• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Pada model pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) berbantuan media audio visual ini akan dijelaskan tentang, (a) Pengertian think pair share (TPS). (b) Langkah-langkah Pembelajaran think pair share (TPS). (c) Kelebihan

dan Kelemahan think pair share (TPS). (d) Indikator Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi (e) Media Audio Visual

a. Pengertian Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Menurut Istarani (20011: 12) think pair share (TPS) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu berpikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan.

Menurut Trianto (2007:61) TPS atau berfikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaktsi siswa. Menurut Lie (2010:57) think pair share adalah memberi kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa dalam belajar untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain .

Menurut Yohanes (2012:206) Menyatakan berfikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:161) model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah metode pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok siswa yang bekerja sama dan belajar bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model tipe think pair share adalah suatu proses untuk mempengaruhi pola interaksi siswa secara berpasangan dan memperlihatkan hasil partisipasi mereka kepada orang lain.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Menurut Istarani (2011: 67-68) langkah-langkah Think Pair Share (TPS) terdiri dari tiga langkah. Pertama, Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. Kedua, Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru. Ketiga, Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Keempat, guru memimpin hasil pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Kelima, berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa. Keenam, Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan menilai hasil kerja siswa.

Menurut Trianto (2007: 127), Langkah-langkah think pair share (TPS) terdiri dari tiga langkah. Pertama, Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berfikir (Thinking). Kedua, Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan (Pair). Ketiga, Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Keterampilan

berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara suka rela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan (Share).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model think pair share (TPS) adalah siswa berfikir tentang suatu masalah yang telah di ajukan guru dan menyatukan pendapatnya dengan pasangannya terhadap solusi masalah tersebut, dan berbagi msenyampaikan hasil pendapatnya didepan teman-teman sekelasnya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Think Pair Share (TPS)

Menurut Trianto (2007: 128) kelebihan think pair share adalah sebagai berikut. (1), Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM. (2), Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan. (3), Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. (4), Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. (5), Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

Menurut Hartina (2008:12) Kelebihan Model think pair share sebagai berikut. (1), Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang di ajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. (2), Siswa

akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. (3), Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. (4), Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. (5), Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun kelemahan think pair share menurut Trianto (2007: 128) yaitu. (1), Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya. (2), Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya. (3), Jalannya diskusi dapat di kuasai oleh beberapa siswa yang menonjol. (4), Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. (5), Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak (6), Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah. (7), Jumlah siswa yang terlalu besar didalam kelas akan mempengaruhi kesemptan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Menurut Trianto (2007:127) kelemahan dari think pair share sebagai berikut. (1), Suatu diskusi dapat diramalkan sebelum mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya. (2), Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu

yang belum pernah dipelajari sebelumnya. (3), Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. (4), Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. (5), Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. (6), Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan sebuah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari think pair share sebagai berikut. (1), Diskusi melibatkan semua siswa secara lansung dalam KBM. (2), Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan. (3), Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. (4), Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. (5), Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.