• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.1 Kurikulum SD 2013

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan lima faktor yaitu tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, dan penguatan materi (Permen No 67, 2013: 1). Tantangan internal ini terkait dengan kondisi pendidikan dan perkembangan penduduk Indonesia. Kondisi pendidikan mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Terkait dengan perkembangan penduduk, Indonesia saat ini memiliki penduduk usia produktif yang lebih banyak dari usia tidak produktif. Jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncak pada tahun 2020- 2035 hingga 70%. Untuk mengahadapi hal tersebut perlu dilakukan upaya untuk membuat penduduk usia produktif ini menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan. Tantangan Eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan (Permen No 67, 2013: 2).

Selain tantangan internal dan eksternal, dilakukan penyempurnaan dalam pola pikir pengembangan kurikulum 2013. Berikut adalah pola pikir pengembangan kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya :

1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);

4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Penguatan tata kelola di dalam Kurikulum 2013 juga dilakukan sebagai berikut ini :

1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;

2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

Tata kelola pelaksanaan kurikulum dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Tata Kelola Pelaksanaan Kurikulum

(Suyanto dalam Husamah, 2013)

Elemen Ukuran Tata Kelola

KTSP 2006 Kurikulum 2013

Guru Kewenangan Hampir mutlak Terbatas

Kompetensi Harust inggi Sebaiknya tinggi.

Beban Berat Ringan

Efektivitas waktu untuk kegiatan pembelajaran

Rendah Tinggi

Buku Peran penerbit Besar Kecil

Variasi materi dan proses

Tinggi Rendah

Variasi beban siswa

Tinggi Rendah

Siswa Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya oleh guru

Tidak sepenuhnya tergantung oleh guru.

penyimpangan Besar

penyimpangan

Tinggi Rendah

Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin

Mudah

Penyusunan Silabus

Guru Hampir mutlak Pengembangan

dari yang sudah disiapkan.

Pemerintah Hanya sampai SK-KD Mutlak

Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran tematik harian tematik harian

Guru hampir Mutlak Kecil, kecuali

untuk

pengembangan dari yang ada pada buku teks Supervisi penyusunan dan pemantauapemerintah daerah Supervisi pelaksanaan dan pemantauan Pelaksanaan pembelajaran

Guru Mutlak Hampir mutlak

Pemerintah daerah Pemantauan kesesuaian dengan rencana Pemantauan kesesuaian dengan buku teks Penajaminan Mutu

Pemerintah Sulit, karena variasi terlalu besar

Mudah, karena mengarah pada pedoman yang sama.

Faktor terakhir dalam pengembangan kurikulum 2013 adalah penguatan materi. Penguatan materi ini dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik (Permen No 67, 2013: 3). Pendalaman dan perluasan materi ini didasarkan pada materi-materi pembelajaran yang dikembangkan di negara-negara maju, namun tetap dibandingkan dengan kondisi yang ada di Indonesia (Husamah, 2013: 10).

Pengembangan kurikulum 2013 turut mengubah elemen dari kurikulum yang sebelumnya. Ada empat standar kurikulum yang mengalami perubahan yaitu, standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian.

Gambar 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 dikutip dari Press Workshop:Impementasi Kurikulum 2013

Keempat standar tersebut terdapat dalam gambar di atas. Selanjutnya keempat standar tersebut dirumuskan ke dalam tujuh elemen sebagai berikut, (1) Kompetensi Lulusan, terdapat peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetisi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (2) Kedudukan Mata Pelajaran, kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. (3) Pendekatan, kompentensi di sekolah dasar dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua pelajaran. (4) Struktur Kurikulum, setiap jenjang pendidikan memiliki struktur kurikulum yang berbeda. Pada jenjang sekolah dasar menggunakan struktur kurikulum holistik berbasis sains, jumlah mata pelajaran yang semula 10 di ubah menjadi 6 dan jumlah jam bertambah 4jp/ minggu akibat dari perubahan pendekatan pembelajaran. (5) Proses Pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas, siswa tidak hanya memperoleh sumber belajar dari guru saja, sikap diajarkan melalui contoh dan teladan, pembelajaran di sekolah dasar menjadi tematik terpadu, dan dilengkapi dengan kegiatan mengamati, menanya,

mengolah, menalar, menyajikan, dan menyimpulkan, dan mencipta. (6) Penilaian dilakukan secara otentik yaitu mengukur seluruh kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. (7) Kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah dasar antara lain Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.

Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa dilakukannya penataaan ulang Standar Nasional Pendidikan untuk menyempurnakan pendidikan Nasional di Indonesia melalui implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar.

2.1.1.2 Penguatan Pendidikan karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat

Dokumen terkait