• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita

2.1.4 Motivasi Berperanserta .1 Pengertian Peran Serta

Pembangunan ialah sebagai suatu proses yang menggambarkan adanya pengembangan, baik meliputi proses pertumbuhan maupun perubahan dalam kehidupan bersama (organisasi), sosial, dan budaya. (Pudjiwati Sajogyo, 1983;3 dikutip dalam Jacub 1985). Pembangunan desa dimaksudkan sebagai pembangunan fisik yang dilakukan oleh warga masyarakat tersebut melalui proyek-proyek yang dikembangkan bersama atau datang dari pusat sedangkan pembangunan keluarga dimaksudkan sebagai pembangunan yang dilakukan oleh anggota keluarga, khususnya kepala keluarga, untuk lebih meningkatkan taraf hidupnya. Melakukan pembangunan desa dibutuhkan peran serta masyarakat yang memiliki tiga aspek, yaitu 1) pengambilan keputusan, 2) pelaksanaan, dan 3) evaluasi.

Peran serta masyarakat atau partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah dan pelaksanaan upaya mengatasi masalah (Jamin, 2010). Peran serta masyarakat atau partisipasi dimulai dari proses mengenali masalah, merencanakan kegiatan, dan melaksanakan kegiatan.

Madrie (1986) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam proses pembangunan secara sukarela dan atas kemauan sendiri. Adapun beberapa hal penting yang merupakan eksistensi suatu konsep partisipasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Adanya suatu bentuk keterlibatan mental dan emosional seseorang yang berpartisipasi.

b. Adanya kesediaan dari seseorang dalam memberikan kontribusi, memberikan suatu aktivitas, kegiatan-kegiatan dalam suatu kehidupan kelompok atau komunitas suatu masyarakat.

c. Adanya tanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan seseorang.

d. Adanya hal-hal yang akan menguntungkan bagi individu, yaitu menyangkut adanya pemuasan akan tercapainya tujuan bagi dirinya.

Peran serta masyarakat dalam pembangunan saat ini sangat berguna karena diharapkan pembangunan tidak hanya oleh pemerintah saja namun masyarakat sebagai pengguna pun diharapkan mampu berperanserta aktif, seperti bentuk semu, praktek kerjasama dan proses pemberdayaan. Menurut Anharudin (2006) dalam Suryaningsih (2007) menyatakan bahwa peran serta masyarakat terhadap pembangunan dapat dilaksanakan dalam proses pembuatan keputusan dan implementasinya, sehingga nantinya terwujud kepada pembangunan yang berkelanjutan, sesuai kehendak masyarakat. Peran serta masyarakat dalam kebijakan dapat diwujudkan dalam bentuk sumbangan pikiran dan tenaga terhadap proses penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan.

Disimpulkan bahwa peran serta adalah keikutsertaan untuk berperan dalam proses pembangunan baik dalam peranannya sebagai warga desa, maupun peranannya sebagai anggota rumah tangga. Peran serta disini mempunyai aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut.

2.1.4.2 Motivasi

Menurut Yulianto (1993) menyatakan bahwa motivasi adalah keseluruhan pendorong atau penggerak yang terdapat dalam diri seseorang baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, yang menyebabkan ia berbuat sesuatu bagi dirinya. Menurut Adam Ibrahim (1983) dalam Yulianto (1993), motivasi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam diri manusia atau proses psikologis yang terjadinya interaksi antar sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar dan pemecahan persoalan.

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Terdapat perbedaan dalam tingkat motivasi yang ditunjukan seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Wijaya (1986) menjelaskan perbedaan motivasi yg ada dalam diri seseorang dipengaruhi oleh: 1) kematangan; 2) latar belakang kehidupan; 3) usia/umur; 4) kelebihan-kelebihan fisik, mental, pikiran; 5) sosial dan budaya; dan 6) lingkungan.

Menurut Siagian (2004), kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer yang bersifat kebendaan dan sekunder yang tidak bersifat kebendaan. Memenuhi kebutuhan ini harus melakukan sebuah teknik untuk memuaskan kebutuhannya yaitu dengan cara berorganisasi. Motivasi yang dimiliki setiap individu akan berbeda karena tergantung kepada interaksi individu dengan situasinya. Rangsangan yang sama diberikan kepada setiap individu terkadang menghasilkan perilaku yang berbeda-beda antara individu tersebut. Motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu motivasi instrinsik, yang bersumber dari diri sendiri dan motivasi ekstrinsik, yang berasal dari luar orang tersebut.

Disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu untuk memenuhi kebutuhannya dan berusaha bertindak semampu mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta Posdaya akan termotivasi mengikuti atau ikut terlibat kegiatan Posdaya jika peserta Posdaya merasa kebutuhannya akan terpenuhi atau ada kebutuhan yang belum lengkap. Motivasi peserta Posdaya dapat muncul karena lingkungan sekitarnya maupun dari dirinya sendiri. Motivasi yang tinggi akan menghasilkan partisipasi peserta Posdaya yang berupa tindakan perilaku peserta Posdaya yang mendukung dalam keberhasilan program Posdaya.

2.1.4.3 Motivasi Berperanserta

Wahjosumidjo (1992:174) dalam Ngadimin (1998) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.

Selanjutnya dijelaskan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan faktor di dalam diri seseorang itu sendiri tersebut yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut ekstrinsik. Faktor dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, dan pendidikan, berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkan faktor luar dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, yaitu lingkungan, kegiatan penyuluhan atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi faktor dalam maupun faktor luar motivasi timbul karena adanya rangsangan.

Menurut Atkinson (Scott, 1964:83) dalam Ngadimin (1998), kekuatan motivasi untuk melakukan kegiatan adalah fungsi dari:

1. Kekuatan yang menjadi alasan bertindak adalah suatu keadaaan dalam diri seseorang, tingkat alasan atau motif-motif yang menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk memenuhi kepentingannya .

2. Harapan adalah kemungkinan atau keyakinaan perbuatan seseorang akan mencapai tujuannya.

3. Nilai insentif yang merupakan imbalan atau ganjaran yang diharapkan demi tercapai tujuannya.

Menurut Ilyas (2006), motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kejiwaan dan mental seseorang berupa aneka keinginan, harapan, dorongan, dan kebutuhan yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mengurangi kesenjangan yang dirasakannya. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semangat atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan dengan bekerja keras dan cerdas demi mencapai tujuan.

Peran serta masyarakat atau partisipasi dimulai dari proses mengenali masalah, merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan. Menurut Tjondronegoro (1983) dalam Madrie (1986), mengemukakan bahwa partisipasi akan dipengaruhi oleh needs, motivasi, struktur sosial, stratifikasi sosial dalam masyarakat, orang akan berpartisipasi menyangkut adanya kebutuhan akan kepuasan, mendapatkan keuntungan, dan akan meningkatkan keuntungan statusnya. Bentuk partisipasi ini akan dapat berupa pengorbanan waktu, pemberian uang, menyumbang tenaga dan menyumbang materi lainnya. Partisipasi dari masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan-kegiatan

yang berada di masyarakat. Peran serta masyarakat terdiri dari tiga aspek, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut.

Disimpulkan bahwa motivasi berperanserta ialah dorongan yang ada di dalam diri individu maupun dari luar individu untuk terlibat dalam suatu kegiatan mulai dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang menyangkut adanya pemenuhan kebutuhan, harapan dan keuntungan yang diperoleh. Jika masyarakat merasakan Posdaya bermanfaat berada di daerahnya, maka masyarakat cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk berperanserta dalam Posdaya.