BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Histogram 4.3 Skor Hasil Belajar Matematika
Skor Hasil Belajar Matematika
3. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah dengan hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen. Koefisiennya
menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap hasil belajar
matematika. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Nilai 0 berarti tidak ada
hubungan sama sekali dan nilai 1 berarti terjadi hubungan sempurna. Nilai
semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, dan
sebaliknya nilai semakin mendekati 0 berarti hubungan yang terjadi semakin
Menurut Sugiyono (2011: 257) pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisian korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.19
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah 0,200 – 0,399 Rendah 0,400 – 0,599 Sedang 0,600 – 0,799 Kuat 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Berdasarkan pedoman di atas, korelasi variabel bebas dan variabel terikat
secara parsial menunjukkan relasi yang kuat. Tabel correlations menunjukkan
hal berikut ini:
Tabel 4. 20
Hasil Analisis Korelasi Secara Parsial
Hasil Belajar Motivasi Belajar Kemampuan Pemecahan Masalah Pearson Correlation Hasil Belajar 1.000 .764 .780 Motivasi Belajar .764 1.000 .765 Kemampuan Pemecahan Masalah .780 .765 1.000 Sig. (1-tailed) Hasil Belajar . .000 .000 Motivasi Belajar .000 . .000 Kemampuan Pemecahan Masalah .000 .000 .
N Hasil Belajar 39 39 39 Motivasi Belajar 39 39 39 Kemampuan Pemecahan Masalah 39 39 39
Tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi belajar dengan
hasil belajar matematika sebesar 0,764 dengan signifikansi 0,000. Hal ini
berarti ada korelasi yang kuat dan signifikan antara motivasi belajar dan hasil
belajar matematika. Demikian juga korelasi antara kemampuan pemecahan
masalah dan hasil belajar matematika sebesar 0,780 dengan signifikansi 0,000
menunjukkan adanya korelasi yang kuat dan signifikan antara kemampuan
pemecahan masalah dan hasil belajar matematika.
Secara bersama-sama variabel-variabel terikat juga memiliki korelasi yang
sangat kuat dengan variabel bebas. Dari hasil analisis regresi ganda pada output
model summary diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.21
Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .822a .676 .658 1.710
a. Predictors: (Constant), Kemampuan Pemecahan Masalah, Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R sebesar 0,822. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara motivasi
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
pada tahun ajaran 2014/2015.
4. Analisis Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linear digunakan untuk mengetahui
tingkat ketepatan suatu garis regresi. Semakin besar nilai R2 maka semakin
kuat pula kemampuan model regresi yang diperoleh untuk menerangkan
kondisi yang sebenarnya. Selain itu analisis regresi juga bertujuan untuk
mengetahui besar prosentase sumbangan pengaruh variabel motivasi belajar
dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015.
Koefisien R2 menunjukkan besar prosentase sumbangan pengaruh yang
diberikan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika. Jika R2 sama dengan 0, maka
tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variasi
variabel motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil
belajar matematika. Sebaliknya, jika R2 sama dengan 1, maka sumbangan
pengaruh yang diberikan adalah sempurna atau variasi variabel motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi variabel hasil belajar matematika.
Dari hasil analisis regresi pada output model summary diperoleh data
Tabel 4.22
Hasil Analisis Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .822a .676 .658 1.710
a. Predictors: (Constant), Kemampuan Pemecahan Masalah, Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai R2 sebesar 0,676. Besaran ini
menunjukkan efektivitas garis regresi yang diperoleh dalam menjelaskan
variasi pada variabel hasil belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa
sumbangan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara
bersama-sama untuk memberi pengaruh terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015 sebesar 67,6%. Sedangkan sisanya 32,4% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
5. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat 3 buah hipotesis yang perlu diuji.
Hipotesis-hipotesis ini akan diuji dengan analisis Regresi Ganda sambil melihat korelasi
ganda untuk hipotesis pertama dan melihat korelasi parsial untuk hipotesis
kedua dan ketiga.
a. Uji Hipotesis Pertama
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi
belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik
Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Untuk menguji apakah ada pengaruh positif dan signifikan dari
variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika dilakukan
analisis korelasi parsial. Analisis korelasi parsial dilakukan dengan
menggunakan uji t. Melalui uji t diperoleh koefisien korelasi motivasi
belajar (X1) terhadap hasil belajar matematika (Y) seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.23
Hasil Uji – t Motivasi Belajar
Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts t Sig. Correlations B Std. Error Beta Zero-order Partial Part (Constant) 1.711 2.256 .759 .453 Motivasi Belajar .145 .053 .404 2.743 .009 .764 .416 .260 Kemampuan Pemecahan Masalah .506 .158 .471 3.199 .003 .780 .470 .304
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai B sebesar 0,145 dan nilai t
untuk motivasi Belajar sebesar 2,743 dengan taraf signifikansi 0,009. Nilai
B bertanda positif dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena itu
Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
b. Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua berbunyi:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kemampuan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kemampuan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran
2014/2015.
Untuk menguji apakah ada pengaruh positif dan signifikan variabel
kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika
dilakukan analisis korelasi parsial. Analisis korelasi parsial dilakukan
kemampuan pemecahan masalah (X2) terhadap hasil belajar matematika
(Y) seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.24
Hasil Uji–t Kemampuan Pemecahan Masalah
Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts T Sig. Correlations B Std. Error Beta Zero-order Partial Part (Constant) 1.711 2.256 .759 .453 Motivasi Belajar .145 .053 .404 2.743 .009 .764 .416 .260 Kemampuan Pemecahan Masalah .506 .158 .471 3.199 .003 .780 .470 .304
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai B sebesar 0,506 dan nilai t
sebesar 3,199 dengan taraf signifikansi 0,003. Nilai B bertanda positif dan
nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05. Karena itu Ha diterima dan Ho
ditolak. Jadi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kemampuan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
c. Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga berbunyi:
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi
terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA Katolik
Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi belajar
dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Xaverius
Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015.
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh yang positif dan
signifikan motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen, maka dilakukan uji F dengan
menggunakan IBM SPSS 20 for windows.
Dari analisis regresi ganda pada output ANOVA diperoleh data berikut:
Tabel 4.25 Hasil Uji F
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 219.512 2 109.756 37.539 .000b
Residual 105.257 36 2.924
Total 324.769 38
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Kemampuan Pemecahan Masalah, Motivasi Belajar
Pada tabel ANOVA di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 37,539
dengan signifikansi 0,000. Karena nilai F hitung (37,539) > F tabel (3,26)
Jadi terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dan
kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
pada tahun ajaran 2014/2015.
6. Persamaan Garis Regresi
Untuk memprediksi nilai dari variabel hasil belajar matematika apabila
nilai variabel motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah mengalami
kenaikan atau penurunan, maka dicari persamaan regresi linear.
Dari analisis regresi linear pada tabel Coefficients diperoleh data berikut:
Tabel 4. 26
Koefisien Persamaan Regresi Linear Ganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 1.711 2.256 .759 .453 Motivasi Belajar .145 .053 .404 2.743 .009 Kemampuan Pemecahan Masalah .506 .158 .471 3.199 .003
Analisis data pada tabel Coefficients menunjukkan nilai koefisien variabel
motivasi belajar (X1) sebesar 0,145, koefisien variabel kemampuan pemecahan
masalah (X2) sebesar 0,506 dan koefisien konstanta (k) sebesar 1,711.
Berdasarkan koefisien-koefisien tersebut dapat disusun persamaan garis
regresi linear sebagai berikut:
Keterangan:
Y : Hasil belajar matematika
X1 : Motivasi belajar
X2 : Kemampuan pemecahan masalah
Sesuai dengan persamaan garis regresi yang diperoleh, maka model regresi
linear tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
a. Harga konstantanya = 1,711. Hal ini berarti bahwa apabila nilai dari
motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah sama dengan
nol, maka besarnya hasil belajar matematika akan sebesar 1,711.
b. Harga koefisien X1 = 0,145 berarti bahwa apabila nilai motivasi
belajar mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara kemampuan
pemecahan masalah bersifat tetap, maka tingkat hasil belajar
matematika akan meningkat sebesar 0,145.
c. Harga koefisien X2 = 0,506 berarti bahwa apabila nilai kemampuan
pemecahan masalah mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara
motivasi belajar bersifat tetap, maka tingkat hasil belajar matematika
akan meningkat sebesar 0,506.
7. Sumbangan Efektif Tiap Variabel
Untuk menentukan besarnya sumbangan efektif (SE) digunakan bantuan
IBM SPSS 20 for windows. Besarnya sumbangan efektif (SE) untuk
gression ct Crossprodu b SE xi
R
Xi Re . . . 2 Berdasarkan rumus di atas, maka sumbangan efektif dari motivasi belajar
dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.27
Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Variabel B Cross-Product R 2 Regresi Sumbangan Efektif (%) Motivasi Belajar 0,145 692,538 0,676 219,51 30,9 Kemampuan Pemecahan Masalah 0,506 235,769 0,676 219,51 36,7 Total (%) 67,6
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa total sumbangan efektif sebesar
67,6%. Sumbangan efektif ini berasal dari sumbangan motivasi belajar sebesar
30,9% dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 36,7%.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Bagian ini berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang meliputi:
pembahasan hasil analisis deskriptif dan pembahasan hasil analisis korelasi.
1. Pembahasan Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
total individu yang semakin mendekati skor total ideal dapat diinterpretasikan
sebagai semakin positif. Sebaliknya jika semakin mendekati skor ideal
minimum berarti semakin negatif.
Hasil analisis deskriptif terhadap motivasi belajar menunjukkan hasil
bahwa motivasi belajar siswa berada pada kategori tinggi dengan skor rata-rata
64,51 pada rentang skala 22 – 88.
Apabila menelaah item-item kuesioner motivasi belajar, ditemukan bahwa
motivasi tertinggi berasal dari indikator tak cepat menyerah dan menghindari
hukuman, sedangkan motivasi terendah berasal dari indikator memanfaatkan
berbagai sumber belajar.
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa siswa kelas X termasuk siswa yang
tak cepat menyerah, tetapi ternyata malas memanfaatkan berbagai sumber
belajar untuk menguasai kompetensi pembelajaran. Siswa hanya terpaku pada
pengajaran guru dan belajar dari buku cetak yang dibagikan, dan malas untuk
mencari sumber belajar lain, misalnya internet atau buku matematika yang lain.
Motivasi belajar yang tinggi dapat dimengerti karena para siswa memiliki
semangat besar untuk memperoleh nilai yang baik. Karena apabila nilai siswa
jelek, maka siswa tersebut akan dikeluarkan dari asrama dan sekolah.
Persaingan yang sehat antar siswa juga membuat mereka memiliki semangat
dan motivasi belajar yang baik.
Kemampuan pemecahan masalah siswa berada pada kategori sedang
dengan skor rata-rata 13,59 pada rentang skala 0 – 24. Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam hal memecahkan masalah dengan menerapkan operasi
sederhana matriks memperoleh skor tertinggi, sedangkan kemampuan
pemecahan masalah dalam hal menyelesaikan model matematika dari sistem
persamaan linear tiga variabel memperoleh skor terendah. Siswa bisa
memecahkan masalah matriks yang sederhana, tetapi tidak bisa memecahkan
sistem persamaan linear tiga variabel yang memang lebih sulit dan kompleks,
serta membutuhkan penalaran yang lebih mendalam.
Kemampuan pemecahan masalah siswa hanya berada pada kategori
sedang karena siswa-siswa ini memang tidak banyak melakukan latihan-latihan
untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah. Sejak masuk kelas X SMA
mereka sudah diarahkan pada peminatan ilmu-ilmu sosial sehingga tidak
terlalu ditekankan kemampuan pemecahan masalah.
Hasil belajar matematika siswa berada pada kategori sedang dengan skor
rata-rata 17,92 pada rentang skala 0 – 30. Hasil belajar matematika dalam hal memahami pernyataan dalam matematika mendapat skor tertinggi, sedangkan
menyelesaikan model matematika dari fungsi trigonometri memperoleh skor
terendah. Dari sini tampak bahwa siswa hanya mampu sampai pada tahap
pemahaman, tetapi belum sampai pada tahap analisis dan sintesis yang harus
menggabungkan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Hasil belajar matematika siswa hanya berada pada kategori sedang karena
siswa-siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sedang-sedang
saja, walaupun motivasi belajarnya tinggi. Faktor kemampuan siswa amat
2. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi
a. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi Parsial
1. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika
Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen menunjukkan
adanya pengaruh yang positif dan signifikan. Artinya semakin tinggi
motivasi belajar maka semakin tinggi pula hasil belajar matematika siswa
kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen dan sebaliknya
semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah pula hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen.
Jika dilihat dari persamaan regresi gandanya nilai B1 = 0,145 artinya jika
ada peningkatan satu poin untuk motivasi belajar, maka ada peningkatan
sebesar 0,145 juga pada hasil belajar matematika.
Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan
kesalahan untuk menerima hipotesis adalah sebesar 0,9 persen
sebagaimana ditunjukkan oleh hasil perhitungan t signifikansi yang
besarnya 0,009. Sedangkan kekuatan motivasi belajar untuk menjelaskan
variasi pada hasil belajar matematika apabila kemampuan pemecahan
masalah dikendalikan adalah sebesar 17,31 persen sebagaimana
ditunjukkan oleh harga koefisien korelasi parsial yang besarnya 0,416.
Besarnya sumbangan efektif motivasi belajar terhadap hasil belajar
matematika sebesar 30,9%. Ini berarti secara efektif motivasi belajar dari
variabel motivasi belajar sebesar 30,9% dan selebihnya dipengaruhi oleh
variabel kemampuan pemecahan masalah, dan variabel-variabel lainnya.
Motivasi belajar memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
hasil belajar matematika. Kontribusi motivasi belajar ini berasal dari
motivasi internal dan motivasi eksternal. Siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi akan memiliki semangat berprestasi yang tinggi pula. Ia
akan mempersepsikan bahwa keberhasilan belajarnya merupakan akibat
kemauan dan usahanya. Dengan demikian motivasi belajar yang tinggi
akan meningkatkan hasil belajar matematika.
2. Pengaruh Kemampuan Pemecahan Masalah terhadap Hasil Belajar
Matematika
Pengaruh kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Artinya semakin
tinggi kemampuan pemecahan masalah maka semakin tinggi pula hasil
belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen dan sebaliknya semakin rendah kemampuan pemecahan
masalah maka semakin rendah pula hasil belajar matematika siswa kelas
X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen. Jika dilihat dari
persamaan regresi gandanya nilai B2 = 0,506 artinya jika ada peningkatan
satu poin untuk kemampuan pemecahan masalah maka ada peningkatan
Hubungan antara kemampuan dan keberhasilan sungguh kuat. Hasil
sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki. Sebagaimana yang
dinyatakan oleh Muhibbin (2010:155) bahwa tingkat kemampuan atau
kecerdasan sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Hasil pengujian ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan
kesalahan untuk menerima hipotesis adalah sebesar 0,3 persen
sebagaimana ditunjukkan oleh hasil perhitungan t signifikansi yang
besarnya 0,003. Sedangkan kekuatan kemampuan pemecahan masalah
untuk menjelaskan variasi pada hasil belajar matematika apabila motivasi
belajar dikendalikan adalah sebesar 22,09 persen sebagaimana
ditunjukkan oleh harga koefisien r hitung yang besarnya 0,470.
Sumbangan efektif kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil
belajar matematika sebesar 36,7%. Ini berarti hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen dipengaruhi
secara efektif oleh variabel kemampuan pemecahan masalah 36,7%, dan
selebihnya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain, baik yang termasuk
dalam penelitian ini maupun yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Di samping kemampuan pemecahan masalah ada
kemampuan-kemampuan matematis lain yang membantu seseorang sukses dalam
pembelajaran matematika, yakni kemampuan penalaran matematis,
kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis dan
kemampuan representasi matematis. Walaupun demikian kemampuan
kemampuan-kemampuan lainnya sehingga memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap hasil belajar matematika siswa.
b. Pembahasan Hasil Analisis Korelasi Ganda
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, maka dicari apakah
ada pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara bersama-sama terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius
Kakaskasen. Pengaruh yang positif dan signifikan ini ditunjukkan dengan
nilai R sebesar 0,822 dan R2 sebesar 0,676. Hal ini juga dapat diilihat dari
nilai signifikansinya sebesar 0,000 yang mau menunjukkan bahwa pengaruh
itu sangat kuat dan signifikan.
Selain signifikan, pengaruhnya juga bersifat positif. Hal ini bisa dilihat
dalam persamaan garis regresi, dimana koefisien motivasi belajar bertanda
positif (0,145) dan koefisien kemampuan pemecahan masalah juga bertanda
positif (0,506). Pengaruh yang bersifat positif (searah) ini mau menyatakan
bahwa semakin tinggi motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
secara bersama-sama, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar
matematika. Sebaliknya semakin rendah motivasi belajar dan kemampuan
pemecahan masalah secara bersama-sama, maka akan semakin rendah pula
Pengaruh motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
terhadap hasil belajar matematika memiliki nilai koefisien determinan (R2)
sebesar 0,676. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa kelas X SMA
Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen pada tahun ajaran 2014/2015
ditentukan oleh motivasi melajar dan kemampuan pemecahan masalah
sebesar 67,6%, sedangkan 32,4% lainnya ditentukan oleh variabel-variabel
lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Hal ini sejalan dengan landasan teori yang menyatakan bahwa hasil
belajar matematika dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti faktor
internal, yakni faktor fisiologis dan faktor psikologis, dan faktor eksternal,
yakni lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial serta faktor pendekatan
pembelajaran. Faktor motivasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah
hanya sebagian dari faktor psikologis. Selain itu, ada juga bakat, minat, dan
sikap siswa (Syiah, 2010: 145).
Sumbangan efektif dari motivasi belajar dan kemampuan pemecahan
masalah sebesar 67,6% disumbangkan oleh motivasi belajar sebesar 30,9%
dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 36,7%. Sumbangan efektif
dari kemampuan pemecahan masalah lebih besar daripada motivasi belajar.
Dengan demikian guru harus terlebih dahulu memperhatikan kemampuan
pemecahan masalah dengan melakukan latihan-latihan soal yang
berhubungan dengan pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan
matematis siswa. Setelah itu guru juga perlu memperhatikan motivasi
memperhatikan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan
motivasi belajar maka diharapkan hasil belajar matematika siswa kelas X
SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen akan menjadi lebih baik.
G. Rangkuman Hasil Penelitian dan Pembahasannya
Berdasarkan uraian di atas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian, di bawah ini akan diberi rangkumannya. Hasil analisis deskriptif
terhadap variabel motivasi belajar, kemampuan pemecahan masalah, dan hasil
belajar matematika adalah sebagai berikut:
Tabel 4.28
Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif
Variabel Penelitian Rata-rata Skor Tingkat Kategori Motivasi Belajar (X1) 64,51 Tinggi Kemampuan Pemecahan Masalah (X2) 13,59 Sedang Hasil Belajar Matematika (Y) 17,92 Sedang
Selanjutnya rangkuman hasil analisis regresi mengenai pengaruh motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas X SMA Katolik Seminari Xaverius Kakaskasen tahun ajaran
Tabel 4.29
Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda
No Variabel Koefisien Signifikansi Kesimpulan
1 X1 0,145 0,009 Pengaruh X1 terhadap Y: Positif dan Signifikan
2 X2 0,506 0,003 Pengaruh X2 terhadap Y: Positif dan Signifikan
3 F 37,539 0,000 Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y: Positif dan Signifikan
4 R 0,822 Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y: Sangat Kuat
5 R2 0,676 Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y: 67,6%
H. Kelemahan Penelitian
Walaupun hasil penelitian ini mampu mengkonfirmasi hipotesis penelitian
dengan baik, dimana terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari motivasi
belajar dan kemampuan pemecahan masalah secara parsial dan secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMA Katolik Seminari
Xaverius Kakaskasen tahun ajaran 2014/2015, namun bukan berarti bahwa
penelitian ini tidak memiliki kelemahan.
Kelemahan utama dalam penelitian ini adalah banyaknya soal yang tidak
valid ketika dilakukan uji validitas terhadap hasil belajar matematika. Hal ini
disebabkan responden ujicoba adalah siswa kelas XI SMA Katolik Seminari