PERSEDIAAN : SISTEM PENGENDALIAN PERIODIK DAN ALIRAN BIAYA
A. Metode periodik vs. Metode perpetual Definisi Persediaan
Di perusahaan dagang (trading company), persediaan disebut persediaan barang dagangan (merchandise inventory) atau cukup disingkat persediaan (inventory). Persediaan diperoleh dari pemasok dan dijual kepada konsumen tanpa mengalami perubahan bentuk. Sumber utama pendapatan bagi perusahaan dagang adalah persediaan (barang dagangan) tersebut.
Di perusahaan pengolahan (manufacturing firm), terdapat tiga persediaan: persediaan bahan baku (raw material inventory), persediaan barang dalam proses (work in process inventory), dan persediaan barang jadi (finished goods inventory). Persediaan bahan baku akan diolah atau diubah bentuknya menjadi barang jadi. Persediaan barang dalam proses merupakan barang setengah jadi, yaitu bahan baku yang sedang mengalami proses produksi dan belum menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Sumber utama pendapatan bagi perusahaan manufaktur adalah persediaan barang jadi. Bab ini membahas persediaan (inventory) di perusahaan dagang (trading company).
Pengendalian Persediaan
Pengendalian akuntansi untuk persediaan dapat diselenggarakan dengan sistem fisik (periodik) dan sistem perpetual (permanen atau buku). Bab ini menjelaskan sistem periodik. Menurut sistem ini, pembelian barang dagangan selama satu periode, baik tunai maupun kredit, dicatat dalam akun Pembelian (Purchases). Untuk mengetahui harga pokok penjualan (HPP), dilakukan perhitungan persediaan secara fisik (inventory taking) pada akhir periode. Setelah ditentukan nilai persediaan akhir barulah dihitung harga pokok penjualannya yang akan dijelaskan nanti.
Adapun akun Persediaan (Inventory) adalah untuk mencatat harga pokok (cost) persediaan yang masih tersisa pada akhir periode, yang akan dicatat melalui jurnal penyesuaian yang akan dijelaskan nanti. Penambahan persediaan yang timbul dari pembelian dan pengurangan yang timbul dari penjualan tidak dicatat dalam akun ini.
Pembelian, Potongan Pembelian, dan Retur Pembelian. Sebagaimana dijelaskan di atas, akun Pembelian (Purchases) untuk mencatat pembelian barang dagangan sebesar harga beli di luar potongan dagang (trade discount). Harga beli adalah harga beli bersih di luar potongan dagang (trade discount). Potongan dagang adalah potongan harga dari harga resmi dalam daftar harga atau katalog. Sebagai contoh, misalnya, kalau dalam katalog tercantum barang A dengan harga Rp 50.000 dengan potongan dagang 25%, maka jumlah harga bersihnya adalah Rp 37.500 {= Rp50.000 – (25% x Rp 50.000)}. Dengan potongan ini, maka perusahaan pembeli mencatat pembelian dalam akun Pembelian sebesar Rp 37.500, bukan Rp 50.000.
Jika pembeliannya dilakukan secara kredit, maka potongan tunai akan dicatat dalam akun Potongan Pembelian (Purchase Discount) ketika perusahaan membayar dalam masa potongan. Sebagai contoh, misalnya PT. TIARA ADI pada 1 April 2007 membeli barang dagangan seharga Rp 5.000.000 tunai dan Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10, n/30. Pada tanggal 10 April 2007 utang dibayar dengan mendapat potongan 2% yaitu Rp 200.000 (= 2% x Rp 10.000.000) dan dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Apr. 1 Pembelian 15.000.000 Kas - 5.000.000 Utang Dagang - 10.000.000 (mencatat pembelian) 10 Utang Dagang 10.000.000 Kas - 9.800.000 Potongan Pembelian - 200.000
(mencatat pembayaran utang dagang)
Jika utang dagang di atas dibayar di luar masa potongan, misalnya 15 April, maka pembayarannya adalah Rp 10.000.000 dan jurnalnya adalah sebagai berikut :
Apr. 15 Utang Dagang 10.000.000
Kas - 10.000.000
Jika terjadi retur pembelian dicatat dalam akun Retur Pembelian (purchase return sebelah kredit dan debitnya adalah akun Kas atau Utang Dagang tergantung barang yang dibeli dulunya berasal dari pembelian tunai atau pembelian kredit. Sebagai contoh, misalnya PT. ARUM SARI pada 17 Agustus 2007 melakukan retur atas barang yang dibelinya sebesar Rp 1.300.000, yang terdiri atas Rp 500.000 dari pembelian tunai dan Rp 800.000 dari pembelian kredit. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
Agus. 17 Kas 500.000
Utang Dagang 800.000
Retur Pembelian - 1.300.000
Penjualan, Potongan Penjualan, dan Retur Penjualan.
Akun Penjualan (Sales) adalah akun untuk mencatat penjualan barang dagangan— baik tunai maupun kredit—sebesar harga jual di luar potongan dagang (trade discount) di sebelah kredit. Akun lawannya adalah Kas atau Piutang Dagang tergantung apakah penjualannya tunai atau kredit. Akun Potongan Penjualan ( Sales Discount) digunakan untuk mencatat potongan penjualan tunai jika pelanggan perusahaan membayar utangnya dalam masa potongan. Akun Retur Penjualan
(Sales Return) adalah akun untuk mencatat retur penjualan dan dicatat di sebelah debit. Akun lawannya adalah Piutang Dagang atau Kas tergantung apakah dahulu penjualannya kredit atau tunai.
Sebagai contoh, misalnya PT. ANDRIJAYA pada 27 Juli 2007 menjual barang dagangan secara tunai Rp 10.000.000 (setelah trade discount) dan secara kredit Rp 15.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada 30 Juli 2007 perusahaan menerima kiriman balik barang yang telah dijualnya secara kredit senilai Rp 3.000.000. Pada 5 Agustus perusahaan menerima pelunasan dari debitor atas penjualan kredit pada 27 Juli setelah dikurangi retur per 30 Juli. Jadi, PT. ANDRIJAYA memberi potongan 2%, yaitu Rp 240.000 (= 2% x Rp 12.000.000). Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : Jul. 27 Kas 10.000.000 Piutang Dagang 15.000.000 Penjualan - 25.000.000 (mencatat penjualan) 30 Retur Penjualan 3.000.000 Piutang Dagang - 3.000.000
(mencatat retur penjualan)
Agus. 5 Kas 11.760.000
Potongan Penjualan 240.000
Piutang Dagang - 12.000.000
(mencatat penagihan piutang dagang)
Biaya Angkut Pembelian dan Biaya Angkut Penjualan.
Akun Biaya Angkut Pembelian (Transportation In) digunakan untuk mencatat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atas pengangkutan/pengiriman barang yang dibeli dengan syarat Franco Gudang Penjualan (FOB Shipping Point), sedangkan akun Biaya Angkut Penjualan (Transportation Out) untuk mencatat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atas pengangkutan/pengiriman barang yang dijual syarat Franco Gudang Penjualan (FOB Destination).
Sebagai contoh, misalnya PT. INDRA MANDIRI pada 10 Agustus 2007 membayar biaya angkut pembelian Rp 500.000 atas barang yang dibeli dan biaya angkut penjualan Rp 750.000 atas barang yang dijual. Jurnalnya adalah sebagai berikut.
Agus. 10 Biaya Angkut Pembelian 500.000
Biaya Angkut Penjualan 750.000
Kas - 1.250.000
Neraca Saldo
Sesuai dengan siklus akuntansi, perusahaan pada akhir tahun menyusun neraca saldo. Sebagai contoh, misalnya berikut adalah saldo-saldo dari neraca saldo (sebagian) per 31 Desember 2007 pada PT. ASIA RAYA :
PT. ASIA RAYA
Neraca Saldo (Sebagian) Per 31 Desember 2007
No. A k u n Debit Kredit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Persediaan2 Penjualan Potongan Penjualan Retur Penjualan
Biaya Angkut Penjualan Pembelian
Potongan pembelian Retur Pembelian Biaya Angkut Pembelian Harga Pokok Penjualan Ikhtisar Rugi-Laba Rp4.000.000 - 300.000 1.000.000 500.000 8.000.000 - - 400.000 0 0 - Rp16.000.000 - - - - 600.000 1.000.000 - - -
Perhitungan HPP dan Jurnal Penyesuaian
Untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP), diperlukan data tentang nilai persediaan akhir periode. Jika setelah dilakukan inventory taking, nilai persediaan akhir PT. ASIA adalah Rp 3.000.000, maka HPP dihitung sebagai berikut :
Persediaan awal periode Rp4.000.000 Pembelian selama periode
Ditambah : Biaya angkut pembelian
Rp8.000.000 400.000 Harga pokok pembelian
Dikurangi : Potongan pembelian Retur pembelian Rp8.400.000 (300.000) (1.000.000)
Harga pokok pembelian bersih 7.100.000
Harga pokok barang tersedia dijual Dikurangi : Persediaan akhir periode
Rp11.100.000 (3.000.000)
Harga pokok penjualan Rp8.100.000
Jurnal penyesuaian untuk mengakui persediaan akhir pada 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut :
Des. 31 Persediaan (Akhir) 3.000.000
Potongan Pembelian 300.000
Retur Pembelian 1.000.000
Harga Pokok Penjualan 8.100.000
Pembelian - 8.000.000
Biaya Angkut Pembelian - 400.000
Persediaan (Awal) - 4.000.000
(mencatat penyesuaian mengakui HPP)