• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP POLA PEMILIHAN MAKANAN SIAP SAJI (Studi pada Konsumen KFC Box Pajus Jamin Ginting) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP POLA PEMILIHAN MAKANAN SIAP SAJI (Studi pada Konsumen KFC Box Pajus Jamin Ginting) SKRIPSI"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP POLA PEMILIHAN MAKANAN SIAP SAJI

(Studi pada Konsumen KFC Box Pajus Jamin Ginting)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

FILINA LOMBU 150907017

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP POLA PEMILIHAN MAKANAN SIAP SAJI

(Studi pada konsumen KFC Box Pajus) Nama : Filina Lombu

NIM : 150907017

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ir. Eddy Aswari M.M

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisispengaruh Gaya Hidup terhadap pola pemilihan makanan siap saji pada konsumen KFC Box Pajus karena Pola Pemilihan Makanan Siap Saji saling memiliki keterkaitan.Maka Gaya Hidup tentunya memiliki pengaruh terhadap pola Pemilihan Makanan Siap saji pada konsumen KFC Box Pajus.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen KFC Box Pajus yang sering mengunjungi dan membeli makanan.Data dikumpulkan melalui metode kuesioner terhadap 97 responden.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Probability sampling dengan pendekatan Simple Random Sampling.Jenis datanya adalah data primer dan data sekunder. Teknik analisis yang dilakukan adalah dengan metode analisis regresi linerar sederhana serta uji instrumen, berupa uji validitas, reabilitas, dan uji asumsi klasik berupa uji normalitas serta pengujian hipotesis menggunakan uji T, dan uji koefisien determinasi

Berdasarkan analisis data dan statistik, indikator-indikator pada penelitian ini besifat valid dan variabelnya bersifat reliabel.Pada pengujian asumsi klasik yaitu Uji Normalitas diperoleh data berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 30,539+1,016 X yang artinya apabila Gaya Hidup konstan, maka akan ada pola pemilihan makanan siap saji sebesar 30,539 dan apabila Gaya Hidup dinaikkan 1 kali maka pola pemilihan makanan siap saji akan meningkat sebesar 1,016. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan bahwa variabel Gaya Hidup yang diteliti. Angka R Square sebesar 0.324 menunjukkan bahwa 32,4%

variabel pola pemilihan makanan siap saji dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Gaya Hidup. Sedangkan sisannya sebesar 68,3% dijelaskan oleh faktor selain Gaya Hidup.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Pola Pemilihan Makanan, Keputusan Pembelian, Perilaku konsumen

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LIFESTYLE ON FOOD SELECTION PATTERN READY (Study on KFC Box Pajus consumers)

Name : Filina Lombu Studen ID Number : 150907017

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Science Lecturer : Ir. Eddy Aswari M.M

This study aims to find out and analyze the influence of Lifestyle on the pattern of choosing ready-to-eat food at KFC Box Pajus consumers because the Pattern of Selection of Ready-to-Eat Foods is interrelated. Then lifestyle certainly has an influence on the pattern of the selection of ready-to-eat foods at KFC Box Pajus consumers.

The population in this study is KFC Box Pajus consumers who often visit and buy food. Data were collected through the questionnaire method to 97 respondents. The sampling technique in this study was conducted using Probability sampling technique with a Simple Random Sampling approach. The data types are primary data and secondary data. The analysis technique carried out is a simple linear regression analysis method and instrument test, in the form of validity, reliability, and classic assumption tests in the form of a normality test and hypothesis testing using the T test, and test the coefficient of determination

Based on data and statistical analysis, the indicators in this study are valid and the variables are reliable. In testing classical assumptions, namely the Normality Test, the data are normally distributed.

Based on the results of the study, the regression equation is obtained as follows:

Y = 30,539 + 1,016 X, which means that if Lifestyle is constant, then there will be a pattern of choosing ready-to-eat food of 30,539 and if Lifestyle is increased once, the pattern of choosing ready-to-eat food will increase by 1,016. Hypothesis testing using the t-test shows that the Lifestyle variable was studied. The R Square number of 0.324 indicates that 32.4% of the variable pattern of ready-to-eat food can be explained by the independent variable, Lifestyle. While the score of 68.3%

is explained by factors other than Lifestyle.

Keywords: Lifestyle, Food Selection Patterns, Purchasing Decisions, Consumer Behavior

(4)

KATA PENGANTAR

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 28:3)”

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha pengasih, karena atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup terhadap Pola Pemilihan Makanan Siap Saji studi pada KFC Box Pajus”.

Adapun skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.Dalam pengerjaan skripsi ini penulis telah menerima banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Eddy Aswari M.M, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

(5)

5. Bapak Nicholas Marpaung, S.AB, M.SI, selaku Dosen Penguji yang memberikan masukan dan juga dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Bapak Ahmad Farid, S.H selaku Staf Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf pengajar atau dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Kedua orang tua ku, Bapak tercinta, Alisandre Lombu Mamak tercinta, Aliba Waruwu. Terimakasih telah menjadi orang tua terbaik, dan membuat penulis selalu merasa dikelilingi oleh cinta dan kasih sayang. Tidak pernah berhenti memberikan dukungan, doa, nasihat, dan juga tidak pernah lupa mengajari penulis untuk selalu mengucap syukur untuk segala yang penulis terima di hidup penulis. Doaku untuk kalian hanya Tuhan yang mampu menghadiahi kalian berdua dengan seluruh rahmat, rezeki, kebesan dan karunia-Nya.

9. Kepada abang, kakak dan adek-adekku, abang Alinusu Lombu, abang Revel Lombu, kakak Mili Zendrato, kakak Perida Lombu, adek-adekku, Amon Lombu, Dini Lombu, Jefan Lombu, Putra Lombu, Pinter Lombu, Nover lombu, Indah lombu. Terimaksih sudah menjadi hadiah terindah di kehidupan penulis, menjadi penghibur dan penyemangat selama penyusunan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat penulis yaitu Cintya Br. Sinuhaji, Indah Purba, leli maryani yang membuat penulis selalu merasa percaya diri, saling bertukar dukungan dan pikiran. Terimakasih sudah menjadi sahabat penulis dari awal masuk kuliah hingga penyusunan skripsi.

(6)

11. Sahabat dari kost 333, kakak Derli pardosi, ade kece besti Zega (sofamio- mio yaodo), Bestri Zega, Noly Gea, Zetti Sianturi. Terimakasih sudah memberi penyemangat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

12. Masa Damai ndraha, teman terbaik penulis yang terkadang ada dan tidak ada Terimakasih telah menjadi teman terbaikku selama ini dan selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis.adek Misra Waruwu yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis. Terimakasih telah menjadi adek yang baik dan tempat sharing.

13. Cerah Purba, teman terbaik penulis. Yang selalu memberi semangat, motivasi dan dukungan. Terimakasih telah menjadi abang terbaik bagi penulis.

14. Teman-teman seperjuangan skripsidari Program Studi llmu Administrasi Bisnis yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

15. Seluruh pihak yang sudah ikut membantu penulis dalam penyelesaian skrips ini.

Terimakasi karena tanpa kalian penulis tidak akan bisa melewati ini sendirian. Semoga Tuhan Yang Maha pengasih membalas semua kebaikan kalian kepada penulis.

Medan, juni 14 2019 Penulis

Filina Lombu

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Tujuan Penelitian ...6

1.4 Manfaat Penelitian ...6

BAB II KERANGKA TEORI ...7

2.1 Gaya Hidup ...7

2.1.1 Pengertian Gaya Hidup ...7

2.1.2 Jenis-jenis Gaya Hidup ...8

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup... ...9

2.1.4 Indikator Gaya Hidup...12

2.2Perilaku Konsumen ...12

2.2.1Pengertian Perilaku Konsumen ...12

2.2.2Motivasi Pembelian ...13

2.2.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ...14

2.3Makanan Siap Saji... ...16

2.3.1 Pengertian Makanan Siap Saji ...16

2.3.2Pola Pemilihan Makanan ...17

2.3.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemilihan Makanan...17

2.3.4 Indikator Pola Pemilihan Makanan ...21

2.4.Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian...23

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian ...23

2.4.2PerananKeputusan Pembelian ...23

2.4.3Tahap-tahap Pembelian Konsumen ...24

2.4.4Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian...26

2.5Penelitian Terdahulu...28

2.6Kerangka Konseptual...29

BAB III METODE PENELITIAN ...31

3.1 Bentuk Penelitian ...31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...31

3.3 Populasi dan Sampel ...31

3.3.1 Populasi ...31

3.3.2 Sampel ...31

3.4 Hipotesi Penelitian ...33

(8)

3.5 Definisi Konsep ...33

3.6 Defenisi Operasional ...34

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... ...35

3.7.1 Data Primer ... ...35

3.7.2 Data Sekunder... ...35

3.8Skala Pengukuran Variabel ...35

3.9 Teknik Analisa Data ...36

3.9.1 Metode Uji Instrumen ...36

3.9.1.1 Uji Validitas Instrumen ...36

3.9.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen ...37

3.9.2 Metode Analisis Data ...37

3.9.2.1 Uji Asumsi Klasik ...38

3.8.2.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ...38

3.9.3 Pengujian Hipotesis ...39

3.8.3.1 Uji Signifikan Parsial (uji-t) ...39

3.8.3.2 Uji Koefisien Determinasi ( ) ...39

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 40

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...40

4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ...40

4.1.2 Sejarah Singkat KFC di Dunia... ...41

4.1.3 Sejarah Singkat KFC di Indonesia ...42

4.2 Penyajian Data... 45

4.2.1 Identitas Responden ...45

4.2.2 Variabel Penelitian ...47

4.2.2.1 Gaya Hidup(X) ...47

4.2.2.2 Pola Pemilihan Makanan (Y) ...53

4.3 Uji Instrumen Penelitian ...63

4.3.1 Uji Validitas Instrumen ...63

4.3.1.1 Uji Validitas Gaya Hidup(X) ...63

4.3.1.2 Uji Validitas Pola Pemilihan Makanan(Y) ...64

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen ...66

4.3.2.1 Uji Reliabilitas Gaya Hidup(X) ...66

4.3.2.2 Uji Reliabilitas Pola Pemilihan Makanan(Y) ...66

4.4 Analisa Data ...67

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ...67

4.4.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ...70

4.4.3Pengujian Hipotesis ...71

4.4.3.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ...71

4.4.3.2 Uji Koefisien Determinasi ( ...72

4.5 Pembahasan...73

BAB V PENUTUP ...76

5.1 Kesimpulan ...76

5.2 Saran ...77 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenis Makanan dan Minum KFC...20

Tabel 3.2 Definisi Operasional...34

Tabel 3.3 Instrumen Skala Liker...36

Tabel 1.4 Kriteria Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...45

Tabel 4.5 Kriteria Responden Berdasarkan Usia...46

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban TentangKriteria Responden Berdasarkan Pekerjaan...46

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban TentangSaya Suka Menghabiskan Waktu di RestoranKFC Box Pajus... ...47

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban TentangSaya Suka Berkumpul Bersama Teman- teman di Restoran KFC Box Pajus...48

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban TentangSaya Selalu Mengaja Keluarga Untuk Makan Dan Minum Di RestoranKFC...49

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban TentangSaya Suka Mencoba Makanan Dan MinumanYang Baru Di Restoran KFC...49

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban TentangSaya Suka Bersantai Di Restoran KFC Box Pajus...50

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban TentangSaya Tidak Memperdulikan Harga Makanan Dan Minuman Yang Ada Di Restoran KFC Box Pajus...51

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban TentangSaya Suka Menikmati Suasana Di RestoranKFC Box Pajus...51

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban TentangRasa Makanan Dan Minuman Di Restoran KFC Box Pajus Cocok Dengan Selera Saya...52

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Proses PenyajiannyaYang Bersih...53

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Proses Masak Yang Bersih...54

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Tempatnya Mudah Dijangkau...54

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Proses Masak Dan Penyajian Yang Cepat...55

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Sering Membeli Atau Memakannya...56

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Membantu Mengatasi Stress...56

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Membuat Hati Senang...57

Tabel 4.22 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Rasanya Enak...58

(10)

Tabel 4.23 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran

KFC BoxPajus Karena Aromanya Enak...58

Tabel 4.24 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Harga Yang Terjangkau...59

Tabel 4.25 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Harga Sesuai Dengan Kualitas Makanan...59

Tabel 4.26 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Tidak Mengandung Zat Tambahan...60

Tabel 4.27 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Mengandung Bahan Yang Alami...61

Tabel 4.28 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Terbuat Dari Bahan Yang Diketahui...61

Tabel 4.28 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Mempunyai Sertifikat Halal DariPemerintah...62

Tabel 4.29 Distribusi Jawaban TentangSaya Memilih Makanan Di Restoran KFC Box Pajus Karena Diperbolehkan Oleh Agama...62

Tabel 4.28 Uji Validitas Variabel Gaya Hidup(X) ... ...64

Tabel 4.29 Uji Validitas Variabel Pola Pemilihan Makanan (Y) ... ...65

Tabel 4.30 Uji Reliabilitas Variabel Gaya Hidup(X) ... ...66

Tabel 4.31 Uji Reliabilitas Variabel Pola Pemilihan Mkanan (Y)...66

Tabel 4.32 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... ...69

Tabel 4.33 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... ...70

Tabel 4.34 Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji-T) ... ...71

Tabel 4.35 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... ...72

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Perkembangan restoran KFC dari tahun 2011-2018...2

Gambar 1.2 Pertumbuhan Pendapatan...3

Gambar 2.1 Proses keputusan pembelian...24

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir...30

Gambar 4.1 Logo KFC...43

Gambar 4.2 Struktur Organisasi...44

Gambar 4.3 Uji Normalitas Dengan Grafik Histogram...68

Gambar 4.4 Uji normalitas Dengan Grafik Normalitas P-Plot...68

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, gaya hidup saat ini telah menjadi suatu identitas individu maupun kelompok.Demi menjalani gaya hidup modern tersebut,tidak jarang masyarakat rela menghabiskan sebagian besar uang dan waktu yang dilimilikinya. Gaya hidup modernisasi yang membawa dampak pada perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, sehingga mampu menciptakan kondisi yang menghasilkan gaya hidup baru. Perubahan gaya hidup masyarakat inilah yang mendasari perubahan pola makan. Gaya hidup saat ini tidak lagi menjadi persoalan di kalangan tertentu, setiap orang dapat mudah meniru gaya hidup yang disukai.

Pola hidup masyarakat masa kini yaitu senang memilih atau mengonsumsi makanan siap saji karena makanan siap saji ini bisa langsung dikonsumsi dengan cepat dan mudahdimana konsumen tidak memerlukan waktu yang lama untuk makanan yang mereka pesan. Makanan siap saji diciptakan untuk para instan yang tidak memiliki banyak waktu karena disibukkan oleh kegiatan maupun pekerjaan sehingga mereka memilih makanan yang siap saji.Makanan siap saji adalah makanan yang dihidangkan secara praktis, dan tidak memerlukan persiapan yang rumit.

Makanan siap saji saat ini semakin populer dan diminati oleh masyarakat dan mudah untuk ditemukan diberbagai tempat dan juga pilihan akan makanan sudah beragam. Restoran cepat saji merupakan tempat makanan dimana konsumen akan memperoleh makanan dan minuman dengan cepat dan mudah. Sekarang ini makanan siap saji ini sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat kota terlebih-lebih para instan yang banyak kegiatan atau sibuk kerja.

Anggapan ini tentunya akan berpengaruh pada pemilihan makanan, dimana semakin banyak konsumen yang lebih suka memilih makanan siap saji dikarenakan cepat dan praktis.

(13)

Keputusan untuk mengonsumsi makanan siap saji tersebut ditentukan oleh perilaku.

Perilaku konsumen merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses konsumen untuk membeli atau mengonsumsi produk atau jasa. perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.

Bertambahnya konsumen yang menyukai makanan cepat saji dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah restoran cepat saji. Salah satunya yaitu KFC (kentucky fried chicken).

Gambar 1.1

Perkembangan restoran KFC dari tahun 2011-2018

Sumber. www.idx.co.id.from_erep>201808

Berdasarkan gambar 1.1. perkembangan restoran KFC mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai 2018. Dimana pada tahun 2011 sebesar 421 dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 441, dan seterusnya pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 mengalami peningkatan masing-masing. Tahun 2013 akan teru meningkat menjadi 466, Pada tahun 2014 menjadi 493, pada tahun 2015 lebih meningkat menjadi 540, pada tahun 2016 menjadi 575, pada tahun 2017 meningkat lagi perkembangannya menjad 628, dan selanjutnya pada tahun 2018 menjadi 632. Jadi dapat

(14)

disimpulakan bahwa perkembangan restoran KFC tiap tahun selalu mengalami peningkatandan Semakin banyak konsumen yang mengonsumsi makanan siap saji maka perkembangan restoran KFC juga semakin meningkat.

Gambar 1.2

Pertumbuhan Pendapatan

Sumber : . www.idx.co.id.from_erep>201808

Berdasarkan gambar 1.2 pendapatan year to date (YTD) pada juni 2017 sebesar 2.605.39 miliar dan pendapatan year to date pada juni 2018 sebesar 2.966,99 miliar. Maka pendapatan year to date (YTD) dari juni 2017 sampai juni 2018 sebesar 5.572,38 miliar.

KFC Box Pajus Jamin Ginting merupakan salah satu usaha yang bergerak dibidang kuliner yang menjual berbagai menu bervariasi enak dan dinikmati banyak masyarakat.

KFC Box Pajus merupakan usaha yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang baik di tengah banyaknya persaingan dibidang yang sama seperti Quality,Texas chicken, CFC, A&Wdan restoran sejenis yang menawarkan berbagai pilihan menu yang bervariasi.

KFC Box Pajus Jamin Ginting berdiri kurang lebih dua tahun namun sudah dipilih masyarakat sebagai tempat makan dan sekaligus sebagai tempat nongkrong. Hal ini terbukti dari banyaknya pengunjung setiap hari.

Kehadiran restoran siap saji atau fast food mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.

Perilaku masyarakat dalam memilih jenis makanan dan minuman di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor fisiologis, faktor psikologis, agama, keputusan etis, faktor ekonomi, norma

(15)

sosial, pendidikan, media dan periklanan, dan faktor budaya berpengaruh terhadap pola pemilihan makanan masyarakat.Hal ini disebabkan oleh berkembangnya pengetahuan dan informasi mengenai jenis makanan yang disajikan.Banyak tinjauan yang dapat dianalisis mengapa seseorang memilih untuk makan di restoran. Disamping itu masyarakat yang banyak menyukai dikarenakan lingkungan sosial dan kondisi ekonomi yang mendukung, penyajiannya yang cepat dan praktis tidak membutuhkan waktu lama, rasanya enak dan sesuai seleraini semua terkait gaya hidup.

Gaya hidup masyarakat pada saat ini sudah mengarah ke modernitas. Disadari atau tidak perkembangan jaman akan membawa perubahan pada gaya hidup, mulai dari pola hidup dan kebutuhan masyarakat pada saat ini.gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ferra Untari Anggraika, yang meneliti Gaya Hidup Mahasiswa Dalam Pola Pemilihan Makanan Di KFC, dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pemilihan makanan hanya untuk meningkatkan eksistensi. Dan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang meneliti tentang pola pemilihan makanan dari segi kesehatan. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk meneliti apakah semakin tinggi gaya hidup seseorang maka mereka akan semakin memperhatikan pola pemilihan makanan dari segi kesehatan atau mereka hanya ingin memilih makanan yang sedang trendkarena KFC bukan hanya untuk makan maupun untuk bergaya dan menunjukkan diri mereka di dalam media sosial bahwa mereka dapat hidup lebih efisien menghemat waktu sehingga pola pemilihan makanan ini tidak lepas dari gaya hidup yang semakin modern.

(16)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka saya sebaga penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul

“Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Pola Pemilihan Makanan Siap Saji (Studi Pada Konsumen KFC Box-Pajus Jamin Ginting)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah bagaimana pengaruh Gaya Hidupterhadap Pola Pemilihan Makanan Siap Saji pada KFC Box Pajus.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah pengaruh Gaya Hidupterhadap pola pemilihan makanan siap saji pada KFC Box Pajus.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti terhadap masalah yang akan diteliti terutama yang berkaitan dengan Gaya Hidup yang dapa mempengaruhi pola pemilihan makanan siap saji.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan sebagai masukan berupa saran dan bahan pertimbangan dalam membuat strategi pemasaran dalam rangka memenuhi harapan konsumen.

3. 1. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

(17)

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/I dalam melakukan penelitian dengan objek maupun permasalahan yang sama yang berkaitan Gaya Hidup yang dapat mempengaruhi pola pemilihan makanan siap saji.

(18)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Gaya Hidup

2.1.1Pengertian Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan cara hidup masyarakat atau individu yang diidentifikasikan, bagaimana seseorang menghabiskan waktu, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya dan apa yang menjadi buah pemikiran tentang diri mereka sendiri serta dunia disekitar mereka. Menurut Setiadi (2013:180). Menurut Minor dan Wowen dalam Yuniarti (2015:27) gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu perilaku yang mencerminkan masalah apa yang sebenarnya yang ada di dalam alam pikiran pelanggan yang cenderung berbaur dengan berbagai hal yang terkait dengan masalah emosi dan psikologis konsumen

Gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu, Women dan Minor (dalam Mayasari, 2012:99). Gaya hidup mengacu pada pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang dari dia menghabiskan waktu dan uang, Solomon (dalam Dwiastuti,2012:75).Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan pada akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Sedangkan Menurut (Idi Subandy 2011:11 dalam jurnal Ferra Untari Anggraika 2016) Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.

Dan persoalan gaya hidup.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana seseorang hidup menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Gaya hidup sering kali digambarkan melalu kegiatan, minat, dan opini seseorang.

2.1.2 Jenis-jenis Gaya Hidup

(19)

Menurut Mowen dan Minor, terdapat sembilan jenis gaya hidup yaitu sebagai berikut (Sumarwan, 2011:45)

1. Funcionalists.

Menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting. Pendidikan rata-rata, pendapatan rata- rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh). Berusia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak.

2. Pengasuh (Nurturers)

Muda dan berpendapatan rendah. Mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun rumahtangga dan nilai-nilai keluarga. Pendidikan diatas rata-rata.

3. Aspirers.

Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-barang berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik Yuppie klasik. Pendidikan tinggi, pekerja kantor, menikah tanpa anak.

4. Pengalaman (Experientials)

Membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barang-barang hiburan, hobi, dankesenangan (Convencience). Pendidikan rata-rata, tetapi pendapatannya diatas rata- rata karena mereka adalah pekerja kantor.

5. Pengganti (Succeeders.)

Rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya dan berpendidikan tinggi. Pendapatan tertinggi dari kesembilan kelompok. Menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri. Menghabiskan uang di atas rata-rata untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.

6. Mayoritas moral (Moral majority)

Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja. Berada pada tahap empty-nest. Pendapatan tertinggi kedua. Pencari nafkah tunggal.

(20)

7. The golden years.

Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi pendapatannya tertinggi ketiga. Melakukan pembelian tempat tinggal kedua. Melakukan pengeluaran yang besar pada produk- produk padat modal dan hiburan.

8. Penopang (Sustainers)

Kelompok orang dewasa dan tertua. Sudah pensiun. Tingkat pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari dan alkohol. Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.

9. Subsisten (Subsisters)

Tingkat sosial ekonomi rendah. Persentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata- rata. Kebanyakan merupakan keluarga-keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal jumlahnya di atas rata-rata kelompok minoritas.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Hidup

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup menurut Kotler dan Amstrong (2012:48) mengemukakan bahwa gaya hidup seseorang dapat dillihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Lebih lanjut Kotler dan Amstrong (2012:48) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksterna), faktor internal adalah sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi dengan penjelasannya yaitu sebagai berikut :

1. Sikap

(21)

Sikap berarti suatu keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

2. Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

3. Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

4. Konsep diri

Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri, konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

5. Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan pretise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

6. Persepsi

(22)

Persepsi yaitu proses dimana seorang memilih, mengatur, dan

mengintepretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2011) yaitu sebagai berikut : 1. Kelompok referensi

Kelompok referensi yaitu kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaru langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberikan pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh- pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tersebut.

2. Keluarga

Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.

3. Kelas sosial

Kelas sosial yaitu sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.

2.1.3 Indikator Gaya Hidup

Menurut Kotler dan Armstrong (2007:170) ada tiga indikator yang mencirikan gaya hidup yaitu:

1. Aktivitas adalah meminta kepada konsumen untuk mengidentifikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka.

2. Minat adalah memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen.

(23)

3. Opini adalah menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai topik-topik peristiwa dunia, lokal, moral ekonomi dan sosial.

2.2 Perilaku Konsumen

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku konsumen yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:4) . Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produkdan jasa termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut Menurut Kottler (2009:166).

Menurut Mowen dalam Sumarwan (2015:5) menyatakan bahwa perilaku konsumen didefenisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukan yang melibatkan perolehan, konsumsi, penyimpanan barang, jasa, pengalaman serta ide. Sumarwan (2010) menyatakan, dari beberapa defenisi yang telah disebutkan di atas dapat kita simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.2.2 Sifat Motivasi Pembelian

Menurut Hendri Ma’ruf (2006:51) setiap konsumen mempunyai dua sifat motivasi pembelian yang saling tumpang tindih dalam dirinya, emosional dan rasional yaitu:

1. Emosional

(24)

Motivasi yang dipengaruhi emosi berkaitan dengan perasaan, baik itu keindahan, gengsi, atau perasaan lainnya termasuk bahkan iba dan rasa marah. Faktor indah atau bagus dan faktor gengsi akan lebih banyak pengaruhnya dibandingkan rasa iba atau marah karen saat berbelanja, umumnya para konsumen bukan dalam keadaan iba atau marah.

2. Rasional

Sikap belanja rasional dipengaruhi oleh alasan rasional dalam pikiran seseorang konsumen. Cara berpikir seseorang konsumen bisa begitu kuat sehingga membuat perasaan seperti gengsi menjadi amat kecil atau bahkan hilang.

2.2.3Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Suharno dan Sutarso (2014:6) menyatakan ada empat faktor utama yang mempengaruhi dalam melakukan pembelian, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor-faktor budaya a. Budaya

Budaya merupakan kumpulan nilai dasar, presepsi, keinginan, dan perilaku yang di pelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi lainny.

b. Sub budaya

Pembagian budaya dalam kelompok-kelompok budaya berdasarkan faktor horizontal, yaitu berdasarkan kebangsaan, agama, kelompok, ras dan daerah geografis.

b. Kelas sosial

Pembagian kelompok masyarakat berdasarkan faktor horizontal, yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotannya berbagi nilai, mina dan perilaku yang sama kelompok-kelompok yang terbentuk dalam kelas sosial ini akan memiliki strata yang berbeda dan memiliki orientasi dan perilaku yang berbeda.

2. Faktor sosial a. Kelompok

(25)

Kelompok merupakan dua atau lebih orang yang berinteraksi atas dasar kesamaan aktivitas untuk mencapai tujuan pribadi atau tujuan bersama.

b. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku konsumen, khususnya pada masyarakat yang memiliki budaya kekeluargaan

c. Peran dan status

Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok atau dalam lingkungannya.

3. Faktor pribadi

a. Usia dan tahapan dalam siklus hidup mempengaruhi apa yang dibeli dan bagaimana mereka membeli.

b. Situasi ekonomi

Mereka yang secara ekonomi akan banyak pilihan, sementara yangekonominya kurang baik akan terbatas pilihannya.

c. Pekerjaan

Aktivitas dalam pekerjaan, lingkungan pekerjaan, mobilitas dan karakteristik akan mempengaruhi mereka dalam membeli produk.

d. Gaya hidup

Pola seseorang dalam hidup yang tercermin dalam aktivitas, minat dan pendapatnya dalam sesuatu.

e. Kepribadiannya

Sekumpulan karakteristik psikologi unik yang secara konsisten mempengaruhi cara seseorang merespon situasi di sekelilingnya.

4. Faktor psikologi a. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

(26)

b. Presepsi

Dimana orang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.

c. Pembelajaran

Perubahan perilaku seseorang oleh karena pengalaman, pembelajari terjadi melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respon dan penguatan.

d. Keyakinan dan sikap

Suatu pola yang di organisasi melalui pengetahuan dan kemudian di pegang oleh individu sebagai kebenaran dalam hidupnya.

2.3 Makanan Siap Saji

2.3.1 Defenisi Makanan Siap Saji

Makanan siap saji adalah makanan yang dihidangkan secara praktis, dan tidak memerlukan persiapan yang rumit. Menurut Yuyun Almasyah (2009:11)Makanan siap saji atau fast food adalah makanan yang pengolahan dan penyajiannya singkat dan disantap secara cepat pula. Menurut Tim Ide Masak (2012:1)Makanan siap saji merupakan makanan yang umunya mengandung lemak, protein dan garam yang tinggi tetapi rendah serat.

Menurut Khasanah (2012 dalam jurnal. Neni Maynita).

Menurut Yuyun Almasyah (2009:11). Makanan siap saji saat ini semakin populer dan diminati oleh masyarakat dan mudah untuk ditemukan diberbagai tempat dan juga pilihan akan makanan sudah beragam. Sedangkan menurut Anonim (2012: 23) yaitu jenis makanan yang mudah disajikan, praktis dan umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut.

(27)

2.3.2 Pola Pemilihan Makanan

Menurut Muliarini, P. (2010 : 121) pengertian pola pemilihan makanan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan.

Menurut Gibney (2009: 29) dalam jurnal Ika Suswati, pengendalian dalam makna pemilihan makanan disini dapat diartikan kemampuan seseorang dalam memilih makanan dalam aspek apapun baik berupa makanan yang sesuai dengan selera (suka/ tidak suka) maupun makanan yang sesuai dengan syarat kesehatan sehingga menggarah kepada pemilihan makanan yang baik.

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Makanan

Ada 2 faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Barasi. Me (2007:22).

1. Faktor internal a). Faktor fisiologis

a. Rasa lapar yaitu kebutuhan untuk makan

b. Rasa kenyang yaitu menghentikan asupan makan, mencegah proses makan selanjutnya.

b). Faktor psikologis

a. Nafsu makan yaitu keinginan terhadap makanan tertentu, berdasarkan pengalaman.

b. Aversi/pantangan yaitu menghindari makanan tertentu, berdasarkan pengalaman masa lalu.

c. Preferensi/kesukaan yaitu dibentuk dari seringnya kontak dengan makanan tersebut, dan proses belajar dini (ketika pertama kali diperkenalkan padama kanan). Mungkin juga berkaitan dengan perbedaan genetik dalam kepekaan rasa.

d. Emosi yaitu makanan tertentu dikaitkan dengan emosi positif atau negatif.

(28)

e. Tipe kepribadian yaitu kepekaan terhadap pemicu eksternal dan internal yang mempengaruhi asupan makanan.

2. faktor eksternal a. Budaya

Budaya adalah penentu utama dari pemilihan makanan. Budaya mendefenisikan apa yang dapat diterima sebagai makanan, dan mungkin mengidentifikasi subkelompok mana yang dapat mengonsumsi makanan tersebut

a. Agama

Beberapa agama di dunia memiliki peraturan tentang makanan yang diperbolehkan dan kapan makanan tersebut boleh atau tidak boleh dimakan. Penganut agama-agama ini membatasi pilihan makanan mereka, tetapi juga memperoleh rasa identitas.

b. Keprihatian etis

Pengertian etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk. Pendukung suatu prinsip etika mungkin mengubah pilihan makanannya agar sesuai dengan prinsip yang dianutnya.

c. Fakor ekonomi

Semakin tinggi status ekonominya, semakin banyak jumlah dan jenis makanan yang dapat diperoleh. Sebaliknya, orang yang hidup dalam kemiskinan atau berpenghasilan rendah memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk memilih makanan.

d. Norma sosial

Perilaku yang dapat diterima oleh lingkungan sosial seseorang, dalam kaitannya dengan makanan berpengaruh kuat terhadap pemilihan makanan. Hal ini ditujukan melalui tekanan oleh teman sebaya dan memperkuat keyakinan orang tersebut tentang makan.

e. Pendidikan/kesadaran tentang kesehatan

(29)

Faktor ini berasal dari lingkungan eksternal dan menentukan besarnya perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan makanan dan gizi, dan seberapa jauh masalah kesehatan menentukan pilihan makanan.

f. Media dan periklanan

Kedua hal ini memberikan informasi tentang beberapa makanan, biasanya makanan yang diproses atau diproduksi di pabrik, dan mungkin kurang baik nilai gizinya karena banyak menganduk lemak, garam, dan gula. Semakin diiklankan, semakin dikenalilah produk tersebut dan semakin banyak pula permintaan akan produk tersebut.

2.3.4 Jenis Makanan dan Minum KFC Box Pajus Tabel 2.1

No Jenis Makanan Jenis Minuman

1 Burger Deluxe Mocha float

2 KFC Soup Blue twist

3 Chocolate Sundae Fantasia Float

4 Strawberry Sundae Ichi Ocha

5 Chicken Balls Original Soft Drimk 6 Chicken Balls BBQ Mineral Water 7 Fun Fries BBQ

8 French Fries Large 9 Chicken Strips 10 Snack Bucket

11 Winger Sweet & Spicy

12 Chicken strips Sweet & Spicy 13 Fun fries Sweet & Spicy

(30)

14 BBQ Burger

15 O.R. Burger Kombo 16 Bento Oriental / BBQ 17 Crispy Box

18 Super besar 2 19 Super besar 1 20 Signature Box

Sumber : Hasil pengolahan data, 2019 2.4.5 Indikator Pemilihan Makanan.

Indikator pemilihan makanan menurut Azrimaidaliza (2011:159) 1. Kepedulian Terhadap Kesehatan (Health)

Ada berbagai alasan berbagai alasan mengapa orang termotivasi dalam masalah kesehatan dalam pemilihan makanan. Alasan seorang dalam mempertimbangkan kesehatan dalam pemilihan makanan dapat berasal dari status kesehatan saat ini, kesadaran terhadap perilaku kesehatan, dan dampaknya di masa yang akan datang.

2. Kemudahan/Kenyamanan (convenience)

Kenyamanan bagi responden juga dapat berarti kemudahan dalam mempersiapkan makanan.

3. Keakraban (Familiarity)

Keakraban adalah kecenderungan seseorang untuk memilih makanan yang sudah biasa dimakan dibandingkan mencoba makanan baru

4. Perasaan (Mood)

Suasana hati merupakan mekanisme dan bagaimana seorang individu dapat merasa baik atau santai.

5. Daya Tarik Sensorik (Sensory Appeal)

(31)

Aroma makanan yang menggugah selera dan disukai dapat memberi rangsangan pada indra penciuman seseorangsehingga akan mempengaruhinya untuk mengonsumsi makanan tersebut.

6. Harga (price)

Harga merupakan suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu.

7. Komposisi Makanan (Natural Content)

Pemilihan makanan lebih memperhatikan terhadap komposisi makanan untuk menjalankan diet yang seimbang dan cenderung menerapkan konsumsi makanan yang sehat.

8. Persepsi Resiko (Risk Perception)

Persepsi makanan sangatlah penting bagi konsumen dalam pemilihan makanan.

9. Agama (Religion)

Agama merupakan keyakinan seseorang yang berpengaru dalam mengarahkan jalan spiritual dan jalan orang hidup termasuk motivasi seseorang dalam pemilihan makanan.

2.4 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian 2.4.1 Definisi Keputusan Pembelian Konsumen

Lifestyle (gaya hidup) merupakan konsep yang sangat penting dalam menganalisis

tingkah laku gaya hidup pasar sasaran. Gaya hidup dimulai dengan mengidentifikasi tingkah laku (behavior) tentang minat, hasrat, dan pendapat para pasar sasaran.Menurut Kasalli (2005:225 dalam jurnal Edia Satria”) menyatakan bahwa” Gaya hidup akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk berperilaku dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang”. Silvya dalam jurnal pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen (2009:3), mengungkapkan bahwa “Gaya hidup yang merupakan bagian dari perilaku konsumen juga mempengaruhi tindakan konsumen dalam melakukan pembelian

(32)

Menurut schiffman dan Kanuk (2007:485) mendefenisikan suatu keputusan pembelian “sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif.

Sedangkan Menurut Engel (2001:31), ujang Sumarwan (2011:10) keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.Keputusan pembelian yaitu : keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Menurut Kotler dan Keller (2009:240) 2.4.2 Peranan Keputusan Pembelian

Umumnya ada lima yang terlibat dalam proses keputusan pembelian konsumen.

Menurut Bilson Simamora (2008:15)kelima peranan yaitu:

1. Pemrakarsa (initiator). Adalah orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (influencer) adalah orang yang memiliki pandangana atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian

3. Pengambilan keputusan (decider) adalah orang yang menentukan keputusan pembelian 4. Pembeli (buyer) adalah orang yang melakukan pembelian secara nyata

5. Pemakaian (user), adalah orang yang mengonsumsi dan menggunakan produk atau jasa.

2.4.3 Tahap-Tahap Pembelian Konsumen

Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternarif, keputusan pembelian dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian. Setiapa konsumen melalui kelima tahap ini untuk setiap untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, mereka membalik tahap-tahap tersebut. Gambar berikut ini melukiska proses tersebut

(33)

Gambar 2.2.

Proses keputusan pembelian

Sumber: Kotler dan Keller (2009:94)

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaanyang nyata dan keadaan yang diinginkan.

Kebutuhan ini disebabkan oleh adanya rangsangan internalmaupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar bagaimana mengatasi doronganini dan di motivasi ke arah produk yang diketahuinya akan menuaskan dorongan ini.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin mencari atau mingkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk ini berada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya, jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi digolongkan kedalam dua jenis, yaitu pencarian informasi karena perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja dan pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.

3. Penilaian Alternatif

Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen.

Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunkan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan Pembelian

(34)

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima sub keputusan yaitu merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembayaran.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu untuk mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Karena itu tugas pemasaran tidak berakhir dengan pembelian. Beberapa perilaku setelah pembelian antara lain:

a. Kepuasan pasca pembelian

Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa. Jika memenuhi harapan, konsumen puas.

Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk itu kepada orang lain.

b. Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk ini kembali. Dipihak lain, konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau membalikan produk. Konsumen mungkin mencari informasi yang memastikan nilai produk tinggi.

c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Pemasaran juga harus mengamati bagaiman pembeli menggunakan dan menyingkirkan produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk, semakin cepat konsumen kembali kepasar untuk membelinya lagi.

2.4.4 Tipe-Tipe Perilaku Keputusan pembelian

(35)

Terdapat 4 (empat) tipe perilaku pembelian konsumen menurut Kotler dan Armstrong (2012:27), yaitu perilaku pembelian kompleks (complex buyingbehavior), perilaku pembelian dengan mengurangi disonansi (dissonance-reducing buying behavior), perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) keempat tipe tersebut.

1. Tipe perilaku pembelian kompleks

Konsumen yang termasuk dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri di antaranya menyukai produk-produk yang mempunyai perbedaan mencolok antara merek-merek produk tertentu. Produk-produk yang mereka inginkan ialah produk-produk yang bersifat mahal, beresiko tinggi, jarang orang membelinya, dan berfungsi untuk ekspresi diri. Konsumen dalam kategori tipe ini menyukai, mempelajari produk-produk secara mendalam. Produk- produk handphone bermerek Apple, mobil Toyota Alphard atau Mercy, sangat memungkinkan disukai oleh konsumen tipe ini.

2. Perilaku pembelian dengan mengurangi disonansi

Perilaku pembelian disonansi terjadi saat konsumen terlibat secara mendalam dengan merek produk yang bersifat mahal, jarang, dan beresiko tinggi, tetapi mempunyai perbedaan kecil antara merek. Misalnya sebagai contoh konsumen membeli produk handphone samsung dengan Apple. Kedua merek handphone ini dikategorikan mahal dan

mempunyai perbedaan fungsi yang kecil. Sebagaimana kita ketahui kedua merek handphone ini bersaing ketat di pusat telepon seluler

3. Perilaku pembelian kebiasaan

Perilaku pembelian yang sudah menjadi kebiasaan ini terjadi saat konsumen membeli produk yang tidak begitu melibatkan konsumen atau keterlibatan konsumen sangat rendah terhadap merek produk ini.

4. Perilaku membeli yang mencari bervariasi

(36)

Perilaku membeli konsumen dalam situasi bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi perbedaan di antara merek dianggap besar. Dalam situasi ini konsumen sering melakukan peralihan merek.

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Yuyun Sholikah, Muhammad Edwar. Yang meneliti mengenai Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Makanan Cepat Saji KFC Lamongan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (faktor gaya hidup) yang terdiri variabel budaya, kelas sosial dan gaya hidup. (Faktor kelompok cuan) yang terdiri dari variabel kelompok, acuan, sub budaya, usia dan motivasi. (faktor pembelajaran) yang terdiri dari variabel peran, persepsi dan pembelajaran. (faktor pendidikan) yang terdiri dari variabel pendidikan sebagai variabel tunggal di faktor keempat saling berpengaruh.

2. Ferra Untari Anggraika, 2016, Universitas Maritim Raja Alim Haji Tanjung Pinang.

Penelitian yang berjudul “Gaya Hidup Mahasiswa Dalam Pola Pemilihan makanan”.

Hasil penelitain ini menunujukkan bahwa Mahasiswa hanya untuk meningkatkan eksistensinya.

3. Virginita Daulay 2014, (Universitas Bengkulu)Penelitian yang berjudul Persepsi Konsumen Dalam Memilih Makanan Cepat Saji (studi di Restoran Cepat Saji KFC Suprapto Kota Bengkulu). Tujuan dari penelitian ini yaitu untunk mengetahui bagaimana persepsi konsumen dalam memilih makanan cepat saji.Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitaf.Variabel yang digunakan adalah persepsi konsumen dalam memilih makanan cepat saji. Variabel faktor ekstrinsik : praktis, enak, cepat, hemat, sesuai dengan kebutuhan. Variabel faktor intrinsik : pengaruh keluarga, pengaruh kelompok kawan, dan kepribadian. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel persepsi pemilihan makanan cepas saji.

(37)

4. Ida Cholidatul Janah 2016, (Universitas Negeri Yogyakarta)Penelitian berjudul Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarya.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan makanan cepat saji sebesar skor nilai siswa berada di atas nilai rerata, dengan jumlah siswa 79 dan dibawah nilai rerata 77, tingkat pengetahuan termasuk makanan cepat saji dapat dikategorikan yaitu 50 siswa (32,1 %). Sikap siswa dalam mengonsumsi makanan cepat saji termasuk dalam kategori kurang.

5. Lediana Sinaga, 2016 (Universitas Sanata Dharma)Penelitian ini berjudul Pengaruh Konsumsi Makanan Cepat Saji Terhadap Kadar Kolestron Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 dan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh faktor-faktor pola konsumsi makanan cepat saji di kalangan siswa/siswi kelas XI SMA Negeri 8 dan SMA pangudi luhur yogyakarta yakni semakin tinggi jumlah uang saku yang diberikan orang tua kepada siswa sehingga siswa tersebut berpeluang untuk pergi ketempat-tempat nongkrong. Dengan peluang tersebut meningkatkan peluang makanan cepat saji dan kedua hubungan tersebut saling berpengaruh.

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan ilmiah mengenai preposisi antar konsep/antar konstruk atau pertautan/hubungan antar variabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan objek penelitian secara umum dalam bentuk kerangka variabel yang akan diteliti.

Dengan demikian dalam kerangka konseptual penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu Gaya Hidup yang indikatornya : Aktivitas, Minat, opini. sebagai variabel bebas (X),Pola Pemilihan Makanan yang indikatornya : KepedulianTerhadap Kesehatan(Health),Kemudahan/kenyamanan (Convenience) Keakraban (Familiarily), Perasaan (Mood), Daya tarik sensorik (Sensory Appeal), Harga (Prince), Komposisi makanan

(38)

(Natural Content), Persepsi resiko (Risk Perception), Agama (Religion). Sebagai variabel terikat (Y).

Berdasarkan teori-teori dikemukakan diatas, maka kerangka konseptual penelitian ini secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Sumber : Di olah oleh peneliti, 2019

Variabel Terikat (Y) Pola Pemilihan Makanan:

1. Kepedulian Terhadap Kesehatan (Health) 2. Kemudahan/kenyamanan

(Convenience)

3. Keakraban (Familiarily) 4. Perasaan (Mood)

5. Daya tarik sensorik (Sensory Appeal) 6. Harga (Price) 7. Komposisi makanan

(Natural Content) 8. Persepsi resiko (Risk

Perception) 9. Agama (Religion) Azrimaidaliza (2011:159) Variabel Bebas (X)

Gaya Hidup : 1. Aktivitas 2. Minat 3. Opini Menurut Kotler dan Amstrong (2007:170

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian asosiatif dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan metode ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh antara Gaya Hidup terhadap Pola Pemilihan Makanan Siap Saji dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian.

Menurut Sugiyanto (2012:16) penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud adalah Gaya Hidup (X) dan Pola Pemilihan Makanan Siap Saji (Y).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada konsumen KFC Box- Pajus Jamin Ginting, Kota Medan, Sumatera Utara, 20155, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai Mei 2019.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Menurut Sukaria Sinulingga (2011:182). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen KFC Box Pajus Jamin Ginting.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan pengambilan anggota sampel menggunakan sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data dan dengan purposive sampling yaitu

(40)

menentukan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel pada penelitian ini harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Orang yang pernah Makan di KFC Box Pajus minimal 2 (dua) kali

2. Usia orang yang melakukan pembelian makanan di KFC Box Pajus minimal 17 tahun ke atas

Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui, oleh karena itu agar sampel yang diambil dapat representatif dan mewakili populasi, maka jumlah sampel harus diketahui, untuk menentukan sampel yaitu dengan menggunakan

rumus Purba (Sujarweni, 2015:155) jika populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus

( Keterangan:

n = Ukuran Sampel

Z = 1,96 score pada signifikansi tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) Moe = Margin Of Error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%

Maka ukuran sampel yang diperoleh, yaitu:

(

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 96,4 orang. Jika digenapkan maka ditetapkan jumlah responden adalah sebanyak 97 orang yang digunakan sebagai sampel.

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, oleh karena itu itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta

(41)

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban empiric, Sugiyono (2012:93. Bentuk hipotesis yang digunakan adalah hipotesis asosiatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Ha : Adanya pengaruh secara signifikan antara gaya hidup terhadap Pola Pemilihan Makanan Ho : Tidak adanya pengaruh secara signifikan antara gaya hidup terdahap Pola Pemilihan

Makanan 3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang diteliti. Definisi konsep ini dilakukan agar ada batasan terhadap masalah variabel yang diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga tujuan dan arah penelitian jelas dan tidak menyimpang. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka peneliti mengemukakan definisi konsep yang digunakan sebagai berikut

1. Menurut Setiadi (2013:180).Gaya hidup merupakan cara hidup masyarakat atau individu yang diidentifikasikan, bagaimana seseorang menghabiskan waktu, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya dan apa yang menjadi buah pemikiran tentang diri mereka sendiri serta dunia disekitar mereka.

2. Menurut Muliarini, P. (2010 : 121) pengertian pola pemilihan makanan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan.

3.6 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah penjabaran defenisi variabel dan indikator pada penelitian yakni uraian dari konsep yang sudah dirumuskan berupa indikator untuk menguji suatu variabel. Berikut merupakan tabel defenisi operasional penelitian ini.

(42)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Gaya Hidup (X)

Gaya hidup merupakan cara hidup masyarakat atau individu yang diidentifikasikan,

bagaimana seseorang

menghabiskan waktu, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya dan apa yangmenjadi buah pemikiran tentang diri mereka sendiri serta dunia disekitar mereka.

1. Aktivitas 2. Minat 3. Opini

Likert

Pola Pemilihan Makanan (Y)

pengertian pola pemilihan makanan adalah tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan.

1. Kepedulian tehadap kesehatan (Health)

2. Kemudahan/keny amanan

(Convenience) 3. Keakraban

(Familiarity) 4. Perasaan (mood) 5. Daya tarik

sensorik (Sensory

Likert

Appeal)

6. Harga (price) 7. Komposisi

makanan

(Natural Content) 8. Persepsi resiko

(Riskperception 9.Agama (Religion) Sumber : Data diolah peneliti, 2019

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

(43)

3.7.1Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden (objek peneliti). Menurut Sukaria Sinulingga (2011:165). Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi pola pemilihan makanan siap saji. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner kepada konsumen yang mengonsumsi makanan siap saji.

3.7.2Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti. Menurut Sukaria Sinulingga (2011:166). Data sekunder juga sifatnya melengkapi atau mendukung data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku, penelitian terdahulu, serta tulisan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Liker. Skala liker digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugyono, 2012:132) instrumen penelitian yang menggunakan skala liker dapat dibuat dalam bentuk checklis maupun pilihan ganda.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Liker

No Skala Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.9 Teknik Analis Data

Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

(44)

3.9.1 Metode Uji Instrumen

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu uji validitas dan uji reabilitas.

3.9.1.1 Uji Validitas

Uji validitas ini bertujuan untuk menguji sejauh mana ketetapan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur penelitian. Jika instrumen valid/benar maka hasil pengukurannyapun kemungkinan akan benar. Adapun kriteria pengujian validitas menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 5%. Dalam penelitian ini untuk mengukur valid tidaknya instrumen yang disebarkan pada responden dilakukan dengan bantuan SPSS.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid 2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid 3.9.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, bila koefisien korelasi (r) positif maka alat pengukur tersebut realibel. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha, menggunakan bantuan program SPSS dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen memiliki reliabilitas yang baik atau dengan kata lain instrumen yang diuji tersebut reliabel atau terpercaya.

2. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji tersebut tidak reliabel atau tidak terpercaya.

Gambar

Tabel 3.1  Defenisi Operasional
Gambar 4.1  Gambar Logo KFC
Gambar 4.2  Struktur Organisasi KFC
Tabel  4.3  di  atas  menunjukkan  bahwa  responden  berdasarkan  usia    yang  menyukai  KFC      berusia  17-22  tahun  sebanyak  67  orang  (69,1%),  berusia  23-  28  tahun  sebanyak  30  orang  (30,9%).Dengan  demikian  kriteria  usia  responden  dido

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis hubungan pola konsumsi makanan cepat saji (fast food) terhadap kenaikan berat badan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dapat dilihat pada tabel 7.. Sampel

Hubungan Pola Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Faktor Genetik dengan Gizi Lebih pada Anak TK Al Furqan Kabupaten Jember; Ikha Martha Sandy, 042110101028; 2008; 91

PENGARUH POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI TERHADAP KADAR KOLESTEROL SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 DAN SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Lediana Sinaga Universitas Sanata Dharma

Hasil analisis hubungan pola konsumsi makanan cepat saji (fast food) terhadap kenaikan berat badan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan dapat dilihat pada tabel 7.. Sampel

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi siswi SMA Muhammadiyah 4 Surabaya yang diajarkan agama islam dengan baik mengonsumsi makanan

Untuk mengetahui kaitan antara pola konsumsi makanan cepat saji dengan kadar kolesterol, dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total darah sewaktu pada para siswa.. Hasil

Dari hasil penelitian didapatkan 74 responden 83,6% memilih makanan siap saji Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 187 responden, hampir sebagian 57 orang 30,5% reponden

Key words : Cultural, social and purchase ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah budaya dan sosial konsumen mempengaruhi pembelian makanan siap saji di rumah makan