• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika adalah pola-pola perbuatan atau kemampuan

yang dimiliki siswa dalam aspek kognitif setelah menerima pengalaman

2. Motivasi Belajar Matematika

Motivasi belajar adalah suatu dorongan, baik internal maupun eksternal,

yang menyebabkan siswa bersemangat dalam pembelajaran matematika.

3. Kemampuan Pemecahan Masalah

Kemampuan pemecahan masalah adalah kesanggupan siswa untuk

menyelesaikan masalah, baik masalah matematika maupun masalah

kehidupan nyata, melalui tahap-tahap: memahami masalah, merancang

rencana penyelesaian atas masalah, melaksanakan rencana penyelesaian atas

masalah dan melihat kembali penyelesaian.

4. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius

Kakaskasen Tahun Ajaran 2014/2015

Pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius

Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015 adalah daya yang timbul dari

dorongan-dorongan yang menyemangati siswa untuk belajar matematika dan

kesanggupan siswa untuk memecahkan masalah, baik masalah matematika

maupun masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata, yang

membentuk perubahan pola-pola perbuatan matematis dalam aspek kognitif

yang dimiliki siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka diharapkan

penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberi sumbangan dalam pengujian teori bahwa motivasi belajar dan

kemampuan pemecahan masalah berpengaruh terhadap hasil belajar

matematika siswa Kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.

b. Menyumbangkan pemikiran yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

meningkatkan hasil belajar matematika siswa demi pengembangan

kualitas pendidikan di SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah kajian pustaka di SMA Katolik Seminari Xaverius

Kakaskasen tentang ilmu pendidikan, khususnya berkenaan dengan hasil

belajar siswa, motivasi belajar siswa dan kemampuan siswa dalam dunia

pendidikan.

b. Menjadi masukan bagi para guru, khususnya guru matematika di SMA

Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen, dalam mengembangkan kualitas

pembelajaran matematika di sekolah.

3. Manfaat Bagi Peneliti

a. Menambah dan meningkatkan pengalaman sebagai peneliti dalam ilmu

pendidikan demi meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di

b. Menambah kesadaran dalam diri peneliti yang merupakan calon guru

matematika di SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tentang

pentingnya pengaruh motivasi belajar dan kemampuan matematis

terhadap hasil belajar matematika siswa.

H. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal,

isi, dan akhir. Berikut ini adalah sistematika penulisan skripsi ini secara lengkap:

1. Bagian awal skripsi. Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman

pengesahan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar,

daftar isi ,daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:

– Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

– Bab II : Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang kajian motivasi belajar, kajian kemampuan pemecahan masalah, kajian hasil belajar matematika,

penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

– Bab III : Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, objek penelitian, perumusan variabel

penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,

teknik analisis data, prosedur pelaksanaan penelitian, tempat dan waktu

pelaksanaan penelitian.

– Bab IV : Pelaksanaan Penelitian, tabulasi data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang deskripsi lokasi

penelitian, hasil ujicoba instrument dan tindak lanjut, pelaksanaan

pengumpulan data, tabulasi data, analisis data, pembahasan hasil

penelitian, dan kelemahan penelitian.

– Bab V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan hasil dan saran serta hasil penelitian.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan

Nasional, 2008: 930), motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.

Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat

dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi bertumbuh di dalam diri

seseorang (Sardiman, 2012: 75). Menurut Winardi (2011: 133), motivasi

merupakan sebuah predisposisi untuk bertindak dengan cara yang khusus dan

yang terarahkan kepada tujuan tertentu.

Chung dan Megginson (dalam Triton, 2009: 165) mendeskripsikan

motivasi sebagai “goal directed behavior. It concerns the level effort one exerts in pursuing a goal.” Motivasi berkaitan erat dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengejar suatu tujuan.

Sardiman (2012: 74) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu

perbuatan atau kegiatan yang dilakukan secara sadar, meskipun tidak tertutup

kemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang mungkin saja

melakukan suatu kegiatan yang tidak disukainya. Motivasi juga dapat dinilai

sebagai suatu daya dorong yang menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu

untuk mencapai tujuan. Menurut Siagian (2004: 79), motivasi menjadi dasar

utama bagi seseorang melakukan sesuatu untuk memuaskan berbagai

kebutuhannya .

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental

itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Ada ahli psikologi

pendidikan yang menyebut kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar

tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental

yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku

belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,

menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu

(Dimyati dan Mudjiono, 2013: 80).

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar siswa adalah

dorongan yang menyebabkan siswa bersemangat dalam menjalankan tugasnya

sebagai pelajar demi mencapai suatu tujuan.

2. Komponen-Komponen Motivasi

Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu kebutuhan, dorongan dan

tujuan (Dimiyati dan Mudjiono, 2013: 80). Kebutuhan muncul berdasarkan

memunculkan dorongan yang menggerakkan seseorang untuk memenuhi

harapannya dan mencapai tujuannya. Tujuan adalah apa yang ingin dicapai

oleh seseorang. Dengan tercapainya tujuan berarti telah terpenuhi kebutuhan

individu. Komponen kebutuhan dan dorongan sifatnya internal karena berada

dalam diri seseorang, sedangkan komponen tujuan sifatnya eksternal karena

berada di luar individu. Sejalan dengan itu Maslow mengemukakan bahwa

studi motivasi merupakan studi tentang tujuan, keinginan dan kebutuhan

manusia.

Proses interaksi timbal balik antara kedua unsur tersebut terjadi dalam diri

sseseorang, namun dapat dipengaruhi oleh sesuatu di luar diri manusia,

misalnya kondisi cuaca, kondisi lingkungan, sarana prasarana, dan sebagainya.

Oleh karena itu dapat saja terjadi perubahan motivasi pada diri seseorang

dalam waktu singkat, jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan

atau mungkin tidak terpenuhi.

Kebutuhan muncul bila seseorang merasa ada ketidakseimbangan antara

apa yang ia miliki dengan yang ia harapkan. Misalnya, siswa merasa bahwa

hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia

merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik dalam mengatur waktu dan

cara belajar. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu siswa

mengubah cara belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dan mencapai tujuan

3. Jenis-jenis Motivasi

Jenis-jenis motivasi dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh,

seseorang yang senang membaca, tidak perlu ada yang mendorong atau

menyuruhnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kalau

dilihat dari tujuan kegiatan yang dilakukannya, maka yang dimaksud

dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung

dalam perbuatan itu sendiri (Sardiman, 2012: 89-90).

Beberapa tanda adanya motivasi intrinsik dalam diri siswa adalah (1)

Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa

menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pelajaran berlangsung; (2)

Adanya suasana hati yang positif, seperti keseriusan dan keceriaan; (3)

Munculnya pertanyaan dan pengamatan siswa yang mengaitkan materi

pelajaran dengan kehidupan nyata; (4) Terdapat diskusi personal lanjutan

setelah selesainya jam pelajaran; (5) Menyerahkan tugas atau proyek kerja

tanpa diingatkan oleh guru; (6) Berusaha keras dan tidak menyerah dalam

mengatasi kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas; (7)

Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan memanfaatkan

berbagai strategi dan sumber belajar (Gintings, 2010: 90).

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh, seorang siswa belajar karena

tahu besok ada ujian dengan harapan mendapat nilai baik dan dipuji oleh

orang lain. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui

sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai baik. Kalau dilihat dari segi tujuan

kegiatan yang dilakukan, tidak secara langsung berhubungan dengan esensi

apa yang dilakukannya itu (Sardiman, 2010: 90-91).

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik bisa positif bisa

negatif. Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa

akan hukuman yang akan diberikan oleh guru mendorong siswa untuk

mengerjakan pekerjaan rumah. Contoh motivasi ekstrinsik yang positif

adalah dorongan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin

mendapat pujian dari guru (Gintings, 2010: 88-89).

4. Karakteristik Motivasi Belajar Tinggi

Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan dengan ciri-ciri seseorang

melakukan pekerjaan dengan baik dan kinerja yang tinggi. Kebutuhan akan

berprestasi tinggi merupakan suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang

mencapai keberhasilan dan memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu

secara lebih lebih baik dari sebelumnya

Model-model pengukuran motivasi telah banyak dikembangkan.

McClelland (dalam Mangkunegara, 2005: 22) mengemukakan 6 karakteristik

orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu: 1) Memiliki tingkat

tanggung jawab pribadi yang tinggi; 2) Berani mengambil dan memikul resiko;

3) Memiliki tujuan realistik; 4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan

berjuang untuk merealisasikan tujuan; 5) Memanfaatkan umpan balik yang

konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan; 6) Mencari kesempatan untuk

merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan

menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam

belajar. Upaya siswa dalam mencapai keberhasilan belajar meliputi

mendengarkan ceramah dengan serius, menjawab pertanyaan, berpartisipasi

aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Bahkan

tidak jarang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan

memberikan masukan dalam bentuk gagasan atau usulan kepada guru atau

kepada kelas tentang berbagai kegiatan tambahan bahkan tugas tambahan

untuk memperluas dan memperdalam lingkup materi pelajaran yang harus

dipelajari.

Motivasi yang tinggi membuat siswa haus akan berbagai aspek yang

terkait dengan topik dan mata pelajaran yang dipelajarinya. Ia pun akan

atau kurikulum. Ia mencari sendiri materi pelajaran yang ingin dikuasainya

melalui berbagai sumber dan cara menurut inisiatifnya sendiri (Gintings, 2010:

86-87).

Dokumen terkait