• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Kajian putaka

2.1.3 Model Pembelajaran

Dalam model pembelajaran kooperatif akan dijelaskan mengenai definisi model pembelajaran kooperatifdan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example.

2.1.3.1 Definisi Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin (dalam Isjoni, 2009:24) menyatakan bahwa model pembelajaran

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang

dengan struktur kelompok heterogen”. Sependapat dengan hal itu Rusman

(2011:11) mengatakan cooperative learning adalah “teknik pengelompokan yang

di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang”. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda untuk mencapai keberhasilan belajar.

Unsur-unsur pembelajaran kooperatif menurut Nurulhayati (dalam Rusman, 2011:11), mengemukakan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1) Ketergantungan positif,

2) Pertanggungjawaban individual, 3) Kemampuan bersosialisasi, 4) Tatap muka, dan

5) Evaluasi proses kelompok.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka didalam pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur pendukung dalam keberhasilan belajar siswa. Sependapat dengan pernyataan di atas Roger dan David (dalam Rusman, 2011:14)

mengatakan bahwa “tidak semua belajar kelompok dapat dianggap pembelajaran kooperatif”. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model

pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence) yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok.

b) Tanggung jawab (individual accountability) yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya.

c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

d) Partisipasi dan komunikasi (participation communication) yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

e) Evaluasi kerja kelompok yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Selain ada unsur yang yang mendukung didalam pembelajaran kooperatif, juga terdapat prosedur pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011:22) yaitu :

a. Penjelasan materi. b. Belajar kelompok.

c. Penilaian d. Pengakuan tim.

Dengan melihat prosedur di atas, pembelajaran kooperatif yang baik harus mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan. Pembelajaran kooperatif yang diajarkan dalam penelitian ini adalah keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

2.1.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example and Non Example

Wijaya (2013:43) mengatakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example adalah “model pembelajaran yang mengutamakan

media berupa gambar yang menjadi contoh dalam materi yang sedang diajarkan

yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai”. Sependapat dengan pernyataan di atas, Astuty (2012:9) mengatakan bahwa “model pembelajaran

kooperatif tipe example and non example adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, dimana pembelajaran disajikan dalam bentuk gambar, diagram maupun tabel yang sesuai

dengan materi bahan ajar dan kompetensi dasar”. Berdasarkan kedua pernyataan

di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe example and non example adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa ke

dalam kelompok kecil yang heterogen dan mengutamakan media berupa gambar, diagram, maupun tabel sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2.1.3.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example and

Non Example

Menurut Suprijono (2009:125) langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe example and non example diantaranya :

a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Gambar yang digunakan tentunya merupakan gambar yang relevan dengan materi yang dibahas sesuai dengan Kompetensi Dasar.

b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau OHP, jika ada dapat pula menggunakan proyektor. Pada tahapan ini, guru juga dapat meminta bantuan siswa untuk mempersiapkan gambar yang telah dibuat dan sekaligus pembentukan kelompok siswa.

c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar. Biarkan siswa melihat dan menelaah gambar yang disajikan secara seksama, agar detail gambar dapat dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga memberikan deskripsi jelas tentang gambar yang sedang diamati siswa.

d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas. Kertas yang digunakan akan lebih baik jika disediakan oleh guru.

e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Siswa dilatih untuk menjelaskan hasil diskusi mereka melalui perwakilan kelompok masing- masing.

f) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. Setelah memahami hasil dari analisa yang dilakukan siswa, maka guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

g) Guru dan peserta didik menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Modifikasi model pembelajaran kooperatif tipe example and non example yang akan digunakan oleh peneliti:

a) Guru menulis/ menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Guru membagi peserta didik dalam kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang.

c) Guru menayangkan gambar melalui LCD atau OHP (jika ada). Kalau tidak ada guru menggunakan gambar dan benda-benda yang dipersiapkan oleh guru sebelumnya.

d) Guru meminta kepada masing-masing kelompok untuk membuat rangkuman tentang macam-macam gambar yang ditunjukkan oleh guru melalui LCD atau gambar dan benda-benda diperlihatkan oleh guru. e) Peserta didik melakukan diskusi.

Model pembelajaran kooperatif tipe example and non example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep dipelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif tipe example and non example adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan

definisi konsep. Model pembelajaran kooperatif tipe example and non example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe example and non example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju

pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

Penggunaan model pembelajaran ini guru menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example. Berdasarkan hal di atas, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example pada prinsipnya adalah upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan konsep pelajarannya sendiri melalui kegiatan mendeskripsikan pemberian contoh dan bukan contoh terhadap materi yang sedang dipelajari. Model pembelajaran kooperatif tipe example and non example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan

menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri.

Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example (memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan) dan non example (memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas) dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Model pembelajaran kooperatif tipe example and non example penting dilakukan karena suatu definisi konsep menurut

pengertiannya adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe example dan non example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Example and Non Example

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example menurut Buehl (dalam Aisyah dkk, 2014:256) mengemukakan kelebihan metode example and non example antara lain:

a) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.

b) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example and non example”.

Sependapat dengan pernyataan diatas, Hamdani (dalam Suniartinah, 2012:3) kelebihan lainnya dalam model pembelajaran kooperatif tipe example and non example diantaranya :

a) Siswa lebih berpikir kritis dalam menganalisis gambar. b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

c) Siswa diberi kesempatan mengemukakan pendapatnya yang mengenai analisis gambar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example :

a) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan menganalisis gambar. b) Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar unuk

memperluas pemahaman konsep yang lebih kompleks dan mendalam. c) Siswa mampu berpikir kritis dengan mengungkapkan pendapatnya

mengenai menganalisis gambar.

Dengan demikian bahwa model pembelajaran kooperatif tipe example and non example banyak keunggulan serta kelebihannya untuk digunakan sebagai

model pembelajaran yang lebih aktif, kreatif dan inovatif serta bermakna bagi siswa.

Selain ada kelebihannya model pembelajaran kooperatif tipe example and non example juga memiliki kekurangan. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe example and non example menurut Buehl (dalam Aisyah dkk, 2014:256) ialah :

a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. b) Memakan waktu yang lama.

Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. b) Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP/ LCD. c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar.

d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil dari diskusi gambar dicatat pada kertas.

e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

f) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

g) Kesimpulan.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Hamdani (dalam Suniartinah dll, 2012:3) juga mengungkapkan pendapat yang sama yaitu kekurangan dalam model pembelajaran kooperatif tipe example dan non example diantaranya :

a) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. b) Memakan waktu yang lama.

Pada intinya semua model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana seorang guru dapat mengemas dan menjalankannya secara efektif dan efisien. Agar pembelajaran menjadi sebuah pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Melihat pernyataan diatas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe example dan non example tidak lepas dari penggunaan media pembelajaran. Wijara dkk (dalam Astuty,

2012:26) berpendapat bahwa “Media pembelajaran berperan sebagai perangsang

belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar”. Media yang akan digunakan dalam

penelitian ini menggunakan media gambar. Menurut Sardiman (dalam Restauli,

2014:5) media gambar adalah “Media yang paling umum dipakai dan merupakan

bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana serta

gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu”. Pada hakikatnya gambar

merupakan bentuk mengekspresikan suatu hal. Dengan demikian media gambar memiliki peranan penting dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe example dan non example karena dengan media gambar siswa semakin tajam daya

imajinasinya dan semakin berkembang pula siswa dalam membahasakan sebuah gambar serta mengatasi kebosanan siswa dalam pembelajaran.

Saat akan menggunakan media gambar juga harus memperhatikan ciri-ciri gambar yang baik menurut Anitah (2010:9) :

b) Bersahaja dalam arti tidak terlalu kompleks, karena dengan gambar itu pebelajar mendapat gambaran yang pokok.

c) Realistis.

Saat menggunakan media gambar harus memperhatikan ciri-ciri gambar yang baik untuk meningkatkan kualitas sebuah pembelajaran yang akan diciptakan. Bicara mengenai kualitas dalam menyajikan sebuah media gambar juga harus memperhatikan teknik penggunaan gambar. Menurut Anitah (2010:10) teknik penggunaan gambar yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut:

a) Pengetahuan apa yang akan diperlihatkan melalui gambar itu. b) Kemungkinan salah pengertian yang akan ditimbulkan oleh gambar. c) Persoalan apa yang hendak dijawab oleh gambar.

d) Reaksi emosional apa yang hendak dibina oleh gambar.

e) Apakah gambar itu membawa pebelajar ke penyelidikan lebih lanjut. f) Apakah sekiranya ada media lain yang lebih tepat untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan.

Dengan demikian jika akan menggunakan media gambar yang perlu diperhatikan adalah ciri-ciri gambar yang baik dan teknik penggunaan gambar untuk memaksimalkan penggunaan media pembelajaran. Kaitannya dengan media gambar yang akan digunakan peneliti mendesain model pembelajaran kooperatif tipe example dan non example dengan media gambar sebagai berikut: misalnya pada materi keliling segitiga.

Gambar 2.1 Desain Model Pembelajaran Kooperatif tipeExample and Non Example Berdasarkan Gambar 2.1 di atas dapat dilihat contoh dari model pembelajaran kooperatif tipe example and non example pada materi keliling segitiga. Dalam materi keliling segitiga terdapat definisi apa itu yang dimaksud dengan keliling segitiga serta rumus untuk menghitung keliling segitiga itu sendiri. Selain itu juga didalam model pembelajaran kooperatif tipe example and non example ini guru tidak hanya memberikan definisi dan rumus saja tetapi memberikan contoh cara menghitung keliling yang benar dan yang salah agar

Model pembelajaran kooperatif tipe example, cara menghitung keliling segitiga:

a. Sama sisi

Jika panjang AB adalah 5 cm hitunglah kelilingnya!

K= s+s+s= 5+5+5= 15 cm b. Segitiga sama kaki

Jika panjang sis WV adalah 11 cm dan UV adalah 10 cm. Hitunglah kelilingnya! K= s+s+s= 11+11+10= 32 cm c. Segitiga sembarang Hitunglah kelilingnya! K= s+s+s= 9+6+12= 27 cm.

Model pembelajaran kooperatif tipe non example, bukan cara menghitung keliling segitiga:

a. Sama sisi

Jika panjang AB adalah 5 cm hitunglah kelilingnya! K= a x t = 5x5=25 cm b. Segitiga sama kaki

Jika panjang sis WV adalah 11 cm dan UV adalah 10 cm. Hitunglah kelilingnya! K= s+s+s= 11+10+10= 31 cm c. Segitiga sembarang Hitunglah kelilingnya! K= sxsxs= 9x6x12= 648cm. Keliling segitiga Definisi keliling segitiga:

Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar.

Rumus keliling segitiga: Sisi + Sisi +Sisi

siswa tidak salah dalam langkah-langkah menyelesaikan tugas yang diberikan, karena biasanya terjadi kekeliruan pada siswa saat mengerjakan soal. Contoh soal pada segitiga sama kaki, jika panjang sisi WV adalah 11 cm dan UV adalah 10 cm. Maka jawabannya ialah K= s+s+s= 11cm+11cm+10cm= 32 cm. Tetapi biasanya terjadi kekeliruan pada siswa yang menganggap bahwa sisi WV ≠ WU

sehingga siswa menuliskan hasil jawabannya K= s+s+s= 11cm+10cm+10cm= 31 cm.

Dokumen terkait