• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian: Menelusuri Pelaku dan Hubungan hubungan Yang Terjalin

Dalam dokumen Pola-pola Eksploitasi Terhadap Usaha Kecil. (Halaman 49-53)

BAB II AKUMULASI MODAL DAN POLA-POLA EKSPLOITAS

BAB 4 MENGHILANGKAN EKSPLOITASI: MENYEIMBANGKAN KEKUATAN ANTAR PELAKU

1.3 Metode Penelitian: Menelusuri Pelaku dan Hubungan hubungan Yang Terjalin

Di dalam penelitian ini, batasan usaha kecil yang digunakan tidak mengacu pada definisi-definisi formal yang ada. Hal tersebut dilakukan karena batasan atau definisi formal cenderung tidak menggambarkan kenyataan tentang dinamika usaha kecil yang sebenarnya. Batasan usaha kecil yang digunakan dalam penelitian mengacu pada pelaku-pelaku usaha yang berada pada strata terendah dari struktur hulu hilir yang ada dalam sektor yang dipilih.

Di dalam rantai perdagangan dan produksi sebuah komoditas, terdapat keterkaitan antara berbagai pelaku di dalamnya. Satu set mebel rotan yang menempati ruang tamu kita, misalnya, proses pengerjaan dan perdagangannya melibatkan banyak pelaku, mulai dari petani pemotong rotan di pedalaman Kalimantan atau Sulawesi, berbagai tingkat pedagang pengumpul rotan mentah, produsen atau pengrajin yang mengerjakan rotan tersebut di Cirebon, Surabaya, atau tempat lain, (termasuk di dalamnya tentu buruh-buruh mereka), pedagang- pedagang mebel, sampai ke ruang tamu kita. Berbagai kelompok pelaku di dalam aliran bahan baku sampai produk jadi dan pemasarannya tersebutlah yang di dalam buku ini diistilahkan dengan rantai hulu hilir.

Penggalian terhadap berbagai pola hubungan yang eskploitatif terhadap usaha kecil dalam rantai hulu hilir ini dilakukan dengan menelusuri hubungan yang dijalin usaha kecil dengan pelaku-pelaku lain dalam rantai hulu hilirnya. Setelah menelusuri pelaku-pelaku yang terlibat, penilaian terhadap pola hubungan tersebut dilihat melalui interaksi atau pertukaran yang terjadi antarpelaku serta melalui bentuk penciptaan aturan main di dalam hubungan tersebut.

Penelusuran relasi-relasi antarpelaku di dalam rantai hulu hilir berangkat dari penentuan kelompok usaha kecil tertentu sebagai titik awal (starting point), kemudian dilanjutkan dengan melihat pelaku-pelaku lain yang berhubungan dengan kelompok usaha kecil tersebut. Secara garis besar, terdapat empat kategori kelompok pelaku lain yang berhubungan dengan usaha kecil, yaitu:

Secara diagramatis, struktur dari pelaku-pelaku yang terkait dengan usaha kecil nampak pada Gambar 1.1. Skema ini merupakan penyederhanaan dari kelompok-kelompok aktor yang ada di dalam rantai perdagangan dan produksi satu komoditas usaha kecil. Di tingkat lapangan, variasi aktor dan dinamika hubungan antarpelaku tidak akan sesederhana skema tersebut

kelompok pelaku di jalur penyediaan bahan baku, kelompok pelaku di jalur pemasaran;

kelompok pelaku di jalur permodalan atau aliran uang; kelompok pelaku di jalur penyediaan tenaga kerja

Gambar 1.1 Struktur Rantai Hulu Hilir Usaha Kecil

Setelah melakukan identifikasi terhadap berbagai kelompok pelaku yang terlibat dalam rantai hulu hilir tersebut, langkah selanjutnya adalah melihat kemampuan akumulasi modal dari berbagai kelompok pelaku serta melihat berbagai bentuk interaksi yang terjadi antar-berbagai kelompok pelaku. Penentuan aturan main di dalam interaksi bisnis, penentuan harga, serta berbagai kondisi pembayaran merupakan faktor-faktor yang ditelusuri dalam melihat keseimbangan pertukaran atau interaksi yang terjadi. Meskipun tidak terlalu mendalam, penelitian ini juga mencoba melihat posisi masing-masing pelaku di dalam konteks wilayah atau masyarakat tempat lokasi usaha untuk melihat interaksi yang bersifat non- ekonomi (sosial maupun politik) yang berpengaruh terhadap interaksi ekonomi yang dilakukan.

Fokus penelitian dilakukan pada sektor-sektor usaha kecil yang strategis yaitu usaha-usaha kecil berorientasi ekspor atau usaha kecil yang berkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Sektor strategis yang dimaksudkan di

Pasar output

Pasar dana / kredit

Pasar input bahan baku dan

bahan modal

Pasar buruh Usaha kecil

Konteks yang meliputi (kebijakan makro, trend internasional, dll.)

>

<

<

sini adalah sektor yang berorientasi ekspor dan memiliki struktur hulu hilir yang panjang yang melibatkan banyak pelaku di dalam struktur tersebut. Sektor strategis lainnya yang juga dipilih dalam penelitian ini adalah sektor-sektor yang di dalamnya melibatkan cukup banyak usaha kecil dengan struktur rantai huluhilir yang lebih pendek. Dengan pengambilan dua jenis kasus tersebut dengan struktur hulu hilir yang panjang dan pendek diharapkan penelitian ini dapat mendapat gambaran persoalan-persoalan yang lebih spesifik yang dihadapi oleh usaha kecil dan mikro dalam konteks struktur hulu hilir yang panjang dan pendek.

Berdasarkan pertimbangan pemilihan sektor usaha di atas, penelitian ini mengambil beberapa kasus yaitu industri mebel (rotan dan jati) untuk kategori sektor yang memiliki struktur hulu hilir yang panjang. Wilayah kasus untuk kedua sektor tersebut adalah Cirebon dan Kalimantan Timur untuk wilayah industri rotan dan Jepara untuk undustri kayu jati. Sementara sektor lain yang dipilih adalah industri gula kelapa dan industri genting. Dua industri ini mewakili kategori yang memiliki struktur hulu hilir yang lebih pendek. Wilayah kasus untuk dua sektor terakhir tersebut adalah Banyumas, Jawa Tengah (untuk industri gula kelapa) dan Klaten, Jawa Tengah (untuk industri genting). Pelaksanaan penelitian untuk kasus industri gula kelapa serta industri genting bekerja sama dengan Sekretariat Nasional Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK).

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama, yaitu penelaahan data-data sekunder dari hasil penelitian dan studi yang pernah dilakukan sebelumnya tentang sektor yang terpilih dan dokumentasi kliping dari berbagai media. Hasil penelaahan tersebut menghasilkan gambaran awal dari skema perdagangan yang ada dan dapat mengidentifikasi titik-titik kunci yang patut didalami untuk mengetahui secara lebih dalam pola hubungan dan kondisi aktor-aktor yang terkait di dalamnya.

Gambaran awal dari titik-titik strategis dan titik-titik persoalan yang diperoleh menjadi basis untuk tahapan kedua yaitu penggalian data lapangan melalui wawancara mendalam dengan informan yang terlibat dalam struktur hulu hilir

pada sektor yang dipilih. Informan yang diwawancara dalam penelitian ini adalah pelaku-pelaku usaha di jalur input bahan baku, input modal, output (pasar), dan dinamika dalam proses produksinya sendiri. Teknik pengumpulan data utama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD).

Tahap berikutnya adalah proses analisis. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengkategorikan data lapangan yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga mendiskusikan secara khusus mengenai metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mengkritisi metode yang sudah dipakai pada sektor tertentu kemudian memperbaiki atau menyempurnakan metode penelitian yang digunakan untuk sektor yang lain.

Dalam dokumen Pola-pola Eksploitasi Terhadap Usaha Kecil. (Halaman 49-53)