• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM POSDAYA

6.1 Persepsi Peserta Posdaya

6.1.5 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Daur Ulang

Persepsi responden tehadap pelatihan daur ulang terdiri dari tiga dimensi. Dimensi pertama yaitu dimensi evaluasi yang ditunjukkan pada Gambar 35. Terdapat 1 responden yang memiliki pandangan bahwa pelatihan daur ulang buruk. Hal ini disebabkan pelatihan tersebut membutuhkan mesin jahit yang tidak dimiliki oleh semua orang. Demikian pula dengan responden yang memandang bahwa pelatihan daur ulang tersebut tidak bermanfaat. Hal ini sesuai dengan uraian responden yang terdapat pada Tabel 5.

Sebagian besar responden berpandangan bahwa pelatihan daur ulang baik dan bermanfaat, yaitu dengan jumlah 41 responden. Pelatihan daur ulang membutuhkan keahlian dalam menjahit dengan menggunakan mesin jahit tetapi ini bukan merupakan hambatan dari responden yang berpandangan baik dan bermanfaat karena responden melihat hasil yang didapatkan memuaskan dan bermanfaat untuk digunakan. Jika hasil tersebut rapi, maka dapat dijual atau digunakan untuk pribadi. Hal ini sesuai dengan uraian responden yang terdapat pada Tabel 4.

Terdapat 1 responden yang berpandangan bahwa pelatihan daur ulang tidak penting, tidak menarik, dan membosankan. Uraian yang diberikan responden sama dengan uraiannya pada stimulus pertama dan kedua. Kemudian terdapat 35 responden yang memiliki pandangan bahwa pelatihan daur ulang itu penting karena pelatihan tersebut menggunakan limbah sehingga penting bagi masyarakat agar lingkungan tetap terjaga dan 6 responden berpandangan netral karena responden hanya ingin sekedar tahu.

Terdapat 39 responden berpandangan bahwa pelatihan daur ulang menarik karena peserta yang mengikuti pelatihan daur ulang tersebut memiliki semangat yang tinggi sehingga menarik responden untuk terus mengikuti pelatihan daur ulang. Selain itu juga, materi pelatihan daur ulang menarik responden karena memanfaatkan suatu limbah untuk menjadi sesuatu benda yang memiliki nilai ekonomis. Terdapat 2 responden yang berpandangan bahwa pelatihan daur ulang netral karena responden hanya ingin tahu saja. Stimulus terakhir, terdapat 38 responden berpandangan bahwa pelatihan daur ulang tersebut menyenangkan karena responden dapat bertemu dengan peserta lainnya sehingga dapat bertukar

informasi dan dapat melepaskan kejenuhan. Terdapat 3 responden berpandangan netral pada stimulus yang sama karena responden hanya ingin sekedar tahu. Responden yang berpandangan netral, hampir semuanya memiliki alasan yang sama, yaitu hanya ingin tahu.

Gambar 35. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Evaluasi

Gambar 36, menunjukkan jumlah responden dalam dimensi potensi, dimana terdapat 1 responden yang berpandangan bahwa pelatihan daur ulang tidak sesuai dengan permasalahan yang ada, 1 responden yang memandang bahwa pelatihan daur ulang tidak sesuai dengan potensi masyarakat, dan 2 responden memiliki pandangan bahwa pelatihan daur ulang tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan karena pelatihan daur ulang tidak melihat potensi masyarakat dan pemasalahan yang ada di masyarakat karena dalam proses pelaksanaannya membutuhkan mesin jahit yang tidak dimiliki semua orang di desa. Selain itu juga, responden merasakan pelatihan daur ulang tidak sesuai dengan kebutuhannya karena responden memiliki kebutuhan yang lain.

Selain itu, terdapat 4 responden yang berpandangan netral pada stimulus pertama dalam dimensi potensi, terdapat 5 reponden yang berpandangan netral pada stimulus kedua dan terdapat 7 responden yang memiliki pandangan netral pada stimulus ketiga. Hal ini dikarenakan responden merasakan pelatihan daur ulang, tidak merubah kondisi responden karena responden hanya ingin tahu.

Jumlah responden yang memandang bahwa pelatihan daur ulang sesuai dengan permasalahan yang ada didapatkan sebesar 37 responden karena sebagian

besar masyarakat belum peduli terhadap lingkungan sehingga masih banyak yang membuang sampah sembarangan, terutama jajanan anak sekolah karena di desa tersebut dekat dengan Sekolah Dasar.

Terdapat 36 responden yang memandang bahwa pelatihan daur ulang sesuai dengan potensi masyarakat karena responden dapat melaksanakan pelatihan tersebut walaupun memerlukan mesin jahit dan hal tersebut tidak menjadi hambatan untuk responden. Terdapat 33 responden memandang bahwa pelatihan daur ulang sesuai dengan kebutuhan karena masyarakat masih membuang sampah sembarangan sehingga dibutuhkan suatu pelatihan daur ulang untuk menjadikan sampah sebagai sesuatu yang bernilai ekonomis seperi dibuat tas atau dompet.

Gambar 36. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Potensi

Gambar 37, menunjukkan jumlah responden dalam dimensi aktivitas yang terdiri dari empat stimulus. Terdapat 7 responden yang berpandangan netral pada stimulus pertama dalam dimensi aktivitas, 3 responden yang berpandangan netral pada stimulus kedua, 4 responden yang berpandangan netral pada stimulus ketiga dan pada stimuluas terakhir terdapat 6 responden yang berpandangan netral. Uraian yang diberikan oleh responden berpandangan netral hampir serupa dengan argumen yang ada pada dimensi evaluasi dan potensi karena mereka hanya ingin tahu sehingga merasakan biasa saja terhadap pelatihan tersebut.

Terdapat 35 responden yang berpandangan bahwa pelatihan daur ulang membuat mandiri. Hal ini terlihat dari pelatihan yang diberikan oleh Posdaya

selalu mengacu kepada kemandirian masyarakat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik serta membuat masyarakat memiliki suatu keterampilan tertentu seperti awalnya tidak bisa menjadi bisa serta responden yang awalnya tidak mengerti menjadi mengerti.

Pada stimulus kedua, terdapat 39 responden yang berpandangan bahwa pelatihan daur ulang dapat meningkatkan kerjasama dan terdapat 37 orang yang berpandangan bahwa pelatihan daur ulang dapat meningkatkan persaudaraan. Hal ini dikarenakan dalam setiap pertemuan responden dapat bersilahturahmi dengan peserta lainnya sehingga ikatan persaudaraan semakin kuat, sesuai dengan uraian responden pada Tabel 4. Selain itu, suatu pelatihan dibutuhkan kerjasama antar peserta pelatihan seperti mencari informasi yang memiliki mesin jahit dan mengumpulkan sampah plastik serta membersihkan sampah plastik tersebut sehingga responden merasakan adanya kerjasama dalam pelatihan daur ulang tersebut.

Gambar 37. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Aktivitas

Stimulus yang terakhir terdapat 36 responden yang berpandangan bahwa pelatihan daur ulang dapat meningkatkan kesejahteraan. Kesejahteraan bukan dilihat dari segi ekonomi saja tetapi bisa dilihat dari segi kesehatan. Pelatihan daur ulang dalam prosesnya membutuhkan sampah plastik yang sudah tidak terpakai. Hal ini membuat sampah-sampah yang dibuang sembarangan menjadi berkurang dan lingkungan pun menjadi bersih serta sehat.