• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mobilitas Sosial Vertikal Naik Karyawan

TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.4 Mobilitas Sosial Karyawan Perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan

4.4.1 Mobilitas Sosial Vertikal Naik Karyawan

Mobilitas sosial vertikal naik karyawan terlihat dengan adanya atau terjadinya kenaikan golongan karyawan yang dimiliki oleh semua karyawan,kesempatan untuk kenaikan golongan sama antara karyawan perempuan dan karyawan laki-laki,karyawan pelaksana dan karyawan pimpinan. Kenaikan golongan karyawan dimulai dari IA sampai dengan IID untuk karyawan pelaksana dan IIIA sampai dengan IVD untuk golongan karyawan pimpinan. Kenaikan tersebut secara otomatis berdasarkan skala per golongan

biasa disebutnya. Jadi,semua karyawan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan secara otomatis mengalami kenaikan golongan sebagai mobilitas sosial vertikal naik karyawan. Selain mobilitas sosial vertikal naik karyawan,mobilitas sosial vertikal naik lainnya dalam bentuk kenaikan pangkat dari karyawan pelaksana ke karyawan pimpinan misalnya yang dialami oleh Ibu Yatmi selaku kepala sekolah SMP Yapendak Tinjowan yang dahulunya merupakan seorang guru karyawan perempuan biasa,namun disini tidak ditemukan karena untuk kalangan karyawan pelaksana perempuan. Untuk mobilitas sosial vertikal turun kartyawan perempuan juga tidak diketemukan. Secara tidak langsung karyawan hanya mengalami mobilitas sosial vertikal naik terkait dengan kenaikan golongan karyawan.

Seperti yang diutarakan bapak Mirvan Ariza (28th), selaku asisten SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan :

“kalo mengenai kenaikan golongan karyawan diatur dalam PKB. Disitu tergambar komposisi skala dan gaji poko karyawan pergolongannya dalam bentuk tabel dan skala golongan. Untuk mengenai kesempatan karir kayak pemindahan kerja dan posisi kerja karyawan itu sebenarnya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan bagian kerja tertentu.”

Mobilitas sosial vertikal naik pada karyawan terjadi sesuai dengan kebutuhan pada posisi atau bagian kerja di Unit Usaha Tinjowan. Kemudian para karyawan memenuhi persyaratan kenaikan tersebut sebagai tanggung jawab dan kewajiban mereka sebagai karyawan,dan secara otomatis hak mereka akan disesuaikan dengan kenaikan karir,kalau naik golongan karyawan maka secara otomatis dalam skala golongan karyawan gaji pokok pun akan meningkat sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diberlakukan karyawan di Unit Usaha Tinjowan.

Hal terbaru yang ditemukan dalam mobilitas sosial vertikal naik karyawan,yaitu kenaikan posisi kerja dan karir namun harus pindah tempat dan posisi kerja untuk kenaikkan tersebut. Misalnya hal yang terjadi pada Ibu Yatmi selaku guru SMP Yapendak yang dulunya hanya guru biasa ditempat atau posisi kebun lain atau di SMP Yapendak dari kebun lain dan sekarang menjadi Kepala Sekolah SMP Yapendak Tinjowan dan merupakan kesempatan karir untuk karyawan perempuan yang bekerja dibidang pendidikan sebagai tenaga pengajar atau guru di SMP Yapendak Tinjowan. Ungkapan Ibu Yatmi selaku Kepala Sekolah SMP Yapendak Tinjowan :

“...ibu sebelum jadi kepala sekolah di Yapendak Tinjowan ibu juga guru biasa dan juga karyawan di kebun lain,dulu sebelum di Tinjowan ibu dari Bah Butong juga kepala sekolah,di kebun Pabatu ibu juga kepala sekolah. Waktu masih di Pabatu guru dan naik jadi kepala sekolah di SMP Yapendak Pabatu dulunya guru ngajar keterampilan,aksara arab melayu,dan kesenian,ipa juga.”

Penjelasan selengkapnya mobilitas sosial vertikal naik karyawan perempuan yang terjadi sama ibu Yatmi,yaitu pada tahun 1982 kebun Tinjowan sebagai guru keterampilan dan guru PSPB, tahun 1988 kebun pabatu sebagai guru keterampilan,aksara arab melayu dan biologi atau IPA. Kemudian mengalami kenaikan menjadi Kepala Sekolah SMP Yapendak Pabatu pada tahun 2008,dan pada tahun 2009 pindah kekebun Bah Butong,dan tahun 2012 lalu pindah ke Unit Usaha Tinjowan menjadi Kepala Sekolah SMP Yapendak Tinjowan sampai saat ini, kemudian bahwasannya ibu Yatmi mengalami Mobilitas Sosial Vertikal Naik dan sekaligus mobilitas sosial horizontal untuk pindah tempat kerja dari Kebun Bah Butong ke Unit Usaha Tinjowan,walau tetap sebagai kepala sekolah SMP Yapendak dan sekaligus karyawan perempuan pimpinan di PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan.

Selain Ibu Yatmi,karyawan perempuan yang “akan” mengalami kenaikan posisi kerja dan jabatan dari guru menjadi kepala sekolah SMP Yapendak akan terjadi pada ibu Chandra Utami yang akrab disapa oleh anak didiknya ibu CH ini,beliau akan mengalami hal yang sama seperti ibu Yatmi dan pindah ke kebun Ajamu dan menjadi kepala sekolah disana namun masih dalam proses dan mudah-mudahan terjadi karena menjadi salah satu harapannya juga. Penuturan dari ibu Chandra Utami (53 tahun) guru SMP Yapendak Tinjowan yang akan pindah ke kebun Ajamu menjadi Kepala Sekolah SMP Yapendak disana,berikut penuturannya :

“..menurut aturan denger-denger beberapa waktu lagi akan pindah ke SMP Yapendak Ajamu jadi kepala sekolah disana. Namanya naik pasti semua orang menginginkannya apalagi pekerja perempuan nak. Kita doakan saja dan insya semua lancar. Sudah doakan saja,memang masalah pindah-pindah sesuai dengan kebutuhan perusahan dan aturannya dari atasan dari pusat sana.”

Walaupun sekedar harapan dan keinginan semua karyawan laki-laki dan perempuan untuk naik posisi kerja dan jabatan misalnya dari karyawan pelaksana jadi karyawan pimpinan,namun semua karyawan harus tetap maksimal dalam bekerja. Karena promosi jabatan akan terjadi pada kapan saja waktunya sesuai dengan kebutuhan perusahaan di PT. Perkebunan Nusantara IV (persero). Dalam hal ini,keputusan dari pimpinan direksi dari kantor pusat yang akan mengambil keputusannya yang diturunkan kepada setiap pimpinan disetiap Unit Usaha dan Grup Unit Usaha,untuk melakukan penilaian dan rekomendasi setiap karyawan untuk kesempatan naik posisi atau promosi jabatan tersebut. Selain itu,lama masa bekerja merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam penilaian parakaryawan untuk terjadinya proses kenaikan jabatan,pertimbangan tersebut dilakukan oleh bagian SDM dan UMUM dan

pertimbangan Assistem SDM dan UMUM dan keputusan dari Direksi dan Manajer Unit Usaha Tinjowan.

Kemudian untuk penurunan karir atau mobilitas sosial vertikal turun karyawan di Unit Usaha Tinjowan sangat terjadi dan minim sekali. Karena semua karyawan yang dialami adalah kenaikan golongan. Penurunan golongan hanya terjadi jika terjadi kesalahan,misalnya karyawan tersebut melakukan kesalah yang merugikan perusahaan dan nama baiknya,maka yang bersangkutan akan langsung dirurunkan atau bahkan dipensiunkan atau diberhentikan (tidak menggunakan istilah di PHK) dan semua diatur dalam PKB terkait kesalahan kerja yang pernah dilakukan para karyawan perempuan atau laki-laki saat bekerja. Minim bahkan tidak adanya karyawan yang melakukan kesalahan saat bekerja karena karyawan di Unit usaha Tinjowan masih bisa dibilang bekerja dengan loyalitas kerja yang lumayan baik,walau tidak begitu sempurna dengan loyalitas tinggi namun baik secara kinerja semua karyawan baik karyawan yang kerja dikantor ataupun dilapangan. Karena selain diatur dalam PKB,semua hak dan kewajiban sebagai karyawan selama ini sudah dilakukan sesuai dengan proposi kerja masing-masing bagian kerja dengan tanggung jawab dan kedisiplinan kerja yang baik dilakukan para karyawan di Unit Usaha Tinjowan.