• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN AIR MINUM DEPOT ISI ULANG DAN

B. Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Air Minum

1. Menyediakan Produk Peraturan Hukum yang Mampu

Untuk dapat melindungi konsumen yang hak-haknya dirugikan dalam hal ini konsumen air minum isi ulang, perlu dibuat suatu peraturan yang mengatur dan terutama melindungi konsumen dari kerugian. Upaya

menyediakan produk peraturan hukum yang mampu melindungi ini dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dan berwenang misalnya pemerintah, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, YLKI, dan pihak-pihak lainnya.

Khusus mengenai konsumen air minum isi ulang, produk-produk hukum tersebut sebenarnya sudah tersedia, yang dapat dijadikan sebagai pelindung hukum bagi konsumen air minum isi ulang. Adapun ketentuan peraturan-peraturan yang terkait dengan pengaturan Depot Air Minum dan izin pendiriannya, antara lain :

a. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi dari penggunaannya (Pasal 1)

Setiap pendirian industri baru maupun perluasannya wajib memperoleh Izin Usaha Industri (Pasal 13).

b. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan kesehatan dan/atau membahayakan kesehatan dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 21 ayat 31).

c. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan

Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan barang apapun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan

dilarang dan atau yang dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan jiwa manusia (Pasal 16).

Setiap orang dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan beracun, berbahaya atau dapat merugikan atau membahayakan kesehatan jiwa manusia; pangan yang mengandung cemaran melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan (Pasal 21).

d. Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi sesuai dengan standar yang dipersyaratkan (Pasal 8 ayat (1) huruf a).

e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Pasal 1 huruf c)

f. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (Pasal 1 ayat 1).

Jenis air minum meliputi : air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan, air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan

minuman yang disajikan kepada masyarakat, harus memenuhi kesehatan air minum (Pasal 2 ayat 1).

Persyaratan kesehatan air minum harus memenuhi persyaratan bakteriologis, kimiawi, fisika dan radioaktif sebagaimana ditetapkan dalam lampiran (Pasal 2 ayat 2 dan 3)

g. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan/atau Jasa yang Beredar di Pasar

Pengawasan terhadap barang dan jasa yang beredar di pasar dalam memenuhi standar mutu dilakukan oleh menteri (Pasal 4 ayat (1)huruf a) Pengawasan pemenuhan ketentuan standar mutu dilakukan terhadap barang dan/atau jasa yang beredar di pasar, yang telah diberlakukan SNI wajib atau standar lain yang telah dipersyaratkan oleh Menteri atau Menteri teknis lainnya (Pasal 5 ayat 1) 98

h. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya.

i. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Tahun 1995 No. 25, tambahan Lembaran Negara No. 3516)

Perlindungan hukum yang diberikan UUPK serta peraturan terkait seperti Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang

98

Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum serta peraturan-peraturan yang terkait dengan pengaturan Depot Air Minum dan izin pendiriannya tersebut di atas dapat dijadikan pedoman dalam hal pengawasan kualitas air minum isi ulang yang dikonsumsi oleh masyarakat yang harus juga dilakukan dengan peran serta Pemerintah, masyarakat juga pihak-pihak terkait yang termasuk di dalamnya guna mewujudkan perlindungan konsumen yang baik dan sesuai serta keberlangsungan usaha yang ada di masyarakat.

2. Meningkatkan Kesadaran Hukum Konsumen Akan Hak dan Kewajibannya Dalam Mengkonsumsi Air Minum Depot Isi Ulang

Kesadaran Hukum adalah sikap seseorang yang mengamati, menghayati menyadari untuk melakukan perbuatan yang dibuat oleh penguasa yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan sebagai hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat. Kesadaran hukum berpangkal pada adanya pengetahuan tentang hukum yang menumbuhkan suatu pengakuan dan penghargaan aturan-aturan hukum, selanjutnya timbul sikap penghayatan dan pada akhirrnya timbul ketaatan dan kepatuhan terhadap hukum. 99

Peningkatan kesadaran hukum merupakan salah satu upaya pemberdayaaan konsumen dalam melindungi diri sendiri sehingga mampu mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan menghindari berbagai akses negatif pemakaian, penggunaan dan pemanfaatan barang dan/atau jasa kebutuhannya. Dengan memiliki kesadaran hukum maka konsumen akan dapat memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang dan/atau jasa yang

99

Al Azis Nurhidayat, “Kesadaran Hukum Warga Masyarakat Desa Lemahjaya Banjarnegara terhadap Pelaksanaan Undang-Undang”, Skripsi, FISIP Universitas Negeri Semarang, 2006, hal. 22

dibutuhkannya serta mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha penyedia kebutuhan konsumen tersebut yang menjamin adanya kepastian hukum. 100

Untuk meningkatkan kesadaran hukum diperlukan adanya pembinaan maupun penyuluhan-penyuluhan agar warga masyarakat dengan sukarela mentaati dan mematuhi peraturan hukum tersebut. Berkaitan dengan air minum isi ulang yang kini marak beredar di masyarakat, kesadaran hukum masyarakat sebagai konsumen akan hak dan kewajibannya dalam mengkonsumsi air minum isi ulang masih kurang. Adapun tingkat kesadaran yang rendah itu sebagai akibat dari tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang umumnya masih tertinggal.101 Hal ini ditunjukkan dengan ketidakpedulian konsumen akan haknya misalnya berkaitan dengan kehigienitas kualitas air minum, jaminan mutu air minum hingga pada pelayanan yang diberikan oleh pengelola depot air minum isi ulang tersebut. Begitu juga dengan kewajiban konsumen untuk memeriksa kualitas air isi ulang sebelum dikonsumsi demi keamanan dan keselamatan ataupun jika terjadi sengketa akibat konsumsi air minum isi ulang, konsumen wajib melakukan upaya penyelesaian hukum.

Dalam hal ini kesadaran konsumen air ulang lebih kepada bagaimana konsumen dapat aware terhadap hal-hal yang berkaitan dengan air isi ulang

100

Az. Nasution, “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Tinjauan Singkat UU No. 8 Tahun 1999-L.N. 1999 No. 42” diktutip dari <http://www.pemantauperadilan.com/opini/53-aspek%20hukum%20perlindungan%20konsumen%20tinjauan%20singkat%20uu%20nom.pdf> pada tanggal 13 Desember 2010.

101

Dedi Harianto, ”Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Periklanan yang Menyesatkan”, Disertasi, (Medan : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, 2007), hal. 75.

maupun tempat (depot) isi ulang tersebut yang harus memiliki izin pemerintah dan hasil uji laboratorium dan instansi yang diakui pemerintah. Konsumen harus lebih bersikap bijak dan cerdas dalam hal memilih air minum isi ulang yang akan dikonsumsinya. Kehati-hatian konsumen juga dapat dilakukan dengan mengikuti petunjuk mengenai cara memilih depot yang sehat dan aman, mengecek label yang ada pada kemasan, dan lain sebagainya.

Dalam hal peningkatan kesadaran hukum konsumen ini, sebaiknya tidak hanya oleh konsumen tetapi juga perlu campur tangan Pemerintah khususnya dalam hal pengawasan intensif terhadap depot-depot air minum isi ulang atau dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada konsumen misalnya mengenai syarat kualitas air minum isi ulang yang baik dan sehat dalam hal ini dapat berupa kegiatan sosialisasi terhadap Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum sehingga dapat pula meningkatkan pemahaman konsumen mengenai standar air minum isi ulang yang baik sehingga bisa mengantisipasi timbulnya dampak yang merugikan kesehatan akibat air minum isi ulang yang dikonsumsinya.

3. Mendorong Pelaku Usaha Air Minum Depot Isi Ulang Untuk Menjaga