• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Metode Pembinaan

Dalam setiap cabang olahraga sangat perlu diadakan pengarahan dalam lapangan atau sering disebut dengan pembinaan atlet. Peran ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dalam bidang olahraga telah terbukti memberikan kontribusi yang cukup besar. Oleh karena itu sistem pembinaan olahraga harus dilakukan melalui pendekatan ilmiah dan upaya untuk memajukan atau menyempurnakan atlet agar dapat berprestasi dengan baik.

Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya menuju ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik, apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam suatu sistem pembinaan mantap, yang diorganisasikan untuk pembinaan olahraga secara terpadu dan kesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin ,1996).

Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga menurut Soeharsono yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996):

1) Aspek Olahraga

Menyangkut permasalahan: a) Pembinaan Fisik; b) Pembinaan Teknik; c) Pembinaan Taktik; d) Kematangan Bertanding; e) Pelatih; f)Program Latihan dan Evaluasi.

2) Aspek Medis

Menyangkut permasalahan; a) Fungsi organ tubuh meliputi : jantung, paru-paru, syaraf, otot, indera dan lainnya; b) Gizi; c) Cidera; d) Pemeriksaan Medis.

3) Aspek Psikologi

Menyangkut permasalahan : a) Ketahanan Mental; b) Kepercayaan Diri; c) Penguasaan Diri; d) Disiplin dan Semangat juang; Ketenangan, Ketekunan, dan Kecermatan; e) Motivasi.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka untuk penanganan pembinaan olahraga diperlukan pakar-pakar yang berkualitas sesuai dengan bidangnya, yaitu : pakar dibidang keolahragaan, pakar dibidang psikologi

pembinaan keolahragaan. Karakteristik utama untuk pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ketaraf internasional. Perencanaan dapat dikembangkan dengan baik, apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam satu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasi untuk penyelenggaraan pembinaan olahraga secara terpadu dan berkesinambungan.

a. Pembinaan Atlet

Pembibitan atlet merupakan upaya untuk menemukan individu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi dikemudian hari. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa atlet tertentu yang cocok untuk olahraga tertentu, memiliki potensi fisik yang handal, memiliki kemampuan teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman dalam berbagai kompetisi.

Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan kesadaran bahwa prestasi puncak tidak akan tercapai bila atlet tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk mencapainya. Mesikupn faktor-faktor yang lain sebagai faktor pendukung mempunyai sumbangan atau peranan yang sangat penting, tetapi sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri menurut soeharsono dalam buku Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin ( 1996:92). Diperkirakan sumbangan tersebut adalah sebagai berikut:

Dari atlet sekitar : 60-70%

Faktor penunjang lain : 30-40%

Pembinaan yang dilakukan secara sistematik, tekun dan berkelanjutan, diharapkan akan mencapai prestasi yang maksimal. Proses pembinaan memerlukan waktu yang cukup lama, yakni dari masa kanak-kanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang tinggi. Menurut Harre sebagaimana dikutip hadisasmita dan syariffudin (1996:70) Pembinaan dimulai dari program umum mengenai latihan dasar mengarah kepada pengembangan efisiensi olahraga secara komperhensif

dan kemudian berlatih yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang ditekuninya.

b. Pelatih

Pelatih adalah seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai keberhasilan tertentu. Seorang pelatih harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benar-benar mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif atau negatif, bermanfaat dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya.

Menurut ogilvie dan tutko (1966) dalam buku Harsono (1988-56) mengemukakan : “ahli-ahli psikologi olahraga yang merupakan pula penulis-penulis terkemuka mengenai masalah sosok kepribadian pelatih dan atlet, telah melakukan studi terhadap 64 orang pelatih yang mewakili empat cab olahraga yang paling digemari di Amerika, yaitu basketball, atletik, football, dan baseball. Menurut mereka, pelatih-pelatih yang ideal dan yang sukses adalah pelatih-pelatih yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mempunyai ambisi tinggi untuk sukses dan ingin selalu berada di

puncak.

2) Sangat tertib dan terorganisasi dengan baik, mementingkan

perencanaan ke depan (plan ahead).

3) Individu yang sangat hangat, terbuka, dan senang bergaul dengan orang

lain.

4) Mampu mengendalikan emosi kalau berada dalam stress.

5) Dapat dipercaya, dan orang bisa menggatungkan diri kepadanya

6) Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang terpuji.

7) Condong untuk pertama-tama menyalahkan dirinya sendiri dan bukan

orang lain kalau terjadi hal-hal yang tidak baik, atau kalau menemui kegagalan.

9) Mempunyai maturitas emosional yang mengagumkan.

Ogilvie dan Tutko menambahkan bahwa pelatih yang sukses biasanya menguasai ilmu dan seni berkomunikasi dengan atlet dan dengan asisten-asisten pelatihya.

Adapun syarat seorang pelatih menurut Soedjarwo (1993) adalah:

1) Harus mempunyai latar pendidikan yang sesuai dengan tugasnya

sebagai pelatih olahraga.

2) Mempunyai keterampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara

teori maupun praktek.

3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani,

kemampuan gerak, dan proporsi bentuk tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang dibinanya.

4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan

ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminati.

5) Dapat berkerja sama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para

ahli di bidang lain yang menunjang peningkatan prestasi.

6) Mempunyai sikap kepemimpinan yang berwatak dan kepribadian.

Seorang pelatih sangat diharapkan dapat berperan dalam berbagai disiplin, seperti petugas bimbingan dan penyuluhan, psikologi, pemimpin, guru, ahli strategi, bahkan seorang pelatih diharapkan dapat berperan sebagai ayah atau teman akrab sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati atau pelindung bagi atletnya. Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa dapat mempengaruhi dan membentuk watak serta kepribadian atlet dalam hal tertentu. Maka seorang pelatih perlu membekali dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan. Adapun tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih menurut soedjarwo ( 1995 : 9) adalah :

1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.

3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi pertandingan.

4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau pertandingan.

5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.

4. Metode Latihan

Dokumen terkait