• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik (Ahmadi, 2014: 64). Menurut Sudjana (2001: 92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran

diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Bedasarkan uraian tersebut, peneliti membuat pengembangan model perangkat pembelajaran dengan menggunakan model pengembangan milik Kemp.

Ahmadi mengungkapkan bahwa (2014: 68) Kemp merupakan model yang membentuk siklus. Model ini berorientasi pada pembelajaran yang menyeluruh dan dapat digunakan diseluruh jenjang pendidikan. Ada 4 unsur yang merupkan dasar dalam membuat model Kemp yaitu, (1) untuk siapa program itu dirancang, (2) apa yang harus dipelajari, (3) bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik, (4) bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung.

Gambar 3. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang telah direvisi (Morrison, dkk., 2011: 17)

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan model pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp (dalam Trianto, 2010: 82-89) adalah sebagai berikut :

1. Instructional Problems (Masalah Pembelajaran)

Pada tahap ini dilakukan identifikasi untuk melihat ada tidaknya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi dilapangan. Aspek yang dilihat antara lain menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

2. Learner Characteristics (Karakteristik Siswa)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa mulai dari ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu maupun kelompok.

1) Tingkah Laku Awal Siswa

Dilakukan identifikasi terhadap keterampilan-keterampilan khusus yang dimilii oleh siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Keterampilan-keterampilan khusus tersebut harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif.

2) Karakteristik Siswa

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik secara individu maupun sebagai

kelompok. Hasil dari analisis ini dapat dijadikan sebagai gambaran untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3. Task Analysis (Analisis Tugas)

Analisis tugas atau disebut juga analisis tujuan tidak lain dari analisis isi pelajara analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk rencana pelajaran dan lember kegiatan siswa.

1) Analisis Struktur Isi

Analisis ini dilakukan untuk mencermati kurikulun yang sesuai mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, subpokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan.

2) Analisis Konsep

Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutannya dan merinci konsep-konsep yang relevan. Hasil dari analisis ini berupa peta konsep.

3) Analisis Prosedural

Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil dari analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural.

Analisis ini dilakukan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu. Hasil dari analisis ini adalah cakupan konsep/ tugas yang akan diajarkan dalam satu rencana pelajaran. 4. Instructional Objectives (Merumuskan Indikator)

Tahap ini dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional. Fungsi dari merumuskan indikator yaitu sebagai alur untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan sebagai panduan siswa dalam belajar.

5. Content Sequencing (Urutan Materi Pembelajaran)

Pada tahap ini, isi pokok bahasan akan diurutkan terlebuh dahulu. Pokok bahasan yang diurutkan antara pengetahuan prasyarat, familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa.

6. Instructional Strategies (Strategi Pembelajaran)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujian. Kegiatan dalam tahap ini adalah pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuannya.

1) Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran 2) Pemilihan Format

Menurut Morrison (2011: 16), memilih alat dan bahan yang disesuaikan dengan tujuan dapat membantu keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Jika sumber-sumber pelajaran yang dipilih dan disiapkan dengan baik, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan .menggambarkan isi materi dengan lebih jelas.

8. Development of Instruction (Pengembangan Instruksi)

Morrison (2011: 16) menjelaskan bahwa setelah melengkapi proses analisis dan mendesain media dan sumber belajar, langkah selanjutnya adalah menyiapkan semua bahan ajar seperti halaman web, bahan cetak, dan rekaman video.

9. Evaluation Instrumens (Instrumen Penilaian)

Instrumen penilaian disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Kriteria penilaiannya adalah penilaian acuan patokan sehingga hasil tes belajar yang dikembangkan harus dapat mengukur tingkat pencapaian tujuan pembelajaran khusus.

10. Revision (Revisi Perangkat)

Kegiatan revisi ini dilakukan secara terus-menerus dalam pembuatan perangkat pembelajaran. Revisi ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Revisi dapat dilakukan setelah melalui tahap telaah oleh

para pakar, hasil simulasi pembelajaran, hasil uji coba pertama, maupun hasil uji coba kedua.

11. Summative Evaluation (Penilaian Sumatif)

Evaluasi ini digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan untuk pelajaran tertentu.

12. Formative Evaluation (Penilaian Formatif)

Penilaian ini dilakukan untuk menemukan kelemahan dalam perencanaan pembelajaran sehingga berbagai kekurangan ini dapat dihindari sebelum perangkat pembelajaran tersebut dipakai secara luas. 13. Confirmative Evaluation (Evaluasi Penegasan)

Morrison (2011: 18) menjelaskan bahwa proses evaluasi penegasan adalah proses untuk menentukan apakah desain yang telah dirancang tetap sesuai dari waktu ke waktu.

14. Planning (Perencanaan)

Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur dan secara terus-menerus menilai kembali hubungan setiap bagaian itu dengan tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur yang lain.

15. Implementation (Pelaksanaan)

Morrison (2011: 18) memaparkan bahwa selain mendesain instruksi, penting juga untuk merencanakan pelaksanaan. Pelaksanaan

seperti evaluasi formatif dilakukan diawal dalam proses merancang instruksional. Perencanaan dalam pelaksanaan yang dilakukan seawal mungkin, dapat membantu memastikan kelancaran program instruksional.

16. Project Management (Manajemen Proyek)

Manajemen proyek diperlukan untuk mengelola jadwal dan anggaran untuk proyek. Upaya yang diperlukan untuk manajemen proyek ditentukan oleh lingkup proyek.

17. Support Services (Pelayanan Pendukung)

Layanan pendukung sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Selama proses pengembangan dibutuhkaan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait. Beberapa hal lain seperti anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan juga merupakan pelayanan pendukung yang dibutuhkan.

2.2.1 Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan

Peneliti mengembangkan perangkat pembelajara berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH), materi ajar, instrumen penilaian dan Lembar Kerja Siswa (LKS) mengacu Kurikulum SD 2013 yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Menurut Trianto (2010: 69) silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu mencakup kompetensi inti,

kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Poerwati (2013: 150) menyampaikan bahwa silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Sedangkan Fadillah menyampaikan bahwa silabus digunakan sebagai acuan dalam membuat dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Terdapat tujuh ruang lingkup dalam silabus yang meliputi (1) kompetensi inti, (2) kompetensi dasar, (3) materi pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) penilaian, (6) alokasi waktu, dan (7) sumber belajar (Fadillah , 2014: 135-136).

Rencana Pelaksanaan Tematik Harian (RPPTH) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai suatu kompentensi yang dijabarkan dalam silabus. RPPTH disusun secara lengkap dan sistematis karena akan dijadikan sebagai panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan (Trianto, 2010: 108). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

Materi ajar merupakan materi yang disampaiakan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Materi ajar mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan (Fadillah , 2014: 136). Materi ajar dibuat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak usia dini.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk peserta didik dalam memperoleh, menganalisis, dan menafsir data dari peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Trianto 2010: 101). Menurut Prastowo (2013: 401) penilaian dapat diartikan juga sebagai usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan maupun perkembangannya yang telah dicapai, baik berkaitan dengan proses maupun hasil pembelajaran.

Menurut Trianto (2007: 73), Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang di dalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Terdapat beberapa komponen dalam LKS seperti : judul eksperimen, teori singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan, serta pertanyaan dan kesimpulan untuk bahan diskusi (Trianto, 2009: 223).

Dokumen terkait