family Therapy: An Introductory Text, Second Edition, 2014.

[11] S. Greiff, D. V. Holt, and J. Funke, “Perspectives on problem solving in educational assessment: Analytical, interactive, and collaborative problem solving,” J. Probl. Solving, vol. 5, no. 2, 2013.

[12] H. Lau et al., “The positive impact of lockdown in Wuhan on containing the COVID-19 outbreak in China,” J. Travel Med., 2020.

[13] S. K. Kar, S. M. Y. Arafat, P. Sharma, A. Dixit, M. Marthoenis, and

R. Kabir, “COVID-19 pandemic and addiction: Current problems and future concerns,” Asian Journal of Psychiatry, vol. 51. 2020.

[14] F. Di Gennaro et al., “Coronavirus diseases (COVID-19) current status and future perspectives: A narrative review,” International Journal of Environmental Research and Public Health, vol. 17, no. 8.

2020.

[15] B. Pfefferbaum and C. S. North, “Mental Health and the Covid-19 Pandemic,” N. Engl. J. Med., 2020.

[16] Ö. Açikgöz and A. Günay, “The early impact of the Covid-19 pandemic on the global and Turkish economy,” Turkish J. Med. Sci., vol. 50, no. SI-1, 2020.

[17] “Adapting to a new normal,” C&EN Glob. Enterp., vol. 98, no. 13, 2020.

[18] “Analysis of Mathematical Problem Solving Ability Based on Student Learning Stages Polya on Selective Problem Solving Model,” Unnes J. Math. Educ., vol. 6, no. 1, 2017.

[19] N. E. Zakiah, Y. Sunaryo, and A. Amam, “Implementasi Pendekatan Kontekstual Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berdasarkan Langkah-Langkah Polya,” Teorema Teor. dan Ris. Mat., vol. 4, no. 2, 2019.

[20] T. C. Lau and D. C. Y. Ng, “Online Food Delivery Services : Making Food Delivery the New Normal,” J. Mark. Adv. Pract., vol. 1, no. 1, 2019.

[21] A. M. Aziz and motorplus-online.com, “Dampak Virus Corona Meluas, Driver Ojek Online Gelisah Dapur ‘Tidak Ngebul ‘,”

www.motorplus-online.com, 2020. .

[22] K. A. Eddleston, E. R. Banalieva, and A. Verbeke, “The Bribery Paradox in Transition Economies and the Enactment of ‘New Normal’ Business Environments,” J. Manag. Stud., vol. 57, no. 3, 2020.

[23] D. Ahlstrom, J. L. Arregle, M. A. Hitt, G. Qian, X. Ma, and D. Faems,

“Managing Technological, Sociopolitical, and Institutional Change in the New Normal,” J. Manag. Stud., vol. 57, no. 3, 2020.

[24] C. Dziuban, C. R. Graham, P. D. Moskal, A. Norberg, and N. Sicilia,

“Blended learning: the new normal and emerging technologies,”

Int. J. Educ. Technol. High. Educ., vol. 15, no. 1, 2018.

Dalam dokumen New Normal (Halaman 87-99)