• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman dan Elya Ratna Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. (Buku Ajar) Padang: FBSS Padang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman dan Elya Ratna Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. (Buku Ajar) Padang: FBSS Padang."

Copied!
207
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia.” (Buku Ajar) Padang: FBSS Padang.

Alwi, Hasan, Dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmazaki. 2009. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang. UNP PRESS. Gani, Erizal. 1999. “Pembinaan Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi”.

(Buku Ajar). Padang: Proyek Pengadaan Buku Ajar DIP Proyek Universitas Negeri Padang.

Hakimi, Idrus.2013.” Pengaruh Penggunaan Model Talk Write (TTW) Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas” Skripsi Universitas Negeri Padang.

Hasan, Helmi dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar (Buku Ajar). Padang: DIP. Proyek UNP.

Kemendikbud.2013. Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran dalam Rangka Pengimplementasian Kurikuum 2013. Jakarta: Kemendikbud. Keraf, Gorys.1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-flores: Nusa Indah

Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Grafindo Persada

Nasir, Sondang Admaja. 2013, “ Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Map) Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi oleh Siswa Kelas Kelas X SMN Negeri 2 Kabanjahe. Skripsi. Medan: UISU

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Anggota Ikapi.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada. Selviani, Diana. (2011). “ Keefektifan Medsia Audio Visual Dalam Menulis

paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMAN 2 Lubuk Alung” Skripsi. Padang:UNP

(2)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno dan Mohamad Yunus. 2003. Keterampilan Menulis. Buku Materi Pokok PGSD4304/2 SKS/Modul 1 – 6. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Tahar, Haris Efendi. 2008. Menulis Kreatif Bagi Pemula. Padang: UNP Press. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Yohanes. 2012. “Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran”. Diktat. Padang UNP.

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Neta Dalyati (NPM: 13080023), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat, 2018.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut ini. Pertama, siswa kurang menyukai pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf deskripsi. Kedua, siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan setiap kalimat per kalimat untuk menjadi satu kesatuan utuh sebuah paragraf deskripsi. Ketiga, siswa kesulitan menuangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan sehingga hanya terfokus dengan contoh yang diberikan guru. Keempat, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf deskripsi. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe (TPS) berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen jenis One Group pretest-postest Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas yang terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018 sebanayak 110 siswa. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, sampel pada penelitian ini adalah kelas X.3 yang berjumlah 21 orang. Variabel penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe (TPS) berbantuan media audio visual sebagai variabel bebas dan kemampuan menulis paragraf deskripsi sebagai variabel terikat. Data penelitian ini adalah skor tes unjuk kerja keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas sebelum (pretest) menggunakan model tipe TPS berbantuan media audio visual dengan nilai rata-rata 60, 84 pada kualifikasi Cukup (C) pada rentangan 56-65%. Kedua, keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas sesudah (posttest) menggunakan model (TPS) berbantuan media audio visual dengan nilai rata-rata 75,65 pada kualifikasi Baik dengan rentangan 76-85%. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model (TPS) berbantuan media audio visual dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi siswa kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas dengan thitung (9,86) > ttabel (1,72).

(7)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyusun skripsi ini.Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan”.

Di dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini. 2) Lira Hayu Afdetis Mana, M. Pd., sebagai pembimbing I dan Rina Sartika, M.

Pd, sebagai pembimbing II yang telah membimbing penulis dan memberi arahan serta pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebijakan dan kesabaran.

3) Dra. Indriani Nisja, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4) Samsiarni, M. Hum., sebagai Sekretaris Progran Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5) Titiek Fujita Yusandra,.S.S,M.Pd., sebagai dosen Pembimbing Akademik (PA). 6) Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat yang telah membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan.

7) Kepala sekolah dan guru Bahasa Indonesia SMP N 2 Batang Kapasyang telah memberikan izin dalam melakukan Penelitian.

(8)

berupa moril maupun materil kepada penulis.

2. Rekan-rekan mahasiswa program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat.

3. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Penulis berharap skripsi ini juga dapat bermanfaat bagi pembaca.Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Padang, Februari 2018

Penulis

(9)

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4 C. Batasan Masalah ... 5 D. Perumusan Masalah ... 5 E. Tujuan Penelitian ... 6 F. Manfaat Penelitian ... 6 G. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 8 1. Keterampilan Menulis ... 8 a. Pengertian Menulis... 8 b. Tujuan Menulis ... 9 c. Manfaat Menulis ... 10 d. Langkah-langkah Menulis ... 12

2. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi ... 15

a. Pengertian Paragraf Deskripsi ... 15

b. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi ... 17

c. Jenis-jenis Paragraf Deskripsi... 19

d. Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskrips ... 20

e. Indikator Penelitian Menulis Paragraf Deskripsi ... 21

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ... 21

(10)

b. Langkah-langkah Think Pair Share (TPS)23 c. Kelebihan dan kelemahan Think Pair Shre (TPS) 24

4. Media Audio Visual ... 26

a. Pengertian Media Audio Visual 26 b. Fungsi Media Audio Visual 28 5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Berbantuan Media Audio Visual 28 B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Konseptual ... 31

D. Hipotesis Penelitian ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel ... 36

D. Variabel dan Data ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 46

1. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan46 2. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan50 B. Analisis Data ... 53

(11)

Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan .. 53

2. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Posttest) Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 73

3. Uji Persyaratan Analisis ... 93

4. Uji Hipotesis ... 95

C. Pembahasan ... 97

1. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual(Pretest) Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 97

A Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual(Posttest) Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 120

D. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual tehadap Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa Kelas X SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan... 139

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 143

B. Saran ... 144

KEPUSTAKAAN ... 145

(12)

Tabel Halaman

1. Penerapan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media

Audio Visual ... 28

2. Rancangan Penelitian ... 35

3. Populasi dan Sampel... 37

4. Deskriptor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi ... 40

5. Penentuan Patokan dengan Presentase Skala 10 ... 42

b. Skor Per Indikator Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 47

7. Skor Per Indikator Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 50

1) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang ObJek... 55

9. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang ObJek ... 56

1) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi ... 59

(13)

Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi ... 60

12. Distribusi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Model tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ... 63 13. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang

Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ... 64 14. Distribusi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum

Menggunakan Model Pembelajaran Model tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV

Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan Susunan Ruang ... 67 15. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum

Menggunakan Model Kooperatif tipeThink Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan Susunan Ruang ... 68 16. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 71 17. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media

(14)

Kabupaten Pesisir Selatan ... 72 1) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang Obyek ... 75 19. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang Obyek ... 76 20. Distribusi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi ... 79 21. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi ... 80

1 Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang

Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ... 83

23. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas

(15)

2. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan Susunan Ruang ... 87 25. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan Susunan Ruang ... 88 2) Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 91 27. Klasifikasi Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 92 1) Perbandingan Pretest dan Postest Keterampilan Menulis Paragraf

Deskripsi sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipeThink Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2

Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 94 29. Uji Normalitas Data... 94 30. Uji Homogenitas... 95

(16)

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Konseptual... 32 1) Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan

Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang Objek ... 57 b. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan

Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir

Selatan untuk Indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi... 61

1. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator III Memaparkan Tentang Sesutau yang dapat Didengar, Dilihat, dan Dirasakan ... 65 2. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan

Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk Indikator IV Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan Susunan Ruang ... 69

6. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir

Selatan ... 73

3. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator I Memperlihatkan Detail atau Perincian Tentang

Objek ... 77

(17)

(Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir

Selatan untuk indikator II Mempengaruhi Sensitivitas dan Imajinasi ... 81 1 Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah Menggunakan

Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatanuntuk indikator III Memaparkan Tentang Sesutau yang dapat

Didengar,Dilihat, dan Dirasakan ... 85 10. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator IV Penyampaiannya Lebih Banyak Menggunakan Susunan Ruang ... 89 11. Diagram Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ... 93

(18)

Lampiran Halaman

1. KodeIdentitas Sampel Penelitian Kelas X ... 147 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Postest ... 148 3. Instrumen Penelitian sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think

Pair Share Berbantuan Media Audio Visual ... 155

2) Skor Per indikator Menulis Paragraf Deskripsisebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio

VisualSiswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang KapasKabupaten Pesisir Selatan .. 157

5. Skor Per indikator Menulis Paragraf Deskripsisesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio VisualSiswa Kelas X.3 SMP N 2 Batng KapasKabupaten Pesisir Selatan ... 158

a) Skor dan Nilai Per indikator Menulis Paragraf Deskripsisebelum Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang KapasKabupaten Pesisir Selatan ... 159 1 Skor dan Nilai Per indikator Menulis Paragraf Deskripsi sesudah

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang KapasKabupaten Pesisir Selatan ... 160 4. Total Nilai Pretest-PostestMenulis Paragraf Deskripsisebelum

Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan ... 161 9. Simpangan Baku (s) dan Variansi Pretest ... 164 10. Simpangan Baku (s) dan Variansi Postest ... 165

11. Perbandingan Pretest dan Postestketerampilan Menulis Paragraf DeskripsiSiswa Kelas X.3 SMA N 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan Sebelum dan sesudah Menggunakan Model Kooperatif tipe Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual... 166 12. Uji Normalitas Kelompok Pretest ... 167

(19)

15. Uji Hipotesis Penelitian ... 170

16. Tabel Uji Normalitas Pretes... 173

17. Tabel Uji Normalitas Postest ... 175

18. Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ... 177

19. Nilai Persentil untuk Distribusi t ... 178

20. Nilai Kritik Sebaran F ... 17

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek tersebut yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Apa yang disimak dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, apa yang dibaca dapat disampaikan dalam pembicaraan atau diskusi, apa yang dibicarakan adalah hasil yang disimak dan dibaca, keempat keterampilan tersebut harus dilatih sejak dini, sebab keterampilan tidak didapatkan begitu saja. Pada penelitian ini aspek keterampilan berbahasa yang peneliti pilih adalah aspek keterampilan menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Keterampilan menulis dikatakan sangat penting karena keterampilan menulis salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan disekolah adalah keterampilan menulis paragraf deskrispsi.

Keterampilan menulis paragraf deskripsi merupakan tes unjuk kerja yang dilakukan siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas dalam mengungkapkan ide atau gagasan kedalam bentuk karangan. Pembelajaran keterampilan menulis deskripsi dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA/ sederajat kelas X semester 1 khususnya pada Standar Kompetensi ke- 4. “Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif,

(21)

ekspositif),’’ Kompetensi Dasar ke- 4.2 Menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskripsi.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan salah seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Batang Kapas, yaitu Alimah Tehronansi, S.Pd. yang telah dilakukan pada Sabtu, 29 April 2017 di SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan terdapat beberapa permasalah sebagai berikut. Pertama, kurangnya motivasi siswa dalam belajar khususnya pembelajaran keterampilan menulis. Kedua, siswa kesulitan dalam menyampaikan pendapat ketika guru menanyakan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Ketiga, dalam menulis siswa kesulitan mengembangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan karangan deskripsi. Keempat, ketika menulis paragraf deskripsi siswa hanya berpedoman dengan contoh yang diberikan guru.

Selain itu, Wawancara juga peneliti lakukan dengan beberapa orang siswa di SMA Negeri 2 Batang Kapas. Permasalahan yang ditemukan diantaranya sebagai berikut. Pertama, siswa kurang menyukai pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf. Kedua, siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan setiap kalimat per kalimat untuk menjadi satu kesatuan utuh sebuah paragraf deskripsi. Ketiga, siswa kesulitan menuangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan sehingga hanya terfokus dengan contoh yang diberikan guru. Keempat, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf deskripsi disebabkan siswa belum bisa membedakan jenis-jenis paragraf deskripsi.

Mencermati hal di atas, seorang guru perlu mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa dan berupaya menghasilkan inovasi model

(22)

pembelajaran yang mampu mendukung semangat belajar siswa sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Solusi yang tepat bagi peneliti untuk menghadapi pembelajaran keterampilan menulis karangan deskripsi yaitu model Pembelajaran Kooperatif tipe think pair share Berbantuan Media Audio Visual.

Think Pair Share (TPS) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Berfikir (think), pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa agar siswa bisa memikirkan jawabannya. Berpasangan (pair), pada tahap ini guru meminta siswa berpasang-pasangan dan beri kesempatan pasangan kelompok untuk berdiskusi agar dapat memperdalamkan makna dari jawaban yang telah dipikirkannya. Berbagi (share), dalam kegiatan share ini diharapkan Tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integrative agar siswa dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.

Media audio visual adalah alat media pembelajaran yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media audio (mendengar) dan media visual (melihat). Media audio visual dibutuhkan dalam pembelajaran bertujuan agar siswa berimajinasi melalui video untuk menciptakan sebuah tulisan yang terikat kepada objek-objek yang ditulisnya. Kemudian, siswa lebih menyukai video

(23)

sebagai alat bantu untuk menciptakan karya tulis atau menghasilkan sebuah tulisan berupa paragraf deskripsi. Dengan demikian, model pembelajaran Kooperatif tipe think pair share berbantuan media audio visual membantu siswa untuk menemukan kesulitan atau hambatan belajar siswa terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi. Melalui video, siswa berusaha menghadirkan imajinasinya untuk menciptakan sebuah objek yang dilukiskannya.

Berdasarkan permasalahan di atas, bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe think pair share terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir selatan belum ada penelitian lain menerapkan model tersebut. Kemudian, peneliti berharap akan keberhasilan model tersebut dan dapat dimanfaatkan oleh guru, siswa, dan peneliti lain dalam meningkatkan hasil pencapaian pembelajaran menulis yang lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, penting dilakukan penelitian tentang Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti identifikasi permasalahan yang terdapat di SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut. Pertama, siswa kurang menyukai pembelajaran menulis khususnya menulis paragraf deskripsi dikarenakan, siswa masih banyak yang belum mengerti apa itu paragraf Deskripsi. Kedua, siswa mengalami kesulitan untuk mengembangkan setiap kalimat per kalimat untuk menjadi satu

(24)

kesatuan utuh sebuah paragraf deskripsi. Ketiga, ketika menulis paragraf deskripsi siswa hanya berpedoman dengan contoh yang diberikan guru. Keempat, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf deskripsi disebabkan siswa belum bisa membedakan jenis-jenis paragraf deskripsi.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalahdi atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini. Pertama,bagaimanakah keterampilan menulis paragraf deskripsi sebelum menggunakan model think pair share berbantuan media audio visual siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan? Kedua, bagaimanakah keterampilan menulis paragraf deskripsi sesudah menggunakan model think pair share berbantuan media audio visual siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan? Ketiga, bagaimanakah pengaruh penggunaan model tipe think pair share berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan?

(25)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. Pertama, mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan sebelum menggunakan model think pair share. Kedua, mendeskripsikan keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan sesudah menggunakan model think pair share. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan model tipe think pair share berbantuan media audio visual terhadap keterampilan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut ini. Pertama, Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas, sebagai informasi dan pedoman untuk menerapkan model pembelajaran agar menarik perhatian siswa dalam belajar. Kedua, Bagi siswa SMA Negeri 2 Batang Kapas, agar terampil dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis karangan deskripsi. Ketiga, Bagi peneliti sendiri, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang menulis karangan deskripsi. Keempat, Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan dan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

(26)

G. Defenisi Operasional

Berikut ini dikemukakan definisi operasional mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian yaitu:

a. Pengaruh adalah efek atau dampak yang ditimbulkan pada suatu objek yang disebabkan oleh pemberian suatu kejadian, tindakan terhadap objek tersebut. b. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mengetahui pola interaksi siswa dan memberikan waktu kepada para siswa untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. think pair share ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. c. Media audio visual adalah alat media pembelajaran yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media audio (mendengar) dan media visual (melihat).

d. Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

e. Menulis paragraf deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau mendeskripsikan suatu objek, benda, atau alam. Objek tersebut digambarkan dengan menggunakan kata-kata berdasarkan aspek ruang dan aspek kebendaan.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori yang berkaitan dengan masalah penelitian ini adalah: (1) Keterampilan Menulis (2) Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi, (3) Model Pembelajaran Kooperatif think pair share (TPS), (4) Media Audio Visual, (5) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif think pair share.

1 Keterampilan menulis

Teori yang akan dijelaskan pada keterampilan menulis ini diantaranya sebagai berikut. (a) Pengertian Menulis, (b) Tujuan Menulis (c) Manfaat Menulis (d) Langkah-langkah Menulis.

5. Pengertian Menulis

Menurut Dalman (2014:3), menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca. Sehubungan dengan itu Semi (2007:14), menulis pada hakikatnya merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Dalam pengertian ini, menulis itu memiliki tiga aspek. Pertama, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai. Kedua, adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan. Ketiga, adanya sistem pemindahan gagasan itu, yaitu berupa sistem bahasa.

(28)

Menurut Tarigan (2008:3), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses kreatif meluangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Kegiatan ini berupa penyampaian pesan atau informasi secara tidak langsung atau tidak tatap muka. Sehingga informasi yang disampaikan bisa dipahami oleh seorang pembaca dengan baik.

1. Tujuan Menulis

Menurut Dalman (2015:8), tujuan menulis adalah memberikan informasi secara lengkap kepada pembaca sehingga pembaca dapat memperluas pengetahuan dan pengalamannya. Oleh sebab itu, tujuan menulis bukan hanya sekedar menuangkan gagasan, ide, angan-angan, dan perasaan di penulis saja, tetapi tujuan menulis lebih diarahkan kepada penyampaian pesan atau informasi yang dibutuhkan oleh si pembaca

Selanjutnya Semi (2003:14-15), mengemukakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut. Pertama, memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu. Kedua, menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain. Ketiga, menceritakan kejadian, yaitu memberikan

(29)

informasi tentang sesuatu hal yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu. Keempat, meringkaskan, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan. Kelima, menyakinkan yaitu tulisan yang berusaha menyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya.

Senada dengan itu, Tarigan (2008:24), menjelaskan bahwa tujuan menulis yaitu, pertama, memberitahukan atau wahana informatis. Kedua, menyakinkan pembaca. Ketiga, menghibur dan menyenangkan pembaca, dan untuk mengungkapkan ekspresi pikiran dan emosi yang kuat. Keempat, tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api atau disebut juga dengan wacana ekspresif. Selanjustnya, Hugo (dalam Tarigan 2008:25-26), menyebutkan tujuan menulis adalah sebagai berikut. Pertama, bertujuan untuk penugasan. Kedua, menyenangkan para pembaca. Ketiga, menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. Keempat, memberikan informasi. Kelima, pernyataan diri. Keenam, tujuan kreatif, dan ketujuh, tujuan pemecahan masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut tujuan menulis adalah memberikan informasi kepada pembaca. Informasi yang disampaikan berupa memberikan arahan, menceritakan kejadian yang bersifat menambah pengetahuan pembaca. Selain itu dapat mengekspresikan perasaan dan menyenangkan para pembaca dengan tulisan yang dihasilkan.

c. Manfaat Menulis

Menurut Dalman (2014:6), Menulis memiliki empat manfaat diantaranya sebagai berikut. Pertama, peningkatan kecerdasan. Kedua, pengembangan daya

(30)

inisiatif dan kreativitas. Ketiga, penumbuhan keberanian. Keempat, pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Selanjutnya, Morsey (dalam Tarigan, 2008:20), menyebutkan manfaat menulis yaitu merekam, menyakinkan, serta mempengaruhi orang lain dengan maksud dan tujuan agar dapat dicapai oleh para penulis yang dapat menyusun pikiran serta menyampaikan pesan dengan mudah dipahami, kejelasan tersebut tergantung pada pikiran, organisasi, penggunaan kata-kata dan struktur yang baik. Menurut Suparno dan Yunus (2003:1-4), menambahkan tiga manfaat menulis, yakni sebagai berikut. Pertama, peningkatan kecerdasan. Kedua, pengembangan daya inisiatif dan kreatif. Ketiga, pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Menurut Komaidi (2008:12-13), Ada enam manfaaat menulis, diantaranya sebagai berikut. Pertama, kalau kita ingin menulis pasti menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat suatu realitas disekitar. Kepekaan dalam melihat suatu realitas lingkungan itulah yang kadang kadang tidak dimiliki oleh orang yang bukan penulis. Kedua, dengan kegiatan menulis mendorong kita untuk mencari referensi seperti buku, majalah, Koran, jurnal, dan sejenisnya. Dengan membaca referensi-referensi tersebut tentu kita akan semakin bertambah wawasan dan pengetahuan kita tentang apa yang akan kita tulis.

Ketiga, dengan aktivitas menulis, pemikiran dan argumen kita secara runtut, keteraturan tersebut membantu kita untuk

kita terlatih untuk menyusun sistematis, dan logis. Dengan menyampaikan pendapat atau

(31)

pemikiran kita pada orang lain. Pendek kata kita menjadi semakin cerdas. Keempat, dengan menulis secara psikologis akan mengurangi tingkat ketergangan dan stress kita. Segala uneg-uneg, rasa senang atau sedih bisa ditumpahkan lewat tulisan dimana dalam tulisan orang bisa bebas menulis tanpa diganggu atau diketahui oleh orang lain. Dalam tulisan seorang penulis membuat dunia tersendiri yang bebas dari intervensi orang lain. Kelima, dengan menulis dimana hasil tulisan kita dimuat oleh media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit kita akan mendapatkan kepuasan batin karena tulisannya dianggap bermanfaat bagi orang lain, selain itu juga memperoleh honorarium (penghargaan) yang membantu kita secara ekonomi. Keenam, dengan menulis dimana tulisan kita dibaca oleh banyak orang (mungkin puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan) membuat sang penulis semakin popular dan dikenal oleh publik pembaca. Popularitas kadang membuat seseorang merasa puas dan dihargai oleh orang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah sebagai berikut. Pertama, untuk meningkatkan kecerdasan dengan terus mengasah bakat melalui menulis. Kedua, mendorong kemauan untuk mengumpulkan informasi. Ketiga, mendapat penghargaan jika menghasilkan tulisan yang bagus.

4) Langkah-langkah Menulis

Menurut Semi (2003:5-10), Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif,ia harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga

(32)

berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Sebagai suatu proses, menulis itu dilaksanakan secara garis besar atas tujuh langkah sebagai berikut.

2. Pemilihan dan Penetapan topik

Memilih dan menetapkan topik merupakan suatu langkah awal yang penting, Di dalam memilih dan menetapkan topik ini diperlukan pula adanya keterampilan dan kesungguhan. Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber, yakni sebagai berikut. b) Pengalaman

Setiap orang dalam kehidupannya selalu diliputi oleh berbagai jenis pengalaman, seperti pengalaman mendaki gunung, pengalaman sewaktu sekolah di pedesaan, pengalaman mencari pekerjaan dan tambahan pengetahuan bagi pembaca.

e. Pengamatan

Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang tidak kita alami

langsung.Tapi kita hanya mengamati kejadian atau peristiwa itu berlangsung. Kita mengamati suatu peristiwa kecelakaan lalu-lintas, mengamati kesejahteraan dan kerukunan suatu keluarga di sekitar lingkungan kita. d) Imajinasi

Manusia mempunyai kemampuan berimajinasi, kemampuan membayangkan atau menghayalkan sesuatu. Imajinasi itu biasanya bertolak dari pengalaman hidup atau pengalaman rohaniah, dan didukung oleh hasil simakan dan bacaan..

(33)

1. Pendapat dan Keyakinan

Setiap orang tentu mempunyai pendapat tentang sesuatu, seperti pendapat, tentang hasil karya seseorang,pendapat tentang kelakuan seorang teman,pendapat tentang suatu lukisan.

1. Perancangan Tulisan

Merancang tulisan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menilai kembali informasi dan data, memilih topik yang perlu dimuat, melakukan

pengelompokkan topik-topik kecil ke dalam suatu kelompok yang lebih besar,dan memilih suatu sistem notasi dan sistem penyajian yang dianggap paling baik. g) Penulisan

Di dalam penulisan perlu dipilih organisasi dan sitem penyajian yang tepat. Artinya, tepat menurut jenis tulisan, tepat menurut topik, dan tepat menurut tujuan atau sasaran tulisan. Dalam hal ini gaya tulisan perlu dipilih dan

disesuaikan dengan selera pembaca terutama untuk tulisan yang dipublikasikan atau dimuatkan di dalam surat kabar atau majalah. h) Penulisan Naskah Jadi

Masalah perwajahan harus pula mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, karena kesempurnaan sebuah tulisan tidak hanya terbatas pada kesempurnaan isi dan ketepatan pemakaian sarana tulis lainnya.

Menurut Suparno dan Yunus (dalam Dalman 2015: 13-14), membagi tahapan menulis ke dalam tiga tahapan, yakni sebagai berikut.

(34)

1. Tahap penulisan (Persiapan)

Pada tahap pra penulisan ini terdapat aktivitas sebagai berikut. Pertama, menentukan topik. Kedua, menentukan maksud atau tujuan penulisan. Ketiga, memperhatikan sasaran karangan (pembaca). Keempat, mengumpulkan informasi pendukung. Kelima, mengorganisasikan ide dan informasi.

5. Tahap Penulisan

Kegiatan pada tahap ini adalah mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaaatkan bahan atau informasi yang telah kita pilih dan kita kumpulkan.

1. Tahap Pascapenulisan

Terhadap ketiga ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan yang kita hasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan adalah pemeriksaan dan perbaikan unsur karangan seperti ejaan.

4. Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi

Teori yang akan dibahas dalam keterampilan menulis karangan deskripsi yakni sebagai berikut. (a) Pengertian Paragraf Deskripsi. (b) Ciri-ciri Paragraf Deskripsi. (c) Jenis-jenis Paragraf Deskripsi. (d) Langkah-langkah Paragraf Deskripsi. (e) Indikator Penelitian Menulis Paragraf Deskripsi.

1. Pengertian Karangan Deskripsi

Menurut Semi (2003:41) Paragraf Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang obyek sehingga dapat memberi pengaruh sesintivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, bagaikan mereka

(35)

ikut melihat, mendengar, merasakan atau mengalami langsung obyek tersebut. Dalman (1992: 278), menjelaskan bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan kesan atau panca indra semata dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat melihat, mendengar, merasakan, meghayati dan menikmati seperti yang dilihat, didengar, dirasakan dan dihayati, serta dinikmati penulis.

Menurut Atmazaki (2006:88), Paragraf Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang melukiskan suatu objek (tempat, benda, dan manusia). Pembaca deskripsi seolah-olah ikut mencium, mendengarkan, meraba, merasakan, atau melihat segala sesuatu yang dideskripsikan. Jadi, tulisan deskripsi ini lebih bersifat memaparkan sesuatu benda, alam, atau manusia sebagaimana adanya.

Menurut Thahar (2008:36) Paragraf Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata tentang sesuatu, berupa benda, tempat, suasana dan keadaan. Melalui karangan deskripsi pembaca dapat “melihat”, apa yang dilihat pengarang dalam karangan itu, “merasakan” dan “membaui” apa yang dirasakan dan dibaui oleh pengarang. Seakan-akan karangan deskripsi itu “hidup”, jika ditulis oleh seorang pengarang yang memiliki kemampuan dan pengamatan yang tajam serta pemilihan kata-kata yang atau perbandingan yang cocok.

Menurut Finoza (2008:233-247), Paragraf Deskripsi berarti bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Deskripsi ini berasal dari kata “describe” yang berarti menulis tentang, atau membeberkan hal. Dalam bidang karang mengarang, deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang

(36)

digunakan penulis untuk memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya.

Menurut Ermanto (2012:174) Paragraf Deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau mendeskripsikan suatu objek, benda, atau alam. Objek tersebut digambarkan dengan menggunakan kata-kata berdasarkan aspek ruang dan aspek kebendaan. Dalam karangan ini, penulis berusaha memunculkan kesan yang kuat kepada pembaca dengan cara meransang seluruh indra pembaca sehingga pembaca merasa betul-betul menyaksikan objek, benda, atau alam tersebut. Melalui karangan deskripsi ini, penulis menggambarkan suatu objek dengan beberapa paragraf deskripsi.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi merupakan sebuah bentuk tuilsan yang memaparkan atau menggambarkan perincian-perincian tentang suatu objek atau kejadian, sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat atau merasakan apa yang dilukiskan oleh pengarang tentang sesuatu kepada pembaca.

b. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi

Menurut Semi (2007:66-67) Ciri-ciri paragraf deskripsi yaitu: Pertama, deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek. Kedua, deskripsi lebih mempengaruhi sensitivitas dan imajinasi. Ketiga, deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesutau yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan. Keempat, organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.

(37)

Menurut Keraf (2011:94), ciri-ciri paragraf deskripsi adalah (1) berisi tentang perincian-perincian sehingga objeknya terdapat didepan mata. (2) Dapat menimbulkan kesan dan daya khayal pembaca (3) berisi penjelasan yang menarik minat serta orang lain atau pembaca. (4) menyampaikan sifat dan perincian wujud yang dapat ditemukan dalam objek itu. (5) menggunakan bahasa yang cukup hidup, kuat, dan bersemngat kongkret.

Menurut Akhadiah (1997:7-31) ada tiga ciri-ciri paragraf deskripsi sebagai berikut. Pertama, memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan perasaannya kepada pembaca. Kedua, menggambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskan. Ketiga, sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat, didengar, dicium, diraba, tetapi juga dapat dirasa oleh hati dan pikiran, seperti rasa takut cemas tegang, jijik, sedih, dan haru.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disumpulkan bahwa karangan deskripsi memiliki ciri yang khas dari karangan lain. Ciri khas itu diantaranya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek, deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca, deskripsi disampaikan dengan gaya yang nikmat dengan pilihan kata yang menggugah, deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar dilihat, dan dirasakan, menggunakan bahasa yang lugas dan formal, organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.

(38)

c. Jenis-jenis Paragraf Deskripsi

Menurut Semi (2009: 58) membedakan paragraf deskripsi atas dua jenis, yaitu (1) deskripsi ekspositorik (deskripsi teknis), (2) deskripsi artistik bertujuan menjelaskan sesuatu dengan penandaan yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca. Bahasa yang digunakan. Kelima, penyampaian lebih banyak menggunakan susunan ruang Sebaliknya, deskripsi artistik penyajiannya gaya sastra bernuansa estetis.

Deskripsi adalah deskripsi yang mengarah kepada pembaca bagaikan berkenaan langsung dengan objek yang disampaikan, dengan jalan menciptakan sugesti atau impresi melalui keterampilan penyampaian dengan gaya memikat dan pilihan kata yang menggugah perasaan. Dengan kata lain, deskripsi artistik menciptakan suatu penghayatan terhadap suatu objek melalui imajinasi pembaca. Misalnya, penulis mendeskripsikan sebuah kamar kos yang kotor. Penulis memberi imajinasi bahwa dimana-mana unggukan kain kotor, bau yang menyengat karena piring dan serakan kertas yang tidak terpakai, sehingga pembacanya ikut melihat dan merasakan bagaimana bentuk sebuah kamar yang kotor tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa deskripsi ekspositorik menjelaskan secara terperinci dan sistematis. Sedangkan deskripsi artistik pemberian pengalaman kepada pembaca secara langsung objek yang di sampaikan.

(39)

d. Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi

Menurut Dalman (2014: 99), pada dasarnya, setiap jenis paragraf deskripsi memiliki langkah-langkah yang tidak jauh berbeda dan bahkan sama.jadi, yang berbeda adalah penyampaian isi dan tujuannya. Adapun langkah-langkah dalam menulis paragraf deskripsi adalah sebagai berikut.

Pertama, menentukan topik (tema). Kedua, menentukan tujuan. Ketiga, mendapatkan data yang sesuai dengan topik. Keempat, membuat paragraf Kelima, mengembangkan paragraf menjadi paragraf deskripsi.

Semi (2003:42) menyatakan bahwa ada dua langkah menulis paragraf deskripsi. Pertama, pilih dan perhatikan detail dengan teliti. Pilihlah detail yang memang sangat baik untuk dipaparkan. Detail harus disusun dengan sistematis. Jika mendeskripsikan tempat dimana seseorang berada sekarang, penulis harus detail dengan pilihan yang diperhitungkan dengan sadar. Maksudnya, penulis harus memahami terlebih dahulu tentang objek yang dideskripsikan. Kedua, gunakanlah pilihan kata yang tepat. Untuk mendukung tentang apa saja yang kita amati dirasakan oleh pembaca dan harus menngunakan ungkapan yang spesifik tertentu. Maksudnya, penguasaan yang baik terutama menyangkut diksi dan gaya bahasa yang dipahami dengan baik, tulisan yang disajikan menarik untuk dibaca.

Suparno (2007: 4.22) memaparkan langkah-langkah menulis paragraf deskripsi sebagai berikut. Pertama, menentukan apa yang akan dideskripsikan: apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat. Kedua, merumuskan tujuan pendeskripsian: apakah deskripsi dilakukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi. Ketiga, menetapkan bagian yang akan

(40)

dideskripsikan: kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang akan dideskripsikan tempat, apakah yang akan dideskripsikan keseluruhan tempat atau hanya bagian-bagian tertentu saja yang menarik. Keempat, Memerinci hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan: hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan? Pendekatan apa yang akan digunakan penulis.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun karangan, deskripi tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah dalam menyusun deskripsi, sehingga dalam membuat karangan dapat tersusun dengan baik dan isi yang terkandung di dalamnya dapat diterima oleh pembaca dan seolah-olah pembaca dapat melihat dan merasakannya.

e. Indikator Penilaian Menulis Paragraf Deskripsi

Berdasarkan ciri-ciri paragraf deskripsi yang di kemukakan Semi (2007:66-67:94) yaitu. Pertama, deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek. Kedua, deskripsi lebih mempengaruhi Sensivitas dan imajinasi. Ketiga, deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesutau yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan. Keempat, Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang.

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Pada model pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) berbantuan media audio visual ini akan dijelaskan tentang, (a) Pengertian think pair share (TPS). (b) Langkah-langkah Pembelajaran think pair share (TPS). (c) Kelebihan

(41)

dan Kelemahan think pair share (TPS). (d) Indikator Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi (e) Media Audio Visual

a. Pengertian Model Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Menurut Istarani (20011: 12) think pair share (TPS) merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang memberikan siswa waktu berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu berpikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan.

Menurut Trianto (2007:61) TPS atau berfikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaktsi siswa. Menurut Lie (2010:57) think pair share adalah memberi kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa dalam belajar untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain .

Menurut Yohanes (2012:206) Menyatakan berfikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:161) model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah metode pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok siswa yang bekerja sama dan belajar bersama dengan saling membantu secara interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model tipe think pair share adalah suatu proses untuk mempengaruhi pola interaksi siswa secara berpasangan dan memperlihatkan hasil partisipasi mereka kepada orang lain.

(42)

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Menurut Istarani (2011: 67-68) langkah-langkah Think Pair Share (TPS) terdiri dari tiga langkah. Pertama, Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. Kedua, Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru. Ketiga, Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. Keempat, guru memimpin hasil pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Kelima, berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa. Keenam, Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan menilai hasil kerja siswa.

Menurut Trianto (2007: 127), Langkah-langkah think pair share (TPS) terdiri dari tiga langkah. Pertama, Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berfikir (Thinking). Kedua, Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan (Pair). Ketiga, Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Keterampilan

(43)

berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara suka rela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan (Share).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model think pair share (TPS) adalah siswa berfikir tentang suatu masalah yang telah di ajukan guru dan menyatukan pendapatnya dengan pasangannya terhadap solusi masalah tersebut, dan berbagi msenyampaikan hasil pendapatnya didepan teman-teman sekelasnya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Think Pair Share (TPS)

Menurut Trianto (2007: 128) kelebihan think pair share adalah sebagai berikut. (1), Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM. (2), Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan. (3), Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. (4), Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. (5), Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

Menurut Hartina (2008:12) Kelebihan Model think pair share sebagai berikut. (1), Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang di ajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. (2), Siswa

(44)

akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. (3), Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. (4), Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. (5), Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun kelemahan think pair share menurut Trianto (2007: 128) yaitu. (1), Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya. (2), Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya. (3), Jalannya diskusi dapat di kuasai oleh beberapa siswa yang menonjol. (4), Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. (5), Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak (6), Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah. (7), Jumlah siswa yang terlalu besar didalam kelas akan mempengaruhi kesemptan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Menurut Trianto (2007:127) kelemahan dari think pair share sebagai berikut. (1), Suatu diskusi dapat diramalkan sebelum mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya. (2), Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu

(45)

yang belum pernah dipelajari sebelumnya. (3), Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. (4), Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. (5), Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. (6), Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan sebuah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari think pair share sebagai berikut. (1), Diskusi melibatkan semua siswa secara lansung dalam KBM. (2), Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan. (3), Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. (4), Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri. (5), Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.

4. Media Audio Visual

Pada bagian ini akan diuraikan (a) Pengertian Media Audio Visual, (b) Fungsi Media Audio Visual.

a. Pengertian Media Audio Visual

Menurut Arsyad (1996:30), pengajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pendengaran dan pandangan serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Pemahaman yang dipakai melalui audio visual

(46)

merupakan aspek verbalisme pada diri siswa. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini memiliki kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media audio (mendengar) dan media visual (melihat).

Media audio visual merupakan sebuah alat bantu audio visual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang lebih baik dan menggabungkan unsur yaitu unsur suara dan unsur gambar yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar.

Selanjutnya, Arsyad (1996:148) mengemukakan bahwa Media Audio Visual dapat digunakan untuk (1) Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar. (2) Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang jauh dari lokasi, (3) Menjadikan model yang akanditiru oleh siswa. (4) Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu masalah. Menurut Arsyad (1996:146), Media Audio Visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan dan terjangkau. Media Audio Visual meliputi film dan televi. Media audio visual (1) bersifat dapat didengar dan dilihat, (2) alat peraga bersifat dapat didengar dan dilihat seperti film.

b. Fungsi Media Audio Visual

Menurut Arsyad (2005:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual banyak memberikan manfaat asalkan guru dapat berperan aktif dalam

(47)

proses pembelajaran. Sedangkan menurut Usman (2002:24), Menyatakan media pengajaran juga berfungsi untuk (1) membantu memudahkan belajar bagi siswa dan guru, (2) memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi lebih konkrit), (3) menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pembelajaran tidak membosankan), (4) semua indra murid dapat diaktifkan (kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya), (5) dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media audio visual adalah untuk dapat meningkatkan pemahaman dan semangat siswa dalam belajar terutama dalam pembelajaran paragraf deskripsi.

5. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Berbantuan Media Audio Visual

Dalam proses pembelajaran Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) berbantuan Media audio visual pada keterampilan menulis Menurut Trianto (2007: 127) Langkah-langkah think pair share adalah sebagai berikut:

Menurut Istirani (2011:67) tahap-tahap pelaksanaan think pair share (TPS) adalah:

Tahap Kegiatan

Langkah 1 a. Guru menyampaikan inti materi karangan deskripsi dan kompetensi yang ingin dicapai.

Langkah 2 b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru.

Langkah 3 a. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (setiap kelompok 2 orang) dan

(48)

mengutarakan hasil pemikiran masing- masing.

Langkah 4 a. Guru memimpin hasil pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

Langkah 5 a. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

Langkah 6 a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan menilai hasil kerja siswa

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan studi kepustakaan, penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Dina Selviani (2011) FPBS UNP“ Keefektifan Media Audio Visual dalam Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMAN 2 Lubuk Alung”. Media audio visual yang digunakan dalam menulis paragraf deskripsi membantu siswa dalam mengembangkan ide dan pikirannya ke dalam bentuk tulisan deskripsi sesuai dengan objek (vidio) yang telah ditentukan oleh penulis. Kepada siswa diperlihatkan beberapa objek (vidio) yang perlihatkan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan media audio visual berada pada taraf kualitas baik (B) dengan nilai rata-rata 80,7 berada pada rentangan 76-85. Jadi, penelitian terdapat persamaan pada variabel terikat dan mempunyai perbedaan pada jenis penelitian, objek, dan model pembelajaran..

Kedua, Idrus Hakimi (2013) UNP dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Teknik Think Talk Write (TTW) Terhadap Kemampuan Menulis Karangan

(49)

Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata–rata nilai kemampuan menulis deskripsi tanpa menggunakan teknik TTW, anggota sampel adalah 57,56 dengan kualifikasi cukup. Dengan menggunakan teknik TTW, kemampuan menulis karangan deskripsinya, anggota sampelnya rata-rata dengan nilai 77,03 berada pada kualifikasi baik.

Sondang Admaja Samosir (2013) Universitas Medan melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Map) terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Oleh Siswa Kelas X SMN Negeri 2 Kabanjahe dari Tahun Pembelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kemampuan menulis karangan deskripsi oleh siswa sebelum menggunakan model peta pikiran (pre test) tergolong dalam kategori cukup, dengan nilai rata –rata siswa yaitu 63,87 dan setelah menggunakan model peta pikiran (post test) tergolong dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata siswa meningkat yaitu 75,25. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model peta pikiran (mind map) dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi memiliki pengaruh yang positif yaitu berupa perubahan yang signifikan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel dengan variabel. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Batang Kapas. Variabel penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif think pair share (TPS) Berbantuan Media Audio Visual Pada Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi. Tujuan pada penelitian ini adalah menekankan Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif think pair share (TPS)

Gambar

Tabel  6.  Skor  Menulis  Paragraf  Deskripsi  sebelum  Menggunakan  Model  Think  Pair  Share  Berbantuan  Media  Audio  Visual  Siswa  Kelas  X.3 SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan
Tabel Lanjutan  9  2  1  2  1  6  10  1  1  2  3  7  11  2  3  2  1  8  12  2  1  2  1  6  13  3  1  1  1  6  14  1  1  2  2  6  16  1  1  2  1  5  17  1  2  2  1  6  18  2  1  2  2  7  19  2  1  2  1  6  20  1  1  1  2  5  21  1  1  2  1  5  Jumlah  30  2
Tabel  7.  Skor  Menulis  Paragraf  Deskripsi  sesudah  Menggunakan  Model  Think Pair Share Berbantuan Media Audio Visual Siswa Kelas X.3  SMA Negeri 2 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan
Tabel  8.  Distribusi  Frekuensi  Keterampilan  Menulis  Paragraf  Deskripsi  sebelum Menggunakan Model Think Pair Share Berbantuan Media  Audio Visual (Pretest) Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 2 Batang Kapas  Kabupaten  Pesisir  Selatan  untuk  Indikator  I  M
+7

Referensi

Dokumen terkait

penguasaan konsep yang dimiliki siswa, pembelajaran biologi yang memiliki. konsep-konsep yangbersifat kontroversial di masyarakat diantaranya

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian Home Pharmacy Care pada pasien TBC ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan pasien dalam penggunaan obat

Didalam scene pada foto tersebut anggota komunitas dakwah jalanan sedang ngopi bersama di salah satu tempat yang biasa mereka gunakan untuk nongkrong bersama dalam

untuk mendapatkan informasi mengenai ke- mampuan promoter -aktin ikan mas dalam mengarahkan ekspresi gen EGFP dan pola ekspresi sementara gen EGFP pada fase embrio dan larva

Hasil pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada tabel 1, yang menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti yang positif virus Dengue berjumlah 24 ekor nyamuk dari 48 ekor nyamuk

skripsi yang berjudul “ Efektivitas Infusa Daun Sirih (Piper betle L.) Untuk Pengobatan Pada Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.) yang Terinfeksi.. Bakteri Aeromonas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah, dan dana pihak ketiga terhadap total aset bank syariah studi pada bank

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Marcellina dan Sugeng (2009) menyimpulkan bahwa semakin meningkatnya profesionalisme seorang auditor dalam