• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan E xperiential Learning Di Perguruan Tinggi Dumiyat

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 1 (Halaman 122-145)

Program Studi Pendidikan Ekonomi-FKIP Unirow Tuban Email : dumiyatis@yahoo.co.id

Abstrak : Tujuan penelitian adalah mengembangkan perangkat model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning yang terdiri atas silabus, RPP, dan bahan ajar serta mengembangkan seperangkat instrumen yang diperlukan untuk menilai validitas, praktikabilitas, dan efektivitas model pembelajaran kewirausahaan yang telah dikembangkan. Tahap-tahap pengembangan model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning ini mengacu kepada tahap-tahap pengembangan model Plomp yang hanya sampai 4 tahap, yakni: (a) tahap pengkajian awal, (b) tahap perancangan, dan (c) tahap realisasi (konstruksi), dan (d) tahap pengujian, evaluasi, dan revisi. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah kewirausahaan di Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban. Pengumpulan data dilakukan dengan angket, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian tahun pertama dari dua tahun yang direncanakan menunjukkan bahwa 1) perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dan bahan ajar) hasil pengembangan termasuk ke dalam kategori baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi; 2) perangkat instrumen penilaian model pendidikan kewirausahaan hasil pengembangan (instrumen penilaian silabus, RPP, bahan ajar, penilaian kegiatan mahasiswa, dan penilaian keterlaksanaan model) termasuk dalam kategori baik dengan sedikit revisi.

Kata Kunci: pengembangan, model pembelajaran kewirausahaan, experiential learning Dengan diberlakukannya MEA (Masyarakat

ekonomi Asean) maka persaingan mencari kerja semakin kompetitif, harus mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar negeri. Sementara itu jumlah lulusan perguruan tinggi terus bertambah, sedangkan lapangan pekerjaan yang ditawarkan terbatas. Dalam menghadapi tantangan tersebut pendidikan wirausaha secara formal maupun non formal memiliki peranan yang signifikan. Pendidikan wirausaha mempersiapkan sumberdaya manusia untuk mandiri, melatih keberanian bersaing, dan mempersiapkan keunggulan-keunggulan diri dan produk. Semangat entrepreneurship ini sudah menjadi tuntutan zaman. Pekerjaan wirausaha dapat dijadikan alternatif pilihan profesi saat ini. Hal ini sejalan dengan penelitian Indarti dan Rostiani (2008), secara realitas ada tiga pilihan yang kemungkinan

akan dialami lulusan Perguruan Tinggi setelah menyelesaikan studinya antara lain menjadi: pegawai, pengangguran intelektual, atau berwirausaha.

Berdasarkan alternatif pilihan diatas, alternatif ketiga yaitu berwirausaha merupakan pilihan yang memungkinkan dan terbuka bagi lulusan Perguruan Tinggi khususnya. Profesi wirausaha memiliki peluang yang tidak terbatas siapapun, kapanpun, dan berapapun manusia yang membutuhkan pekerjaan dapat memilih profesi wirausaha.

Hal ini disebabkan menjadi pegawai pemerintah atau perusahaan swasta semakin sulit dan kecil peluangnya karena lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Berdasarkan data BPS (2011), jumlah penduduk Indonesia mencapai 175 juta jiwa. Dari jumlah tersebut yang bekerja pada

119

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Februari 2011 mencapai 111,3 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2010 sebesar 108,2 juta orang atau bertambah 3,9 juta orang dibanding dengan keadaan pada bulan Februari 2010 sebesar 107,4 jura orang. Hingga Februari 2011 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,12 juta orang. Jumlah ini menurun 470 ribu orang dibandingkan Februari 2010 yang sebanyak 8,59 juta orang. Berdasarkan data tersebut jelas bahwa jumlah pengangguran di negeri ini masih sangat besar. Dampak yang terjadi akibat tingginya jumlah pengangguran salah satunya adalah tingginya angka kriminalitas. Solusi yang paling tepat untuk keluar dari masalah tersebut adalah dengan berwirausaha. Oleh karena itu, pilihan untuk berwirausaha merupakan pilihan yang tepat dan logis. Pilihan profesi berwirausaha juga sesuai dengan program pemerintah dalam percepatan penciptaan pengusaha kecil dan menengah yang kuat dan bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi sedang digalakkan (Indarti dan Rostiani, 2008).

Perguruan tinggi memegang peranan penting dalam mencetak lulusan yang memiliki kemampuan bersaing dan memiliki jiwa wirausaha. Hal ini ditegaskan oleh Zimmerer (2009:12), bahwa faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan di suatu negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir mereka.

Pada kenyataannya masih banyak kritik yang diberikan pada perkuliahan kewirausahaan di perguruan tinggi, antara lain: penyajian materi yang cenderung teoritis dan menekankan pada aspek kognitif, belum kontekstual, kurangnya kegiatan praktek

wirausaha, kurangnya sarana dan prasarana untuk melatih keterampilan wirausaha seperti inkubator bisnis. Di sisi lain minat berwirausana lulusan masih rendah. Oleh karena pihak perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasarkan masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha (Yohnson 2003, Wu & Wu, 2008). Diperlukan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan pengalaman belajar mahasiswa secara kontekstual, menekankan pada keaktifan mahasiswa (student center) dengan mengurangi dominasi peran dosen.

Permasalahannya adalah bagaimana mendesain model pembelajaran bersifat student centered, proses pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan penalaran, memberikan mengalaman langsung pada mahasiswa yang bersifat experiential learning. Experiential Learning adalah suatu model pembelajaran yang mengaktifkan mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan berwirausaha melalui pengalamannya secara langsung. Dalam model ini menggunakan pengalaman katalisator untuk menolong mahasiswa mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran. Tujuan utama penelitian adalah mengembangkan model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan pemahaman materi dan keterampilan bewirausaha, yang berkualitas (valid, praktis, dan efektif) yang diselesaikan selama dua tahun.

120

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

METODE

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan pengembangan menurut Plomp (1997). Kegiatan penelitian yang akan dilakukan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and development) atau R&D. Langkah-langkah umum metode R&D disajikan pada gambar 1

Gambar 1. Langkah-langkah umum metode R&D

Pada tahun pertama dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran pendukung model pembelajaran dengan pendekatan experiential learning mengacu pada tahap-tahap pengembangan “model Plomp”sebagai berikut:

a)Tahap Pengkajian Awal

Pada tahap ini dilakukan kajian tentang: (1) format perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan, yakni: Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), BukuMahasiswa/Dosen, dan Lembar Penilaian, (2) sintaks model pembelajaran dengan pendekatan experiential learning sebagai acuan mengembangkan RP, LKM, Buku Mahasiswa/Dosen, dan Lembar Penilaian, (3) teori-teori pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning.

b)Tahap Perancangan

Perincian kegiatan pokok pada tahap ini merancang: (1) buku mahasiswa dan buku Dosen tentang pelaksanaan

pembelajaran kewirausahaan, (2) silabus, rencana pembelajaran (RP) sebagai pedoman dalam mengajarkan materi dan pelatihan praktek wirausaha, dan (3) lembar kerja mahasiswa (LKM) untuk memantapkan pemahaman mahasiswa terhadap bahan ajar dan sekaligus melatih aplikasinya dalam praktek wirausaha, dan (4) lembar penilaian.

c)TahapRealisasi/Konstruksi

Pada tahap ini disusun Prototipe I1 perangkat pembelajaran yang meliputi: (a) Silabus, (b) rencana pembelajaran (RPP), (c) bahan ajar dan (d) instrument/ Lembar Penilaian. Prototipe I1 meliputi, perangkat pembelajaran untuk Prodi Pend. Ekonomi. Prototipe I ini selanjutnya diuji, dievaluasi, dan direvisi pada tahap pengembangan selanjutnya.

Pada tahap ini dilakukan uji pakar terhadap draf perangkat pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning. Analisis hasil uji pakar dan revisi draf terus dilakukan sampat menghasilkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan experiential learning yang baik/valid dan dapat diimplementasikan. Uji kevalidan dilakukan dengan menentukan kategori validitas setiap kriteria atau aspek atau keseluruhan aspek dengan mencocokan rerata kriteria (Ki) atau rerata aspek (Ai) atau rerata total (X) dengan menggunakan kategori sebagai berikut:

3,5 M ≤ 4 sangat valid

2,5 M < 3,5 valid 1,5 M< 2,5 cukup valid M 0,5 tidak valid

Keterangan:

M = X untuk mencari validitas keseluruhan aspek.

Pengembangan perangkat Model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning memiliki

121

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

derajat validitas yang memadai jika (i) nilai X untuk keseluruhan aspek minimal berada dalam kategori “cukup valid”, dan (ii) nilai Aiuntuk setiap aspek minimal berada dalam kategori “valid”. Jika nilainya kurang, maka perlu dilakukan revisi berdasarkan saran para validator atau dengan melihat kembali aspek- aspek yang nilainya kurang. Selanjutnya dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kembali sampai memenuhi nilai M minimal berada di dalam kategori valid.

3. Pengembangan Instrumen

Instrumen-instrumen yang dikembangkan adalah sebagai berikut: a) Lembar Penilaian Silabus b) Lembar Penilaian RPP, c) Lembar penilaian bahan ajar, d) Lembar Pengamatan keterlaksanaan model, e) Angket Respons Mahasiswa tentang Penerapan Model, LKM Buku ajar, f) Tes Penguasaan Bahan Ajar, dan g) Instrumen penilaian praktek keterampilan wirausaha.

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2011 yang menempuh mata Kuliah Kewirausahaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi. Data di analisis secara diskriptif dengan menggunakan analisis distribusi frekuensi, rerata, dan presentase.

HASIL & PEMBAHASAN

Materi kuliah kewirausahaan menekankan pada Knowledge (pengetahuan), Skills (ketrampilan), dan Attitude (sikap). Peningkatan minat dan keterampilan berwirausaha dapat tercapai apabila ke tiga aspek tersebut dapat dikuasi oleh mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi. Menurut Albornoz (2008) keterampilan wirausaha dapat diajarkan pelalui proses pendidikan melalui teori-teori dan pengalaman

langsung. Alasan inilah yang memperkuat pentingnya model experiential learning dalam perkuliahan kewirausahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Riyanti (2007) menunjukan bahwa pemberian praktek langsung yang disesuaikan dengan bidang keahlian mahasiswa memudahkan mahasiswa melakukan transferof knowledge, oleh karenanya praktek langsung perlu diberikan porsi yang lebih banyak dalam proses pendidikan kewirausahaan. Transfer of knowledge, menurut Kellet (2006) adalah pengembangan latihan-latihan intuitif yang dapat berlangsung dalam situasi yang ditetapkan, yang dapat memberikan ketrampilan-ketrampilan dan dapat digunakan berkreasi dalam usahanya sendiri.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, menunjukkan bahwa penekanan-penekanan pada pentingnya fasilitasi dalam proses pendidikan kewirausahaan yang melibatkan kegiatan praktek langsung yang realistis, direkomendasikan oleh beberapa peneliti. Di Universitas PGRI Ronggolawe Tuban mata kuliah kewirausahaan telah menjadi mata kuliah wajib pada seluruh program studi. Dalam penelitian ini penerapan model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning dilakukan pada mahasiswa program Studi pendidikan Ekonomi angkatan 2011 yang menempuh mata kuliah Kewirausahaan. Mata kuliah ini disajikan pada semester 8, dimana sebelumnya mahasiswa telah menempuh beberapa mata kuliah pendukung keterampilan berwirausaha antara lain manajemen sumberdaya manusia, manajemen pemasaran, manajemen keuangan,

manajemen produksi, manajemen

pembelanjaan dan pengantar bisnis.

Pada tahun pertama penelitian Ada tiga komponen yang dikembangkan, yakni: (a) Model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning, (b)

122

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

perangkat pembelajaran untuk mendukung model pembelajaran dan (c) instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai kualitas model pembelajaran.

Konsep pengembangan perangkat model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning diimplementasikan kedalam seperangkat model yakni terdiri dari silabus, RPP, materi yang berbentuk buku ajar, dan instrument penilaian model. Beberapa perangkat tersebut pada tahun

pertama penelitian telah berhasil dikembangkan hingga tahap uji coba pakar.

Untuk mengetahui kevalidan perangkat pembelajaran, kemudian perangkat pembelajaran yang telah dirancang divalidasikan kepada 2 orang dosen/pakar pembelajaran, yaitu Dr. Yudi Supiyanto, M.Pd, dan Drs. Suwarno, M.Pd. Hasil validasi kemudian dianalisis, dan selanjutnya direvisi sesuai masukan dari validator sebagai berikut: Hasil validasi instrumen disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Analisis Hasil Validasi instrumen

No. Aspek Yang Dinilai Rataan Penilaian Validator Keterangan

1. Lembar penilaian silabus 3,0 Valid

2. Lembar penilaian RPP 3,1 Valid

3. Lembar penilaian bahan ajar 3,3 Valid

4. Lembar penilaian kegiatan

mahasiswa 3,3 Valid

5. Lembar penilaian

keterlaksanaan model 3,0 Valid

6. Angket Respon siswa 3,6 Sangat Valid

7. Tes penguasaan bahan ajar 3,7 Sangat Valid

8. Lembar penilaian kegiatan

praktek wirausaha 3,4 Valid

Sumber: data penelitian yang diolah Silabus

Silabus yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mata kuliah kewirausahaan dengan pendekatan experiential

learning. Hasil penilaian silabus nampak pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Uji pakar Pengembangan Silabus Matakuliah Kewirausahaan

No Uraian Penilaian

Validator Rata- Rata/ Aspek Ket

1 2

1 Perumusan Indikator Keberhasilan

Belajar 3 3 3 Baik/valid

2 Pemilihan dan pengorganisasian

123

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

3 Pemilihan metode pembelajaran 3 4 3,5 Sangat baik/valid 4 Pemilihan sumber belajar/media

pembelajaran 4 3 3,5 Sangat baik/valid

5 Skenario pembelajaran 3 3 3 Baik/valid

6 Alokasi waktu 3 3 3 Baik/valid

7 Penilaian hasil belajar 3 3 3 Baik/valid

8 Penggunaan bahasa 3 3 3 Baik/valid

9 Penilaian secara umum Baik Dapat digunakan

dengan sedikit revisi

Sumber: data penelitian yang diolah

Dari hasil penilaian pakar tentang silabus pada tabel di atas, secara umum dapat dikatakan termasuk dalam kategori baik dengan sedikit revisi. Revisi terletak pada aspek perumusan indikator keberhasilan dan penilaian hasil belajar. Revisi perumusan indikator keberhasilan belajar lebih diperluas bukan

hanya mengedepankan aspek

pengetahuan/kognitif saja tetapi juga pengembangan pada ranah afektif dan psikomotor yang mengarah pada peningkatan minat dan keterampilan berwirausaha. Revisi terkait dengan penilaian bahan ajar, yakni dengan menambahkan rubrik penilaian tentang nilai sikap. Setelah divalidasi dan dilakukan

revisi, maka silabus ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun RPP.

RPP

Hasil Analisis Uji Pakar RPP yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah RPP matakuliah kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning yang diarahkan diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan, kreativitas dan keterampilan berwirausaha mahasiswa melalui pengalaman-pengalaman yang dialami dalam perkuliahan.

RPP ini divalidasi oleh dua orang validator. Hasil penilaian RPP nampak pada Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Analisis Uji pakar Pengembangan RPP Matakuliah Kewirausahaan

No Uraian Penilaian

Validator Rata- Rata/ Aspek

Ket

1 2

1 Perumusan Indikator

Keberhasilan Belajar 3 3 3 Baik/valid

2 Pemilihan dan pengorganisasian

pembelajaran 3 3 3 Baik/valid

3 Pemilihan metode pembelajaran 3 3 3 Baik/valid

4 Pemilihan sumber belajar/media

pembelajaran 3 3 3 Baik/valid

5 Skenario pembelajaran 4 3 3,5 Sangat baik/valid

6 Alokasi waktu 4 3 3,5 Sangat baik/valid

124

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

8 Penggunaan bahasa 3 3 3 Baik/valid

9 Penilaian secara umum Baik Dapat digunakan

dengan sedikit revisi

Sumber: data penelitian yang diolah Dari hasil penilaian pakar tentang RPP pada tabel di atas, secara umum dapat dikatakan termasuk dalam kategori baik dengan sedikit revisi. Revisi terletak pada penilaian hasil belajar, belum memuat penilaian rubrik terkait kegiatan praktek wirausaha. Setelah divalidasi dan dilakukan revisi, maka RPP ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan pembelajaran.

Bahan Ajar

Bahan ajar yang dikembangkan berupa buku ajar kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning. Dalam proses pengembangan modul divalidasi oleh pakar disajikan dalam tabel 4 berikut.

Tabel 4. Rata-Rata Hasil Penilaian Buku Ajar oleh Pakar No Aspek Yang Dinilai Skor

Maksimal Rerata Prosentase Kategori

1 Aspek Isi/materi 70 61,6 88 Sangat

baik/valid 2 Aspek Penyajian/

pengorganisasian materi

70 52,5 75 Baik/valid

3 Aspek Tampilan 50 37,5 75 Baik/valid

4 Aspek Bahasa 50 37,5 75 Baik/valid

Sumber: data penelitian yang diolah Selanjutnya diuji cobakan pada skala

terbatas yakni kepada mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi angkatan 2011 A sebanyak 35 mahasiswa. Tabel 5. Rata-Rata Hasil Penilaian Buku Ajar oleh Mahasiswa

No Aspek Yang Dinilai Skor

Maksimal Rerata Prosentase Kategori

1 Aspek Isi/materi 70 52,4 75 Baik/valid

2 Aspek Penyajian/ pengorganisasian materi

80 68 85 Sangat Baik/

valid

3 Aspek Tampilan 80 68 85 Sangat Baik

4 Aspek Bahasa 70 52,5 75 Baik/valid

125

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 menunjukan tidak ada perbedaan signifikan antara penilaian pakar dan mahasiswa. Penilaian setiap aspek bahan ajar meliputi

aspek isi/materi, aspek

penyajian/pengorganisasian materi, aspek tampilan dan aspek penggunaan bahasa layak digunakan karena lebih dari kategori Baik. Untuk analisis lebih lanjut maka dapat dilakukan perbandingan rerata skor penilaian antara ke empat aspek tersebut. Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa penilaian dari pakar pada aspek materi/isi memperoleh skor paling tinggi sebesar 88% sangat baik/sangat valid, ketiga aspek lainnya dalam kategori baik.

Sedangkan penilaian dari mahasiswa pada aspek penyajian materi dan aspek tampilan memperoleh skor paling tinggi yaitu sebesar 85% dari skor ideal termasuk kategori Sangat Baik. Sedangkan aspek materi dan aspek penggunaan bahasa sebesar 75% tergolong baik.

Setelah Silabus dan RPP dinilai pakar dan bahan ajar dan instrumen dinyatakan dapat digunakan, selanjutnya perangkat tersebut digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterlaksanaan model perkuliahan kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning oleh dua orang observer. Observer adalah dosen mata kuliah kewirausahaan. Data hasil uji coba pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Kewirausahaan Dengan pendekatan Experiential

Learning pada Uji Coba terbatas di Prodi Pendidikan Ekonomi 2011 A No Pengamatan

kerterlaksanaan model Rerata/aspek Rerata observer keterangan Observer

1 Observer 2

1 Pengamatan pertama 3 2,5 2,75 Cukup baik

2 Pengamatan ke dua 3 3 3 baik

3 Pengamatan ke tiga 3,5 4 3,75 Sangat baik

4 Penilaian secara umum Dapat digunakan

dengan sedikt revisi

Sumber: data penelitian yang diolah

Uji coba terbatas telah dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan di kelas A angkatan 2011, program studi Pendidikan Ekonomi. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata keterlaksanaan model diperoleh skor 3,2, berarti termasuk dalam kategori baik (dapat dilaksanakan).

Berdasarkan hasil analsis validasi perangkat pembelajaran yang telah dirancang di peroleh sebagai berikut: silabus (baik), RPP (baik), bahan ajar kategori baik. Intrumen yang terdiri dari: lembar penilaian silabus (3,0/valid),

lembar penilaian RPP (3,1/valid), lembar penilaian bahan ajar (3,3/valid), lembar penilaian kegiatan mahasiswa (3,3/valid), lembar penilaian keterlaksanaan model (3,0/valid), angket respon siswa (3,6/sangat valid), tes penguasaan bahan ajar (3,7/valid), lembar penilaian kegiatan praktek wirausaha (3,4/valid) Artinya perangkat pembelajaran yang telah dirancang memiliki validasi adalah yang baik. Merujuk pada hasil analisis keterlaksanaan model serta analisis validasi perangkat pembelajaran dapat disimpulkan

126

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

bahwa pengembangan perangkat model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning sudah memenuhi kevalidan model.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pengembangan model pembelajaran kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning dilakukan dengan terlebih dahulu mengembangkan model secara konseptual, dan kemudian model tersebut digunakan sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan perangkat untuk mengimplementasikan model dan instrumen untuk menilai model. Perangkat model pembelajaran yang dikembangkan antara

lain silabus, RPP, dan Bahan ajar kewirausahaan dengan pendekatan experiential learning. Berdasarkan uji pakar, seperangkat model yang telah dikembangkan tersebut termasuk dalam kategori baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi.

Seperangkat instrumen penilaian yang dikembangkan meliputi instrumen lembar penilaian: silabus, RPP, Bahan Ajar, kegiatan mahasiswa, tes penguasaan bahan ajar, kegiatan praktek wirausaha. Berdasarkan hasil penilaian pakar, instrumen penilaian model sebagian besar berkategori Baik/valid sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat instrument dapat dimplementasikan pada uji coba berikutnya di tahun ke dua penelitian untuk menguji kepraktisan dan keefektifan model. DAFTAR RUJUKAN

Albornoz, C. A. 2008. Toward A Set of Trainable Content on Entrepreneurship

Education: A Review of

Entrepreneurship Research From Educational Prespective. J. Technol. Manag. Innov. 2008. Volume 3, Special

Issue 1: 86-98.

(online)(www.jotmi.org/index.php/GT/a rticle/viewFile/rev5/131-),diakses tanggal 6 April 2014.

BPS. 2011. Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2011 dalam Berita Resmi Statistik, Badan Pusat Statistik No. 33/05/Th. XIV, 5 Mei 2011.

Indriati, N & Rostiani. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa, Studi Perbandingan antara Indonesia, Jepang dan Norwegia dalam Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia Volume 23 no 4 Oktober 2008.

Kellet, S. 2006. A Picture of Creative Entrepreneurship: Visual Narrative in Creative Entreprise Education. (online) (http://www.ncge.com/files/biblio 1002.pdf), diakses tanggal 4 April 2013. Plomp, Tjeerd., 1997. Educational and Training System Design. Enschede, The Netherlands:Univercity of Twente.

Riyanti, BPD. (2007).Metode Experiential Learning Dengan pendekatan Pada Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif & Berani Beresiko dalam pembelajaranan Kewirausahaan untuk

SMK (Online)

(www.unesco.or.id/images/pub/89_listo funescointhenewsoneducation.doc), diakses 16 maret 2012.

Wu, S. & Wu, L. 2008. The Impact of Higher Education on Entrepreneurial Intentions

127

PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

of University Students in China. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(4): 752– 774.

Yohnson. 2003. Peranan Universitas dalam Memo-tivasi Sarjana Menjadi Young

Entrepreneurs. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5(2): 97-111.

Zimmerer, T.W., & Scarborough, N.M., 2008. Essential of Entrepreneurship and Small Business Management, Edition 5. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

128 PROSIDING

Seminar Nasional dan Call For Papers RIEE 2016 “Strategi Pembelajaran Kewirausahaan Untuk Membentuk Wirausaha Tangguh dan Berdaya Saing Tinggi”

Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Karakter

Henny Sri Astuty

PE Unirow Tuban

Email : hennysriastuty@gmail.com

Abstrak : Pengaruh budaya konsumtif pada kebanyakan masyarakat Indonesia harus mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan wirausaha pada berbagai jenjang pendidikan. Hal ini tidak menutup kemungkinan untuk meningkatkan model, strategi, metode dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran kewirausahaan. Wirausaha dalam kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa kebanyakan hanya berprinsip asal jual dan yang penting laku, dan sering dilakukan tanpa menggunakan etika dan pelayanan yang baik. Oleh sebab itu perlu adanya pembenahan etika maupun pelayanan yang akan

Dalam dokumen PROSIDING RIEE 2016 VOL 1 (Halaman 122-145)