Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan metode ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara Gaya Hidup terhadap Pola Pemilihan Makanan Siap Saji dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian.
Menurut Sugiyanto (2012:16) penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah Gaya Hidup (X) dan Pola Pemilihan Makanan Siap Saji (Y).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada konsumen KFC Box- Pajus Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara, 20155, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai Mei 2019.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Menurut Sukaria Sinulingga (2011:182). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen KFC Box Pajus Jamin Ginting.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan pengambilan anggota sampel menggunakan sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dan dengan purposive sampling yaitu
menentukan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel pada penelitian ini harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Orang yang pernah Makan di KFC Box Pajus minimal 2 (dua) kali
2. Usia orang yang melakukan pembelian makanan di KFC Box Pajus minimal 17 tahun ke atas
Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui, oleh karena itu agar sampel yang diambil dapat representatif dan mewakili populasi, maka jumlah sampel harus diketahui, untuk menentukan sampel yaitu dengan menggunakan
rumus Purba (Sujarweni, 2015:155) jika populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus
( Keterangan:
n = Ukuran Sampel
Z = 1,96 score pada signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) Moe = Margin Of Error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%
Maka ukuran sampel yang diperoleh, yaitu:
(
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 96,4 orang. Jika digenapkan maka ditetapkan jumlah responden adalah sebanyak 97 orang yang digunakan sebagai sampel.
3.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, oleh karena itu itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban empiric, Sugiyono (2012:93. Bentuk hipotesis yang digunakan adalah hipotesis asosiatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Ha : Adanya pengaruh secara signifikan antara gaya hidup terhadap Pola Pemilihan Makanan Ho : Tidak adanya pengaruh secara signifikan antara gaya hidup terdahap Pola Pemilihan
Makanan 3.5 Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang diteliti. Definisi konsep ini dilakukan agar ada batasan terhadap masalah variabel yang diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga tujuan dan arah penelitian jelas dan tidak menyimpang. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka peneliti mengemukakan definisi konsep yang digunakan sebagai berikut
1. Menurut Setiadi (2013:180).Gaya hidup merupakan cara hidup masyarakat atau individu yang diidentifikasikan, bagaimana seseorang menghabiskan waktu, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya dan apa yang menjadi buah pemikiran tentang diri mereka sendiri serta dunia disekitar mereka.
2. Menurut Muliarini, P. (2010 : 121) pengertian pola pemilihan makanan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan.
3.6 Definisi Operasional
Defenisi operasional adalah penjabaran defenisi variabel dan indikator pada penelitian yakni uraian dari konsep yang sudah dirumuskan berupa indikator untuk menguji suatu variabel. Berikut merupakan tabel defenisi operasional penelitian ini.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Gaya Hidup (X)
Gaya hidup merupakan cara hidup masyarakat atau individu yang diidentifikasikan,
bagaimana seseorang
menghabiskan waktu, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya dan apa yangmenjadi buah pemikiran tentang diri mereka sendiri serta dunia disekitar mereka.
1. Aktivitas
pengertian pola pemilihan makanan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan 8. Persepsi resiko
(Riskperception 9.Agama (Religion) Sumber : Data diolah peneliti, 2019
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
3.7.1Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden (objek peneliti). Menurut Sukaria Sinulingga (2011:165). Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemilihan makanan siap saji. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner kepada konsumen yang mengonsumsi makanan siap saji.
3.7.2Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti. Menurut Sukaria Sinulingga (2011:166). Data sekunder juga sifatnya melengkapi atau mendukung data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku, penelitian terdahulu, serta tulisan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.
3.8 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Liker. Skala liker digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugyono, 2012:132) instrumen penelitian yang menggunakan skala liker dapat dibuat dalam bentuk checklis maupun pilihan ganda.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Liker
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.9 Teknik Analis Data
Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
3.9.1 Metode Uji Instrumen
Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu uji validitas dan uji reabilitas.
3.9.1.1 Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan untuk menguji sejauh mana ketetapan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur penelitian. Jika instrumen valid/benar maka hasil pengukurannyapun kemungkinan akan benar. Adapun kriteria pengujian validitas menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 5%. Dalam penelitian ini untuk mengukur valid tidaknya instrumen yang disebarkan pada responden dilakukan dengan bantuan SPSS.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid 2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid 3.9.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, bila koefisien korelasi (r) positif maka alat pengukur tersebut realibel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha, menggunakan bantuan program SPSS dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen memiliki reliabilitas yang baik atau dengan kata lain instrumen yang diuji tersebut reliabel atau terpercaya.
2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut tidak reliabel atau tidak terpercaya.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.9.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model distribusi mengikuti mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi yang ada. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Peneliti menggunakan
bantuan program SPSS dalam melakukan uji normalitas ini, dengan menggunakan tingkat signifikan 5%, maka kriterianya adalah:
1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal, dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi)
> 0,05 dan
2. Data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) <0,05
3.10 Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi Liker Sederhana dapat digunakan hanya untuk satu variabel bebas (indenpendent) dan satu variabel terikat (dependent). Dengan tujuan untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel terikat (dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent). (siregar, 2013 :284). Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS.
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah Y = a + b X
Dengan keterangan :
Y = Subjek dalam variabel terikat yang diprediksikan
X = Subjek variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b =Koefisien regresi yang menunjukan peningkatan penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
3.11 Uji Hipotesis
3.11.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
A. Dengan membandingkan nilai t hitungannya dengan t table 1) Apakah t hitung > t table, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2) Apakah t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak B. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
1) Apakah angkat probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
2) Apakah angka probalitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.11.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (Sujarweni, 2015:228), koefisien determinasi (goodness of fit), yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi. Koefisien determinasi R2 mencerminkan kemampuan variabel dependen. Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
BAB IV