• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Pertimbangan penentuan lokasi didasarkan pada dua indikator utama yaitu masyarakat Kampung Cireundeu melakukan diversifikasi konsumsi pangan dengan mengganti pangan pokok mereka dari beras padi menjadi beras singkong (rasi) dan hal tersebut sudah dilakukan sejak lama. Penulis tertarik memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian untuk menganalisis lebih lanjut mengenai peran gender dalam diversifikasi konsumsi pangan yang mendayagunakan pangan pokok lokal berupa singkong. Peta lokasi Kampung Cireundeu dapat dilihat pada Lampiran 1.

Penelitian dimulai dari bulan Januari, meliputi kegiatan penyusunan proposal, kolokium, dan perbaikan proposal. Selanjutnya pengumpulan data di lapangan, pengolahan data, penyusunan skripsi, sidang skripsi dan perbaikan laporan skripsi dilakukan pada bulan Februari sampai Juli. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.

Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah survai. Survai merupakan penelitian yang mengambil sampel atau contoh untuk mewakili seluruh populasi lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi 1989). Terdapat dua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yakni data primer dan data sekunder.

Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur kepada rumah tangga sampel sesuai dengan kuesioner yang telah disusun. Informasi yang tidak dapat digali melalui kuesioner dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam kepada informan. Informan terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat yang miliki pengaruh besar dalam masyarakat, seperti Ketua Adat Kampung Cireundeu, Tokoh-Tokoh Adat Kampung Cireundeu, Ketua RW 10, Sekretaris RW, Ketua RT 02 dan 03, Pegawai Pemerintah Kelurahan Leuwigajah dan Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan dan Pertanian (Diskopindagtan), serta pihak terkait lainnya. Wawancara informan menggunakan panduan pertanyaan yang telah disusun agar penggalian informasi dapat lebih maksimal. Sementara itu, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi profil desa, potensi desa, data kependudukan dan sumber lainnya yang mendukung kelengkapan informasi. Adapun rincian metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Rincian metode pengumpulan data

No Data Sumber Data Teknik Perolehan

Data 1. Profil desa, potensi desa,

data kependudukan, dan data pendukung lainnya

Ketua RW, Sekretaris RW, Ketua RT 02 dan 03, Kelurahan Leuwigajah dan DISKOPINDAGTAN Wawancara mendalam kepada informan

2. Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, meliputi: tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran, ukuran rumah tangga, status kepemilikan lahan, dan luas lahan

Responden Wawancara menggunakan panduan kuesioner

3. Peran gender dalam rumah tangga, meliputi: pola pembagian kerja, tingkat akses, dan tingkat kontrol

Responden Wawancara menggunakan panduan kuesioner

4. Tingkat dukungan lokal, meliputi: tingkat aturan lokal mengenai pangan pokok dan besarnya peran elit lokal

Responden Wawancara menggunakan panduan kuesioner

5. Jumlah anggota rumah tangga yang mengonsumsi rasi

Responden Wawancara menggunakan panduan kuesioner Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga di Kampung Cireundeu yang mengonsumsi pangan pokok berupa rasi yang berada di RT 02 dan 03. Hal ini dikarenakan masyarakat yang mengonsumsi rasi tersebar di RT 02, 03, dan 05, akan tetapi paling banyak berada di RT 02 dan 03. Menurut Sekretaris RW terdapat 199 orang warga yang setiap harinya mengonsumsi beras singkong yang tersebar di 56 rumah tangga. Data ini diperoleh berdasarkan perkiraan sementara karena belum pernah diadakan pendataan kembali dari pemerintah.

Unit analisis yang digunakan adalah rumah tangga yang mengonsumsi rasi sebagai pangan pokok. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja atau purposive, dengan pertimbangan-pertimbangan berupa:

1. Populasi yang digunakan dalam lingkup kampung, yang tidak memiliki data lengkap terkait anggota rumah tangga yang mengonsumsi rasi.

2. Responden dengan kriteria spesifik, yaitu rumah tangga yang salah satu anggota atau keseluruhan anggota rumah tangganya mengonsumsi rasi, serta terdapat laki-laki dan perempuan dewasa yang tinggal di dalam rumah tersebut.

3. Diasumsikan responden yang digunakan sudah merepresentasikan seluruh rumah tangga yang mengonsumsi rasi di kampung tersebut.

17

Jumlah sampel yang akan dijadikan responden di setiap daerah berjumlah 36 rumah tangga yang mengacu pada rumus Slovin. Jumlah ini dirasa cukup untuk memenuhi reliabilitas dan validitas data yang dihasilkan. Lebih lanjut tentang teknik sampling responden dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2 Teknik sampling responden

Sampel yang diambil terdiri dari 18 rumah tangga yang mengonsumsi beras singkong (rasi) dan 18 rumah tangga yang mengonsumsi campuran, yaitu beras singkong (rasi) dan beras padi. Unit analisis yang digunakan adalah rumah tangga yang diwakili oleh satu laki-laki dewasa, diutamakan kepala keluarga dan satu perempuan dewasa, diutamakan istri dalam rumah tangga tersebut. Setiap rumah tangga diambil dua orang responden, sehingga jumlah responden rasi menjadi 36 orang dan jumlah responden campuran 36 orang. Jumlah responden keseluruhan sebanyak 72 orang dari 36 rumah tangga.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap data kuantitatif yang diperoleh melalui kuesioner. Mengutip Singarimbun dan Effendi (2006), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji Validitas Product Momen dengan Correlate Bivariate dilakukan untuk mengetahui validitas dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan dengan taraf signifikansi 0.05.

Nilai rtabel yang diperoleh untuk jumlah data (n) sebanyak 72 orang

responden pada taraf signifikansi 0.05 adalah 0.195. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai validitas pada taraf signifikansi 0.05 dari variabel ukuran rumah tangga, status kepemilikan lahan, luas lahan, tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat aturan lokal, dan besarnya peran elit lokal lebih besar daripada nilai rtabel. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang

Kampung Adat Cireundeu (56 Rumah Tangga) 18 Rumah Tangga Mengonsumsi Rasi + Beras 18 Rumah tangga Mengonsumsi Rasi 36 Rumah Tangga 36 Responden 36 Responden

terdapat dalam kuesioner sudah valid dan dapat digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, peran gender dalam rumah tangga, dan tingkat dukungan lokal terhadap jumlah anggota rumah tangga yang mengonsumsi rasi. Nilai validitas pada taraf signifikansi 0.05 dari variabel tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran, dan pola pembagian kerja lebih kecil daripada rtabel. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

kuesioner tidak valid dan kurang dapat digunakan untuk mengukur hubungan karakteristik sosial ekonomi rumah tangga dan peran gender dalam rumah tangga terhadap jumlah anggota rumah tangga yang mengonsumsi rasi.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun dan Effendi 2006). Uji reliabilitas intrumen dilakukan dengan menggunakan uji koefisien reliabilitas. Setelah dilakukan pengujian kuesioner pada 10 orang, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.701. Nilai reliabilitas lebih dari 0.5 dan mendekati 1. Dengan demikian data hasil kuesioner memiliki tingkat reliabilitas yang baik atau dengan kata lain data hasil kuesioner dapat dipercaya. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 3.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh diverifikasi terlebih dahulu apakah sudah lengkap atau belum. Data yang sudah lengkap diberi skor dan pengkodean. Selanjutnya data dianalisis menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Kemudian dilakukan uji statistik menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Kaidah pengambilan keputusan tentang ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti adalah dengan signifikansi/probabilitas. Dasar pengambilan keputusan dirumuskan sebagai berikut.

1. Jika nilai signifikansi/probabilitas < 0.01 atau 0.05, maka Ho akan ditolak,

sehingga hubungan antar variabel signifikan atau berhubungan nyata

2. Jika nilai signifikan/probabilitas > 0.01 atau 0.05, maka Ho akan ditolak,

sehingga hubungan antar variabel tidak signifikan atau tidak berhubungan nyata

Hubungan sebab akibat pada uji korelasi Rank Spearman ini ditunjukkan melalui tanda positif (+) dan negatif (-) di depan nilai koefisien. Positif (+) menandakan hubungan antar variabel searah, yang berarti jika variabel bebas besar maka variabel terikat juga besar. Negatif (-) menandakan hubungan antar variabel tidak searah atau berbanding terbalik, yang berarti jika variabel bebas besar maka variabel terikat menjadi kecil.

Dokumen terkait