• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Minat Belajar

Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Menurut Susanto Ahmad (2013: 58), minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.

Khairani Makmun (2014:136-137) mengemukakan pandangan para ahli mengenai minat, beberapa pandangan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menurut Kamisa, minat adalah kehendak, keinginan atau kesukaan. b. Menurut Sutjipto (2001), minat adalah kesadaran seseorang terhadap

suatu objek, orang, masalah atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

c. Menurut Lockmono (1994), minat adalah kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu.

Khairani Makmun (2014:136-137) mengemukakan unsur-unsur dalam minat sebagai berikut:

a. Minat adalah suatu gejala psikologis

b. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subjek karena tertarik

c. Adanya perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran

d. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subjek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan dari dalam diri sehingga menimbulkan ketertarikan atau memberikan perhatian lebih pada suatu objek serta terdapat kemauan lebih akan suatu objek atau kegiatan yang memberikan kepuasan dan rasa senang. Menurut Dewa Ketut Sukardi yang mengutip pendapat Carl Safran (dalam

Khairani Makmun, 2014:141), ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan minat, yaitu:

a. Minat yang diekspresikan

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa dirinya tertarik dalam mengumpulkan mata uang logam.

b. Minat yang diwujudkan

Seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata melainkan dengan tindakan atau perbuatan, yaitu ikut serta dan berperan aktif dalam suatu kegiatan. Misalnya seseorang mengikuti kegiatan pramuka yang menarik perhatiannya.

c. Minat yang diinventariskan

Seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Menurut Kuder dalam Susanto Ahmad (2013: 61), terdapat sepuluh jenis atau macam-macam minat, yaitu:

a. Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan.

b. Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin-mesin atau alat mekanik.

c. Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap pekerjaan yang membutuhkan perhitungan.

d. Minat terhadap ilmu pengetahuan, yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan masalah.

e. Minat persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan untuk mempengaruhi orang lain.

f. Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian, kerajinan dan kreasi tangan.

g. Minat leterer, yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah membaca dan menulis berbagai karangan.

h. Minar musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah musik, seperti menonton konser dan memainkan alat-alat musik.

i. Minat layanan sosial, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membantu orang lain.

j. Minat klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.

Jenis minat individu bergantung pada ketertarikan individu sendiri yang menggarahkannya untuk memilih jenis minat yang sesuai dengan keinginannya.

2. Minat dalam belajar

Minat sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Menurut Hardjana (1994), minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman. Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat melahirkan

perhatian spontan yang memungkinkan tercipatanya konsentrasi untuk waktu yang lama. Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitnya minat pada objek tersebut. Jika seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun, sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah harapan siswa tersebut dapat belajar yang baik. Hal itu tentu mempengaruhi hasil belajarnya.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, minat belajar adalah ketertarikan untuk belajar dengan memberikan perhatian yang lebih yang disertai dengan adanya kemauan untuk belajar atau keterlibatannya dalam

belajar sehingga menimbulkan adanya kepuasan atau rasa senang dalam belajar.

Menurut Slameto (dalam Khairani Makmun, 2014: 145), minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) yaitu minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasaan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan dan faktor dari luar (eksternal) yaitu minat yang sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar dpat berupa kelengkapan sarana prasarana, peragaulan dengan orang tua dan presepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya.

F. Sikap Belajar

Dokumen terkait