• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Di dalam modul telah dilengkapi petunjuk yaitu bagaimana cara peserta didik menggunakan modul serta bagaimana cara peserta didik belajar sendiri menggunakan modul. Sehingga modul disebut juga sebagai media untuk belajar mandiri. Selain itu peserta didik dapat melakukan kegiatan

29

belajar tanpa pengajaran oleh guru secara langsung. Bahasa yang terdapat dalam modul ini dirancang sehingga seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran kepada

peserta didik. Dalam penyusunan modul ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain karakteristik modul, fungsi dan tujuan modul, elemen mutu modul, serta prinsip penulisan modul.

1. Karakteristik Modul

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), untuk mewujudkan modul pembelajaran yang efektif, maka perlu diperhatikan bahwa modul hendaknya memenuhi karakteristik antara lain self instruction, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly.

a. Self Instruction (Kejelasan Komponen Modul)

Self instruction merupakan karakteristik yang penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan modul yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, serta dapat menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

30

2) Memuat materi pembelajaran yang disusun dalam bagian-bagian kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan peserta didik dalam mempelajari modul secara tuntas.

3) Terdapat contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran. Selain itu contoh dan ilustrasi juga dapat disusun semenarik mungkin, agar peserta didik semakin termotivasi untuk belajar menggunakan modul.

4) Memuat soal-soal latihan, tugas, lembar kerja peserta didik dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan materi peserta didik.

5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan siswa.

6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif

7) Memuat rangkuman materi pembelajaran di bagian akhir materi pembelajaran

8) Memuat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian sendiri (self assessment).

9) Memuat umpan balik atas peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi. Umpan balik dapat berupa kunci jawaban dan cara menilai hasil pengerjaan yang telah dilakukan peserta didik

31

10) Memuat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran. Informasi ini dapat berupa daftar pustaka yang memuat referensi dalam penyusunan modul.

b. Self Contained (Kelengkapan Materi)

Self contained merupakan karakteristik yang dapat dipenuhi jika seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut atau dapat dikatakan bahwa materi yang terdapat dalam modul sudah lengkap. Tujuan dari karakteristik ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi pembelajaran dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika akan dilakukan pembagian atau pemisahan materi berdasarkan satu persatu standar kompetensi, maka perlu diperhatikan keluasan standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

c. Stand Alone (Ketidakbergantungan Modul)

Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar atau media lain, atau dapat dikatakan modul tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain. Sehingga peserta didik tidak perlu menggunakan bahan ajar lain untuk mempelajari modul tersebut. Jika siswa masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar selain modul yang digunakan, maka

32

bahan ajar tersebut tidak memenuhi karakteristik modul yang berdiri sendiri.

d. Adaptive (Menyesuaikan Perkembangan)

Adaptive merupakan karakteristik yang menggambarkan bahwa modul tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang sedang terjadi. Modul diharapkan memiliki adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi yang sedang berkembang.

Modul dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes.

e. User Friendly (Ramah Penggunaan)

User Friendly merupakan karakteristik modul yang menggambarkan bahwa modul tersebut ramah penggunaannya. Dalam hal ini modul diharapkan dapat memenuhi sifat yang bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi/perintah dan paparan informasi lainnya bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya. Selain itu instruksi/perintah dan paparan informasi yang terdapat dalam modul juga diharapkan dapat memberikan kemudahan pemakaian dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Modul disusun dengan menggunakan kalimat aktif dengan bahasa yang

33

sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan.

2. Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008), Penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Memperjelas dan mempermudah penyajian tujuan pembelajaran kepada peserta didik, sehingga tidak terlalu bersifat verbal.

b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta didik maupun guru/pengajar.

c. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan peserta didik dapat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.

d. Memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

3. Elemen Mutu Modul Pembelajaran

Menurut Rahdiyanta (2016), untuk menghasilkan modul pembelajaran yang mampu memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen sebagai syarat, yaitu: format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong dan konsistensi.

34 a. Format

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan format modul adalah sebagai berikut.

1) Penggunaan format kolom (tunggal atau multi) harus proporsional.

Artinya penggunaan kolom baik tunggal atau multi harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kertas yang digunakan. Jika menggunakan kolom multi, hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom diatur secara proporsional.

2) Pengunaan format kertas (vertikal atau horisontal) harus tepat.

Artinya penggunaan format kertas baik secara vertikal maupun horisontal harus memperhatikan tata letak dan format pengetikan.

3) Penggunaan tanda-tanda (ikon) harus mudah ditangkap karena tanda-tanda tersebut bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus. Tanda/ikon dapat berupa gambar, tulisan yang cetak tebal, cetak miring dan lain-lain.

b. Organisasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan organisasi modul adalah sebagai berikut.

1) Tampilan peta/bagan pada modul dapat menggambarkan cakupan materi yang akan dibahas dalam modul.

35

2) Susunan isi materi pembelajaran harus urut dan sistematis, sehingga memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran.

3) Susunan seluruh isi modul, gambar dan ilustrasi harus disusun sedemikian rupa sehingga informasi mudah diterima dan dimengerti oleh peserta didik.

4) Susunan antarbab, antarunit, antarparagraf harus disusun berdasarkan alur yang runtut sehingga memudahkan peserta didik dalam memahaminya.

5) Susunan antar judul, sub judul, dan uraian harus disusun berdasarkan alur yang runtut sehingga mudah diikuti oleh peserta didik.

c. Daya tarik

Daya tarik modul dapat ditempatkan dibeberapa bagian seperti:

1) Bagian sampul (cover) depan, dikombinasikan dengan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.

2) Bagian isi modul disusun dengan menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna, agar peserta didik semakin termotivasi untuk belajar dengan menggunakan modul.

36

3) Tugas dan latihan disusun sedemikian rupa sehingga menarik bagi peserta didik.

d. Bentuk dan Ukuran Huruf

Persyaratan bentuk dan ukuran huruf pada modul adalah:

1) Bentuk dan ukuran huruf yang digunakan harus mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum peserta didik.

2) Perbandingan huruf yang digunakan harus proporsional antar judul, sub judul, dan isi naskah.

3) Penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks sebaiknya harus dihindari karena dapat membuat peserta didik kesulitan dalam membaca isi modul.

e. Ruang (Spasi Kosong)

Penggunaan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar bertujuan untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambahkan catatan yang dianggap penting oleh peserta didik serta memberikan kesempatan jeda kepada peserta didik. Kemudian spasi kosong harus ditempatkan secara proporsional.

Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa tempat seperti:

1) Ruangan sekitar judul bab dan subbab.

2) Batas tepi (marjin).

3) Spasi antar kolom.

37

4) Pergantian antar paragraf dan setiap awal kalimat diawali dengan huruf kapital.

5) Pergantian antar bab.

6) Penggunaan bentuk dan huruf harus konsisten dari halaman satu ke halaman selanjutnya. Selain itu usahakan tidak menggabungkan beberapa tulisan dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu banyak variasi, karena dapat membingungkan peserta didik.

7) Penggunaan jarak spasi harus konsisten. Misalnya jarak antar judul dengan baris pertama, atau jarak antara judul dengan teks utama.

Jika jarak baris atau spasi tidak, maka tampilan modul akan dianggap buruk dan tidak rapih.

8) Penggunaan tata letak pengetikan harus konsisten, baik pola pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.

f. Konsistensi

Semua elemen yang terdapat pada modul baik yang terkait dengan format penulisan, organisasi, bentuk huruf maupun ruang kosong harus konsisten.

4. Prinsip Penulisan Modul

Menurut Rahdiyanta (2015) dalam penyusunan modul pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan antara lain, modul yang dikembangkan harus berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan kondisi.

38

Analisis tersebut mencakup materi ajar apa yang akan diajarkan, jumlah modul yang diperlukan, subyek yang akan menggunakan modul, serta hal-hal lain yang dinilai penting. Sejalan dengan hal-hal tersebut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008) juga mengungkapkan bahwa, dalam penulisan modul perlu didasarkan pada prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut:

a. Dalam penyusunan modul, materi ajar perlu diurutkan sedemikan rupa sehingga peserta didik mudah dalam mempelajarinya. Urutan materi ajar tersebut yaitu dari materi mudah ke materi sulit, dari materi yang diketahui secara umum ke materi yang belum diketahui atau belum pernah didapatkan sebelumnya, kemudian dari materi yang memuat pengetahuan ke materi yang memuat penerapan.

b. Dalam penyusunan modul, tes/evaluasi perlu dipadukan ke dalam pembelajaran modul supaya peserta didik dapat menentukan apakah mereka telah mencapai tujuan pembelajaran, serta peserta didik dapat memeriksa ketercapaian tujuan pembelajaran mendapatkan umpan balik yang sesuai.

c. Dalam penyusunan modul, hasil belajar yang berpedoman pada tujuan pembelajaran pada setiap kegiatan diberikan kepada peserta didik sehingga mereka dapat menimbang secara mandiri apakah mereka

39

telah mencapai tujuan pembelajaran tersebut atau belum pada saat melakukan pembelajaran menggunakan modul.

d. Dalam penyusunan modul, umpan balik perlu disediakan untuk peserta didik sehingga mereka dapat mengontrol proses belajar dan mendapatkan perbaikan jika diperlukan. Sebagai contoh yaitu memberikan kriteria atas hasil tes yang dapat dilakukan secara mandiri.

Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebelum menyusun modul ada beberapa prinsip penyusunan modul yang penting untuk diperhatikan antara lain: (1) modul yang disusun harus berdasarkan analisis kebutuhan, (2) materi ajar dalam modul perlu diurutkan sedemikan rupa, (3) tes/evaluasi perlu dipadukan ke dalam modul pembelajaran, (4) hasil belajar yang berpedoman pada tujuan pembelajaran perlu diberikan kepada peserta didik, (5) umpan balik perlu disediakan untuk peserta didik.

Dokumen terkait