• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengambilan Data

Peneliti menggunakan kuesioner nomophobia (NMP-Q) yang berasal dari United State of America (USA). Bahasa yang dimiliki oleh kuesioner ini adalah Bahasa Inggris. Maka, untuk dapat menggunakan kuesioner ini di Indonesia, kuesioner ini diadaptasi dengan berpedoman pada beberapa tahap

back-translation menurut Brislin (1970, dalam Supratiknya, 2018). Langkah-langkah

proses adaptasi yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner ini diadaptasi oleh peneliti setelah melalui proses perizinan dari Caglar Yildirim, selaku pemilik kuesioner. File asli kuesioner ini dikirimkan langsung oleh Caglar Yildirim melalui email resminya.

2. Peneliti mencari dua orang penerjemah yang menguasai Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang menjadi fokus peneliti. Penerjemah merupakan seseorang lulusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Sastra Inggris yang aktif menggunakan smartphone.

3. Peneliti meminta satu orang penerjemah menerjemahkan instruksi pengerjaan dan item-item pada kuesioner dari bahasa sumber yaitu Bahasa Inggris ke

Bahasa Indonesia. Kemudian, penerjemah kedua diminta peneliti secara buta menerjemahkan kembali instruksi pengerjaan dan item-item tersebut dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris.

4. Peneliti bersama dosen pembimbing memeriksa versi orisinal (bahasa Inggris), versi sasaran (bahasa Indonesia), dan versi terjemahan kembali (bahasa Inggris) untuk melihat kesesuaian hasil terjemahan dengan versi asli. Hasilnya mengungkapkan, dari 20 item terdapat 16 item yang dinyatakan sesuai dan 4 item perlu direvisi karena terdapat penggunaan kata yang kurang tepat. Pada bagian petunjuk pengerjaan juga terdapat kalimat yang dinilai kurang baku. Lalu, peneliti melakukan revisi pemilihan kata terkait petunjuk pengerjaan dan 4 item yang kurang tepat.

5. Peneliti menyusun petunjuk pengerjaan dan 20 item pernyataan menjadi bentuk jadi kuesioner yang akan disebarkan. Selanjutnya, peneliti mengujicobakan kuesioner kepada 6 responden supaya peneliti mengetahui kejelasan format, petunjuk, dan pernyataan yang disusun peneliti. Hasilnya, terdapat beberapa hal yang masih kurang dipahami atau dirasa sulit oleh responden terkait petunjuk dan beberapa kata-kata pada item pernyataan.

6. Hasil uji coba yang dijelaskan pada poin 5, lalu peneliti revisi dan diskusikan bersama dengan dosen pembimbing peneliti. Revisi ini dilakukan untuk memudahkan subjek dalam memahami petunjuk dan menjawab item-item yang ada, tanpa mengurangi arti atau maksud dari petunjuk dan item yang sesungguhnya.

Petunjuk Bahasa Inggris

Please indicate how much you agree or disagree with each statement in relation to your smartphone.

Petunjuk Bahasa Indonesia

Berikut ada 20 pernyataan terkait dengan smartphone. Tunjukkanlah seberapa Anda setuju atau tidak setuju pada setiap pernyataan dengan cara memilih bilangan yang telah disediakan.

Tabel 1

Hasil Adaptasi Kuesioner Nomophobia Yildirim dan Correia (2015)

No. Versi Bahasa Inggris Versi Bahasa Indonesia

1 I would feel uncomfortable without

constant access to information through my smartphone.

Saya akan merasa tidak nyaman ketika tidak mengakses informasi secara terus menerus melalui

smartphone saya.

2 I would be annoyed if I could not

look information up on my

smartphone when I wanted to do so.

Saya akan merasa kesal jika tidak bisa melihat informasi pada

smartphone saya ketika saya ingin

melakukannya.

3 Being unable to get the news (ex:

happenings, weather, etc.) on my

smartphone would make me

nervous.

Jika saya tidak mampu mendapatkan berita (misalnya, kejadian, cuaca, dll) pada

smartphone saya akan merasa

gugup.

4 I would be annoyed if I could not

use my smartphone and/or its capabilities when I wanted to do so.

Saya akan merasa kesal jika saya tidak bisa menggunakan

smartphone dan/atau

kemampuannya ketika saya ingin melakukannya.

5 Running out of battery in my

smartphone would scare me.

Kehabisan baterai di smartphone saya akan membuat saya takut.

No. Versi Bahasa Inggris Versi Bahasa Indonesia

6 If I were to run out of credits or hit

my monthly data limit, I would panic.

Jika saya kehabisan pulsa atau mencapai batas data bulanan saya, saya akan panik.

7 If I did not have a data signal or could not connect to Wi-Fi, then I would constantly check to see if I had a signal or could find a Wi-Fi network.

Jika saya tidak memiliki sinyal data atau tidak bisa terhubung ke Wi-Fi, maka saya akan terus menerus memeriksa untuk melihat apakah saya memiliki sinyal atau bisa menemukan jaringan Wi-Fi.

8 If I could not use my smartphone, I would be afraid of getting stranded somewhere.

Jika saya tidak bisa menggunakan

smartphone saya, saya akan takut

jika tersesat di suatu tempat.

9 If I could not check my smartphone

for a while, I would feel a desire to check it.

Jika saya tidak bisa mengecek

smartphone saya untuk sementara

waktu, saya merasa seperti terdorong untuk memeriksanya.

10 If I did not have my smartphone

with me, I would feel anxious because I could not instantly communicate with my family and/or friends.

Jika saya tidak membawa

smartphone saya, saya akan merasa

cemas karena saya tidak bisa langsung berkomunikasi dengan keluarga dan/atau teman-teman saya.

11 If I did not have my smartphone

with me, I would be worried because my family and/or friends could not reach me.

Jika saya tidak membawa

smartphone saya, saya akan

khawatir karena keluarga dan/atau teman-teman saya tidak bisa menghubungi saya.

12 If I did not have my smartphone

with me, I would feel nervous because I would not be able to receive text messages and calls.

Jika saya tidak membawa

smartphone saya, saya akan merasa

gugup karena tidak akan dapat menerima pesan teks dan panggilan.

13 If I did not have my smartphone

with me, I would be anxious because I could not keep in touch with my family and/or friends.

Jika saya tidak membawa

smartphone saya, saya akan cemas

karena saya tidak bisa tetap terhubung dengan keluarga dan/atau teman-teman saya.

No. Versi Bahasa Inggris Versi Bahasa Indonesia

14 If I did not have my smartphone

with me, I would be nervous because I could not know if someone had tried to get a hold of me.

Jika saya tidak membawa

smartphone saya, saya akan gugup

karena saya tidak bisa tahu apakah seseorang telah mencoba untuk menghubungi saya.

15 If I did not have my smartphone

with me, I would feel anxious because my constant connection to my family and friends would be broken.

Jika saya tidak membawa

smartphone, saya akan merasa

cemas karena hubungan konstan (terus-menerus) dengan keluarga saya dan teman-teman akan terganggu.

16 If I did not have my smartphone

with me, I would be nervous because I would be disconnected from my online identity.

Jika saya tidak membawa

smartphone saya, saya akan gugup

karena saya akan terputus dari identitas online saya.

17 If I did not have my smartphone

with me, I would be uncomfortable because I could not stay up-to-date with social media and online networks.

Jika saya tidak membawa

smartphone saya, saya akan tidak

nyaman karena saya tidak bisa tetap

up-to-date dengan media sosial dan

jaringan online.

18 If I did not have my smartphone

with me, I would feel awkward because I could not check my notifications for updates from my connections and online networks.

Jika saya tidak membawa

smartphone, saya akan merasa

janggal karena saya tidak bisa memeriksa notifikasi terbaru dari aplikasi smartphone saya (pesan, panggilan, media sosial, games, dll).

19 If I did not have my smartphone

with me, I would feel anxious because I could not check my email messages.

Jika saya tidak membawa

smartphone, saya akan merasa

cemas karena saya tidak bisa memeriksa pesan email saya.

20 If I did not have my smartphone

with me, I would feel weird because I would not know what to do.

Jika saya tidak membawa

smartphone, saya akan merasa aneh

karena saya tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Item-item pernyataan terkait dengan dimensi nomophobia ini disusun dengan menggunakan skala likert 7 poin, yaitu dengan poin 1 berarti “Sangat Tidak Setuju” dan meningkat sampai poin 7 yang berarti “Sangat Setuju”.

Susunan item-item pada kuesioner nomophobia ini sebagai berikut: Tabel 2

Blue Print Kuesioner Nomophobia

No. Dimensi No. Ketersebaran Item

Total Item

1 Not being able to communicate 10, 11, 12, 13, 14, 15 6

2 Losing connectedness 16, 17, 18, 19, 20 5

3 Not being able to access information 1, 2, 3, 4 4

4 Giving up convenience 5, 6, 7, 8, 9 5

Total Item 20 20

Selain item-item utama tersebut, peneliti menyusun kuesioner dengan memberikan sejumlah pernyataan terkait data demografis, seperti: nama, jenis kelamin, usia, prodi, tahun angkatan, nomor handphone/WhatsApp, ID Line, dan

e-mail. Data demografi ini disusun peneliti agar dapat mempermudah peneliti

menghubungi kembali subjek yang memenuhi syarat untuk menanyakan kesediaan sebagai partisipan pada Studi 2.

Setelah penyusunan selesai dilakukan, peneliti melakukan tryout kepada 221 orang subjek yaitu mahasiswa dan mahasiswi dengan cara disebarkan melalui

google form. Tujuan dilakukan tryout pada tahap ini adalah untuk memeriksa

kualitas psikometrik item dan alat ukur, dengan 2 parameter: korelasi item-total untuk memeriksa daya beda item dan koefisien Alpha Cronbach untuk melihat reliabilitas konsistensi internal alat ukur.

Hasilnya adalah sebagai berikut. Reliabilitas kuesioner nomophobia memiliki koefisien Alpha Cronbach yang tinggi, yaitu 0,938. Hasil tersebut membuktikan bahwa reliabilitas kuesioner ini memuaskan. Setiap itemnya juga memiliki skor koefisien korelasi item-total lebih dari 0,4, artinya butir-butir item pada instrumen tersebut baik. Supratiknya (2014) menyatakan instrumen tes yang baik idealnya memiliki item-item yang skor koefisien korelasi item-totalnya di atas 0,20.

Tabel 3

Koefisien Korelasi Setiap Item

Item-Total Statistics No. Item Corrected Item-Total

Correlation (Rit) No. Item

Corrected Item-Total Correlation (Rit) i1 .421 i11 .712 i2 .539 i12 .768 i3 .464 i13 .785 i4 .486 i14 .744 i5 .632 i15 .769 i6 .588 i16 .715 i7 .542 i17 .627 i8 .522 i18 .725 i9 .667 i19 .630 i10 .742 i20 .612

Kemudian melihat hasil reliabilitas yang memuaskan dan skor koefisien korelasi item-total yang baik pada setiap butir item, peneliti memutuskan untuk langsung menggunakan data tryout sebagai data penelitian yang sesungguhnya.

Dokumen terkait