Prioritas III , merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja untuk memenuhi ketentuan kebijakan pendampingan
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
IV- 2 merupakan salah satu dari basis penopang ekologi yang sangat penting
tidka hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Di sisi lain, gencarnya
pelaksanaan pembangunan seringkali membuat terabaikannya
perlindungan terhadap kualitas lingkungan hidup itu sendiri. Sehingga, saat ini yang perlu segera mendapat perhatian serius dari pemerntah Kabupaten Malang adalah bagaimana agar masalah lingkungan hidup
ini dapat menjadi program atau kebijakan prioritas dalam
pembangunan Kabupaten Malang ke depan.
Penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Malang dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan capaian yang positif. Walaupun demikian, sasaran pembangunan daerah yang kompleks dan wilayah yang luas belum mampu memenuhi seluruh kehendak publik. Selain itu identifikasi masalah dilakukan dengan penelaahan terhadap RPJMN dan RPJMD daerah yang berbatasan dengan Kabupaten
Malang. Terhadap RPJMN, Pemerintah Kabupaten Malang
merefleksikan gagasan revolusi mental untuk kemudian dijadikan kacamata dalam analisis permasalahan. Selain itu, terhadap RPJMD Kab/Kota yang berbatasan Pemerintah Kabupaten Malang telah melakukan identifikasi dengan menghasilkan prioritas berupa kerja sama antar daerah, seperti misalnya dalam hal jasa transportasi.
Beberapa masalah pembangunan Kabupaten Malang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
4.1.1 Pendidikan
1. Penempatan tenaga pendidik (guru) belum dilakukan secara
merata, masih terdapat kesenjangan baik dari sisi jumlah maupun kualitas antara kawasan pedesaan dan perkotaan;
2. Mengantisipasi adanya eksodus siswa SMA/SMK/MA ke kota
karena tingkat APK jenjang pendidikan ini yaitu 60,23% pada tahun 2015;
3. Belum tertampungnya siswa penyandang disabilitas di lembaga
pendidikan luar biasa dan sedikitnya jumlah sekolah inklusif.
4.1.2 Kesehatan
1. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 72,22 per seratus ribu
kelahiran hidup (30 Ibu meninggal) pada tahun 2015, dan Angka Kematian bayi (AKB) sebesar 5,95 per seribu kelahiran hidup (247 Bayi meninggal) pada tahun 2015;
IV-3
2. Masih tingginya kasus balita gizi buruk dengan Prevalensi Balita
Gizi Buruk 5,89% (9.996 Balita);
3. Masih rendahnya cakupan ASI Eksklusif dari target 80%, tahun
2015 : 64,92%;
4. Biaya pemeriksaan layanan HIV-AIDS dan IMS bagi sasaran
program belum diatur dalam Peraturan Daerah maupun BPJS kesehatan bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP);
5. Masih tingginya angka kejadian tuberkulosis (kasus baru TB) BTA
Positif usia di atas 15 tahun per 100.000 penduduk hasil survey prevalensi tahun 2013 sebesar 257 Per 100.000 penduduk dibanding tahun 2007 107 per 100.000 penduduk;
6. Masih belum semua kasus TB terdeteksi dalam program DOTS
tercapai 35% dari target 70% Tahun 2015;
7. Perlunya Peningkatan standar pelayanan Puskesmas sebagai
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam Jaminan Kesehatan Nasional agar dapat meningkatkan mutu secara berkesinambungan;
8. Masih banyak beredar makanan, dan makanan jajanan anak
sekolah yang tidak aman akibat masih banyaknya masyarakat yang belum mengerti tentang sertifikasi Produksi Industri Rumah Tangga Pangan (IRT-P);
9. Pelaksanaan Pembagunan Kesehatan mengedapankan pendekatan
Pembangunan Berbasis Desa melalui Desa Siaga perlu peningkatan meliputi peningkatan kwantitas dan kwalitas UKBM Desa siaga, Posyandu, dan lainnya yang belum berjalan optmal, Keterlibatan masyarakat dalam program pembangunan kesehatan masih rendah, pembangunan selama ini masih pada pembangunan kesehatan bebasis sektoral dan sedikit melibatkan masyarakat, sehingga
pembangunan sulit dicapai tanpa dukungan peran serta
masyarakat;
10.Jaminan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Malang dalam Program
JKN BPJS Kesehatan belum mencapai progres yang signifikan;
11.Akses air minum masyarakat masih dibawah 70% akibat Sumber
air bersih yang didistribusikan badan pengelola air bersih desa ke masyarakat banyak yang belum dilindungi dari resiko pencemaran. Sehingga masyarakat masih belum mendapatkan akses air bersih memenuhi syarat kesehatan;
12.Ketersediaan Petugas kesehatan di Puskesmas yang profesional
meliputi tenaga Medis, Paramedis keperawatan, Paramedis non keperawatan dan administrasi medis masih kurang, dan tidak ada tenaga pengganti pensiun;
IV-4
13.Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP-I)
masih belum terakreditasi;
14.Puskesmas di Kabupaten Malang belum semua pengelolaan BLUD
Unit Kerja;
15.Puskesmas di Kabupaten Malang belum berstandar ISO;
16.Belum adanya Unit Pengelolaan Limbah di Kabupaten Malang;
17.Belum adanya Unit Kalibrasi Alat Kesehatan di Kabupaten Malang;
18.UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten Malang belum
terakreditasi;
19.Masih kurangnya akses pelayanan kesehatan tingkat lanjut di
Kabupaten Malang;
20.Belum adanya pengembangan pelayanan obat tradisional di
Puskesmas.
4.1.3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
1. Tingginya laju tingkat kerusakan jalan per tahun di Kabupaten
Malang karena pembebanan lalu lintas yang melebihi kapasitas
pembebanan rencana/excessive overloading; kondisi geografis pada
beberapa wilayah memiliki stabilitas dan daya dukung tanah yang rendah; kondisi topografi yang bergunung-gunung memiliki potensi rawan bencana, erosi, dan longsor; kapasitas sistem drainase jalan yang belum memadai; serta umur teknis jalan yang sebagian besar memang telah melampaui batas optimalnya;
2. fungsi jaringan irigasi dan bangunan pelengkapnya mengalami
penuruan;
3. Pembaharuan data base irigasi tidak berjalan optimal;
4. Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung
sumber daya air, baik air permukaan maupun air tanah;
5. Kurangnya pemahaman SDM dalam penyusunan Angka Kebutuhan
Nyata Operasional dan Pemeliharaan (AKNOP);
6. Meningkatnya daya rusak air diantaranya berupa banjir di
beberapa kawasan pada musim penghujan;
7. Belum adanya Peta Skema Konstruksi (PSK) dan Peta Skema
Operasi (PSO) di wilayah kerja HIPPA sebagai tindaklanjut atas Keputusan Menteri RI Nomor: 293/KPTS/M/2014 tentang Daerah Irigasi;
8. Mayoritas Bagunan Gedung milik pemerintah maupun swasta
IV-5
9. Berlarut-larutnya proses persetujuan substansi Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Sosio Kultural Kecamatan Singosari- Lawang;
10.Kurangnya SDM sebagi tenaga staf teknis dalam proses
penanganan perizinan terkait, seperti Rekomendasi IPPT.
4.1.4 Perumahan Rakyat dan kawasan Pemukiman
1. Kesenjangan pemenuhan kebutuhan perumahan (backlog);
2. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya rumah dan
lingkungan sehat;
3. Rendahnya alokasi anggaran bantuan sosial untuk peningkatan
kualitas maupun pembangunan baru perumahan swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR);
4. Kurang optimalnya penyediaan rumah murah bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR);
5. Belum adanya program pelestarian rumah khas malangan;
6. Keterbatasan pengembang yang memenuhi kriteria teknis program
Bantuan PSU Perumahan Umum sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 38/PRT/M/2015 Tentang Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum;
7. Keterbatasan lokasi atau lahan untuk pengembangan perumahan
baru yang sesuai dengan rencana penyediaan rumah murah karena mahalnya harga tanah. Akibatnya, harga jual rumah sederhana di wilayah Kabupaten Malang melebihi harga jual yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat yaitu sebesar Rp 116.500.000,- (Tahun 2016) sesuai dengan lampiran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 113/PMK.03/2014 Tentang Perubahan ke IV atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.03/2007 Tentang Batasan Rumah Sederhana, Pondok Boro, Asrama Mahasiswa dan Pelajar serta Perumahan lainnya, yang atas penyerahannya dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai, sehingga program Bantuan PSU maupun DAK dari Pemerintah Pusat tidak dapat diberikan bagi perumahan tersebut;
IV-6
9. Terdapat kawasan dan permukiman kumuh di lokasi yang tidak
sesuai dengan peruntukan;
10.Belum adanya serah terima asset oleh pelaku pembangunan di
bidang perumahan kepada Pemerintah Kabupaten Malang;
11.Belum adanya pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. 4.1.5 Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
1. Kondisi geografis Kabupaten Malang yang luas merupakan kendala
bagi Satuan Polisi PP dan Linmas untuk melakukan pemantauan secara maksimal. Disamping itu, sarana untuk kegiatan penertiban khususnya pembongkaran masih terbatas;
2. Kabupaten Malang merupakan daerah rawan bencana, seperti
kekeringan, tsunami, erosi, tanah longsor dan banjir;
3. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kondisi geografis yang
beragam di Kabupaten Malang tidak sebanding dengan jumlah prasarana dan sarana pemadaman dan pencegahan bahaya kebakaran sehingga tingkat pemadaman dan pencegahan bahaya kebakaran menjadi belum optimal;
4. Terjadinya degradasi dalam masyarakat terhadap nilai nilai luhur
budaya bangsa;
5. menurunnya rasa kebersamaan dalam masyarakat akibat
pengaruh globalisasi.
4.1.6 Sosial
1. Ketersediaan data base PMKS yang valid masih jauh dari yang
diharapkan, sehingga jumlah PMKS yang tertangani masih sangat terbatas;
2. Jumlah populasi anak terlantar dari tahun ke tahun di Kabupaten
Malang semakin meningkat;
3. Cakupan pelayanan program kesejahteraan sosial yang masih
terbatas, sebagai dampak melemahnya fungsi koordinasi dan komunikasi pada berbagai sektor dan level.
4.1.7 Tenaga Kerja
1. Rendahnya kualitas angkatan kerja sehingga melemahkan daya
IV-7
2. Tingginya konflik ketenagakerjaan dalam penentuan UMK dan
masih rendahnya perlindungan bagi tenaga kerja;
3. Ketersediaan Informasi pasar kerja belum optimal.
4.1.8 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1. Belum optimalnya pencapaian kualitas hidup perempuan dan peran
perempuan dalam pembangunan;
2. Terbatasnya akses sumber daya pembangunan karena pendekatan
pembangunan pemberdayaan perempuan masih mengabaikan isu kesetaraan dan keadilan;
3. Lemahnya kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan
pengarusutamaan hak anak.;
4. Penyelenggaraan pemenuhan hak anak sebagai upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak sangat perlu untuk dioptimalkan;
5. Ketersediaan data terpilah terbatas dan data terpilah belum
menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program dan kegiatan;
6. Masih banyaknya kekerasan terhadap ibu dan anak dalam rumah
tangga (KDRT) yakni sebanyak 85 kasus dalam tahun 2013.
4.1.9 Pangan
1. Tingginya ketergantungan penduduk pada bahan pangan beras;
2. Orientasi pengembangan bisnis pangan masih berskala rumah
tangga dan bersifat tradisonal, belum menuju pada pengembangan agroindustri pangan skala UMKM;
3. Pola kemitraan dalam pengelolaan dan pemasaran hasil olahan
belum terbentuk sepenuhnya;
4. Kurangnya informasi pasar bagi petani, sehingga memiliki daya
tawar yang rendah;
5. Peran Tim Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) belum
optimal dalam penyediaan data olahan analisis bulanan situasi pangan dan gizi dari lintas sektor;
6. Belum meratanya pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) sebagai pendukung cadangan pangan di tingkat rumah tangga.
IV-8 4.1.10 Pertanahan
1. Proses pensertifikatan tanah aset milik Pemerintah Kabupaten
Malang berlangsung lama dan berbelit, apalagi beberapa
permasalahan tanah seringkali membutuhkan intervensi keputusan pemerintah pusat;
2. Tingginya kompleksitas sengketa pertanahan milik negara di
Kabupaten Malang;
3. Banyaknya SKPD yang membutuhkan tanah belum melakukan
perencanaan pengadaan tanah atau menyusun dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah untuk penerbitan Surat Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan sebagai dasar pengadaan tanah;
4. Adanya penghentian proses perizinan di bidang kehutanan terkait
tukar menukar kawasan hutan. 4.1.11 Lingkungan Hidup
1. Tingginya laju kerusakan lingkungan, berakibat pada peningkatan
luasan lahan yang perlu dikonservasi;
2. Peran serta sektor swasta masih tergolong rendah dalam
pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup;
3. Lemahnya validitas informasi dan data base kondisi lingkungan
hidup di Kabupaten Malang;
4. Cakupan titik pemantauan lingkungan yang seharusnya dilakukan
tidak sebanding dengan kemampuan anggaran maupun
ketersediaan aparatur serta kurangnya sarana mobilitas;
5. Belum adanya kajian teknis tentang efisiensi, efektifitas dan
keamanan penggunaan "prototipe" pemanfaatan gas methane sampah;
6. Belum sebandingnya jumlah kegiatan yang harus diawasi dalam
upaya pengendalian pencemaran lingkungan dengan jumlah tenaga teknis yang melakukan pengawasan;
7. Konservasi yang dilakukan pada daerah sumber air berupa
penanaman pohon belum bisa mencakup secara keseluruhan luasan daerah sumber air;
8. Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia belum sebanding
dengan besarnya jumlah timbulan sampah dan luasnya daerah pelayanan kebersihan;
IV-9
9. Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan sampah sejak dari sumbernya (3R; reuse, reduse and recycle);
10.Tuntutan konversi lahan dan adanya degradasi kualitas
lingkungan, akibat alih fungsi lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek ekologis;
11.Penurunan kuantitas dan kualitas RTH di kawasan perkotaan yang
dapat mengurangi kenyamanan dan keindahan;
12.Kondisi kualitas lingkungan khususnya air badan air di wilayah
Kabupaten Malang masih belum dapat memenuhi baku mutu. 4.1.12 Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
1. Masih belum optimalnya capaian penerbitan dokumen
kependudukan terutama dalam perekaman biometrik KTP
elektronik, penerbitan akta kematian dan penerbitan akta kelahiran;
2. Sarana dan prasarana yang belum memadai dalam rangka
peningkatkan pelayanan dokumen administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, karena cakupan jangkauan wilayah Kabupaten Malang yang sangat luas.
4.1.13 Pemberdayaan Masyarakat Desa
1. Lemahnya up-dating data profil desa/kelurahan sebagai data dasar
untuk perencanaan pembangunan desa/kelurahan;
2. Belum terbentuknya lembaga ekonomi secara menyeluruh di tiap-
tiap desa yang berguna untuk meningkatkan PADes;
3. Masih adanya BUMDes yang kurang sehat bahkan tidak aktif;
4. Kurangnya pemahaman aparatur pemerintah desa dalam
memahami regulasi.
4.1.14 Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
1. Tingginya pernikahan usia muda (<20 Tahun) dan kurangnya
pemahaman masyarakat tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR);
2. Tingginya Unmet Need (Pasangan Usia Subur yang belum terlayani
IV-10
3. Rendahnya Pasangan Usia Subur (PUS) ber KB Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP);
4. Rendahnya kualitas IMP (PPKBD dan sub PPKBD) sebagai ujung
tombak pengelola program Keluarga Berencana;
5. Rendahnya kuantitas dan kualitas kelompok Bina Keluarga (BKB,
BKR, BKL, dan UPPKS;
6. Rendahnya akurasi data base keluarga dan KB.
4.1.15 Perhubungan
1. Dalam perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Malang
dengan Pemerintah Kota Malang tentang Pengelolaan Terminal Landungsari belum mencapai target disebabkan belum adanya
proses kesepakatan perpanjangan perjanjian kerja sama
pengelolaan Terminal Landungsari setelah masa berlakunya berakhir tanggal 8 Agustus 2012;
2. Retribusi Terminal Bakroto Ampelgading tidak mencapai target
disebabkan tingkat kedatangan orang dan barang berkurang serta pengaruh jumlah hari pasaran di Pasar Bakroto;
3. Addendum perjanjian kerja sama pengelolaan bandara sipil
Abdulrachman Saleh hingga tahun 2012 belum selesai karena masih dalam proses pembahasan untuk mencarikan solusi tentang sistem pengelolaan Bandara Abdulrachman Saleh Malang;
4. Masih banyaknya fasilitas perlengkapan jalan yang hilang
diakibatkan kurang sadarnya masyarakat untuk ikut menjaga dan mengerti arti serta pentingnya keberadaan rambu-rambu lalin tersebut;
5. Kurang memadainya kondisi perkerasan jalan sehingga
mengakibatkan daya rekat marka jalan tidak maksimal;
6. Sulitnya kalibrasi dilakukan hingga mendekati 100 persen pada alat
uji rem, alat uji kesejajaran vertikal dan horisontal roda depan (kincup) dan alat uji emisi.
4.1.16 Komunikasi dan Informatika
1. Belum terciptanya sinergitas hubungan antar lembaga di bidang
informasi, karena menguatnya angapan bahwa kehumasan bukan kinerja individual akan tetapi kinerja kolektif (organisasi);
IV-11
2. Fasilitas sarana kerja utama khususnya main frame server sebagian
besar sudah saatnya untuk di recycle dan diremajakan;
3. Minimnya peralatan pendukung pada Radio Kanjuruhan, sehingga
kualitas dan jangkuan siaran relatif terbatas;
4. Minimnya jumah telecentre di Kabupaten Malang, sedangkan luas
wilayahnya cukup luas dan banyaknya penduduk yang antusias dengan adanya telecentre untuk mengembangkan potensi daerah yang dimiliki; dan
5. Belum semua desa di Kabupaten Malang terjangkau jaringan
internet, baik menggunakan sarana kabel maupun wifi.
4.1.17 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
1. Penilaian kesehatan bagi KSP/USP/UJKS belum seluruhnya dapat
dilaksanakan karena terbatasnya sarana dan prasarana dan SDM;
2. Terbatasnya data base UKM berpotensi yang dapat dipromosikan
pada pasar luas;
3. Belum optimalnya penguatan daya saing UMKM terhadap
perkembangan industri di Kabupaten Malang yang telah ditunjang dengan data peran sektor industri dan sektor perdagangan dalam perekonomian Kabupaten Malang yang cukup dominan. Tahun 2011 kontribusi kedua sektor ini sebesar 49,33 persen terdiri dari sektor industri 21,48 persen, dan sektor perdagangan 27,85 persen;
4. Sistem pengelolaan usaha ritel/toko koperasi yang masih
tradisional serta banyaknya usaha ritel yang merajalela yang mempengaruhi usaha ritel koperasi;
5. Kurangnya promosi dan pameran produk-produk usaha KUMKM;
6. Koperasi/KUD belum memanfaatkan secara optimal GLK, RMU dan
lantai jemur dalam mendukung program peningkatan produktifitas usaha serta kemudahan pelayanan bagi KUMKM;
7. Belum maksimalnya kerja sama usaha koperasi yang mengelola
sapi perah dan usaha pertanian;
8. Sering terjadinya keterlambatan dalam pengembalian dana bergulir,
9. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan UKM dalam
menciptakan lapangan usaha baru industri rumah tangga; dan
10.Kurangnya permodalan pada UPTD-PPK BLUD Dana Bergulir,
sehingga realisasi ajuan bantuan dana bergulir masih menunggu angsuran dari penerima modal bergulir.
IV-12