• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengoperasian alat tangkap .1 Muroami .1 Muroami

5 HASIL 5.1 Aspek Teknik

5.1.3 Metode pengoperasian alat tangkap .1 Muroami .1 Muroami

Tabel 11 Pembagian tugas nelayan pada unit penangkapan muroami di Kepulauan Seribu, tahun 2007

No Tenaga Kerja Jumlah Tugas

1 Juru mudi 1 Mencari dan menentukan daerah penangkapan ikan,

serta mengemudikan kapal dan menjaga posisi kapal 2 Penggiring 5 - 7 Melakukan penyelaman untuk menggiring ikan masuk

kedalam kantong 3 Pemegang

selang

5 - 7 Memegang selang compressor para penyelam agar selang tetap beraturan dan tidak terlilit antara satu dengan yang lain

4 Juru mesin 1 Mengecek mesin kapal dan compressor

5 Juru masak 1 Memasak untuk para nelayan

Sumber: Hasil wawancara nelayan muroami di Kepulauan Seribu 2007

Tabel 12 Pembagian tugas nelayan pada unit penangkapan bubu di Kepulauan Seribu, tahun 2007

No Tenaga Kerja Jumlah Tugas

1 Juru mudi 1 Mengemudikan kapal dan menjaga posisi kapal

2 ABK 2 Mengangkat dan memasang bubu ke dalam perairan.

3 Juru mesin 1 Mengecek mesin kapal

Sumber: Hasil wawancara nelayan bubu di Kepulauan Seribu 2007

5.1.3 Metode pengoperasian alat tangkap 5.1.3.1 Muroami

Pengoperasian muroami menggunakan two boat system. Sistem pengoperasian muroami di Perairan Kepulauan Seribu secara harian (one day fishing), yaitu melakukan penangkapan hanya satu hari. Jumlah trip dalam setiap tahunnya rata-rata 258 trip dan jumlah melaut 1 hari per trip dan umumnya nelayan tidak melaut pada Hari Jum’at. Nelayan melakukan penangkapan ikan sepanjang tahun dikurangi tiga bulanan yang biasanya digunakan untuk perbaikan unit penangkapan dan pada saat bulan Romadhon tiba.

Tahapan persiapan operasi penangkapan meliputi tiga tahap. Tahap pertama persiapan di darat dan persiapan di fishing ground. Persiapan di darat meliputi persiapan bahan bakar atau solar dan minyak tanah, peralatan mesin, perbekalan, pemeriksaan alat tangkap dan pengecekan mesin oleh juru mesin, persiapan juga dibantu anak buah kapal. Lama waktu yang dibutuhkan dalam tahap persiapan di darat sekitar 1 jam. Apabila sudah selesai, maka juru mudi menjalankan mesin dan kapal mulai meninggalkan fishing base menuju fishing ground pada pukul 07.00 WIB, menggunakan satu buah kapal serta perahu

sampan tanpa mesin tempat menaruh jaring kantong. Penentuan fishing ground

dilakukan oleh juru mudi, berdasarkan pengalaman yang didapat yaitu pada daerah tubir, melihat arah datangnya arus dan mengamati schooling ikan.

Tahap kedua, tiba di fishing ground para penyelam atau penggiring bersiap-siap untuk menggunakan peralatan selam yang masih bersifat tradisional yaitu masker, pemberat dan menggunakan selang compressor untuk bantuan pernafasan. Tahap setting dimulai setelah dua orang penyelam untuk mencari

schooling ikan yang sudah ditemukan, kemudian 5-7 orang penyelam turun untuk menurunkan rangkaian jaring muroami yaitu jaring kaki panjang, kaki pendek dan kantong dari perahu sampan. Kemudian jaring dipasang di kedalaman 15-30 meter (Gambar 18). Setelah selesai setting para penyelam naik ke atas kapal dan mendiamkan jaring muroami selama 15-30 menit di bawah laut. Pada saat

setting mesin kapal dalam keadaan tetap menyala, sehingga kapal tetap bergerak mengikuti arus. Dalam satu trip penangkapan jaring muroami biasanya dilakukan 3-5 kali setting tergantung dengan hasil tangkapannya. Alat tangkap muroami untuk satu kali setting dilakukan dalam waktu sekitar 60-90 menit.

Tahap ketiga dilanjutkan dengan proses hauling dimana 5-7 penyelam bertindak juga sebagai penggiring turun kembali ke dalam laut untuk menggiring ikan masuk ke dalam kantong dengan menggunakan alat penggiring. Setelah ikan masuk ke dalam kantong, maka rangkaian jaring kaki panjang dan kaki pendek secepat mungkin dilepaskan dari jaring kantong kemudian jaring kantong yang telah dilengkapi satu pelampung gerigen diberi oksigen yang didapat dari selang compressor salah satu penggiring, kemudian pelampung gerigen dilepaskan dengan cepat jaring kantong tertarik ke atas dan para nelayan lainnya sudah menunggu dipermukaan laut dan perahu sampan untuk membantu menarik dan mengangkat jaring ke atas perahu sampan. Hasil tangkapan ikan dibawa ke kapal utama untuk ditaruh ke palkah yang telah disediakan. Kapal muroami kembali pada sore hari antara pukul 16.00-18.00 WIB. Gambaran pengoperasian alat tangkap muroami dan tahapan pengoperasian muroami dapat dilihat pada Gambar 18 dan 19.

58

Gambar 18 Muroami dalam operasi (a) Penggiring, (b) Jaring kaki pendek, (c) Jaring kaki panjang (d) Kantong (e) Perahu sampan (f) Kapal utama

(a) Para ABK melakukan persiapan (b) Penurunan jaring muroami untuk setting

(c) Tahap Penyelaman menggunakan (d) Penyelam menggiring ikan

compressor masuk kedalam kantong

menggunakan alat pengusir f e d a b c

(e) Proses hauling (penarikan jaring) (f) Hasil tangkapan Gambar 19 Tahap operasional alat tangkap muroami 5.1.3.2 Bubu

Berdasarkan trip penangkapan ikan, tipe usaha perikanan bubu di wilayah Kepulauan Seribu terdiri atas one day fishing atau harian dan babangan dengan lama operasional selama 2 hari. Jumlah trip dalam 1 tahun rata-rata 138 trip dan umumnya nelayan tidak melaut pada Hari Jum’at, ada kerusakan pada mesin kapal, cuaca yang tidak mendukung untuk beroperasi dan pada saat bulan Romadhon tiba. Pengoperasian bubu terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama nelayan bubu sebelum beroperasi mempersiapkan bahan bakar dan perbekalan untuk melaut. Pukul 07.00 WIB berangkat dari fishing base menuju fishing ground. Tahap kedua, pada saat tiba di fishing ground para anak buah kapal bersiap-siap untuk melakukan setting bubu rata-rata sebayak 10-30 buah ke dalam laut dengan kedalaman 5-15 meter dan jarak antara bubu satu dengan yang lain kira-kira 5-10 meter tergantung kondisi peraiaran dan bubu dibiarkan selama dua hari. Kemudian tahap ketiga, nelayan bubu bersiap-siap untuk menuju fishing ground untuk melakukan hauling bubu yang telah dibiarkan dua hari sebelumnya, setelah hauling selesai, maka bubu yang telah diangkat direndam lagi ke laut untuk diangkat lagi dua hari kemudian (Gambar 20).

Setelah selesai melakukan hauling hasil tangkapan disimpan di palkah yang telah disediakan. Hasil tangkapan bubu didaratkan di Pulau Panggang, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua dan Pulau Harapan. Nelayan bubu tiap kapal memiliki 10-30 buah bubu. Bubu yang digunakan berbahan dasar kawat dan bambu.

60

(a) Penurunan bubu (b) Bubu yang di rendam dilaut

(c) Setelah Perendaman dua hari (d) Bubu yang telah diangkat Gambar 20. Tahap operasional alat tangkap bubu