• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh perlakuan fumigasi terhadap tingkat pewarnaan pada kayu Nangka

DAFTAR LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh perlakuan fumigasi terhadap tingkat pewarnaan

4.1.1 Pengaruh perlakuan fumigasi terhadap tingkat pewarnaan pada kayu Nangka

Hasil pengamatan terhadap tingkat perubahan warna akibat perlakuan konsentrasi dan lamanya waktu reaksi terhadap kayu Nangka disajikan pada Gambar 4.

Pada Gambar 4 nampak bahwa sampel kayu Nangka telah mengalami perubahan warna mulai dari perlakuan fumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam. Hal ini ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada sampel kayu Nangka dari warna kuning cerah menjadi kecokelatan. Peningkatan waktu reaksi menjadi 48 jam ternyata menyebabkan terjadinya perubahan warna yang nyata pada sampel kayu Nangka. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam menghasilkan warna yang lebih gelap daripada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam. Peningkatan waktu reaksi menjadi 72 jam ternyata tidak memberikan hasil yang signifikan. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 72 jam memiliki warna yang hampir sama dengan warna sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi 48 jam. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan amonia dengan volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam telah memperlihatkan hasil yang cukup bagus tanpa meningkatkan waktu reaksinya.

Peningkatan volume amonia menjadi empat liter memperlihatkan perubahan warna yang signifikan pada sampel kayu Nangka. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia empat liter menghasilkan warna cokelat kehitaman. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu reaksi selama 72 jam memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu fumigasi selama 24 dan 48 jam.

Gambar 4 Tingkat pewarnaan karena perlakuan konsentrasi amonia dan lama waktu reaksi fumigasi pada jenis kayu Nangka.

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume dua liter Kontrol

Kontrol

Kontrol

24 jam 48 jam 72 jam

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume empat liter

24 jam 48 jam 72 jam

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume enam liter

24 jam 48 jam 72 jam

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Pada perlakuan fumigasi dengan menggunakan amonia volume empat liter terlihat pengaruh peningkatan waktu reaksi terhadap tingkat kegelapan warna yang dihasilkan. Pada Gambar 4 terlihat sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan waktu fumigasi yang lebih lama memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan waktu reaksi yang lebih singkat.

Peningkatan volume amonia menjadi enam liter ternyata tidak memberikan perbedaan yang mencolok dari segi kegelapan warna yang dihasilkan oleh sampel kayu Nangka. Hal ini diduga karena reaksi antara amonia dengan tanin kayu telah mencapai titik optimum pada perlakuan fumigasi dengan amonia empat liter dan waktu reaksi selama 48 jam, sehingga penambahan amonia dengan volume yang lebih besar tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kegelapan yang dihasilkan. Pada Gambar 4 terlihat sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume enam liter, rata-rata memiliki tingkat kegelapan warna yang hampir sama dengan sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume empat liter. Peningkatan waktu reaksi juga tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan warna pada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume enam liter.

Hasil pengamatan kualitatif terhadap foto sampel kayu Nangka mengindikasikan bahwa perlakuan fumigasi amonia untuk meningkatkan perubahan warna menunjukkan pengaruh yang nyata. Kondisi ini mengindikasikan kayu Nangka reaktif terhadap amonia.

Kuantifikasi perubahan warna akibat perlakuan fumigasi dilakukan melalui analisis indeks warna RGB. Hasil pengukuran nilai indeks warna RGB akibat perlakuan fumigasi disajikan pada Gambar 5. Perubahan indeks warna merah (R), hijau (G) dan biru (B) menunjukkan besar perubahan warna pada kayu Nangka. Data hasil pengukuran secara detail disajikan pada Lampiran 1.

Hasil pada Gambar 5 mengindikasikan adanya perubahan warna pada sampel kayu Nangka, mulai terjadi pada perlakuan fumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam. Kecenderungan perubahan warna kayu menjadi semakin gelap ditandai dengan terjadinya penurunan indeks

Gambar 5 Hasil kuantifikasi warna kayu menggunakan indeks warna RGB akibat perlakuan fumigasi dengan menggunakan amonia volume dua liter (a), empat liter (b) dan enam liter (c) pada kayu Nangka

(a)

(c) (b)

warna merah (R). Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam telah mengalami penggelapan warna yang ditandai dengan menurunnya indeks warna merah sebesar 0.01 poin. Penurunan nilai indeks warna hijau (G) terbesar menunjukkan tingkat efektifitas perubahan warna tertinggi pada perlakuan fumigasi amonia.

Nilai indeks warna hijau (G) juga mengalami penurunan sebesar 0.13 poin pada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam. Peningkatan indeks warna biru (B) mengindikasikan warna alami kayu menjadi semakin gelap. Indeks warna biru (B) mengalami peningkatan yang signifikan pada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waku reaksi selama 24 jam sebesar 0.14 poin.

Peningkatan waktu reaksi menjadi 48 jam memberikan pengaruh terhadap tingkat kegelapan warna yang dihasilkan pada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter. Hal ini ditandai dengan semakin besarnya penurunan nilai indeks warna merah yang dihasilkan. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu fumigasi selama 48 jam mengalami penurunan nilai indeks warna merah yang lebih besar daripada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam, yaitu dengan penurunan nilai indeks warna merah sebesar 0.05 poin. Hal ini menandakan sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam memiliki warna yang lebih gelap daripada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam memiliki nilai indeks warna hijau yang tidak jauh berbeda dengan sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam, dengan nilai penurunan sebesar 0.15 poin. Sementara itu nilai indeks warna biru (B) pada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam mengalami peningkatan dengan nilai yang lebih besar daripada sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu fumigasi selama 24 jam, yaitu sebesar 0.21 poin.

Pada perlakuan fumigasi dengan amonia volume dua liter, peningkatan waktu fumigasi menjadi 72 jam menyebabkan terjadinya penurunan nilai indeks warna merah

yang lebih besar dibandingkan dengan perlakuan fumigasi yang menggunakan waktu reaksi selama 24 dan 48 jam. Hal ini menandakan bahwa sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan waktu reaksi selama 72 jam memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan waktu reaksi selama 24 dan 48 jam. Penurunan nilai indeks warna merah yang diperoleh yaitu sebesar 0.10 poin. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan dua liter amonia dan waktu reaksi selama 72 jam memiliki penurunan nilai indeks warna hijau dan peningkatan nilai indeks warna biru sebesar 0.07 (indeks warna hijau) dan 0.17 (indeks warna biru), yang menandakan bahwa warna alami kayu semakin gelap.

Peningkatan volume amonia menjadi empat liter memberikan hasil yang signifikan terhadap tingkat kegelapan warna yang dihasilkan. Hanya dengan difumigasi selama 24 jam Sampel kayu Nangka telah mengalami penggelapan warna yang nyata, yang ditandai dengan penurunan indeks warna merah yang signifikan yaitu sebesar 0.08 poin. Nilai penurunan indeks warna merah terbesar dimiliki oleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu fumigasi selama 72 jam, yaitu sebesar 0.14 poin. Nilai ini melebihi nilai yang dihasilkan oleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam. Penurunan nilai indeks warna hijau terbesar juga dimiliki oleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu reaksi selama 72 jam, yaitu sebesar 0.14 poin, yang menandakan kayu Nangka sangat reaktif terhadap amonia. Sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu reaksi selama 72 jam memiliki peningkatan nilai indeks warna biru tertinggi yaitu sebesar 0.25 poin, yang menandakan bahwa warna alami kayu ini semakin gelap. Nilai ini juga melebihi nilai yang dicapai oleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam.

Peningkatan volume amonia menjadi enam liter tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan warna kayu Nangka. Pada Gambar 5 nampak penurunan nilai indeks wana merah yang terbesar dimiliki oleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia enam liter dan waktu fumigasi selama 24 jam, yaitu 0.10 poin. Nilai ini tidak lebih besar dari penurunan nilai indeks warna merah yang dimiliki oleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu fumigasi selama 72 jam. Nilai indeks warna hijau tertinggi juga dimiliki oleh sampel kayu

Nangka yang difumigasi dengan amonia volume enam liter dan waktu fumigasi selama 48 jam, yaitu sebesar 0.12 poin. Nilai indeks warna biru tertinggi dimiliki oleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia volume enam liter dan waktu fumigasi selama 48 jam, yaitu sebesar 0.20 poin. Nilai ini tidak lebih besar dari pada nilai indeks warna biru yang diperoleh sampel kayu Nangka yang difumigasi dengan amonia empat liter dan waktu fumigasi selama 72 jam. Hal ini diduga karena pada perlakuan fumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu reaksi selama 72 jam, reaksi yang terjadi antara amonia dengan tanin kayu Nangka telah mencapai kondisi optimum, sehingga dengan penambahan amonia yang lebih besar tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kegelapan warna yang dihasilkan.

4.1.2 Pengaruh perlakuan fumigasi terhadap tingkat pewarnaan pada kayu Mahoni

Hasil pengamatan terhadap tingkat perubahan warna akibat perlakuan konsentrasi dan lamanya waktu reaksi terhadap kayu Mahoni disajikan pada Gambar 6.

Pada Gambar 6 terlihat secara umum seluruh sampel kayu Mahoni mengalami penggelapan warna dari warna kemerahan menjadi merah kecokelatan sampai cokelat kahitaman. Sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu fumigasi selama 24 jam belum memperlihatkan penggelapan warna yang nyata. Pada Gambar 6 terlihat sampel kayu Mahoni yang memiliki warna awal kemerahan tidak memperlihatkan perubahan warna yang berarti setelah difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam, yang berarti dengan waktu reaksi selama 24 jam amonia belum mampu berikatan secara sempurna dengan tanin kayu. Peningkatan waktu fumigasi menjadi 48 jam memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kegelapan yang dihasilkan sampel kayu Mahoni. Fumigasi dengan menggunakan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam menghasilkan warrna merah kecokelatan pada sampel kayu Mahoni. Warna yang dihasilkan memiliki tingkat kegelapan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan sebelumnya (24 jam waktu fumigasi). Meningkatkan lama waktu reaksi fumigasi menjadi 72 jam ternyata tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kegelapan warna yang dihasilkan. Sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 72 jam ternyata tidak menghasilkan tingkat kegelapan warna yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan waktu reaksi sebelumnya (48 jam).

Peningkatan volume amonia menjadi empat liter memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan warna sampel kayu Mahoni. Pada Gambar 6 terlihat seluruh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume empat liter memiliki tingkat kegelapan warna yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan warna yang dihasilkan oleh sampel-sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume dua liter.

Secara kualitatif pada perlakuan fumigasi menggunakan amonia dengan volume empat liter, seluruh sampel kayu Mahoni dengan tingkat perlakuan berbeda cenderung berubah warna dari warna kemerahan menjadi merah kecoklatan (Gambar 6), tetapi dengan intensitas yang lebih gelap jika dibandingkan dengan warna merah kecokelatan yang dihasilkan oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan menggunakan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam.

Peningkatan volume amonia menjadi enam liter ternyata juga memberikan hasil yang nyata terhadap tingkat penggelapan warna sampel kayu Mahoni. Seperti yang terlihat pada Gambar 6, seluruh sampel kayu Mahoni berubah warna menjadi cokelat kehitaman setelah difumigasi dengan menggunakan amonia volume enam liter. Pengaruh lama waktu reaksi tidak terlihat nyata pada perlakuan fumigasi dengan menggunakan amonia volume enam liter. Seperti yang terlihat pada Gambar 6, seluruh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume enam liter secara kualitatif berubah warna dengan tingkat kegelapan yang hampir sama.

Gambar 6 Tingkat pewarnaan karena perlakuan konsentrasi amonia dan lama waktu reaksi fumigasi pada jenis kayu Mahoni

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume dua liter

24 jam 48 jam 72 jam

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Kontrol

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume empat liter

Kontrol 24 jam 48 jam 72 jam

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume enam liter

Kontrol 24 jam 48 jam 72 jam

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Hasil pengamatan kualitatif terhadap foto sampel kayu Mahoni di atas mengindikasikan bahwa peningkatan volume amonia untuk meningkatkan perubahan warna juga menunjukkan penggelapan warna yang berarti. Kondisi ini

menunjukkan kayu Mahoni reaktif terhadap fumigasi amonia, sehingga teknik fumigasi amonia dapat diaplikasikan.

Kuantifikasi perubahan warna akibat perlakuan fumigasi dilakukan melalui analisis indeks warna RGB. Hasil pengukuran nilai indeks warna RGB akibat perlakuan fumigasi disajikan pada Gambar 7.

Penurunan nilai indeks warna merah tertinggi dimiliki pada sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume dua liter, dimiliki oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan waktu reaksi selama 48 jam, yaitu sebesar 0.06 poin. Penurunan nilai indeks warna hijau terbesar dimiliki oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan waktu reaksi selama 72 jam, yaitu sebesar 0.04 poin. Peningkatan nilai indeks warna biru juga terjadi pada sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan waktu reaksi selama 72 jam, yaitu sebesar 0.08 poin.

Peningkatan volume amonia menjadi empat liter memberikan hasil nyata terhadap perubahan warna pada sampel kayu Mahoni. Sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia empat liter dan waktu reaksi 24 jam mengalami penurunan indeks warna merah dengan nilai yang cukup signifikan, yaitu sebesar 0.09 poin, yang diikuti oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume empat liter dan waktu reaksi 48 dan 72 jam, dengan nilai masing-masing sebesar 0.08 dan 0.06 poin. Penurunan nilai indeks warna hijau tertinggi dimiliki oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia empat liter dan waktu fumigasi selama 72 jam, yang diikuti oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia empat liter dan waktu reaksi selama 48 dan 24 jam, dengan nilai masing-masing sebesar 0.04 dan 0.02 poin. Nilai peningkatan indeks warna biru terbesar dimiliki oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia empat liter dan waktu reaksi selama 72 dan 48jam, dengan nilai yang sama yaitu sebesar 0.13 poin.

Peningkatan volume amonia menjadi enam liter ternyata memberikan hasil yang signifikan terhadap tingkat kegelapan yang dihasilkan pada sampel kayu Mahoni. Pada Gambar 7 dapat dilihat Sampel kayu Mahoni yang difumigasi

Gambar 7 Hasil kuantifikasi warna kayu menggunakan indeks warna RGB akibat perlakuan fumigasi dengan menggunakan amonia volume dua liter (a), empat liter (b) dan enam liter (c) pada kayu Mahoni

(a)

(c) (b)

dengan amonia enam liter dan waktu reaksi selama 48 jam memiliki nilai penurunan indeks warna merah paling besar, yaitu dengan nilai sebesar 0.16 poin. Sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia enam liter dan waktu reaksi selama 48 jam juga memiliki nilai peningkatan indeks warna biru yang signifikan, yaitu sebesar 0.19 poin. Peningkatan waktu reaksi menjadi 72 jam ternyata tidak memberikan hasil yang nyata terhadap tingkat kegelapan warna yang dihasilkan jika dibandingkan dengan sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amoia enam liter dan waktu reaksi selama 48 jam. Hal ini juga diduga disebabkan karena reaksi antara amonia dengan tanin kayu Mahoni telah mencapai titik optimum, sehingga dengan peningkatan waktu reaksi selama 72 jam tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat kegelapan warna yang dihasilkan. Nilai penurunan indeks warna merah yang dimiliki oleh sampel kayu Mahoni yang difumigasi dengan amonia volume enam liter dan waktu reaksi selama 72 jam adalah sebesar 0.11 poin, sedangkan nilai peningkatan indeks warna biru yang dihasilkan hanya 0.15 poin.

4.1.3 Pengaruh perlakuan fumigasi terhadap tingkat pewarnaan pada kayu Rambutan

Hasil pengamatan terhadap tingkat perubahan warna akibat perlakuan konsentrasi dan lamanya waktu reaksi terhadap kayu Rambutan disajikan pada Gambar 8.

Pada Gambar 8 terlihat sampel kayu Rambutan yang memiliki warna awal merah kecokelatan tidak mengalami perubahan warna yang berarti setelah difumigasi dengan menggunakan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 24 jam.

Peningkatan waktu reaksi menjadi 48 jam ternyata berpengaruh terhadap perubahan warna pada sampel kayu Rambutan, yang dibuktikan dengan bertambah gelapnya warna yang dihasilkan. Peningkatan waktu reaksi menjadi 72 jam ternyata juga berpengaruh terhadap perubahan warna yang terjadi. Warna awal sampel kayu Rambutan yang merah kecokelatan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reaksi selama 72 jam. Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan waktu fumigasi berpengaruh terhadap perubahan warna pada sampel kayu Rambutan.

Peningkatan volume amonia menjadi empat liter ternyata juga memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan warna pada sampel kayu Rambutan. Pada Gambar 8 nampak secara keseluruhan sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia volume empat liter telah mengalami penggelapan warna mulai dari waktu reaksi 24 jam. Secara kualitatif pada Gambar 8 nampak hampir semua sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia empat liter memiliki tingkat kegelapan yang hampir sama. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan lama waktu reaksi tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan warna pada sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan menggunakan amonia volume empat liter.

Peningkatan volume amonia menjadi enam liter tidak menunjukkan hasil yang nyata terhadap perubahan tingkat kegelapan warna yang dihasilkan pada sampel kayu Rambutan. Pada Gambar 8 dapat kita lihat tingkat kegelapan warna yang dihasilkan oleh sampel-sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia enam liter tidak jauh berbeda dengan tingkat kegelapan warna yang dimiliki oleh sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia empat liter.

Hasil pengamatan kualitatif terhadap foto sampel kayu Rambutan diatas mengindikasikan bahwa perlakuan fumigasi amonia untuk meningkatkan perubahan warna menunjukkan pengaruh yang nyata. Kondisi ini menunjukkan kayu Rambutan reaktif terhadap amonia dan dapat diaplikasikan untuk metode fumigasi amonia.

Gambar 8 Tingkat pewarnaan karena perlakuan konsentrasi amonia dan lama waktu reaksi fumigasi pada jenis kayu Rambutan

24 jam 48 jam

Kontrol

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume dua liter

24 jam 48 jam 72 jam

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Kontrol

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume empat liter

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Kontrol 24 jam 48 jam 72 jam

Perkembangan warna hasil fumigasi dengan amonia pada volume enam liter

24 jam 48 jam 72 jam

Setelah disingkap dibawah pengaruh cuaca selama 12 minggu

Gambar 9 Hasil kuantifikasi warna kayu menggunakan indeks warna RGB akibat perlakuan fumigasi dengan menggunakan amonia volume dua liter (a), empat liter (b) dan enam liter (c) pada kayu Rambutan

(a)

(c) (b)

Kuantifikasi perubahan warna akibat perlakuan fumigasi dilakukan melalui analisis indeks warna RGB. Hasil pengukuran nilai indeks warna RGB akibat perlakuan fumigasi disajikan pada Gambar 9.

Pada Gambar 9 nampak perubahan warna yang terjadi pada sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia volume dua liter. Penurunan indeks warna merah terbesar dimiliki oleh sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam, yaitu sebesar 0.19 poin, yang mengindikasikan warna kayu bertambah gelap. Sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia volume dua liter dan waktu reaksi selama 72 jam memiliki nilai penurunan indeks warna merah sebesar 0.09 poin. Penurunan indeks warna hijau terjadi pada sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reasi selama 24 dan 72 jam, namun sebaliknya indeks warna hijau pada sampel kayu Rambutan yang difumigasi dengan amonia dua liter dan waktu reaksi selama 48 jam justru mengalami peningkatan sebesar 0.01 poin. Penurunan indeks warna hijau terbesar