• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan penyelenggaraan bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan

C. Penetapan Prosedur

C.2. Prosedur Rehabilitasi pasar

5. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan penyelenggaraan bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan

5. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan penyelenggaraan bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan

A. Penetapan Program

Strategi meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM dengan penyelenggaraan bimbingan teknis ini ini diwujudkan dalam sebuah program yaitu : Program peningkatan dan pengelolaan PAD Strategi meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM dengan penyelenggaraan bimbingan teknis ini adalah salah satu strategi dari Dinas Pengelolaan Pasar dalam bentuk nonfisik. Hal ini juga ditujukan untuk peningkatan daya saing pasar tradisional. Program peningkatan dan pengelolaan PAD diimplementasikan melalui kegiatan memberikan bimbingan teknis dan pelatihan kepada para pedagang pasar. Strategi

commit to user

ini diwujudkan dalam bentuk bimbingan pada pedagang untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha mereka. Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Erni Susiatun, SH, MSi. selaku Kasubag Perencanaan, Evaluasi & Pelaporan berikut :

“...ada dilakukan bimbingan teknis. Itu untuk meningkatkan skill kompetensi pedagang dengan mendatangkan narasumber bidang wirausaha agar menjadi wirausaha yang baik. Sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas wirausaha pedagang, juga berpengaruh pada tingkat kunjungan. Karena dengan baiknya pelayanan, baiknya penampilan pedagang baiknya kualitas dagangan. Akan menyebabkan masyarakat tertarik berkunjung. (wawancara 18 April 2016)

Hal senada juga disampaikan oleh bapak Drs. Suprapto, MM. Selaku Sekertaris DPP yang menyatakan :

“...Pelatihan juga ada, setiap tahun ada. Itu terwakili. tidak mungkin tercukupi anggaran. Tiap thn itu 9. Dalam arti seluruh pasar tapi hanya terwakili berapa pedagang, berapa paguyuban. Semacam itu. Lha kegiatannya sisi manajemen, sisi melatih pedagang bagaimana menjual dengan sebuah pemahaman.” (Wawancara 25 April 2016)

Berdasarkan wawancara dengan kedua narasumber diatas adanya strategi pengadaan penyelenggaraan bimbingan teknis dan pelatihan-pelatihan ditujukan agar meningkatkan skill manajemen dan kemampuan berwirausaha para pedagang pasar sehingga dapat menarik respon dari konsumen atau masyarakat, sehingga mau berkunjung dan berbelanja di Pasar Tradisional.

Terkait adanya pemberian bimbingan teknis dan pelatihan ini, ibu surakih selaku pedagang di pasar kliwon mengiyakan adanya kegiatan tersebut. Beliau mengatakan :

“ iya dapet bimbingan mbak, bapak saya yang ikut dikasih bimbingan ke balaikota. Itu nanti ya pokoknya kalo jualan yg ramah, yang rapi, suruh dandan, apa-apa suruh ngompliti supaya pembeli tidak kecele.” (wawancara 26 April 2016)

commit to user

Hal ini berbeda dengan yang dirasakan oleh Bapak Yohanes selaku pedagang di pasar Panggungrejo yang menyatakan :

“Nggak pernah dapet bimbingan atau pelatihan-pelatihan mbak, pasar sini itu masih kurang diperhatikan sama Dinasnya nggak kayak pasar-pasar yang lain yang di tengah kota. Sini kan pasarnya dipinggiran terus masuk gang juga.” (wawancara 22 April 2016)

Program peningkatan dan pengelolaan PAD ini dirinci kedalam Renja/rencana kerja agar program dapat terencanakan dengan baik sebelum diimplementasikan.

Tabel 4.13

Rencana Kerja Tahun 2011-2015 Program Peningkatan dan Pengelolaan PAD

No Tahun Program/kegiatan Keluaran Kegiatan Hasil Kegiatan

1. 2011 Peningkatan dan pengelolaan PAD Verifikasi data obyek/subyek retribusi&optimalisasi pendapatan

Validitas data wajib retribusi&optimalisasi pendapatan 2. 2012 Peningkatan dan pengelolaan PAD Verifikasi data obyek/subyek

retribusi pasar, lelang reklame pasar dan optimalisasi pendapatan Tersedia Validitas data obyek/subyek retribusi dan terrealisasinya pendapatan pasar 3. 2013 Peningkatan dan pengelolaan PAD Verifikasi data obyek/subyek retribusi&optimalisasi pendapatan, bintek pedagang Tersedia Validitas data obyek/subyek retribusi dan terrealisasinya pendapatan, bintek

commit to user

pedagang, bintek pengelola

4. 2014 Peningkatan dan

pengelolaan PAD

Verifikasi data obyek/subyek retribusi&optimalisasi pendapatan, bintek pedagang 5. 2015 Peningkatan dan pengelolaan PAD Penguatan kuatitas SDM Pengelola pasar Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah

Sumber : DPP Kota Surakarta

Berdasarkan Rencana Kerja diatas, program Peningkatan dan pengelolaan PAD ini dilaksanakan melalui pemberian bimbingan teknis dan pelatihan sehingga dapat meningkatkan pendapatan pasar melalui optimalisasi retribusi dari pedagang pasar. Pemberian bimbingan teknis dan pelatihan ini dilaksanakan melalui pelatihan manajemen modern, pelatihan manajemen keuangan, cara penataan dagangan, cara melayani konsumen serta pengendalian mutu dagangan. Hal ini dilakukan dengan memberikan pengarahan dan bimbingan agar para pedagang pasar lebih dapat menggaet para konsumen/masyarakat agar mau berbelanja ke pasar tradisional daripada berbelanja ke pasar modern. Hal ini bertujuan untuk memajukan pasar tradisional agar meningkat daya saingnya melalui pedagang pasa ang ramah, melayani pembeli dengan baik, dan menyediakan secara lengkap bahan kebutuhan konsumen. Namun program ini belum merata dirasakan oleh seluruh pasar dan para pedagang pasar.

commit to user - Penetapan Anggaran

Program atau kegiatan diatas dilaksanakan/direalisasikan dengan menggunakan anggaran yang berasal dari APBD Kota Surakarta. Anggaran tersebut sebelumnya telah direncanakan dalam pagu indikatif yang tertuang dalam rencana kerja setiap tahunnya. Anggaran yang dianggarkan telah melalui banyak pertimbangan agar sesuai dengan program/kegiatan yang ingin dilakukan ditahun-tahun tersebut. Sehingga program dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil yang maksimal. Berikut Rincian pembiayaan program peningkatan PAD yang tertuang dalam pagu indikatif renja sebagai berikut :

Tabel 4.14

Pagu Indikatif Peningkatan dan Pengeloaan PAD yang tertuang dalam Renja Tahun 2013-2015

No Tahun Pagu Indikatif Indikator kinerja

1. 2013 297.650.000 Verifikasi data obyek/subyek

retribusi&optimalisasi pendapatan, bintek pedagang

2. 2014 432.180.000 Verifikasi data obyek/subyek

retribusi&optimalisasi pendapatan, bintek pedagang

3. 2015 94.533.500 Penguatan kuantitas SDM Pengelola pasar

Sumber : DPP Kota Surakarta

Anggaran yang telah dianggarkan telah digunakan untuk program atau wujud kegiatan sesuai yang tercantum di rencana kerja. Hanya terkait pelatihan pedagang kurang dapat dilaksanakan secara merata keseluruh pedagang pasar,

commit to user

pendapat ini diungkapkan oleh Drs. Suprapto, MM. Selaku Sekertaris DPP berikut:

“...tidak mungkin tercukupi anggaran. Tiap tahun itu hanya 9. Dalam arti seluruh pasar tapi hanya terwakili berapa pedagang, berapa paguyuban. Semacam itu.” (wawancara 25 Aprli 2015)

Pendapat bapak Suprapto senada dengan yang diungkapkan Oleh Ibu Erni

SusiatunSH, MSi. selaku Kasubag Perencanaan, Evaluasi & Pelaporan berikut :

“Anggaran terbatas jadi untuk pelatihan tidak semua pedagang bisa mengikuti kegiatan tersebut, jadi hanya perwakilan saja” (wawancara 18 April 2016)

Berdasarkan pendapat diatas kekurangan anggaran masih menjadi salah satu kendala sehingga program ini hanya dapat dirasakan oleh sebagian pedagang di sebagian pasar dan belum dapat dilakukan secara menyeluruh keseluruh pasar tradisional di Kota Surakarta.

C. Penetapan Prosedur

Prosedur dalam melaksanakan program ini adalah dengan mengundang narasumber yang berhubungan dengan kewirausahaan kemudian mengundang perwakilan pedagang, seperti yang diungkapkan ibu Erni Susiatun SH, MSi. selaku Kasubag Perencanaan, Evaluasi & Pelaporan berikut :

“Prosedur pelaksanaannya dengan mendatangkan narasumber bidang wirausaha terus mengundang para pedagang, nanti akan diberikan pelatihan dan bimbingan teknis untuk meningkatkan skill kewirausahaan para pedagang. “ (wawancara 18 April 2016)

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Suprapto, MM. Selaku Sekertaris DPP berikut :

commit to user

“Kalo pelatihan dibawah tanggungjawab dinas pasar, jadi yang mengadakan dan memfasilitasi dinas pasar. Nanti mengundang pedagang sama pembicaranya biasanya itu wirausahawan.” (wawancara 25 April 2016)

Narasumber yang diundang haruslah yang sudah memiliki skill yang mumpuni dibidang kewirausahaan. Dalam mengundang paguyuban dan pedagang pasar untuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis dan pelatihan ini Dinas Pengelolan Pasar hanya mengundang beberapa perwakilan pedagang pasar atau yang biasanya diwakilkan oleh paguyuban pedagang pasar. Dinas Pengelolaan pasar kemudian menyediakan tempat untuk pengadaan pelatihan/bimbingan teknis tersebut, bisa di Dinas atau di Hotel. Setelah itu pemberian pelatihan/ bimbingan teknis untuk para pedagang.

Gambar 4.7

Prosedur Pengadaan Bimbingan Teknis dan Pelatihan

Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis membuat tabel matriks hasil penelitian untuk memudahkan para pembaca dalam memahami penelitian ini.

Mengundang

Narasumber/praktisi yang ahli dan terkenal dibidang kewirausahaan Mengundang paguyuban dan Pedagang pasar tradisional Dinas Pengelolaan Pasar memfasilitasi kegiatan bimtek dan pelatihan Penyelenggaraan kegiatan

bimbingan teknis dan pelatihan di balaikota atau di Hotel

commit to user Tabel 4.15

Tabel Matriks Hasil Penelitian

NO. Strategi Tahapan Hasil

1. Meningkatkan pemeliharaan bangunan seluruh pasar Penetapan Program Penetapan Anggaran

Terdapat 2 program dalam strategi ini yaitu :

- revitalisasi pasar, Program ini sudah dilaksanakan sesuai dengan renstra 2011-2015 dengan pembangunan 9 pasar di kota surakarta. Hanya dalam implementasinya program ini masih dilaksanakan dalam 1-3 tahapan, sehingga membutuhkan waktu yang lama yang berdampak pada menurunnya pembeli di pasar tersebut.

- Rehabilitasi, Program ini sudah dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar, Setahun ada 6-8 pasar yang direhabilitasi. Program ini masih kurang merata keseluruh pasar, cenderung memprioritaskan pasar unggulan.

-. Anggaran revitalisasi terbatas sehingga dalam implemetasi programnya kurang dapat berjalan lancar sehingga proses revitalisasi harus dilakukan bertahap (1-3 tahap)

- Anggaran Rehabilitasi pasar masih minim sehingga tidak dapat langsung merehabilitasi seluruh pasar yang mengalami kerusakan

commit to user

Penetapan Prosedur

- Prosedur program revitalisasi yaitu melalui lelang pengadaan bangunan pasar/konstruksi. Prosedur lelang sudah sesuai dengan Perpres No. 54 Tahun 2010.

- Prosedur rehabilitasi pasar juga sama dengan revitalisasi yaitu dengan lelang pemeliharaan bangunan. Prosedurnya juga udah sesuai dengan Perpres No. 54 tahun 2010 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana kebersihan pasar Penetapan Program Penetapan Anggaran Penetapan Prosedur

Program Pengembangan kinerja

pengelolaan persampahan sudah

dilaksanakan sesuai rencana, hanya kurang penambahan tenaga kebersihan dibeberapa pasar

Anggaran Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan sudah digunakan secara maksimal untuk penyediaan sarana prasarana kebersihan pasar. Hanya kurang untuk penyediaan jasa petugas kebersihan

- Prosedur pengadaan petugas kebersihan dan pengadaan sarana prasarana kebersihan sudah sesuai dengan Peraturan yang ada yaitu dilakukan dengan lelang jika diatas 200 juta yang diikuti perusahaan penyedia barang/jasa dan dilakukan dengan penunjukkan jika dibawah 200 juta. Untuk tatacara

commit to user

penunjukkan karena hanya menunjuk 1 penyedia barang/jasa rawan adanya praktik KKN

- prosedur pembersihan pasar kurang maksimal karena petugas kurang disiplin membersihkan pasar dan cenderung membersihkan pasar saat ada kunjungan dari dinas. 3. Meningkatkan fasilitas pasar termasuk pemeliharaan jaringan listrik, elektrikal, dan mekanikal Penetapan Program Penetapan Anggaran Penetapan Prosedur

Program Pengembangan wilayah

strategis & cepat tumbuh sudah

terlaksana sesuai target dan hasilnya juga sudah maksimal dalam arti pedagang sudah merasa puas.

Anggaran Program Pengembangan wilayah strategis & cepat tumbuh sudah teralokasi dengan tepat untuk pengadaan fasilitas penunjang pasar dan pengadaan jasa teknisi yang rutin mengecek tiap pasar

- Prosedur Pengadaan Teknisi melalui penunjukkan 1 penyedia jasa sangat rawan dengan adanya Penyimpangan. - Pengadaan barang terkait jaringan listrik dan elektrik dan mekanik dengan lelang jika diatas 200 juta dan penunjukkan jika dibawah 200 juta

Prosedur sudah sesuai dengan yang tertera di Perpres No 54 tahun 2010

commit to user 4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban Pasar Penetapan Program Penetapan Anggaran Penetapan Prosedur

Program Peningkatan keamanan dan ketertiban lingkungan sudah terlaksana hanya kurang penambahan jumlah tenaga keamanan dan pendisiplinan tenaga keamanan agar patuh pada prosedur.

Anggaran Program ini sudah cukup untuk pengadaan sarana prasarana keamanan pasar.

Prosedur pengadaan petugas keamanan : dilakukan dengan lelang atau penunjukkan dengan beberapa persyaratan, khususnya punya keahlian dalam pengamanan

- prosedur pelatihan petugas dilakukan dengan bantuan kepolisian

- prosedur pengadaan sarana prasarana dilakukan dengan lelang jika anggaran diatas 200 juta dan penunjukkan jika dibawah 200 juta 5. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Sumber daya manusia/SDM dengan penyelenggara an bimbingan teknis dan Penetapan Program Penetapan Anggaran

Program Peningkatan dan pengelolaan PAD/ Pendapatan Asli Daerah. Program dalam bentuk kegiatan bimbingan teknis dan pelatihan belum dapat dirasakan merata oleh seluruh pedagang pasar dan belum merata juga keseluruh pasar

Anggaran untuk program ini masih minim untuk dialokasikan dalam bentuk pelatihan dan bimbingan teknis pedagang

commit to user

pelatihan-pelatihan

Penetapan Prosedur

sehingga tidak semua pasar mendapat pelatihan dan bimbingan teknis

Prosedur sudah sesuai dengan mengundang narasumber yang dapat meningkatkan skill wirausaha pedagang sehingga dapat menarik lebih banyak pembeli untuk berbelanja ke pasar tradisional

2. Hambatan

Dalam melaksanakan suatu tugas dan kewajiban pasti ada kalanya menemui berbagai hambatan, sama halnya dengan yang dialami oleh Dinas Pengelolaan Pasar dalam melaksanakan strategi peningkatan daya saing pasar tradisional terhadap pasar Modern. Hambatan yang akan penulis jelaskan adalah hambatan yang berasal dari permasalahan yang ada ketika implementasi strategi. Hambatan tersebut antara lain :

1. Anggaran

Anggaran menjadi salah satu hambatan Dinas Pengelolaan Pasar dalam proses implementasi strategi. Karena minimnya anggaran tidak jarang banyak program yang berjalan secara bertahap seperti program revitalisasi serta adapula program yang tidak merata keseluruh pasar karena anggaran yang ada tidak dapat mencukupi implementasi program untuk seluruh pasar. Hal ini kemudian yang mumbuat setiap perencanaan yang dibuat oleh Dinas Pengelolaan Pasar harus

commit to user

mengikuti anggaran yang ada. Seperti yang diutarakan oleh Ibu Erni Susiatun , SH, M.Si selaku kasubbag perencanaan,Evaluasi dan Pelaporan DPP yaitu :

“ada keterbatasan terkait dana, jadi kita menyelesaikannya bertahap tidak bisa satu tahap kadang dua tahap. Karena anggaran yang ada terbatas. Sehingga dalam pelaksanaan revitalisasi kita sering kali ada 2 tahap” (wawancara 18 April 2016)

Hal yang sama juga diutarakan oleh bapak Drs. Suprapto, MM selaku Sekertaris DPP yang menyatakan :

“Dananya memang minim, sesuai kemampuan daerah/ pusat. Jadi yang penting anggaran tersedia kita tinggal menyesuaikan dengan anggaran yang ada.” (wawancara 25 April 2016)

“Pelatihan juga ada, setiap tahun ada. Itu terwakili. tidak mungkin tercukupi anggaran. Tiap thn itu 9. Dalam arti seluruh pasar tapi hanya terwakili berapa pedagang, berapa paguyuban.”(Wawancara 25 April 2016)

Seperti yang diutarakan ibu Erni dan bapak suprapto diatas, karena anggaran terbatas Sehingga program yang direncanakan harus mengikuti anggaran yang tersedia. Seperti program revitalisasi yang harus dilaksanakan dalam 2 atau 3 tahap untuk pembangunan beberapa pasar. Selain itu ada program seperti rehabilitasi dan pelatihan yang belum bisa dilaksanakan secara merata kesemua pasar sehingga dinas pengelolaan pasar harus membuat prioritas pasar mana yang didahulukan untuk direhabilitasi atau pedagang pasar mana saja yang mendapatkan pelatihan. Hal ini menyebabkan strategi peningkatan daya saing pasar tradisional kurang berjalan secara maksimal. Seperti saat revitalisasi pasar dalam 2-3 tahap maka pedagang akan dipindah ke pasar darurat yang kurang nyaman selama proses pembangunan berlangsung hal ini tentu mempengaruhi minat masyarakat untuk berbelanja ke pasar tradisional dan cenderung beralih ke

commit to user

pasar modern, hal ini dapat menyebabkan penurunan daya saing pasar tradisional terhadap pasar modern..

2. Kuantitas petugas,

Hal ini dikarenakan ada pasar yang membutuhkan petugas lebih banyak karena mungkin jumlah pedagang, jumlah sampah, luas pasar, tingkat keamanan, dan lain-lain. Oleh karena itu perlu adanya penambahan jumlah petugas karena masalah-masalah tersebut. Walaupun jumlah petugas yang sekarang sudah cukup banyak dan sudah diplotting/ditempatkan sedemikian rupa agar merata. Namun adakalanya jumlah petugas dilapangan masih kurang. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Yohannes salah satu pedagang pasar panggungrejo yang mengatakan :

”kebersihan disini ya sebenernya belum maksimal, soalnya kotorannya masih banyak. Disini kan yang nyapu/ petugas bersih-bersihnya cuma satu orang. Coba pasar ini luasnya berapa? Luas gini masak yang nyapu Cuma satu.” (wawancara 22 April 2016)

3. Kedisiplinan pegawai/petugas

Kedisiplinan menjadi hal yang cukup sulit untuk diterapkan, karena sifat dan karakter masing-masing pegawai/petugas berbeda. Ada pegawai yang disiplin dan ada yang kurang disiplin sehingga cenderung tidak melaksanakan tugas sesuai ketentuan/ prosedur yang berlaku. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Kusmanto, SH, MM selaku Kepala Seksi Peralatan Kebersihan yang mengatakan :

“Tapi ya itu tadi namanya pegawai tidak ada pengawas, mereka kadang-kadang tidak melakukan itu. Jadi kalo siang ya langsung siang. Jadi kalo anda kepasar, pasar kok reget men ya, jadi memang kasusnya seperti itu. Interval waktu dari pagi sampe siang itu harus mobile tapi kadang2 tidak

commit to user

ada pengawasan males. Jadi pasar itu rata-rata bersih kalo ada orang dinas kesana baru dia mbersihkan.”(wawancara 28 April 2016)

Pendapat Pak kusmanto diatas juga didukung oleh pendapat Ibu surakih Pedagang pasar kliwon yang menyatakan :

“Kebersihane ya kita ikut membersihkan Tapi ya sering disuruh mbak, misal ini nanti mau ada peninjauan dari Dinas Pasar jadi depannya disuruh harus dibersihin dulu. Itu sebelumnya pedagang dikasih tau biasane kalo ada orang dinas yang mau datang.” (Wawancara 26 April 2016)

Kebersihan pasar juga merupakan salah satu aspek yang penting untuk

menarik minat masyarakat untuk berbelanja ke pasar tradisional, jika pasar tradisional bersih maka pembeli akan nyaman berbelanja ke pasar tradisional. Dan bukan tidak mungkin pasar tradisional dapat membidik masyarakat menengah keatas bukan hanya menengah kebawah.

4. Mindset Pedagang

Pedagang hanya beranggapan pasar hanyalah tempat berjualan mereka, jadi kadang hanya sedikit pedagang yang sadar pentingnya kebersihan tempat berjualan mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kusmanto SH, MM selaku Kasie peralatan kebersihan yang menyatakan :

“Pedagang juga masa bodoh dalam arti didepan jarak berapa meter sudah ditaruh keranjang sampah atau bin sampah itu dia kalo nyapu dari halamannya/dasarannya sendiri dibuang ke lorong nggak mau mbuang ketempat sampah yang sudah disediani.” (Wawancara 28 April 2016) Padahal kebersihan pasar juga mempengaruhi para pembeli yang ingin berbelanja ke pasar. Jika pasarnya bersih maka pembeli juga akan nyaman berbelanja di pasar tradisional.