• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV : Hasil Penelitian

B. Peneliti Kedua

4) Studi Kepustakaan

4.2 Deskripsi Data

4.3.4 Mengoreksi Penyimpangan-Penyimpangan yang Tidak Dikehendaki Melalui Tindakan Perbaikan

Berbagai keputusan yang menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahliaan analitis dan diagnosis seorang pemimpin dalam suatu organisasi swasta maupun pemerintah. Setelah membandingkan kinerja dengan standar dapat memilih salah satu tindakan: yang mempertahankan status quo (tidak melakukan apa-apa) mengoreksi penyimpangan, atau merubah standar. Tindakan perbaikan diartikan sebagai tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar kemudian sesuai dengan standar atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk melaksanakan tindakan perbaikan maka harus diketahui apa yang menyebabkan terjadi penyimpangan.

Dalam suatu pengawasan mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan adalah hal yang wajib dalam suatu pengawasan dimanapun itu berada. Supaya mengetahui program yang dijalankan dapat diketahui kelemahan nya dan dilakukan perbaikan. Supaya program tersebut berjalan dengan baik dengan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya

Badan Penanaman Modal, dan Pelayanan Perizinan, Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP), selaku instansi atau lembaga yang mempunyai tugas menangani peroses penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang, sekaligus menjadi pelaksana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba, Pusat Perbelanjaan, dan

Toko modern di Kabupaten Pandeglang. Kemudian sesuai peraturan Bupati Pandeglang nomor 32 tahun 2014, tentang tugas, fungsi dan tatakerja badan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu (BPMPPTSP) sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 3, bahwa (BPMPPTSP) mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan pengendalian,pengawasan dan evaluasi terkait kegiatan penanaman modal dan perizinan usaha di Kabupaten Pandeglang

Dalam penyelenggaraan Waralaba di Kabupaten Pandeglang tentu dalam pelaksanaanya menghadapi baik kendala-kendala yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, kaitannya dengan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang pada saat peneliti melakukan observasi dan wawancara di lapangan banyak ditemukan penyimpangan dan permasalahan pada penyelenggaraan waralaba berbentuk Minimarket (Indomart/Alfamart) di Kabupaten Pandeglang di mulai dari waralaba (Indomart/Alfamart) yang tidak mengantongi izin, waralaba yang tidak memper panjang izinnya, terdapatnya waralaba yang melanggar ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba yang mestinya menjadi acuan pada saat proses perizinan di tempuh. Melihat penyimapangan dan pelanggaran tersebut maka banyak pertanyaan muncul baik dari dalam diri peneliti maupun masyarakat bagaimana Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang, mengacu pada Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 32 Tahun 2014 bahwa yang

menpunyai tugas untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan usaha waralaba adalah Badan Penaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, (BPMPPTSP) yang didalamnya terdapat bidang Informasi pengendalian dan Pengawasan yang memiliki tugas pokok dan fungusi mengawasi proses perizinan usaha di Kabupaten Pandeglang.

Oleh karena itu untuk mengetahui apa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dan apa saja penyimpangan yang terjadi dan tidakan apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan tindakan korektif terkait hal tersebut maka peneliti menanyakan langsung kepada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang yakni dengan mewawancarai Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan,(I2) Mengatakan bahwa,

“….yaa Tentu kami tidak mengharapkan terjadinya penyimpangan

dalam penyelenggaraan waralaba, kami BPMPPTSP beserta tim Teknis sudah menjalankan tugas kami sesuai dengan prosedur yang ada, dan mengacu pada Perda Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba. adapun laporan dari masyarakat tentang waralaba yang diisinyalir belum mengantongi izin, kami sejauh ini sudah merespon dengan baik dan sedang kami proses. (Wawancara dilakukan di Kantor BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang Kamis, Mei 2015).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa BPMPPTSP dan Tim Teknis sejauh ini dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang sudah menjalankannya sesuai dengan prosedur yang ada dan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba.

Untuk mengetahui bagaimana pngawasan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini BPMPPTSP dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba (Indomart/Alfamart) Untuk mengetahui bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh BPMPPTSP dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang maka peneliti menanyakan kepada salah satu dari tim pelaksana teknis Satpol PP Kabupaten Pandeglang wawancara dilakukan yakni kepada Kepala Bidang Pengawasan dan Penyuluhan (I6)

“…… Sejauh ini saya melihat BPMPPTSP Sudah baik dalam

menjalankan tugasnya sebagai pelaksana dalam penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dan sudah mengacu pada

Perda Nomor 12 Tahun 2010… yaa mungkin hanya belum optimal

saja itu wajar saya piker yaa yang namanya manusia ada salah salah seidkit ya itu wajar. nah kaitannya dengan pengawasan yang dilakukan BPMPPTSP itu ada pada bidang Pengendalian dan Pengawasan, nah yang dilakukan adalah yang saya ketahui adalah mengkaji laporan dari tim pelaksana teknis ketika proses perizinan dilapangan sudah ditempuh. Nah jadi dikeluarkan atau tidaknya izin usaha waralaba tersebut itu kewenangan dari BPMPPTSP. (Wawancara dilakukan di Kantor Satpol PP Pandeglang Kab.Pandeglang Rabu Mei 2015).

Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa Pengawasan dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba oleh BPMPPTSP ada pada bidang pengendalian dan pengawasan, yang mempunyai tugas pokok dan fungsi mengawasi penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang, pada bidang tersebut didalamnya ada tim pelaksana teknis yakni Dinas PU, Dinas Tata Ruang, Dinas Koprasi dan Perdagangan dan kemudian Satpol PP Kabupaten Pandeglang yang mana tugas dari tim pelaksana teknis adalah membantu pada proses perizinan di lapangan di tempuh sesuai dengan bidangnya masih-masing. Untuk mengetahui sejauh mana

pengawasan yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) kaitannya dengan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang, apakah pada saat pelaksanaan dilapangan didapati penyimpangan dan apa tidakan yang dilakukan jika memang terjadi penyimpangan dalam penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang. maka peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan BMPPTSP Kabupaten Pandeglang (I2) mengatakan,

“Kami sudah melakukan kegiatan pengawasan sesuai dengan

tupoksi kami di bidang pengendalian dan pengawasan perizinan, namun kami disini tidak bekerja sendiri, ada tim teknis juga yang terlibat dan yang menangani pada saat proses perizinan di lapangan ditempuh, dan kami sudah melaksanakanya sesuai dengan topoksi kami masing masing. Tim teknis ketika dilapangan berkoordinasi dengan kami. Terkait adanya waralaba yang diisinyalir tidak mengantongi izin dan yang melanggar perda, kami sudah melakukan peninjauan kembali kepada waralba-waralaba yang melakukan pelanggaran, kami biasanya merapatkannya dengan tim teknis dan melakukan evaluasi bersama terkait waralaba-waralaba yang diisinyalir melakukan pelanggaran dan jika memang terbukti maka kami akan mengintruksikan kepada Satpol PP Untuk menindak waralaba yang melakukan pelanggaran tersebut. ( Wawancara dilakukan di Kantor BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang Mei 2015)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu sudah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang dan di bantu oleh tim pelaksana teknis, dan menanggapi adanya laporan dari masyarakat tentang adanya waralaba (Indomart/Alfamart) BPMPPTSP sudah melakukan peninjauan ulang

kepada waralaba yang diisinyalir melakukan pelanggaran, dari keterangan tersebut jika pada saat peninjauan kembali didapati pelanggaran maka BPMPPTSP menginstruksikan kepada Satpol PP untuk memberikan teguran kepada waralaba yang terbukti melakukan pelanggaran.

Kemudian untuk mengetahui pelanggaran apa saja yang terjadi dilapangan untuk mengetahuinya peneliti melakukan wawancara kepada salah satu LSM di Kabupaten Pandeglang (I9) mengemukakan,

“ada beberapa waralaba di Kabupaten Pandeglang yang

melanggar ketentuan dalam Perda Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba, yakni jarak antara waralaba dengan pasar tradisional didalam perda diatur harus berjarak minimal 200 meter namun waralaba yang ada di pasar cadasari dan pasar sodong, jaraknya kurang dari 200 meter meter dari pasar tradisional, belum lagi pelanggaran yang terjadi di daerah kadulisung, terdapat waralaba yang belum mengantongi izin namun tetap dibiarkan beroprasi walaupun tanpa lebel sekalipun, tapi jelas terlihat dari bangunannya itu adalah waralaba minimarket. Seharusnya pemerintah bersikap tegas kepada wralaba yang terbukti melakukan pelanggaran, (Wawancara dilakukan di warung kopi alun-alun Pandeglang Mei 2015).

Hal yang sama di ungkapkan oleh masyarakat di Kabupaten Pandeglang (I.I- ) (Pemilik Warung Kecil) di Kecamatan Cadasari mengatakan bahwa,

“Saya sih menharapkan pemerintah bersikap tegas aja kalo emang ga

mengantongi izin ya metinya ditutup aja waralabanya, lagian kami juga engga perna tau tentang prosedur pendirian waralaba yang salah satu nya haru mempunyai izin dari masyarakat sekitar, dan saya gak pernah tuh dimintain izinnya sama waralaba. (Wawancara dilakukan di Warung di Pasar Cadasari Mei 2015)

Dari keterangan yang dipaparkan di atas, dijelaskan bahwa yang bertanggung dalam mengawasi pelaksanaan penyelenggaran waralaba adalah

Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP), selaku instansi atau lembaga yang mempunyai tugas menangani peroses penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang, sekaligus menjadi pelaksana Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba, Pusat Perbelanjaan, dan Toko modern di Kabupaten Pandeglang. Kemudian sesuai peraturan Bupati Pandeglang nomor 32 tahun 2014, tentang tugas, fungsi dan tatakerja badan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu (BPMPPTSP) sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 3, bahwa (BPMPPTSP) mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan pengendalian,pengawasan dan evaluasi terkait kegiatan penanaman modal dan perizinan usaha di Kabupaten Pandeglang dan menurut keterangan dari hasil wawancara Baik dengan LSM maupun masyarakat bahwa Pengawasan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang masih belum optimal itu dikarnakan masih terdapat waralaba di Kabupaten Pandeglang yang tidak mengantongi izin dan adanya waralaba yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Waralaba Pusat Perbelanjaan dan Toko modern.

Dari hasil wawancara dengan LSM ternyata dalam pelaksanaannya masih terdapat waralaba yang melanggar ketntuan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan waralaba. kemudian peneliti melakukan wawancara kepada BPMPPTSP pada bidang pengendalian dan pengawasan untuk mengetahui kebenaran dari pernyataan LSM tersebut

terkait adanya waralaba yang melanggar ketentuan dalam perda. Peneliti mewawancarai Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan BPMPPTSP (I-2) Memberikan keterangan sebagai berikut :

“Memang ada beberpa laporan dari masyarakat tentang adanya

waralaba yang tidak sesui dengan ketentuan yang tertuang dalam perda no 12 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan waralaba. Kami sudah memprosesnya dan sudah berkoordinasi dengan tim teknis dan mengadakan rapat evaluasi bersama tim tknis dan adapun waralaba yang terbukti melakukan pelanggaran kami sudah berkoordinasi dengan Satpol PP karena Satpol PP lah yang mempunyai kewenangan untuk menindak waralaba yang melakukan pelanggaran terhadap perda. Satpol PP disini sebagai salah satu lembaga penegak perundang-undangan. Jadi kami serahkan ke Satpol PP. (Wawancara dilakukan di ruangan kantor BPMPPTSP Kabupaten Pandeglang Mei 2015)

Hal senada di ungkapkan oleh Satpol PP Kabupaten Pandeglang peneliti menanyakan terkait adanya laporan dari masyarakat bahwa adanya waralaba yang melanggar ketentuan dalam perda disampaikan oleh Kepala Bidang Pengawasan dan Penyuluhan Satpol PP Kabupaten Pandeglang (16)

“Memang ada beberapa laporan dari masyarakat tentang adanya

waralaba yang melanggar ketentuan dalam perda no 12 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan waralaba. seperti yang ada di pasar cadasari dan pasar sodong menes, yang jaraknya dari pasar tradisional kurang dari 200 meter dan adanya waralaba yang diisinyalir tidak mengantongi izin dan tetap beroprasi. Mananggapi laporan tersebut kami Satpol PP beserta tim teknis dalam penyelenggaraan waralaba sudah berkoordinasi dengan BPMPPTSP untuk dilakukan peninjauan atas laporan tersebut. Dan sedang diproses.( (Wawancara dilakukan di ruangan kantor Satpol PP Kabupaten Pandeglang Mei 2015)

Dari hasil wawancara diatas yang bisa peneliti simpulkan bahwa dalam pelaksanaan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang masih terdapat waralaba yang melanggar ketentuan dalam perda no 12 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan waralaba, pusat perbelanjaan dan toko modern ini di karnakan masih kurang optimalnya pengawasan yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPPTSP) Kabupaten Pandeglang sebagai pelaksana tugas pemerintah dalam bidang pelayanan penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu yang juga menangani proses perizinan penyelenggaraan waralaba di Kabupaten Pandeglang.