• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis Location Quotient digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan potensi internal yang dimiliki oleh suatu wilayah yaitu sektor basis dan non basis.

Rumus LQ adalah sebagai berikut:

Keterangan :

LQ : Nilai Location Quotient

Si : Produksi sektor tertentu i di Kabupaten Deli Serdang S : Produksi sektor seluruhnya di Kabupaten Deli Serdang Ni : Produksi sektor tertentu di Provinsi Sumatera Utara N : Produksi sektor seluruhnya di Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan diatas, maka ada tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat diperoleh (Bendavid-Val dalam kuncoro, 2004), yaitu :

1. Nilai LQ = 1, ini berarti bahwa produksi sektor tertentu di Kabupaten yang bersangkutan sama dengan produksi sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini memperlihatkan bahwa Kabupaten yang bersangkutan memiliki produksi sektor yang sama sehingga Kabupaten tersebut menjadi basis daerah tersendiri.

2. Nilai LQ > 1, ini berarti bahwa produksi sektor tertentu di Kabupaten bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan produksi sektor yang sama di

Provinsi Sumatera Utara. Hal ini memperlihatkan kondisi bahwa Kabupaten yang bersangkutan memiliki produksi sektor yang lebih baik sehingga Kabupaten tersebut menjadi basis daerah tersendiri dan di Provinsi Sumatera Utara.

3. Nilai LQ < 1, ini berarti bahwa produksi sektor tertentu di Kabupaten yang bersangkutan lebih rendah dibandingkan dengan produksi sektor yang sama di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini menunjukkan kondisi yang kurang baik sehingga Kabupaten tersebut bukan menjadi basis daerah tersendiri maupun di Sumatera Utara.

3.3.2 Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui suatu sektor perekonomian apakah dapat diharapkan bisa menjadi sektor basis di masa yang akan datang.

Adapun rumus DLQ adalah sebagai berikut:

Keterangan:

gij : rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) sektor i di Kabupaten Deli Serdang gj : rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) di Kabupaten Deli Serdang

Gi : rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) sektor i di Provinsi Sumatera Utara G : rata-rata laju pertumbuhan (PDRB) di Provinsi Sumatera Utara

t : periode waktu penelitian

Apabila hasil DLQ ≥ 1 maka sektor tersebut masih bisa diharapkan untuk menjadi sektor basis di di Kabupaten Deli Serdang pada masa yang akan datang.

Kemudian apabila nilai DLQ < 1 maka sektor tersebut tidak bisa diharapkan menjadi sektor basis di di Kabupaten Deli Serdang pada masa yang akan datang.

3.3.3 Analisis Shift Share (SS)

Metode Shift-Share adalah salah satu teknik analisis dalam ilmu ekonomi regional yang bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor utama yang mempengaruhi dan menentukan pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah. Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi tersebut dapat berasal dari luar daerah maupun dari dalam daerah bersangkutan sendiri. Faktor luar daerah dapat berasal dari perkembangan kegiatan ekonomi nasional maupun internasional yang dapat mempengaruhi karena terdapatnya hubungan ekonomi yang cukup erat dengan perekonomian nasional dan bahkan juga internasional. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam daerah biasanya timbul dari struktur perekonomian daerah serta potensi khusus yang dimilki daerah yang bersangkutan (Sjafrizal, 2014 : 189)

Jhon P.Blair (1991), formulasi analisis Shift-Share ini dengan menggunakan perhitungan matematika sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

Δyi = [yi (Yt/Y0-1)] + [yi(Yit/ Yi0) – (Yt/Y0)] + [yi (yit / yi0 ) – (Yit/ Yi0)]

Dimana :

Δyi = perubahan nilai tambah sektor i;

yi0 = nilai tambah sektor i di daerah pada awal periode;

yit = nilai tambah sektor i di daerah pada akhir periode;

Yi0

= nilai tambah sektor i di tingkat nasional pada awal periode;

Yit

= nilai tambah sektor i di tingkat nasional pada akhir periode.

Formulasi yang dibutuhkan untuk penghitungan tingkat kabupaten/kota, maka data yi yang digunakan adalah dari nilai tambah sektor i pada PDRB kabupaten/kota. Sedangkan nilai PDRB untuk tingkatan yang lebih tinggi, Yi0

dan Yit

dari PDRB pada tingkat provinsi.

Formulasi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan nilai tambah suatu daerah dapat diuraikan (decompose) atas tiga bagian yaitu:

1. Regional Share : [yi (Yt /Y0 - 1)] adalah merupakan komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan oleh dorongan faktor luar yaitu : peningkatan kegiatan ekonomi daerah akibat kebijaksanaan nasional yang berlaku kepada seluruh daerah, atau karena dorongan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dengan daerah tetangga;

2. Proportionality Shift (Mixed Shift) : [yi(Yit / Yi0) – (Yt/Y0)] adalah komponen pertumbuhan ekonomi dari dalam daerah sendiri yang disebabkan oleh struktur ekonomi daerah yang relatif baik, yaitu berspesialisasi pada sektor-sektor yang secara nasional pertumbuhannya cepat seperti sektor-sektor industri.

3. Differential Shift (Competitive Shift) : [yi (yit

/ yi0

) – (Yit

/ Yi0

)] adalah komponen pertumbuhan ekonomi daerah karena kondisi spesifik daerah yang bersifat kompetitif. Unsur pertumbuhan inilah yang merupakan keuntungan kompetitif daerah yang dapat mendorong pertumbuhan ekspor daerah bersangkutan.

Dengan mengikuti formulasi tersebut akan dapat diketahui komponen atau unsur pertumbuhan mana yang telah berperan terhdap pertumbuhan ekonomi wilayah bersangkutan. Nilai masing – masing komponen dapat saja negatif atau positif , tetapi jumlah keseluruhan akan selalu positif, bila pertumbuhan ekonomi juga positif dan demikian pula sebaliknya.

Jika Proportionality Shift hasilnya positif maka sektor tersebut tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian nasional atau dalam hal ini adalah provinsi dan

demikian sebaliknya. Jika Differential Shift hasilnya positif maka daerah tersebut mempunyai daya saing yang kuat.

3.3.4 Analisis Tipologi Klassen

Analisis Tipologi Klassen bertujuan menunjukkan posisi pertumbuhan dan pangsa sektor tersebut dalam membentuk perekonomian di suatu wilayah. Tipologi Klassen mendasarkan pengelompokkan suatu sektor di suatu wilayah dengan cara membandingkan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dengan pertumbuhan ekonomi wilayah yang lebih luas dan membandingkan pangsa sektor tersebut dengan nilai rata-ratanya di tingkat yang lebih luas. Hasil analisis Tipologi Klassen akan menunjukkan posisi pertumbuhan dan pangsa sektor tersebut dalam membentuk perekonomian di suatu wilayah.

Untuk melihat potensi ekonomi di suatu wilayah digunakan pendekatan pertumbuhan sektoral dan kontribusinya terhadap perekonomian di suatu wilayah.

Melalui metode ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan dari sektor ekonomi yang berbeda, yaitu: sektor unggulan/andalan, sektor potensial, sektor berkembang, dan sektor tertinggal. Adapun matriks untuk menentukan tipe karakteristik untuk melihat sektor unggulan di tingkat wilayah analisis adalah sebagai berikut:

1. Sektor ekonomi andalan (Kuadran I). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (Gi) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (G) dan memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (Si) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (S).

2. Sektor ekonomi potensial (Kuadran II). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (Gi) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (G), tetapi memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (Si) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (S).

3. Sektor ekonomi berkembang (Kuadran III). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (Gi) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (G), tetapi memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (Si) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (S).

4. Sektor ekonomi tertinggal (Kuadran IV). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (Gi) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (G) dan sekaligus memilki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (Si) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (S).

Tabel 3.1. Matriks Analisis Tipologi Klassen

Pertumbuhan

Kontribusi

Gi ≥ G Gi < G

Si ≥ S Sektor ekonomi andalan Sektor ekonomi potensial Si < S Sektor ekonomi

berkembang

Sektor ekonomi tertinggal

Keterangan:

Gi : Pertumbuhan sektor i di wilayah analisis G : Pertumbuhan sektor i di wilayah referensi Si : Kontribusi sektor i di wilayah analisis S : Kontribusi sektor i di wilayah referensi

Dokumen terkait