• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini, baik proses fumigasi maupun pengolahan data penelitian dilakukan di Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksakan selama 5 bulan, mulai dari bulan Juni – November 2008.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang proses penelitian ini diantaranya: 1. Kilang fumigasi menyerupai bentuk oven yang terbuat dari bahan logam berpintu

kaca dengan alas berbahan aluminium dengan busa (stereoform) sebagai pembatas antara aluminium dengan kaca. Bagian pintu dibuat dari kaca ditujukan agar memudahkan pengamatan akan terjadinya perubahan warna. Ruangan fumigasi ini berukuran 100 x 50 x 70 cm. Ruangan ini dilengkapi dengan 2 unit bohlam yang masing-masing berdaya 100 watt yang berfungsi sebagai pemanas sekaligus penerang. Bentuk dari ruang fumigasi disajikan pada Gambar 1a.

2. Wadah penampung amonia yang berupa satu unit bak plastik dengan ukuran 40 x 15

x 8 cm.

3. Satu unit termometer sebagai penunjuk suhu dalam ruangan. 4. Peralatan keselamatan (masker, kacamata, dan sarung tangan).

5. Seperangkat komputer dengan software pencitra warna RGB, aplikasi Adobe

Photoshop 7.0 dan aplikasi Microsoft Office 2007.

6. Alat pencatat, timbangan digital, kaliper, kalkulator dan moisture meter.

Bahan yang digunakan adalah papan dari 6 jenis kayu hutan rakyat, yaitu: kayu Durian (Durio sp.), kayu Mahoni (Swietenia macrophylla), kayu Menteng (Baccaurea racemosa), kayu Mindi (Melia azedarach), kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus) dan kayu Rambutan (Nephelium lappaceum L). Persiapan contoh uji dikelompokan menjadi dua, yaitu contoh uji berukuran 2 x 8 x 15 cm untuk pengujian daya tahan pewarnaan terhadap cuaca sebanyak 18 contoh uji untuk setiap jenis kayu, dan contoh uji berukuran 5 x 2,5 x 2 cm untuk pengujian daya tahan terhadap rayap kayu kering berjumlah 18 contoh uji untuk setiap jenis kayu. Jadi total contoh uji yang dipersiapkan untuk kedua pengujian ini adalah masing-masing 108 contoh uji.

3.3 Proses Fumigasi Kayu

Proses fumigasi amonia dilakukan pada kilang fumigasi. Kayu direaksikan dengan uap amonia dalam ruangan fumigasi yang kedap udara dengan lama waktu yang bervariasi, yaitu 24, 48, dan 72 jam. Tahapan fumigasi dijelaskan secara sistematis pada uraian di bawah ini :

1. Persiapan contoh uji.

2. Pengambilan data gambar awal (kontrol) untuk tiap sampel yang akan difumigasi.

3. Pemanasan ruang fumigasi dengan menyalakan 2 bohlam berdaya 100 watt.

Pemberian panas ini bertujuan agar gas amonia cepat menguap dan reaksi antara amonia dan kayu terjadi lebih cepat. Selain berfungsi sebagai pemanas bohlam juga berfungsi sebagai penerang ruangan. Penyusunan empat contoh uji untuk setiap jenis kayu, terdiri dari dua contoh uji berukuran 2 x 8 x 15 cm dan dua lainya berukuran 5 x 2,5 x 2 cm (Gambar 1b). Pada tahap ini harus diperhatikan penataan celah antar sampel kayu supaya gas amonia dapat bereaksi merata keseluruh permukaan kayu. 4. Meletakan bak ke dalam ruang fumigasi.

5. Menuangkan larutan amonia ke dalam bak sesuai dengan volume yang diujikan (dua,

empat dan enam liter). Memakai peralatan keamanan untuk menghindari larutan atau gas tidak kontak langsung dengan kulit, mata ataupun terhirup saat bernafas.

6. Pintu kaca ditutup agar tidak terjadi kebocoran.

7. Setelah waktu reaksi yang diinginkan tercapai, pintu ruang fumigasi dibuka secara perlahan dan biarkan beberapa saat sampai kadar amonia dalam ruangan turun. 8. Keluarkan bak amonia sisa dan masukan amonia sisa tersebut ke dalam ember berisi

air untuk dinetralkan.

9. Contoh uji diangkat satu per satu dan didiamkan untuk beberapa saat (±24 jam), selanjutnya difoto untuk mengamati dan mendokumentasikan perubahan warna yang terjadi.

10. Setelah ruang fumigasi terbebas dari sisa gas yang masih ada, lantai dasar ruang kedap dibersihkan dan dilap untuk menghindari terjadinya korosi akibat pengendapan sebagian gas amonia ini pada lantai ruang kilang.

(a) (b)

Gambar 1 Ruang fumigasi (a), dan penempatan contoh uji kayu dalam ruang fumigasi (b)

3.4 Pengolahan Citra Gambar

Sampel yang telah di fumigasi didiamkan untuk beberapa saat, dengan tujuan supaya saat didokumentasikan sampel sudah dalam keadaan kering dan tidak berbau, serta tidak mengganggu saat proses pendokumentasian.

Pendokumentasian sampel dilakukan dengan menggunakan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software pengolahan citra gambar yang bernama visual basic 6.0 dan satu unit mikroskop. Mikroskop ini telah terhubung kekomputer dengan menggunakan kabel data. Selanjutnya setiap sampel akan diamati dibawah mikroskop, dan kemudian dilakukan proses capture gambar dengan menggunakan Motic Image Plus 2.0 setelah sebelumnya gambar difokuskan dulu dengan mikroskop. Gambar yang telah dihasilkan kemudian disimpan kedalam memori hardisk untuk analisa citra lebih lanjut.

Data diolah menggunakan pencitra warna RGB untuk menentukan nilai perubahan pada warna utama. Program pengolahan citra secara langsung menentukan indeks normalisasi pada setiap komponen warna sehingga dapat langsung diperoleh data RGB pada masing-masing kayu dan volume amonia. Selanjutnya melakukan pengamatan hasil, pencatatan dan pengolahan data menggunakan Microsoft Office Excel 2007.

3.5 Pengujian Daya Tahan Warna

Daya tahan warna yang akan diujikan adalah daya tahan terhadap pengaruh cuaca. Contoh uji kayu yang telah difumigasi akan disingkapkan dibawah pengaruh langsung sinar matahari selama 3 bulan (Gambar 2). Selanjutnya sampel diamati terhadap kemungkinan terjadinya pelunturan warna.

Gambar 2 Pengujian daya tahan warna terhadap cuaca

3.6 Pengujian daya tahan terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes spp)

Pengujian daya tahan rayap kayu kering ini dilakukan dengan mengumpankan sampel kayu yang berukuran 5 x2,5 x 2 cm yang telah selesai di fumigasi. Sampel ini tidak langsung diumpankan, melainkan dikondisikan terlebih dahulu dengan cara mendiamkan sampel di ruangan terbuka yang dilengkapi dengan fan untuk beberapa saat, sampai bau amonia pada sampel sudah hilang. Setelah bau amonia hilang sampel tersebut diumpankan ke rayap kayu kering.

Tahap-tahap pengujian terhadap rayap kayu kering (Cryptotermes spp)

lengkapnya sebagai berikut :

1. Contoh uji terfumigasi yang berukuran 6 x 3 x 3 cm dipersiapkan sebanyak 150 buah (Gambar 3a).

2. Ke dalam wadah kaca dimasukkan contoh uji yang sebelumnya telah diketahui berat awal dan kadar airnya, yang nantinya digunakan untuk mengukur BKT dugaan dari setiap contoh uji.

3. Selanjutnya ke dalam wadah yang telah berisi sampel kayu dimasukkan 50 ekor rayap kayu kering (Cryptotermes spp) yang sehat (Gambar 3b).

4. Bagian atas wadah kaca ditutup dengan menggunakan kain kasa yang berpori agak besar supaya rayap tidak keluar dari wadah dan juga supaya wadah tidak dimasuki oleh binatang pemakan rayap seperti tikus dan semut. Kemudian bagian atas wadah yang telah tertutup kain kasa diikat dengan menggunakan karet gelang.

5. Wadah kaca kemudian disimpan di tempat gelap selama 12 minggu.

6. Setelah 12 minggu wadah dan kayu tersebut dibongkar.

7. Contoh uji kayu dibersihkan, sambil menghitung jumlah rayap kayu kering yang masih hidup dan yang sudah mati untuk mengetahui persentase mortalitas rayap kayu kering.

8. Selanjutnya contoh uji dimasukan kedalam oven bersuhu 103±2ºC untuk

memperoleh BKT, sehingga dapat dihitung persentase kehilangan berat.

(a)

(b) Gambar 3 Wadah kaca tempat pengujian daya tahan terhadap rayap kayu kering (a) dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN