• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Creative Intelligence Studi Kasus PMW SEC USU Tahun 2014-

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 1 (Halaman 54-65)

Syafrizal Helmi Situmorang Doli Muhammad Jafar Dalimunthe

Alby Ridha Saputra Universitas Sumatra Utara

Email : shelmi09@gmail.com, dolidalimunthe@yahoo.com, albyridha07@gmail.com.

Abstrak : Perkembangan dunia global saat ini menuntut sumber daya manusia harus memiliki kompetensi yang baik untuk bersaing. Banyaknya pengangguran menjadi suatu masalah yang serius bagi negara, sehingga perguruan tinggi harus memiliki sikap untuk menghadapi masalah tersebut dengan menciptakan SDM yang mampu berkompetensi . Agar mampu berkompetensi dengan baik seseorang harus memiliki Creative Intelligence agar mampu memaksimalkan potensi diri yang dimiliki. Creative intelligence merupakan kecerdasan yang menjelaskan aspek-aspek kepribadian berdasarkan sifat keterbukaan, inovatif, imajinatif, revolusioner dan berjiwa bebas. Penelitian ini dilakukan kepada member Program Mahasiswa Wirausaha SEC USU tahun 2014 dan 2015 yang berjumlah 104 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kreatifitas dan inteligensi mahasiswa pemenang. Pengukuran menggunakan empat dimensi yaitu intuitif, inovatif, imajinatif, dan inspiratif. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode Profil Potensi Kreatif yang digunakan Alan J.Rowe. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah karakter yang paling banyak mendominasi peserta adalah karakter intuitif dan inovatif. Kata Kunci : Creative Intelligence

Perekonomian memang memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu Negara. Joseph Schumpeter menekankan pentingnya peranan wirausahawan dalam kegiatan ekonomi suatu negara, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. semakin banyak jumlah entrepreneur dalam suatu negara akan membawa banyak manfaat bagi negara tersebut Entrepreneur adalah orang yang berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha. Peter F. Drucker mengatakan bahwa Entrepreneur merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Entrepreneur akan membawa banyak manfaat misalnya (1) Entrepreneur membuka jenis usaha

baru dalam perekonomian.. (2) Kedua, menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja. Ketika entrepreneur membuka usaha, berarti membuka langkah untuk mengurangi proporsi pengangguran dan pelamar kerja. (3) Ketiga, meningkatkan output perkapita nasional. Dengan kata lain Entrepreneur memiliki peran vital dalam pembangunan ekonomi suatu negara karena entrepreneur merupakan motor penggerak roda perekonomian. Penciptaan jiwa berwirausaha tentunya harus didukung dengan kreatifitas dan intelektual yang baik sehingga memiliki kompetensi yang baik untuk dapat bersaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

48 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Tabel 1

Data Angkatan Kerja, Bekerja, dan Pengangguran Tahun

Angkatan

Kerja Bekerja Pengangguran Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - TPAK Tingkat Pengangguran Terbuka - TPT (Juta Orang) Orang) (Juta (Juta Orang) (%) (%)

2010 Februari 116 107,41 8,59 67,83 7,41 Agustus 116,53 108,21 8,32 67,72 7,14 2011 Februari 119,4 111,28 8,12 69,96 6,8 Agustus 117,37 109,67 7,7 68,34 6,56 2012 Februari 120,41 112,8 7,61 69,66 6,32 Agustus 118,05 110,81 7,24 67,88 6,14 2013 Februari 121,19 114,02 7,17 69,21 5,92 Agustus 118,19 110,8 7,39 66,9 6,25 2014 Februari 125,32 118,17 7,15 69,17 5,76 Agustus 121,87 114,63 7,24 66,6 5,94 2015 Februari 128,3 120,85 7,45 69,5 5,81 Agustus 122,38 114,82 7,56 65,75 6,18

Sumber: Badan Pusat Statistik, Data Diolah (2016)

Banyak pengangguran di Indonesia memunculkan semangat meningkatkan program berwirausaha yang dilakukan baik oleh pemerintah, universitas, bahkan juga dikalangan organisasi kemasyarakatan. Menghadapi kenyataan permasalahan diatas, Perguruan Tinggi sebagai salah satu bagian dari sistem pendidikan menjadi salah satu solusi dalam mencetak SDM berkualitas yang dapat berkompetensi. Hal ini sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi yang menjadi landasan visi misi setiap perguruan tinggi di Indonesia dalam menciptakan lulusan-lulusan yang bermutu dan berkompetensi.

Perguruan tinggi diharapkan mampu membimbing mahasiswa untuk dapat melakukan eksplorasi pemikiran, menggagasnya, dan mengkomunikasikan atau memperdebatkannya secara terbuka sehingga mahasiswa dapat belajar untuk saling mengkritik dan menciptakan serta mempertajam ide-ide kreatif dengan berbagai ruang pemaknaan.

Berdasarkan dari eksplorasi yang dilakukan, mahasiswa diharapkan juga mampu untuk memunculkan ide dalam berwirausaha sehingga angka pengangguran dapat ditekan dengan memunculkan

semangat berwirausaha menciptakan lapangan pekerjaan baru. Ini bertujuan agar mahasiswa tidak memunculkan kembali paradigma ketika setelah menyelesaikan studi, mahasiswa hanya memikirkan bagaimana bisa bekerja di perusahaan yang diinginkan, tetapi mahasiswa harus mampu membentuk lapangan kerja sendiri melalui wirausaha. Disisi lain pentingnya peranan perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang baik telah menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib bagi setiap fakultas untuk memunculkan semangat berwirausaha di kalangan mahasiswa sehingga diharapkan mampu mengeluarkan ide-ide kreatif dalam diri mahasiswa.

Munculnya semangat berwirausaha pada mahasiswa sebaiknya juga didasarkan kepada karakter yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Hal ini bertujuan agar usaha yang dijalani sesuai dengan passion yang mereka miliki.

Universitas Sumatera Utara sebagai perguruan tinggi yang memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi memiliki unit yang mewujudkan lulusan untuk mampu berwirausaha yaitu Student Entrepreneurship Centre. SEC menjadi sarana untuk mengimplementasikan antara teori dibangku perkuliahan dengan praktek nyata di

49 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

masyarakat dengan menyiapkan program-program dalam membentuk dan mengembangkan para wirausahaan mahasiswa dan diharapkan dapat menjadi wirausahawan yang jujur, tangguh, berkeadilan dan peduli masalah sosial.

Berdasarkan dari karakter tersebut, tulisan ini akan membahas mengenai karakter yang dimiliki seseorang agar mampu bereksporasi berdasarkan karakter yang mereka miliki dan karakter ini akan dilihat berdasarkan creative intelligence yang ditulis oleh Alan J Rowe. Creative intelligence akan melihat karakter mahasiswa berdasarkan empat karakter yaitu : Intuitive (fokus ke result berdasarkan fakta masa lalu), Imaginative (fokus ke visualisasi peluang, artistik dsb), Inspirational (fokus ke perubahan sosial), Innovative (fokus ke problem solving dengan dasar sistematik dan data)

Creative Intelligence

Persaingan saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Manusia harus cerdas dalam menggunakan setiap potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Tapi permasalahannya terkadang banyak dari manusia saat ini tidak bisa menggunakan potensi yang ada didalam dirinya. Ini dikarenakan pengetahuan mereka yang kurang akan dirinya sendiri, bahkan tidak mempunyai pengalaman untuk bisa dijadikan modal untuk bisa menghadapi setiap tantangan yang ada saat ini dan di masa depan.

Intelligence merupakan suatu hal yang mendeskripsikan suatu perilaku manusia yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Hal ini berkaitan dengan apakah individu tersebut cerdas, kurang cerdas, atau tidak cerdas sama sekali dalam memanfaatkan kesempatan secara cepat dan tepat dalam menangani suatu masalah ataupun dalam mengambil suatu keputusan.

Menurut Gardner (2013) pengertian intelligence

mencakup tiga faktor yaitu:

1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.

2. Kemampuan untuk mengembangkan suatu masalah baru untuk diselesaikan.

3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang individu.

Gardner juga mengungkapkan intelligence juga merupakan kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dalam situasi yang nyata. Menurut Rezi (2013), intelektual adalah suatu

kemampuan memecahkan masalah dan mengatasi masalah dalam diri manusia dan lingkungannya serta mampu untuk menciptakan strategi atau menyusun perangkat yang efektif dan berguna demi meraih tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan intelektual merupakan kemampuan mental seseorang dalam mengatasi dan memecahkan suatu masalah dengan menggunakan keterampilan berfikir yang efektif yang didapat dari pengalaman dan kemampuan beradaptasi.

Buzan (2002) menyebutkan Kecerdasan kreatif adalah kekemampuan untuk memunculkan ide-ide baru, menyelesaikan masalah dengan cara yang khas dan meningkatkan imajinasi, perilaku, dan produktivitas. jadi asumsi yang mengatakan bahwa kejeniusan akademik merupakan modal terpenting dalam meraih kesuksesan tidaklah tepat. setiap orang punya sisi kreatif, setiap orang dapat menggali elemen penting ini dalam diri sekaligus membuktikan bahwa kecerdasan dan kreativitas adalah dua sisi mata uang yang tak dapat terpisahkan.

Setiap orang bisa menjadi cerdas. Potensi ini sudah disiapkan sejak kecil dengan diaktifkannya fungsi otak untuk mengembangkan berbagai kecerdasan yang dapat digunakan dalam proses belajar. Kemampuan otak sangatlah luar biasa jika dimanfaatkan dengan maksimal. Bahkan, jika seseorang dalam situasi yang sulit dengan tekanan yang besar otak dapat mengeluarkan kekuatan yang besar. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi pintar dan tidak ada yang bodoh. Tetapi yang jadi permasalahannya adalah bagaimana cara seseorang untuk dapat memacu kinerja otak untuk dapat menjadi cerdas.

Manusia mempunyai dua bagian otak yang jika digunakan secara maksimal akan menimbulkan kekuatan otak yang luar biasa. Bagian itu adalah otak kanan dan otak kiri. Otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri sedangkan otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Setiap bagian otak memiliki keunggulannya masing-masing. Otak kanan bekerja pada ritme yang lebih santai dengan penuh imajinasi dan tidak terikat dengan logika ilmiah dan matematis. Otak kanan lebih merangsang musik, irama, gambar, ritme dan lain hal yang memerlukan kreativitas. Sedangkan pada otak kiri digunakan untuk berpikir hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Otak kiri akan merangsang kerja untuk angka, susunan, logika, organisasi dan hal lain yang bersifat rasional yang

50 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

berhubungan dengan analitis. Keunggulan merupakan suatu andalan untuk bersaing. Hal ini bukanlah karena kekuatan otot, tetapi kekuatan otaklah yang menentukan. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia harus selalu meningkatkan kemampuan otak untuk dapat menyesuaikan diri dengan dunia agar tantangan dan masalah dapat diselesaikan dan dipecahkan dengan baik.

Pada zaman ini, pengetahuan atau kecerdasan bukanlah hal yang bisa selalu bertahan tanpa adanya kreativitas. Disaat pengetahuan tersendat, maka kreativitaslah yang akan bekerja (Sugiarto,2011). Kreatif akan membawa keseimbangan , kedalaman, dan kepekaan dalam pencarian intelektual. kreativitas berkaitan dengan tiga hal yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan masalah, dan cerminan kemampuan operasional. Artinya, otak kanan dan otak kiri haruslah berjalan seimbang, dengan kata lain manusia harus secara kreatif menggunakan otak kiri dalam menyelesaikan masalah

Kreatifitas berasal dari bahasa latin yaitu creare

yang berarti membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Kreatifitas merupakan pengembangan dan kemajuan pikiran yang menumpahkan cara berpikir yang tidak konfensional sehingga menciptakan lompatan besar dalam pengetahuan dan aplikasinya. Menurut Sayogya (2008), kreatifitas merupakan pengembangan, pertumbuhan manusia, pemahaman diri dan perubahan atau rehabilitasi pola pikir seseorang untuk membuat sesuatu yang baru dan unik yang bermula dari imajinasi dan didasarkan pada kualitas yang muncul sebagai spontanitas, ekspresi dan intuisi.

Menurut Sugiarto (2011), kreatifitas merupakan: 1. Kemampuan melihat masalah ketika orang lain

tidak melihat.

2. Kemampuan melihat suatu masalah dengan sudut pandang yang berbeda

3. Kemampuan berkreasi untuk membuat hal lama menjadi hal baru.

4. Penggabungan antara otak kiri dan otak kanan 5. Suatu hal yang bisa dikembangkan dengan

latihan

6. Suatu hal yang tidak terikat dengan aturan-aturan logika seperti halnya anak kecil berpikir.

Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwasanya kreatifitas dan inteligensi merupakan dua hal yang penting dalam membantu manusia untuk menyelesaikan masalah yang dikenal dengan kecerdasan kreatif (Creative Intelligence). kecerdasan kreatif menjelaskan aspek-aspek kepribadian yang akan membawa seseorang pada hasil yang baik dan akan membantu mengungkapkan bagaimana memandang dan memahami lingkungan sekitar. Menurut Rowe (2004), orang yang memiliki kecerdasan kreatif memiliki sifat terbuka, inovatif, inventif, tak terbatas, berani, spontan, fantastis imajinatif, tak terduga, revolusioner dan berjiwa bebas.

Menurut Rowe (2004) creative intelligence

dapat diklasifikasikan berdasarkan empat dimensi 1. Intuitif

Dimensi ini menggambarkan tipe-tipe individu yang banyak akal dan merupakan tipikal manager, aktor, dan politikus. Dimensi ini menekankan pada memanfaatkan dan mengandalkan pengalaman masalah di masa lalu untuk dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah, mencapai hasil dan bekerja keras.

2. Inovatif

Dimensi ini menggambarkan individu yang selalu ingin tahu dan merupakan tipikal ilmuan, penemu, dan insinyur. Dimensi ini menekan pada daya cipta, eksperimen dan sistematika informasi yang berkonsentrasi kepada masalah dan data serta mengatasi kompleksitas dengan mudah.

3. Imajinatif

Dimensi ini menggambarkan individu yang penuh pemahaman. dimensi ini merupakan tipikal seniman, musikus, penulis, dan pemimpin. Dimensi ini mampu mendeteksi peluang potensial yang dapat dimanfaatkan dengan baik.

4. Inspirasional

Dimensi ini menggambarkan individu yang pengkhayal dan merupakan tipikal pendidik, pemimpin, dan penulis. Dimensi ini mampu melihat dari sudut pandang yang positif dan berorientasi pada aksi yang dibutuhkan masyarakat dan rela berkorban

51 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Tabel 2 Potensi Kreatif Pertimbangkan Peluang-peluang masa depan Kognitif Inovatif Imajinatif (ingin Tahu)

Menggunakan pendekatan yang berdaya cipta

Mau bereksperimen

Berdasarkan penelitian yang sistematis.

(penuh Pemahaman) Besedia menghadapi resiko Memiliki daya imajinasi Pemikiran yang independen Kompleksitas

Fokus pada kebutuhan saat ini Intuitif Mencapai tujuan Mengunakan akal sehat Menyelesaikan masalah

Inspirasional

Besedia menghadapi resiko Memiliki daya imajenasi Pemikir yang Independen

Langsung Luas

Perspektif Nilai

( Apa yang diyakini benar atau salah, baik atau buruk ) Pada Table 2 seseorang focus pada peluang-peluang

dimasa depan. Di kiri bawah, penekanan ada pada kebutuhan saat ini. kategori ini sangat luas dan dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana pikiran kita merespon peluang-peluang kreatif. Pada bagian bawah table menunjukkan bagaimana seseorang menafsirkan gagasan-gagasan, bagaimana menilai atau perasaan terhadap gagasan tersebut dan apa yang dirasakan sangat penting. Ini dideskripsikan sebagai nilai langsung yang berlawanan dengan nilai- nilai yang lebih luas. Suatu faktor dominan yang melebihi kognisi dan nilai adalah kekuatan pendorong dari kepribadian. Hal ini merupakan faktor kunci yang mendasari kreatifitas. Dorongan,

kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, dan kebutuhan dasar kita, jika dikombinasikan dengan apa yang dianggap bernilai, dibutuhkan, atau menyenangkan, akan menggambarkan keempat tipe kecerdasan kreatif dasar.

Menurut Cambell (dalam Rowe, 2004) ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori

1. Ciri-ciri pokok: melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan masalah, cara baru, penemuan. 2. Ciri-ciri yang memungkinkan : mampu

mempertahankan ide kreatif

3. Ciri-ciri sampingan : tidak langsung berhubungan penciptaan dan menjaga agar ide kreatif tetap hidup tetapi akan mempengaruhi orang-orang kreatif.

Tabel 3

Model Ciri Kreativitas

Ciri-Ciri Pokok Ciri-ciri yang Memungkinkan Ciri-Ciri Sampingan 1. Berpikir dari segala arah.

2. Berpikir ke segala arah. 3. Fleksibilitas konseptual

(kemampuan secara spontan mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan).

4. Orisinalitas (kemampuan memberikan ide asli dan mengejutkan).

5. Lebih menyukai kompleksitas. 6. Latar belakang yang

merangsang (dapat menjadi contoh).

7. Multiple skils.

1. Kemampuan untuk bekerja keras.

2. Berpikir mandiri. 3. Pantang menyerah. 4. Mampu berkomunikasi

dengan baik.

5. Lebih tertarik pada konsep dari pada detail.

6. Keinginan tahu intelektual. 7. Kaya humor dan fantasi. 8. Tidak segera menolak ide

atau gagasan.

9. Arah hidup yang mantap

1. Tidak ambil pusing terhadap apa yang dipikirkan orang lain.

2. Kekacauan psikologis.

54 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Kecerdasan kreatif selalu memberikan dorongan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi kemampuan dalam mencapai hasil yang diinginkan. Nilai dari kecerdasan kreatif adalah bahwasanya itu akan bisa membantu seseorang dalam mengatasi perubahan dunia tempat orang tersebut hidup. Proses kreatif akan bergantung pada pengetahuan dan pengalaman yang akan membawa pada pengetahuan baru. Meski demikian, pengetahuan hanyalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan akhir. Tetapi ada saatnya pengetahuan akan menjadi pembatas dalam menemukan suatu hal yang baru sehingga tidak memungkinkan kebebasan untuk melampaui suatu hal yang telah diketahui. Kecerdasan kreatif mendeskripsikan bagaimana pikiran seseorang menggunakan kode-kode mental yang tidak dapat dikontrol. Dalam artian setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam meilihat dan memahami suatu hal yang sama.

Profil Potensi Kreatif

Kreatifitas tidak dapat dilihat dan diamati sebelum adanya hasil yang dapat menyimpulkan apakah seseorang kreatif atau tidak. Namun ada satu cara yang dapat membuktikan apakah seseorang bisa dikatakan kreatif atau tidak sebelum adanya hasil dengan menggunakan model instrumen profil potensi kreatif. Model ini dapat membantu menilai kreatifitas seseorang. Namun mengetahui potensi saja tidaklah cukup untuk menilai kreatifitas.

Untuk meyakinkan penilaian kreatifitas itu akurat desainnya dibuat berdasarkan pendekatan yang sama dengan instrumen yang dibuat oleh Alan J. Rowe atau dari penelitian pendahulu. Instrumen ini disebut dengan Decision Style Inventory yang digunakan untuk menilai kepribadian seseorang dan memprediksi jenis pekerjaan yang cocok untuk orang tersebut. Menurut Rowe (2004), tes ini memiliki validitas prediksi sebesar 95%. Model ini instrumen tes yang digunakan untuk mengidentifikasi keempat tipe dasar

creative intelligence. Model ini dapat mengukur kreatifitas lebih realitas dibanding menilai apakah seseorang tersebut kreatif atau tidak.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang

diperoleh secara langsung berdasarkan apa yang ada dalam diri responden tersebut. Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori- teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini didapat dari buku, majalah,

journal, hasil lapangan, dan internet. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan kuesioner yaitu menilai karakter berdasarkan inovasi, intuisi, inspirasi, dan imajinasi mahasiswa.

Kuesioner yang diberikan memiliki 25 pertanyaan dengan setiap pertanyaan memiliki 4 jawaban yang masing-masing jawabannya mewakili setiap karakter dari creative intelligence. Dari jawaban yang dimiliki setiap pertanyaan, responden diminta untuk memberikan rangking dari setiap jawaban tersebut yang dimulai dari nilai 1 sebagai jawaban yang jauh dari karakter yang responden miliki sampai dengan nilai 4 sebagai jawaban yang yang sangat dekat dengan karakter responden. Pada akhirnya semua nilai dari setiap karakter ditambahkan sehingga dapat diketahui karakter yang memiliki nilai yang tertinggi merupakan karakter dominan yang dimiliki responden. Dalam penelitian ini tidak menutup kemungkinan seorang responden memiliki 1 sampai 3 karakter yang dominan dalam dirinya. Penelitian ini dilakukan kepada pemenang Program Mahasiswa Wirausaha Student Entrepreneurship Center Universitas Sumatera Utara tahun 2014 dan 2015 yang berjumlah 103 orang.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang telah dilakukan pada mahasiswa peserta Program Mahasiswa Wirausaha SEC USU (2010) angkatan pertama dengan jumlah responden sebanyak 61 orang. Hasil dari penelitian tersebut adalah peserta yang memiliki karakter inovatif berjumlah 28 orang (45,90%), peserta yang memiliki karakter intuitif berjumlah 8 orang (13,11%), peserta yang memiliki karakter imajinatif berjumlah 11 orang (18,03%), dan peserta yang memiliki karakter inspiratif berjumlah 12 orang (19,67%). Penelitian ini juga pernah juga dilakukan kepada mahasiswa di Fakultas Ekonomi USU (2014) yang berjumlah 100 orang responden dengan tujuan untuk memberikan masukan kepada mahasiswa tingkat akhir dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan karakter mereka. Hasil dari penelitian tersebut adalah, mahasiswa yang memiliki karakter inovatif berjumlah 64 orang, mahasiswa yang memiliki karakter intuitif berjumlah 17 orang, mahasiswa yang memiliki karakter imajinatif berjumlah 10 orang, dan mahasiswa yang memiliki

55 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

karakter inspiratif berjumlah 15 orang. Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat, yang menjadi responden pada penilitian ini adalah mahasiswa peserta Program Mahasiswa Wirausaha yang dilakukan oleh SEC USU yang berjumlah 104 orang. Berdasarkan fakultas, peserta dari Fakultas Ilmu Komputer berjumlah 16 orang, peserta dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis berjumlah 39 orang, peserta dari Fakultas Ilmu Budaya berjumlah 3 orang, peserta dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik berjumlah 8 orang, peserta dari Fakultas Kesehatan Masyarakat berjumlah 3 orang,

peserta dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam berjumlah 4 orang, peserta dari Fakultas Hukum berjumlah 2 orang, peserta dari Fakultas Kedokteran berjumlah 1 orang, peserta dari Fakultas Keperawatan berjumlah 1 orang, peserta dari Fakultas Pertanian berjumlah 25 orang, dan peserta dari Fakultas Teknik berjumlah 2 orang. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, peserta yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 46 orang dan yang berjenins kelamin perempuan berjumlah 58 orang.

Tabel 4

Data Karakteristik Responden Count

Jenis_Kelamin

Total Laki-Laki Perempuan

Fakultas Fakultas Ilmu Komputer 11 5 16

Fakultas Ekonomi dan Bisnis 15 24 39

Fakultas Ilmu Budaya 1 2 3

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 0 8 8 Fakultas Kesehatan Masyarakat 1 2 3 Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam 1 3 4 Fakultas Hukum 2 0 2 Fakultas Kedokteran 0 1 1 Fakultas Keperawatan 0 1 1 Fakultas Pertanian 14 11 25 Fakultas Teknik 1 1 2 Total 46 58 104

56 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Gambar 1 Hasil Pengukuran Creative Intelligence

HASIL & PEMBAHASAN

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat hasil dari pengujian dengan metode Profil Potensi Kreatif yang dikembangkan oleh Alan J Rowe yang dilakukan kepada peserta Program Mahasiswa Wirausaha dapat disimpulkan peserta yang memiliki karakter inovatif ada sebanyak 36 orang. Peserta yang memiliki karakter intuitif ada sebanyak 45 orang, peserta yang memiliki karakter imajinatif berjumlah 14 orang, dan peserta yang memiliki karakter yang intuitif berjumlah 9 orang. Pada penelitian ini ada beberapa peserta yang memiliki karakter yang ganda, yaitu

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 1 (Halaman 54-65)