• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENDEKATAN

Dalam dokumen Rippda - Laporan Antara-libre (Halaman 68-71)

3.1.1 Pendekatan Dasar

Pendekatan dasar yang digunakan dalam Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku adalah sebagai berikut :

1. Azas keterpaduan (Integrated)

Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku harus memiliki keterkaitan dengan strategi makro yang telah ditetapkan baik pada tingkat nasional maupun regional yang dimaksudkan untuk melahirkan sinergi pada berbagai tingkat pengembalian keputusan (keterkaitan secara vertikal). Selain itu Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku juga harus terintegrasi dengan perencanaan sektor formal maupun sistem perwilayahan yang berkaitan hal tersebut untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan antar sektor maupun wilayah (keterkaitan secara horizontal).

2. Azas Keberlanjutan

Sebagai prinsip utama Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku yang memperhatikan keseimbangan balance of life (hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alamnya). Dalam prinsip pembangunan yang berkelanjutan berusaha mengembangkan nilai-nilai :

a. Berpijak pada komitmen dalam memadukan pembangunan dengan lingkungan

sejak awal penyusunan proses kebijaksanaan dan pengambilan keputusan;

b. Sebagai pembangunan yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan generasi

sekarang tanpa mempertaruhkan kemampuan mereka sendiri; c. adanya antisipasi dan pemantauan terhadap proses perubahan. 3. Azas Keterkaitan antar wilayah/kawasan

Dengan melihat keterkaitan antar wilayah/kawasan yang diikat oleh kesamaan sejarah, kondisi alam atau sumber daya. Dalam kaitan ini pembagian administrasi bukanlah prioritas utama dalam penyusunan kawasan atau koridor pariwisata. Pendekatan ini diharapkan akan mendorong terjadinya kesamaan antar daerah.

3.1.2 Pendekatan Fakta dan Analisis

1. Perencanaan Pembangunan Pariwisata Partisipatif (Struktural)

Dalam perencanaan dikenal 2 (dua) pendekatan yang bertitik tolak dari sudut pandang yang berbeda yaitu pendekatan fungsional dan strukturalisme (behavioralism). Pendekatan strukturalisme akan membawa dampak untuk terwujudnya pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan di sekitar Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku yang didukung oleh masyarakat dan sektor pembangunan lainnya dan akan menggambarkan bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya dikelola oleh pelaku pembangunan yang bergerak di bidang pariwisata saja akan tetapi tergantung pada keterpaduan program secara lintas sektoral diantara instansi terkait, oleh karena pengembangan daerah sebagai daerah tujuan wisata tanpa melibatkan lembaga terkait dan masayarakat tidak akan menyentuh berbagai sendi kehidupan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup. Pendekatan ini akan menggambarkan kinerja pengembangan kebudayaan dan pariwisata secara lintas sektoral.

2. Pendekatan Pola Penjabaran Produk Wisata di Kawasan Pantai Jikurila Kabupaten

Buru Provinsi Maluku

Produk wisata yang merupakan satu rangkaian usaha pariwisata yang secara normatif berkaitan dengan usaha bisnis dan merupakan aspek kehidupan ekonomis yang menopang terhadap pendapatan daerah. Pengkajian usaha bisnis di bidang pariwisata perlu mendapatkan bagian yang cermat dalam penyusunan Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, oleh karena berkembangnya pariwisata di satu daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan usaha pariwisata dalam mengembangkan, membina dan memasarkan kebudayaan dan kepariwisataan daerahnya.

Disamping itu pola penyebaran dan pengembangan usaha pariwisata harus dapat mendorong berbagai alternatif dalam kaitannya dengan tata ruang kawasan Jikurila Kabupaten Buru. Pendekatan ini akan mencermati kedekatan pembangunan kebudayaan dan pariwisata dan tata ruang Provinsi Maluku secara umum dan Kabupaten Buru secara khusus.

3. Pendekatan manfaat seni budaya bagi pariwisata

Pengkajian kebudayaan sebagai alternatif utama untuk memperkaya atraksi wisata di suatu daerah merupakan pendekatan yang mendasar yang dapat memberikan solusi bagi terselenggaranya program seni budaya dengan mengetengahkan berbagai kesenian selektif yang mampu mengembangkan nilai bisnis baik bagi para pelaku seni itu sendiri maupun program pemuliaan seni budaya. Kebudayaan sebagai implementasi dari karsa, karya, dan cipta manusia meliputi berbagai aspek, seperti cagar budaya, sejarah, sastra, seni, bahasa, dapat menumbuh kembangkan aspirasi yang mendorong wisatawan untuk mengunjungi satu daerah wisata.

Pengelompokkan jenis – jenis kesenian cagar budaya dan sebagainya dikaitkan dengan obyek wisata lainnya akan merupakan perpaduan kegiatan wisata budaya. Pendekatan ini akan mencermati pula dari sisi pagelaran kesenian, pemuliaan seni budaya, inovasi seni budaya, dan rekonstruksi seni budaya, revitalisasi seni budaya dan seniman pemeran seni.

4. Pendekatan Pembangunan Pariwisata dengan memahami Karakteristik Wisatawan

(Tourist Profile)

Pendekatan ini mendasari terdapat dikenalnya sikap, karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Pantai Jikurila Kabupaten Buru terhadap produk wisata yang tersedia. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap penyediaan fasilitas maupun pelayanan untuk dua jenis wisatawan yang kita kenal yaitu wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.

Perbedaan karakteristik tersebut perlu dipahami untuk menentukan kebutuhan pembangunan fasilitas pada berbagai jenis usaha pariwisata. Pendekatan ini akan mencermati dari sisi profile wisatawan yag dikaitkan dengan produk wisata dan pemasaran.

5. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat kompleks menyangkut manusia seutuhnya oleh karena itu keberadaan masyarakat di suatu daerah wisata akan menjadi tolok ukur untuk berkembangnya kebudayaan dan pariwisata daerah tersebut. Aspek penting yang perlu didorong adalah aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan, kebersihan, dan keramahan lingkungan. Aspek – aspek tersebut merupakan bagian yang harus tergambar di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di samping itu kehidupan ekonomi masyarakat perlu terus dikembangkan untuk menumbuh peranan UKM di bidang pariwisata yang memiliki nilai ganda bagi perkembangan ekonomi

masyarakat di suatu daerah. Dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk memberikan saran, ide, kritik, dan sebagainya, perlu dilakukan proses edukasi masyarakat

6. Pendekatan Pengembangan Pariwisata Berwawasan Lingkungan (Ecotourism)

Kegiatan pariwisata yang dikelola dengan baik dapat menghasilkan manfaat ekonomi. Kegiatan pariwisata di daerah yang dilindungi dapat menghasilkan manfaat ekonomi bila dikelola dengan baik dan membuat para pengunjung merasakan kenyamanan dan kepuasan selama berwisata, sehingga daya tariknya dapat membuat pengunjung betah dan menginginkan untuk kembali ketempat tersebut.

7. Mengkaji Literatur Terkait Dengan Pembuatan Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku

Kajian literatur dilakukan untuk mendapatkan masukan berdasarkan teori, dokumentasi hasil penelitian yang telah tersedia dan kajian komprehensif pengalaman dan teori-teori pariwisata lainnya yang dapat memperkaya Pembuatan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pantai Jikumerasa Namlea Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.

Dalam dokumen Rippda - Laporan Antara-libre (Halaman 68-71)