KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
3. Model Pembelajaran Think, Talk, Write (TTW)
Dalam pembahasan ini dibagi atas empat bagian, yaitu (a) pengertian model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW), (b) langkah-langkah penerapan model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW), dan (c) penerapan model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW) dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.
a. Pengertian Model Pembelajaran Think, Talk, Write (TTW)
Menurut Huda (2014:218), Think, Talk, Write (TTW) adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Sebagaimana namanya, strategi ini memiliki sintak yang sesuai dengan urutan di dalamnya, yakni think (berpikir), talk (berbicara/ diskusi), write (menulis). Selanjutnya, Shoimin (2016:212) menyatakan bahwa Think, Talk, Write (TTW) merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik dalam menulis. Think, Talk, Write (TTW) menekankan perlunya peserta didik mengomunikasikan hasil pemikirannya.
Dari pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW) merupakan model pembelajaran yang tepat untuk menulis, karena Think, Talk, Write (TTW) maksudnya adalah memikirkan suatu masalah yang diberikan guru, kemudian peserta didik harus bisa mengkomunikasikan (berbicara) melalui diskusi kelompok, kemudia siswa menuliskan hasil dari diskusi tersebut.
b. Langkah-langkah Penerapan Think, Talk, Write (TTW)
Menurut Shoimin (2016:214), mengemukakan tujuh langkah-langkah penerapan model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW). Pertama, guru membagikan LKS yang memuat soal-soal dan harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya. Kedua, peserta didik membaca masalah yang ada di LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan yang tidak diketahui dalam masalah tersebut (hal ini masuk dalam proses think/
berpikir). Ketiga, guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).
Keempat, siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (hal ini termasuk dalam proses talk/ berbicara). Kelima, dari hasil diskusi, peserta didi secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write). Keenam, perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lain menanggapi. Ketujuh, kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari.
Selanjutnya, menurut Huda (2014:220), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW) ada empat. Pertama, siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi. Kedua, siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (talk). Dalam hal ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide matematika dalam diskusi. Ketiga, siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat
pemahaman dan komunikasi matematika dalam bentuk tulisan (write). Keempat, kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum itu diminta perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok lain diminta memberikan tanggapan.
Selanjutnya, menurut Istarani (2014:59), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW) ada empat. Pertama, guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang membuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya. Kedua, siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think). Ketiga, siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan (talk), guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Keempat, siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa inti dari langkah-langkah penerapan model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW) tidak lepas dari think, talk, write. Di mana think menuntut siswa untuk berpikir dan memikirkan masalah yang diberikan oleh guru, talk menuntut siswa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sekelompok dalam menyampaikan ide-ide, serta write adalah bentuk pemahaman siswa yang dituangkan dalam bahasa tulis tentang pelajaran yang sudah dipelajari, dan yang terakhir adalah tahap refleksi dan kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dipelajari.
c. Penerapan Think, Talk, Write (TTW) Pada Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think, Talk, Write (TTW) dapat dijabarkan dalam bentuk tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Penerapan Model Pembelajaran Think, Talk, Write (TTW) pada Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi
No Tahap
Pembelajaran Teori Penerapan
1. Think (berpikir) Membaca secara komprehensif (reading media yang berisi teks negosiasi yang
2. Talk (berbicara) Berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang
mereka pahami. Hal ini akan terjadi ketika
struktur yang paling tepat dari pendapat masing-masing siswa.
3. Write (menulis) Menuliskan hasil diskusi kelompok.
Aktivitas menulis berarti
mengkonstruksikan ide, dalam bahasa tulis.
Setelah siswa
menemukan struktur mana yanag paling tepat dalam teks negosiasi yang sudah didiskusikan dalam kelompok, guru akan membimbing siswa untuk
mengkostruksikan ide dalam bahasa tulis, yaitu siswa akan menulis teks negosiasi sesuai dengan hasil diskusi dalam
kelompok pada buku latihannya masing-masing.
Istarani (2014:55) 4. Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Dalam pembahasan ini dibagi atas empat bagian, yaitu (a) pengertian model pembelajaran Number Head Together (NHT), (b) langkah-langkah penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT), dan (c) penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dalam pembelajaran menulis teks negosiasi.
a. Pengertian Model Pembelajaran Number Head Together (NHT)
Menurut Shoimin (2016:108) number head together (NHT) merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak tidak ada pemisahan
antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.
Selanjutnya, Huda (2014:203) mengungkapkan bahwa number head together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Sejalan dengan itu, Slavin (dalam Huda, 2014:203) mengungkapkan bahwa metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam kelompok.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa number head together (NHT) adalah suatu model pembelajaran yang mengutamakan kerja kelompok serta membantu siswa dalam meningkatkan perilaku sosial individu dalam kelompok.
b. Langkah-langkah Penerapan Number Head Together (NHT)
Menurut Huda (2014:203) tahap-tahap pelaksanaan Number Head Together (NHT) ada enam bagian. Pertama, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Kedua, masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor. Ketiga, guru memberi tugas/ pertanyaan pada masing-masing kelompok untuk mengerjakannya. Keempat, setiap kelompok setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Kelima, guru memanggil salah satu nomor secara acak. Keenam, siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
Selanjutnya, Kurniawan (dalam Asih, 2016:140) mengungkapkan langkah-langkah pelaksanaan Number Head Together (NHT) ada enam. Pertama, siswa
dibagi dalam kelompok, dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. Kedua, guru memberikan tugas dan tiap-tiap kelompok mengerjakannya.
Ketiga, kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan dan mengetahui jawabannya. Keempat, guru memanggil salah satu nomor siswa, dengan nomor yang dipanggil, untuk melaporkan hasil kerjasama mereka. Kelima, tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. Keenam, kesimpulan.
Sejalan dengan itu, Shoimin (2016:108) berpendapat bahwa langkah-langkah penerapan Number Head Together (NHT) ada enam. Pertama, siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Kedua, guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Ketiga, kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya dengan baik. Keempat, guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil keluar kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil kerjasama mereka. Kelima, tanggapan dengan teman yang lain, kemudian dengan menunjuk nomor yang lain.
Keenam, kesimpulan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam penerapan Number Head Together (NHT) adalah siswa dibagi dalam kelompok terlebih dahulu, kemudian setiap siswa dalam kelompok di beri nomor. Selanjutnya siswa akan di beri tugas dan setiap kelompok bertanggungjawab mendiskusikan jawaban yang benar, kemudian guru
memanggil acak nomor dari kelompok untuk menjelaskan hasil kerja mereka bersama dalam kelompok, sedang kelompok lain menanggapi.
c. Penerapan Number Head Together (NHT) Pada Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat dijabarkan dalam bentuk tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2
Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) pada Pembelajaran Menulis Teks Negosiasi
No Tahap
Pembelajaran Teori Penerapan
1 Pengelompokan Guru memberikan motivasi kepada siswa
2 Pemberian tugas Guru memberikan tugas pada tiap-tiap kelompok struktur teks dari teks negosiasi yang sudah dibagikan guru.
Membimbing siswa untuk mulai berdiskusi mencari struktur teks dari teks negosiasi yang sudah diberikan guru
Siswa mulai
mendiskusikan struktur teks yang tepat dalam teks negosiasi yang sudah diberikan oleh
bersama teman yang dirasa sudah tepat sesuai kesepakatan kelompok dalam buku latihan masing-masing.
3 Presentasi Guru memanggil salah satu nomor secara acak dan menyuruh siswa
4 Kesimpulan Guru menyimpulkan
pembelajaran hari itu bersama siswa.
Membuat kesimpulan pada pembelajaran hari itu.