• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

Dalam dokumen J00830 (Halaman 45-55)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KONSTRUKTIVISTIK

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

Desain sistem pembelajaran yang berlandaskan pendekatan konstruktivistik perlu memasukkan komponen-komponen pembelajaran yang menjadi prinsip pendekatan konstruktivistik seperti yang dikemukakan oleh Gagnon dan Collay (Pribadi, B.A. 2009), yaitu situasi, pengelompokkan, pengaitan, pertanyaan, eksibisi, dan refleksi. Berikut ini adalah disain awal yang akan dikembangkan yaitu desain sistem pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran konstruktivistik (bandingkan dengan contoh Pribadi, B.A., 2010). Disain awal produk berikut ini, merupakan disain sistem pembelajaran pada mata kuliah Statistik Pendidikan bagi mahasiswa PGSD untuk Pokok Bahasan Populasi dan Sampel; materi lengkap yang terdapat pada lampiran masih perlu penyesuaian dengan aktivitas pembelajaran yang dirancang seperti pada tabel 2.

Berdasarkan disain awal pembelajaran berbasis konstruktivistik di atas, para mahasiswa akan memperoleh pengalaman belajar yang dapat memungkinkan mereka membangun pengetahuan yang sedang dipelajari. Dosen perlu bertindak kreatif agar dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi mahasiswa. Hal ini merupakan kunci bagi penggunaan pendekatan pembelajaran konstruktivistik.

Metode, media, dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam aktivitas pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik akan dipilih agar dapat mendukung mahasiswa dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari. Demikian pula halnya dengan penggunaan media pembelajaran, akan dipilih dengan cermat agar dapat mendukung mahasiswa dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari dan sesuai dengan aktivitas pembelajaran

konstruktivistik. Sebagai contoh, penggunaan media power point yang

menayangkan isi program perkuliahan perlu diikuti dengan kegiatan diskusi yang memungkinkan mahasiswa membangun pengetahuan dan keterampilan.

Media pembelajaran yang digunakan harus dapat memicu terjadinya proses berpikir mahasiswa dalam rangka membangun kompetensi. Sekalipun sudah dirancang pada perangkat pembelajaran (seperti pada materi terlampir), penetapan/pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan masih perlu direvisi sehingga benar-benar dapat melatih mahasiswa untuk mengaitkan pengetahuan lama dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Revisi didasarkan hasil validasi/masukan pakar.

Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivistik adalah penggunaan instrumen evaluasi dan penilaian hasil belajar. Beragam instrumen evaluasi hasil belajar pada dasarnya dapat digunakan dalam pendekatan pembelajaran konstruktivistik.

No Komponen Aktivitas Pembelajaran 1 Situasi

(5 menit)

Tujuan dari pembelajaran ini adalah mengenalkan konsep populasi, dan sampel. Materi yang akan diajarkan meliputi konsep populasi dan sampel, metode dan teknik sampling, serta penentuan besarnya sampel.

2 Pengelompokan (5 menit)

Mahasiswa terbagi dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan maksimal 5 orang. Setiap kelompok mendapat sejumlah topik penelitian beserta keterangan singkatnya. Kelompok pertama bertugas menganalisa alasan, manfaat dan tujuan dari diadakannya penarikan sampel. Kelompok kedua menganalisa topik-topik mana saja yang memerlukan penarikan sampel dari populasi. Kelompok ketiga menganalisis teknik sampling yang paling tepat bagi topik-topik tertentu. Kelompok keempat bertugas menghitung banyaknya sampel dari sebuah populasi dalam beberapa topik penelitian. Kelompok kelima bertugas menganalisis dampak dan follow up dari penentuan sejumlah sampel tertentu dari populasi.

3 Pengaitan (10 menit)

Dosen menjelaskan secara singkat tentang langkah-langkah menarik sampel yang meliputi pencarian informasi mengenai besarnya populasi, penentuan tingkat kesalahan, menentukan proporsi sampel dari populasi, teknik sampling, dan diperolehnya sejumlah sampel dengan kriteria tertentu.

4 Pertanyaan (20 menit)

Dosen mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa mengenai hal-hal berikut:

1. Apa alasan diadakannya penarikan sampel dalam penelitian?

2. Apa yang dimaksud dengan populasi?

3. Cara apa saja yang dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya sampel?

4. Bagaimana supaya sampel dapat mewakili populasi?

5. Apa cirri-ciri sampel yang baik?

5 Eksibisi (40 menit)

Kelompok diminta mengemukakan pendapat tentang hasil diskusi yang telah dilakukan sesuai dengan tugas masing-masing. Pada saat pemaparan opini, kelompok lain dapat memberikan opini, mengajukan pertanyaan, dan diskusi. Setiap kelompok maju sesuai dengan sistematika materi yang telah ditetapkan.

6 Refleksi (10 menit)

Pada akhir sesi pembelajaran, guru atau instruktur meminta pendapat atau pandangan mahasiswa tentang pengetahuan yang telah diperoleh dari proses pembelajaran tentang populasi-sampel

Tingkat : Perguruan Tinggi

Topik : Populasi dan Sampel

Mata Kuliah : Statistik Pendidikan

Pengampu : Slameto

Waktu : 90 menit

Namun instrumen yang akan digunakan pengembang akan disusun berdasarkan kemampuan instrumen tersebut ketika mengukur hasil belajar mahasiswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Oleh karena itu, tidak cukup hanya berbentuk obyektif, tetapi juga tes uraian yang dilengkapi tes kinerja/performance. Ketiga jenis instrumen ini dipandang sesuai untuk digunakan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivistik, karena jenis tes ini bersifat sistematik, digunakan untuk melakukan evaluasi hasil belajar yang tidak dapat diukur melalui tes obyektif. Walaupun tes obyektif dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan atau hasil belajar, khususnya aspek kognitif, namun

performance test sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengetahui tingkat pencapaian kemampuan mahasiswa yang bersifat nyata. Menurut Grondlund (1993), ada beberapa aspek hasil belajar yang dapat diukur secara efektif melalui penggunaan performance test yaitu:

Kemampuan dalam mengidentifikasi, misalnya menentukan bagian-

bagian dari suatu sistem sebagai suatu keseluruhan

Kemampuan membangun atau mengkonstruksi, yaitu keterampilan dalam

menyusun komponen-komponen menjadi satu kesatuan utuh, dan

Kemampuan dalam melakukan atau mendemonstrasikan sesuatu, seperti

mengoperasikan peralatan atau menerapkan proses atau prosedur. PELAKSANAAN DAN HASIL PENGEMBANGAN

Berdasarkan materi ajar Penelitian Pendidikan SD 2011 unit 9 Populasi dan Sampel, pengembangan model pembelajaran konstruktivisme ini dilaksanakan pada mata kuliah statistik pendidikan untuk 1 pertemuan pada 2 kelas. Langkah -langkah yang ditempuh adalah seperti berikut ini. 1. Pendahuluan (10')

Pembukaan dengan penjelasan tentang materi bahasan dan kompetensi yang akan dikuasai melalui pokok bahasan ini; serta proses perkuliahan sesi pertemuan ini.

2. Bekerja kelompok (50')

Pembentukan kelompok, disepakati menggunakan kelompok yang sudah terjadi untuk kegiatan perkuliahan yang lalu sehingga ada 6 kelompok kemudian dilanjutkan dengan pengaturan tempat duduk dan peserta memasuki kelompoknya masing-masing.

Setiap kelompok mendalami materi tertulis yang diterimanya (seperti terlampir); Setiap kelompok diberi kebebasan menetapkan cara untuk mempelajarinya:

kemudian berdiskusi

1 kelompok memilih untuk 2 peserta membaca dalam hati (menyimak) dan dilanjutkan melaksanakan tugas seperti yang ada pada Unit Materi 2 kelompok masing-masing membagi materi menjadi 2 sesuai Sub Unit yang ada dengan membuat tanda-tanda dengan catatan kecil; kemudian mengerjakan latihan dan tes formatif

1 kelompok menyururuh 1 anggota membaca materi, anggota lainnya mencatat terus berdiskusi

1 kelompok yang terdiri dari 5 orang anggota, membagi diri menjadi 2 sub kelompok (3 anggota laki-laki membaca materi kemudian mencatat; 2 anggota perempuan membaca dan mengerjakan latihan soal).

3. Diskusi Tema setiap kelompok 1 tema (10')

Apa alasan diadakannya penarikan sampel dalam penelitian? Apa yang dimaksud dengan populasi?

Cara apa saja yang dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya sampel? Bagaimana supaya sampel dapat mewakili populasi?

Apa ciri-ciri sampel yang baik?

Apa kelebihan dan kelemahan teknik sampling yang ada pada materi? Dilanjutkan dengan pertanyaan: Apa komentar dan saran kelompok?) Terdapat 1 kelompok yang lebih cepat selesai, kemudian melanjutkan mengerjakan latihan. Namun ada juga 1 kelompok yang masih sibuk mencatat hasil oleh sekretaris. Latihan yang mereka pilih adalah menghitung sampel.

4. Presentasi/Ekzibisi hasil kerja kelompok (15') Salah satu contoh hasil kerja kelompok dalam bentuk peta konsep seperti terlampir

5. Berdasarkan hasil presentasi diajukan beberapa pertanyaan kepada dosen tentang rumus dan penggunaannya, tingkat kepercayaan, tabel Krice, no- mogram dan konfirmasi penghitungan.

6. Refleksi (5')

penyimpulan dan tindak lanjut (latihan dan atau tes formatif yang belum dikerjakan dengan tuntas dipakai sebagai PR

7. Pengisian lembar balikan juga di PR-kan karena waktu sudah habis. VALIDASI MODEL BERDASARKAN PENILAIAN MAHASISWA

Dengan menggunakan 17 item yang dijabarkan dari model pembe- lajaran konstruktivisme yang dinilai oleh mahasiswa setelah akhir perkuliahan diperoleh hasil seperti berikut ini.

Pertanyaan/Indikator Modus Jawaban ST T Sd R

1. Seberapa tinggi perkuliahan ini menggambarkan secara komprehensif tentang

maksud atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran?. V 2. Seberapa jelas tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh mahasiswa

agar mereka memiliki makna dari pengalaman belajar yang telah dilalui? V 3. Apakah pengelompokkan dalam aktivitas pembelajaran memberi kesempatan

mahasiswa untuk melakukan interaksi dengan sejawat? V 4. Apakah pengelompokkan yang dilakukan relevan dengan pengalaman belajar

mahasiswa? V

5. Apakah pengaitan yang dilakukan menghubungkan pengetahuan yang telah

dimiliki mahasiswa dengan pengetahuan yang baru atau akan dipelajari? V 6. Apakah bentuk-bentuk kegiatan pengaitan, misalnya melalui diskusi topik-topik

yang spesifik relevan untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan pengetahuan yang baru?

V

7. Apakah pertanyaan yang diajukan memunculkan gagasan-gagasan asli dari

mahasiswa? V

8. Berdasarkan gagasan-gagasan yang bersifat orisinal, apakah mahasiswa dapat

membangun pengetahuan yang baru di dalam dirinya? V 9. Apakah Komponen eksibisi (presentasi mahasiswa) memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk dapat menunjukkan hasil belajar setelah mengikuti kuliah? V 10. Adakah pengetahuan baru telah dibangun oleh mahasiswa setelah/ dengan

menjawab pertanyaan/topik diskusi? V

11. Apakah refleksi dapat memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh baik personal maupun kelompok?

V

12. Apakah refleksi juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir

tentang aplikasi dari pengetahuan yang telah mereka miliki? V 13. Apakah metode ini mampu menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam

pembelajaran V

14. Apakah metode ini mampu menumbuhkan keceriaan dan antusisme mahasiswa

dalam belajar? V

15. Apakah metode ini mampu menghasilkan pesan yang menarik? V

16. Adakah bukti pelaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif dikalangan mahasiswa? V

17. Adakah optimisme mahasiswa akan berhasil lebih baik? V

Tabel 3. Validasi Model Berdasarkan Penilaian Mahasiswa

Berdasarkan hasil penilaian mahasiswa seperti tersaji dalam tabel 3 di atas, ternyata model pembelajaran konstruktivisme ini cukup valid; sebagian besar dinilai pada aras tinggi yaitu 15 indikator, terutama dengan model pembelajaran ini mahasiswa optimis akan berhasil lebih baik. Lima belas indikator yang valid pada aras tinggi adalah sebagai berikut:

1. Perkuliahan ini menggambarkan secara komprehensif tentang maksud atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran

2. Tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh mahasiswa agar mereka memiliki makna dari pengalaman belajar yang telah dilalui tergambar dengan jelas 3. Pengelompokkan yang dilakukan relevan dengan pengalaman belajar

3. Pengelompokkan yang dilakukan relevan dengan pengalaman belajar mahasiswa

4. Pengaitan yang dilakukan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan pengetahuan yang baru atau akan dipelajari 5. Bentuk-bentuk kegiatan pengaitan, misalnya melalui diskusi topik-topik

yang spesifik relevan untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan pengetahuan yang baru

6. Pertanyaan yang diajukan memunculkan gagasan-gagasan asli dari mahasiswa

7. Berdasarkan gagasan-gagasan yang bersifat orisinal, mahasiswa dapat membangun pengetahuan yang baru di dalam dirinya

8. Komponen eksibisi (presentasi mahasiswa) memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menunjukkan hasil belajar setelah mengikuti kuliah

9. Pengetahuan baru telah dibangun oleh mahasiswa setelah/ dengan menjawab pertanyaan/topik diskusi

10.Refleksi dapat memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh baik per- sonal maupun kelompok

11.Refleksi juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir tentang aplikasi dari pengetahuan yang telah mereka miliki

12.Metode ini mampu menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran

13.Metode ini mampu menghasilkan pesan yang menarik?

14.Ada bukti pelaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif di kalangan mahasiswa

15.Ada optimisme mahasiswa akan berhasil lebih baik.

Selanjutnya terdapat 1 indikator yang valid pada aras sangat tinggi adalah "pengelompokkan dalam aktivitas pembelajaran memberi kesempatan mahasiswa untuk melakukan interaksi dengan sejawat" Pada akhirnya terdapat 1 indikator yang valid pada aras sedang adalah "metode ini mampu menumbuhkan keceriaan dan antusisme mahasiswa dalam belajar"

Berdasarkan hasil penilaian mahasiswa terhadap efektifitas model pembelajaran berbasis konstruktivisme seperti diuraikan di atas, kemudian dilakukan analisis faktor guna memperoleh model akhir efektivitas model berdasarkan data lapang. Hasil analisis faktor efektivitas model pembelajaran konstruktivisme ini adalah sebagai berikut.

PENUTUP

Pengembangan Model Pembelajaran Konstruktif ini berhasil mendeskripsikan best/ good practices Perkuliahan Statistik Pendidikan dalam rangka peningkatan prestasi belajar mahasiswa Pokok Bahasan Populasi dan Sampel. Telah dihasilkan 5 faktor penentu Efektivitas Model Pembelajaran Konstruktif. Model Pembelajaran Konstruktif dipandang relevan dengan hakikat pendidikan ke-SD-an dan telah terbukti efektif untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran Pokok Bahasan Populasi dan Sampel pada Mata Kuliah Statistik Pendidikan. Oleh karena itu layak untuk dilaksanakan dalam perkuliahan PGSD.

Faktor Indikator

1 1. Seberapa tinggi perkuliahan ini menggambarkan secara komprehensif tentang maksud atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran?.

2. Apakah pengelompokkan yang dilakukan relevan dengan pengalaman belajar mahasiswa?

3. Apakah refleksi dapat memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh baik personal maupun kelompok?

2 1. Apakah bentuk-bentuk kegiatan pengaitan, misalnya melalui diskusi topik- topik yang spesifik relevan untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan pengetahuan yang baru?

2. Apakah Komponen eksibisi (presentasi mahasiswa) memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menunjukkan hasil belajar setelah mengikuti kuliah?

3. Apakah refleksi juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir tentang aplikasi dari pengetahuan yang telah mereka miliki?

3 1. Adakah pengetahuan baru telah dibangun oleh mahasiswa setelah/ dengan menjawab pertanyaan/topik diskusi?

2. Apakah metode ini mampu menumbuhkan partisipasi aktif mahasiswa dalam pembelajaran Adakah optimisme mahasiswa akan berhasil lebih baik? 3. Adakah optimisme mahasiswa akan berhasil lebih baik?

4 1. Apakah pengelompokkan dalam aktivitas pembelajaran memberi kesempatan

mahasiswa untuk melakukan interaksi dengan sejawat?

2. Apakah pengaitan yang dilakukan menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan pengetahuan yang baru atau akan dipelajari? 3. Adakah bukti pelaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya

kebiasaan positif dikalangan mahasiswa?

5 1. Apakah pertanyaan yang diajukan memunculkan gagasan-gagasan asli dari mahasiswa?

2. Seberapa jelas tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh mahasiswa agar mereka memiliki makna dari pengalaman belajar yang telah dilalui? 3. Apakah metode ini mampu menumbuhkan keceriaan dan antusisme

mahasiswa dalam belajar?

4. Apakah metode ini mampu menghasilkan pesan yang menarik?

6 1. Berdasarkan gagasan-gagasan yang bersifat orisinal, apakah mahasiswa dapat membangun pengetahuan yang baru di dalam dirinya?

DAFTAR PUSTAKA

Cruickshank, D.R. et.al. 2006. The Act of Teaching. New York: McGraw Hill Inc. Groundlund, N.E. 1993. How to Make Achievement Test and Assesment. Boston:

Allyn and Bacon.

Hamzah. 2008. Teori Belajar Konstruktivisme. Universitas Negeri Makassar: FMIPA.

Jonassen, D.H., 1996. Handbook of Research for Educational Communication and Technology. New York: Macmillan Library Reference.

Prawiradilaga, D.S. 2009. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Slameto, 2011. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Dirjen PT Kementerian

Pendidikan Nasional.

1

8

7

POPULASI & SAMPEL (bag dari populasi) dibagi

menjadi

Obyek : manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, peristiwa, dll.

bersifat Representative (dapat mewakili populasi secara baik)

Teknik sampling

Alasan : * Ukuran populasi * Masalah waktu

* Masalah biaya * Percobaan yang bersifat merusak * Masalah penelitian * Masalah ekonomis

Probability Sampling

Non Probability Sampling Meliputi

1. Simple random sampling (langsung dilakukan pada unit sampling)

2. Proportionate stratified random sampling (pada populasi yang punya susunan bertingkat / berlapis)

3. Disproportionate stratified random sampling (pupulasi berstrata tapi kurang proporsional)

4. Cluster sampling (area sampling) (bila populasi terdiri

Meliputi

1. Sampling sistematis (berdasar urutan anggota populasi) 2. Sampling kuota (populasi punya ciri tertentu s/d kuota

yang diinginkan diklasifikasikan dalam kelompok sampel)

3. Sampling aksidental (berdasarkan kebetulan dan langsung dari unit yang ditemui)

4. Sampling purposive (dengan pertimbangan tertentu) 5. Sampling jenuh (bila populasi kecil (<100) semua jadi

sampel)

6. Snowball sampling (mula-mula kecil → memilih teman

untuk jadi sampel → makin banyak)

Metode Sampling 1. Penentuan jumlah sampel dengan rumus :

ket : n : jumlah sampel

P : proporsi populasi presentase kel. pertama q : proporsi sisa dalam populasi

Z ½ : derajat koefisien kondensasi pada 99% dan 95% b : presentase perkiraan kemungkinan salah 2. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan tabel krecjle (kesalahan 5%) 3. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan momogram Harry King

(populasi < 2000) → kesalahan s/d 15%

4. Perhitungan jumlah sampel dengan rumus (sam pel > 100.000) ket : n : ukuran sampel yang diperlukan

P : prosentase hipotesis (Ho) dinyatakan = 0,50 q : 1 – 0,50 = 0,50

Op : perbedaan Hipotesis kerja (Ha) dengan hipotesis nol (Ho) dibagi pada tingkat kepercayaan tertentu. Wilayah generalisasi yang terdiri dari atas

obyek / subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Pengertian

Sebagian / wakil populasi yang diteliti / sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi Populasi terbatas

(Populasi terhingga) Populasi tak terbatas (Populasi tak terhingga) Populasi teoretis (teoretical population) Populasi yang tersedia (accesible population)

Berdasarkan banyaknya satuan analisis dalam suatu populasi

PSYCHO EDUCATIONAL GROUP

Dalam dokumen J00830 (Halaman 45-55)

Dokumen terkait