BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2. Model Pembelajaran
a. Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru dikelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Menurut Joice dan Weil dalam bukunya Fadjar Shadiq (2009:
7) mengemukakan bahwa setiap model belajar mengajar atau model pembelajaran harus memiliki empat unsur berikut.
a) sintak (syntax) yang merupakan fase-fase (phasing) dari model yang menjelaskan model tersebut dalam pelaksanaanya secara nyata (Joyce dan Weil, 1986 : 14).
Contohnya, bagaimana kegiatan pendahuluan pada
proses pembelajaran dilakukan? Apa yang akan terjadi berikutnya?
b) sistem sosial (the social system) yang menunjukan peran dan hubungan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangatlah bervariasi pada satu model dengan model lainnya. Pada suatu model, guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
c) prinsip reaksi (principles of reaction) yang menunjukan bagaimana guru memperlakukan siswa dan bagaimana pula ia merespon terhadap apa yang dillakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru berperan sebagai fasilitator namun pada model yang lain guru memberi ganjaran atas sesuatu yang sudah dilakukan siswa dengan baik, namun pada model yang lain guru bersikap tidak memberikan penilaian terhadap siswanya, terutama untuk hal-hal yang berkait dengan kreativitas.
d) sistem pendukung (support system) yang menunjukan segala sarana, bahan, dan alat yang dapat digunakan untuk mendukung model tersebut.
Oleh karena itu, Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan.
model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:84-85) menyatakan 10 model pembelajaran, diantaranya :
model pencapaian konsep, model latihan penelitian, model sinektiks, model pertemuan kelas, model investigasi kelompok, model latihan laboratoris, model kontrol diri, dan model simulasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Definisi Model Pembelajaran Missouri Mathematict Project
Model Pembelajaran Missouri Mathematict Project adalah salah satu model yang secara empiris melalui penelitian yang terstruktur yang dikemas dalam langkah-langkah sebagai berikut menurut Convey dalam bukunya Al Krismanto (2009: 11).
Langkah I : Review
guru dan siswa meninjau ulang apa yang telah tercakup pada pelajaran yang lalu (10 menit). Yang ditinjau adalah : PR, mencongak, atau membuat prakiraan.
Langkah II : Pengembangan
guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu. Siswa diberi tahu tujuan pelajaran yang memiliki “antisipasi” tentang sasaran pelajaran.
Penjelasan dan diskusi interaktif antara guru dan siswa harus disajikan termasuk demonstrasi kongkrit yang sifatnya piktorial atau simbolik. Guru merekomendasikan 50% waktu pelajaran untuk pengembangan.
Pengembangan akan lebih bijaksana bila dikombinasikan dengan kontrol latihan untuk meyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi baru itu.
Langkah III : Kerja Kooperatif
siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru mengamati apabila terjadi miskonsepsi. Pada latihan terkontrol ini respon setiap siswa sangat menguntungkan bagi guru dan siswa. Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling mengisi dengan total waktu 20 menit. Guru harus memasukan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan
pencapaian materi yang dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok belajar kooperatif.
Langkah IV :(Seat Work) / Kerja Mandiri
untuk latihan / perluasan mempelajari konsep yang disajikan guru pada langkah 2 (pengembangan). Alokasi waktu 15 menit.
Langkah V : Penugasan / PR.
siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal – hal baik yang sudah dilakukan serta hal – hal kurang baik yang harus dihilangkan. Kemudian Guru memberi tugas PR.
Dalam model ini siswa diberikan lembar tugas yang berisi sederet soal ataupun perintah untuk mengembangkan suatu ide atau konsep matematika. Lembar tugas ini dapat diselesaikan secara kelompok (pada langkah latihan terkontrol), secara individu (pada langkah seatwork) maupun seluruh siswa dalam kelas (pada langkah pengembangan). Missouri Mathematict Project mempunyai penekanan pada belajar kooperatif dan kemandirian siswa. Dengan penggunaan model pembelajaran Missouri Mathematict Project memungkinkan untuk terjadi interaksi tingkat tinggi karena dalam pembelajarannya terjadi beberapa interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, bahkan dengan media dan sumber belajar.
Karakteristik model pembelajaran Missouri Mathematict Project adalah adanya lembar tugas. Micella (2011) menyatakan lembar tugas ini diharapkan:
a) Memungkinkan siswa menjadi kreatif dalam mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan yang berbeda-beda.
b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan pertanyaan mereka sendiri dan mencoba menjawabnya.
c) memberikan masalah-masalah sebagai cara alternatif mendemonstrasikan pembelajaran dan kompetensi siswa.
d) memberi kesempatan untuk berinteraksi secara positif dan bekerja sama dengan teman di kelasnya.
e) memberikan forum bagi siswa untuk berbagi pembelajaran dan kepandaian mereka dengan siswa lain.
Ditinjau dari langkah-langkah yang termuat dalam model Missouri Mathematict Project, Rachmadi Widdiharto (2004) menyebut beberapa kelebihan dari model ini, antara lain:
a) penggunaan waktu yang diatur dengan relatif ketat sehingga banyak materi yang dapat tersampaikan pada siswa.
b) banyak latihan sehingga siswa terampil dalam menyelesaikan berbagai macam soal.
c) adanya perpaduan antara belajar kooperatif dan belajar mandiri dalam setiap pembelajarannya.
Selain beberapa kelebihan, model pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan. Dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project terdapat kegiatan diskusi yaitu pada langkah III (Kerja Kooperatif). Diskusi mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
1. sering terjadinya pembicaraan dalam diskusi dikuasai 2 atau 3 orang siswa yang memiliki ketrampilan berbicara.
2. kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3. dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada
pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
Untuk mengantisipasi kelemahan di atas, yakni:
1. guru diharuskan lebih memperluas interaksi belajar, yaitu guru dengan siswa-siswa yang kurang memiliki ketrampilan berbicara.
2. guru harus memasukan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari agar pembahasan dalam diskusi tidak meluas.
3. guru mengontrol serta harus berperan aktif, dalam kegiatan diskusi agar perbedaan pendapat yang sering terjadi dalam diskusi yang terkadang menggangu pembelajaran dapat teratasi.
Dari penjelasan tentang model pembelajaran Missouri Mathematics Project maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Missouri Mathematics Project merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan keaktifan yang luar biasa.