• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang,"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

(Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

Oleh : Dewi Agustina

I34070028

Dosen Pembimbing : Ratri Virianita, S.Sos, M.Si

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

2011

(2)

(Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

Oleh: Dewi Agustina

I34070028

SKRIPSI

Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada

Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

2011

(3)

The research are to describe the perception and the motivation in Posdaya Mandiri Terpadu, to analyze the correlation between internal factors and external factors with the perception of participant in Posdaya Mandiri Terpadu, and to analyze the correlation between perception and motivation of participant in Posdaya Mandiri Terpadu. This research use quantitative approach. Quantitative approach research is supported by quantitative and qualitative data. The result of this show that almost all participant positive perception except one participant who think negatively to all the training. The result of this research indicate that there is no correlation between internal factors (individual characteristics) and perception of participant in Posdaya, except in participant experience and their’s knowledge. The external factors which is environment of the neighbor and family, also have correlation with perception of participant in Posdaya, except environment of the Posdaya. The conclusion show there is no correlation between perception of participant and motivation of participant in Posdaya.

Keywords: posdaya, perception, motivation of participant, factors internal (individual characteristics, knowledge, and experience) , factors external.

(4)

BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) : Kasus Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. (Dibawah bimbingan RATRI VIRIANITA, S.Sos, M.Si).

Pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun sangat pesat setiap tahunnya. Peningkatan penduduk yang terus bertambah membuat pemerintah khawatir akan peningkatan kematian ibu hamil, kematian bayi dan anak, penyebaran penyakit menular, dan gizi anak yang buruk. Setiap masalah ini akan berdampak pada mutu manusia yang rendah dan putus sekolah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membentuk Posdaya pada setiap daerah yang memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan sumber daya manusia, khususnya melalui pemberdayaan keluarga dengan prioritas pada pengentasan kemiskinan.

Posdaya berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dan pemberdayaan agar kesejahteraan keluarga meningkat sehingga diperlukan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Posdaya. Salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat ialah kemauan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Kemauan dipengaruhi oleh persepsi dan motivasi masyarakat dalam melaksanakan program. Jika masyarakat memiliki persepsi yang positif maka, masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam program Posdaya jika tujuan program Posdaya menguntungkan bagi mereka dan memenuhi kebutuhan mereka.

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam Posdaya Mandiri Terpadu; 2) menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal peserta Posdaya dengan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya Mandiri Terpadu; 3) menganalisis hubungan antara persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu.

Penelitian ini adalah penelitian explanatory yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi anggota Posdaya terhadap program Posdaya dengan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya dalam pelaksanaan program Posdaya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan didukung data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya tergolong positif tetapi jika dilihat pada setiap program Posdaya, terdapat beberapa peserta Posdaya yang memiliki persepsi negatif terhadap program pelatihan tersebut. Persepsi peserta Posdaya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini mencakup jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, status dalam Posdaya, pengetahuan, dan pengalaman. Faktor internal yang tidak menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, dan status dalam Posdaya. Pengetahuan peserta Posdaya menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya, yaitu program

(5)

kompos.

Faktor eksternal peserta Posdaya, yaitu lingkungan tetangga menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya terhadap program pelatihan pengolahan ubi dan keseluruhan program sedangkan lingkungan keluarga menunjukkan hubungan nyata dengan persepsi peserta Posdaya terhadap program posyandu, PAUD, pelatihan pupuk kompos dan keseluruhan program. Lingkungan pengurus Posdaya tidak memiliki hubungan dengan persepsi peserta Posdaya, kecuali persepsi peserta Posdaya terhadap program PAUD dan pelatihan pupuk kompos. Persepsi peserta Posdaya tidak menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi berperan serta dan motivasi melaksanakan peserta Posdaya. Persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya dan program pelatihan pengolahan ubi menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi melaksanakan sedangkan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi mengevaluasi peserta Posdaya tetapi sebagian besar persepsi peserta tidak menunjukkan hubungan nyata dengan motivasi merencanakan dan motivasi mengevaluasi.

(6)

Judul Studi : Persepsi dan Motivasi Berperanserta dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)

Nama Mahasiswa : Dewi Agustina

Nomor Siswa : I34070028

Mayor : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dapat diterima sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ratri Virianita, S.Sos, M.Si NIP. 19700617 200501 2 001

Mengetahui,

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Ketua

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS. NIP. 19550630 198103 1 003

(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERSEPSI DAN MOTIVASI BERPERANSERTA DALAM PROGRAM POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (KASUS: PESERTA POSDAYA MANDIRI TERPADU, DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR)” BELUM PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK

MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK/LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH

Bogor, Februari 2011

Dewi Agustina I34070028

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dewi Agustina yang dilahirkan di Sidoarjo pada tanggal 02 Agustus 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, berasal dari pasangan Syarmin Panai dan Siti Amaniah. Penulis memiliki dua kakak laki-laki yang bernama M. Yuliansyah Arief Satriawan dan Doddy Hermanto. Penulis bertempat tinggal di Bandung tetapi sebelumnya pernah bertempat tinggal di Sidoarjo dan Medan. Penulis menamatkan pendidikannya di TK Dewi Kania tahun 1995, SDN Rancabolang III tahun 2001, SLTP Negeri 28 Bandung tahun 2004 dan SMA Negeri 26 Bandung tahun 2007. Setelah itu pada bulan Juli 2007 diterima di Departeman Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti pendidikan formal, penulis pernah mengikuti berbagai macam organisasi, kepanitiaan, dan berbagai perlombaan pada tingkat sekolah dan perguruan tinggi. Adapun organisasi yang penulis ikuti di masa sekolah adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai anggota sekbid II dan ekstrakulikuler teater. Selain itu penulis juga terpilih sebagai perwakilan SMA untuk mengikuti Olimpiade Kimia Se-Bandung Raya. Pada masa kuliah, adapun kegiatan yang diikuti oleh penulis yaitu menjadi asisten dosen Dasar-Dasar Komunikasi, asisten dosen Pengantar Ilmu Kependudukan, HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) sebagai divisi Advertising and Multimedia tahun 2010, PAMAUNG (Paguyuban Mahasiswa Bandung) sebagai divisi Sumber Daya Manusia (SDM) tahun 2008 dan bendahara tahun 2009, divisi konsumsi pada acara Suksesi Pamaung 2008, divisi ketertiban pada acara Masa Perkenalan Fakultas dan Masa Perkenalan Departemen tahun 2009.

(9)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah Persepsi dan Motivasi Berperanserta Dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu di RW 01, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya. Dengan melihat hubungan antara persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya dengan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak bersangkutan yang berkaitan dengan persepsi dan motivasi berperanserta, yaitu bagi akademisi terutama penulis, pihak P2SDM, dan masyarakat.

Bogor, Februari 2011

(10)

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Persepsi dan Motivasi Berperanserta Dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus: Peserta Posdaya Mandiri Terpadu, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor)” ini berhasil diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah memperoleh bantuan, dorongan, semangat dan dukungan dari beberapa pihak baik secara langsung atau secara tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, karena tanpa bantuan dan dukungan dari mereka, mungkin penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan.

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ratri Virianita, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing atas kesabarannya membimbing, berdiskusi, memberikan saran, dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku dosen penguji utama dan Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA selaku dosen penguji wakil departamen yang telah memberikan kritik dan sarannya dalam penulisan skripsi ini.

3. Kedua orangtua, Syarmin Panai dan Siti Amaniah serta kedua kakak laki-laki penulis, M. Yuliansyah Arief Satriawan dan Doddy Hermanto, tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan semangat kepada penulis, terutama kepada mama yang selalu memberikan motivasi dan selalu mendengarkan keluh kesah penulis.

4. Arief Aditya Hutama dan keluarga yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doanya untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Intan, Tita, Eka, Aris, Threza, Dian, Akira, Mbak Puput, Mas Krido, Putri, Ijot, dan Sendy yang selau memberikan semangat.

6. Teman-teman seperjuangan akselerasi yang saling memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi.

7. Keluarga besar SKPM 44 atas perhatian, kasih sayang dan kebersamaannya sampai saat ini. Semoga kita sukses di masa depan. 8. Pengurus Posdaya Mandiri Terpadu dan masyarakat Desa Cikarawang RW

01.

9. Pihak P2SDM yang selalu memberikan informasi terkait dengan Posdaya. 10. Semua pihak, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu terselsaikannya skripsi ini.

Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini belum dapat disusun secara sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca senantiasa penulis harapkan, semoga penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Februari 2011 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

BAB II PENDEKATAN TEORITIS ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.1.1 Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) ... 6

2.1.2 Pemberdayaan ... 12 2.1.3 Persepsi ... 13 2.1.4 Motivasi Berperanserta ... 16 2.2Kerangka Pemikiran ... 20 2.3Hipotesis ... 22 2.4Definisi Operasional ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.2Metode Pengambilan Sampel ... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.4Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 31

4.1 Gambaran Umum Desa ... 31

4.1.1 Letak Geografis dan Keadaaan Alam ... 31

4.1.2Keadaan Penduduk ... 32

4.1.3Sarana dan Prasarana... 34

4.2Gambaran Umum Posdaya Mandiri Terpadu ... 36

4.2.1Sejarah Berdirinya Posdaya ... 36

4.2.2Struktur Organisasi Posdaya ... 36

(12)

4.2.4Bidang Kesehatan ... 39

4.2.5Bidang Ekonomi ... 41

4.2.6Bidang Lingkungan ... 46

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN ... 47

5.1Faktor Internal Responden Penelitian ... 47

5.1.1Jenis Kelamin ... 47

5.1.2Tingkat Pendidikan ... 48

5.1.3Pekerjaan ... 49

5.1.4Tingkat Pendapatan ... 49

5.1.5Status dalam Posdaya ... 50

5.1.6Pengetahuan Responden Tentang Posdaya ... 51

5.1.7Pengalaman Responden dalam Mengikuti Kegiatan di Desa Cikarawang ... 52

5.2Faktor Eksternal ... 53

5.2.1 Lingkungan Tetangga ... 53

5.2.2 Lingkungan Keluarga ... 54

5.2.3 Lingkungan Pengurus Posdaya ... 55

BAB VI PERSEPSI PESERTA POSDAYA TERHADAP PROGRAM POSDAYA... 56

6.1 Persepsi Peserta Posdaya ... 56

6.1.1 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Posdaya ... 56

6.1.2 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Posyandu ... 61

6.1.3 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)... 64

6.1.4 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Menyulam ... 67

6.1.5 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Daur Ulang ... 71

6.1.6 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Pengolahan Ubi... 75

6.1.7 Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Pelatihan Pupuk Kompos ... 78

6.2 Persespsi Responden Menurut Faktor Internal dan Faktor Eksternal Peserta Posdaya ... 83

(13)

6.2.2Persepsi Peserta Posdaya Menurut Faktor Eksternal ... 100

BAB VII MOTIVASI BERPERANSERTA PESERTA POSDAYA ... 108

PADA POSDAYA ... 108

7.1Gambaran Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya dalam Posdaya ... 108

7.2Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Faktor Internal dan Eksternal ... 109

7.2.1Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Faktor Internal ... 109

7.2.2Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Faktor Eksternal ... 119

BAB VIII HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PESERTA POSDAYA DENGAN MOTIVASI BERPERANSERTA PADA ... 125

POSDAYA MANDIRI TERPADU ... 125

8.1Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Berperanserta ... 125

8.1.1Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Merencanakan ... 128

8.1.2Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Melaksanakan ... 130

8.1.3Hubungan Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Mengevaluasi... 132

BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN ... 136

9.1Kesimpulan ... 136

9.2Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 138

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Data Penduduk Indonesia Tahun 1930-2005 ... 2 Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Desa Cikarawang, Tahun 2009 ... 32 Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di

Desa Cikarawang, Tahun 2009 ... 33 Tabel 4. Uraian Persepsi Positif Peserta Posdaya terhadap Posdaya

beserta Program Posdaya ... 57 Tabel 5. Uraian Persepsi Negatif Peserta Posdaya terhadap Posdaya

beserta Program Posdaya ... 58 Tabel 6. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Jenis Kelamin ... 84 Tabel 7. Nilai Korelasi Antara Jenis Kelamin dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 85 Tabel 8. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Tingkat Pendidikan ... 87 Tabel 9. Nilai Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 88 Tabel 10. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Status Pekerjaan ... 89 Tabel 11. Nilai Korelasi Antara Status Pekerjaan dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 90 Tabel 12. Persepsi Peserta Posdaya Responden Menurut Pendapatan... 92 Tabel 13. Nilai Korelasi Antara Pendapatan dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 93 Tabel 14. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Status dalam Posdaya ... 94 Tabel 15. Nilai Korelasi Antara Status dalam Posdaya dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 95 Tabel 16. Persepsi Peserta Posdaya menurut Pengetahuan ... 96 Tabel 17. Nilai Korelasi Antara Pengetahuan dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 97 Tabel 18. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Pengalaman ... 98 Tabel 19. Nilai Korelasi Antara Pengalaman dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 99 Tabel 20. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Lingkungan Tetangga... 101 Tabel 21. Nilai Korelasi Antara Lingkungan Tetangga dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 102 Tabel 22. Persepsi Peserta Posdaya Terhadap Lingkungan Keluarga ... 103 Tabel 23. Nilai Korelasi Antara Lingkungan Keluarga dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 104 Tabel 24. Persepsi Peserta Posdaya Menurut Lingkungan

Pengurus Posdaya ... 106 Tabel 25. Nilai Korelasi Antara Lingkungan Pengurus Posdaya dengan

Persepsi Peserta Posdaya... 107 Tabel 26. Gambaran Umum Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya

dalam Program Posdaya ... 108 Tabel 27. Uraian Responden yang Memiliki Motivasi Rendah ... 109 Tabel 28. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

(15)

Jenis Kelamin ... 110 Tabel 29. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

Tingkat Pendidikan ... 111 Tabel 30. Uraian Responden yang Memiliki Motivasi Tinggi ... 112 Tabel 31. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

Status Pekerjaan ... 113 Tabel 32. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

Pendapatan ... 115 Tabel 33. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut Status

dalam Posdaya ... 116 Tabel 34. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Responden

Menurut Pengetahuan... 117 Tabel 35. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

Pengalaman ... 118 Tabel 36. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

Lingkungan Tetangga... 120 Tabel 37. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

Lingkungan Keluarga ... 121 Tabel 38. Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya Menurut

Lingkungan Pengurus Posdaya ... 123 Tabel 39. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Berperanserta ... 126 Tabel 40. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan

Motivasi Berperanserta ... 127 Tabel 41. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Merencanakan ... 128 Tabel 42. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan

Motivasi Merencanakan ... 129 Tabel 43. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Melaksanakan ... 131 Tabel 44. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan

Motivasi Melaksanakan ... 132 Tabel 45. Persepsi Peserta Posdaya dengan Motivasi Mengevaluasi ... 133 Tabel 46. Nilai Korelasi Antara Persepsi Peserta Posdaya dengan

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Persepsi dan Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya

dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) ... 22

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian ... 31

Gambar 3. PAUD Teratai ... 39

Gambar 4. Penimbangan Balita pada Posyandu ... 40

Gambar 5. Penyuluhan dari Dinas tentang Posbindu Lansia Mandiri Terpadu ... 40

Gambar 6. Pelatihan Menyulam ... 42

Gambar 7. Hasil Daur Ulang Sampah Plastik ... 43

Gambar 8. Alat Pengolahan Ubi dan Tepung Ubi ... 44

Gambar 9. Jambu Kristal di Pekarangan Rumah Penduduk ... 45

Gambar 10. Koperasi Posdaya Mandiri Terpadu ... 45

Gambar 11. Pupuk Kompos dan tempat Pembuatan Pupuk Kompos ... 46

Gambar 12. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Gambar 13. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 48

Gambar 14. Persentase Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ... 49

Gambar 15. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 50

Gambar 16. Persentase Responden Berdasarkan Status dalam Posdaya ... 51

Gambar 17. Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Posdaya ... 51

Gambar 18. Persentase Responden yang Pernah Mengikuti Pelatihan ... 52

Gambar 19. Persentase Responden Berdasarkan Pengalaman Mengikuti Rapat atau Diskusi ... 53

Gambar 20. Persentase Responden Berdasarkan Hubungan dengan Lingkungan Tetangga ... 54

Gambar 21. Persentase Responden Berdasarkan Hubungan dengan Lingkungan Keluarga ... 54

Gambar 22. Persentase Responden Berdasarkan Hubungan dengan Lingkungan Pengurus Posdaya ... 55

Gambar 23. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posdaya dalam Dimensi Evaluasi ... 56

Gambar 24. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posdaya dalam Dimensi Potensi ... 59

Gambar 25. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posdaya dalam Dimensi Aktivitas ... 60

Gambar 26. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posyandu dalam Dimensi Evaluasi ... 61

Gambar 27. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posyandu dalam Dimensi Potensi... 63

Gambar 28. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Posyandu dalam Dimensi Aktivitas ... 64

Gambar 29. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap PAUD dalam Dimensi Evaluasi ... 65 Gambar 30. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

(17)

PAUD dalam Dimensi Potensi ... 66 Gambar 31. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

PAUD dalam Dimensi Aktivitas ... 67 Gambar 32. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Menyulam dalam Dimensi Evaluasi ... 68 Gambar 33. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Menyulam dalam Dimensi Potensi ... 69 Gambar 34. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Menyulam dalam Dimensi Aktivitas ... 70 Gambar 35. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Evaluasi ... 72 Gambar 36. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Potensi ... 73 Gambar 37. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Daur Ulang dalam Dimensi Aktivitas... 74 Gambar 38. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Pengolahan Ubi dalam Dimensi Evaluasi... 76 Gambar 39. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Pengolahan Ubi dalam Dimensi Potensi... 77 Gambar 40. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Pengolahan Ubi dalam Dimensi Aktivitas ... 77 Gambar 41. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Pupuk Kompos dalam Dimensi Evaluasi ... 79 Gambar 42. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Pupuk Kompos dalam Dimensi Potensi ... 80 Gambar 43. Jumlah Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap

Pelatihan Pupuk Kompos dalam Dimensi Aktivitas... 81 Gambar 44. Skala Diferensial Semantik Persepsi Peserta Posdaya

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Struktur Organisasi Posdaya Mandiri Terpadu ... 142 Lampiran 2. Hasil Uji Statistik Chi-Square ... 143

(19)

1.1 Latar Belakang

Kondisi masyarakat Indonesia saat ini sungguh memprihatinkan dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk tersebut dapat terlihat dari catatan Sensus Penduduk (SP) yang diperoleh dari tahun 1930 hingga tahun 20051. Pada Tabel 1, ditunjukkan data penduduk Indonesia dari tahun 1930 sampai 2005, dimana pada setiap pelaksanaan sensus, yaitu 10 tahun sekali penduduk Indonesia selalu meningkat. Menurut Suyono dan Rohadi (2007), peningkatan penduduk yang terus bertambah membuat pemerintah khawatir akan peningkatan kematian ibu hamil, kematian bayi dan anak, penyebaran penyakit menular, dan gizi anak yang buruk.

Setiap masalah tersebut akan berdampak pada mutu manusia yang rendah dan pemutusan sekolah. Hal ini mengakibatkan keluarga dan pemuda tidak dapat mempergunakan kesempatan yang terbuka dengan baik. Ketidakmampuan ini bukan karena keluarga dan pemuda tidak mahir serta terampil tetapi sukarnya mendapatkan modal. Oleh karena itu, Yayasan Damandiri yang dalam visi dan misinya memiliki kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap pengembangan sumber daya manusia, khususnya melalui pemberdayaan keluarga dengan prioritas pada pengentasan kemiskinan, meningkatkan inisiatif untuk memelopori dan menganjurkan pembentukan Pos Pemberdayaan Keluarga, yang disingkat Posdaya. Pembangunan manusia dan keluarga tidak saja menjadi tanggung jawab dan monopoli pemerintah, namun memerlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat (Suyono dan Rohadi, 2007).

1

Diakses dari

(20)

Tabel 1. Data Penduduk Indonesia Tahun 1930-2005

Provinsi Penduduk (Juta)

1930 1961 1971 1980 1985 1990 1995 2000 2005

1. Jawa dan Madura 41.7 63.0 76.1 91.3 99.9 107.6 114.7 121.3 128.5

2. Sumatera 8.2 15.7 20.8 28.0 32.6 36.5 40.8 42.5 46.0

3. Kalimantan 2.2 4.1 5.2 6.7 7.7 9.1 10.5 11.3 12.1

4. Sulawesi 4.2 7.1 8.5 10.4 11.6 12.5 13.7 14.9 15.8

5. Pulau lainnya 4.6 7.1 8.6 11.1 12.3 13.7 15.0 15.1 16.5

6. Total 60.9 97.0 119.2 147.5 164.1 179.4 194.8 205.1 218.9

Sumber: BPS, berbagai publikasi

Menurut Suyono dan Rohadi (2007), Posdaya adalah forum kebersamaan yang anggotanya melakukan aktivitas nyata dalam gerakan pembangunan di lingkungan pemukiman yang paling bawah, yaitu di tingkat RT, RW, dukuh atau dusun. Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai pusat pengembangan swadaya masyarakat di tingkat akar rumput, baik di pedesaan maupun di perkotaan, yang menekankan kepada pemberdayaan keluarga dengan prioritas pada pengentasan kemiskinan. Melalui Posdaya, keluarga-keluarga sebagai anggota diarahkan untuk menghidupkan kembali budaya gotong royong dan bersama-sama melakukan kegiatan pemberdayaan keluarga, terutama untuk memperluas cakupan dan meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan serta untuk mengembangkan kewirausahaan.

Tujuan pemberdayaan adalah kemandirian, maka prioritas utama program yang ditawarkan adalah kesertaan seluruh keluarga yang bergabung dengan Posdaya dalam bidang ekonomi produktif. Kesertaan dalam kegiatan ekonomi ini akan menghasilkan kemandirian dalam bidang ekonomi dan mengantar partisipasi yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan dan keterampilan, serta kesehatan dan lingkungan yang mendukung hidup lebih sejahtera (Suyono dan Rohadi, 2007).

Dalam kenyataannya, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program Posdaya itu sulit. Beberapa mahasiswa yang Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Posdaya, menyebutkan bahwa sulitnya mengubah perilaku dan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat tidak berpartisipasi secara penuh dalam

(21)

pelaksanaan program Posdaya. Selain itu tidak sedikit Posdaya yang sudah dibentuk di Indonesia, tidak dapat berkembang dengan baik karena partisipasi dari masyarakat yang kurang, terutama Posdaya yang dibentuk oleh mahasiswa yang sedang Kuliah Kerja Profesi (KKP) karena sebagian besar tidak ada keberlanjutannya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat ialah kemauan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Kemauan dipengaruhi oleh motivasi untuk ikut serta dalam program Posdaya. Menurut Uno (2007) dalam Fibriana (2009), motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi lebih dekat pada kemauan melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.

Motivasi dipengaruhi oleh persepsi positif dari masyarakat karena persepsi merupakan produk atau proses psikologi yang dialami seseorang setelah menerima stimuli yang mendorong tumbuhnya motivasi untuk memberikan respon melakukan atau tidak melakukan suatu kegiatan. Persepsi dapat berupa kesan, penafsiran atau penilaian berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Dalam hubungan ini persepsi merupakan suatu proses pengambilan keputusan tentang pemahaman seseorang kaitannya dengan suatu objek, stimuli atau individu lainnya (Sudrajat, 2003 dalam Yuwono, 2006). Masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam program Posdaya jika tujuan program Posdaya menguntungkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jika program-program Posdaya berhasil maka akan menciptakan keluarga yang mandiri dan sejahtera.

Posdaya Mandiri Terpadu adalah salah satu Posdaya yang pembentukannya difasilitasi dan didampingi oleh P2SDM IPB. Posdaya Mandiri Terpadu berada di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Posdaya dibentuk di desa tersebut karena melihat potensi sumber daya alam yang tidak dapat dikembangkan dengan baik oleh masyarakat karena keterbatasan modal masyarakat dan pengetahuan masyarakat yang rendah. Berdasarkan data monografi Desa Cikarawang yang termasuk keluarga miskin berjumlah 777 KK. Kemiskinan terjadi disebabkan oleh pendidikan masyarakat yang rendah sehingga

(22)

lapangan kerja buat mereka sedikit dan kesejahteraan masyarakat menurun. Oleh karena itu, P2SDM membentuk suatu forum, yaitu Posdaya Mandiri Terpadu agar masyarakat dapat melakukan aktivitas dalam gerakan pembangunan secara bergotong royong dan bekerjasama dalam mewujudkan keluarga sejahtera.

Cakupan sasaran masyarakat Posdaya Mandiri Terpadu adalah satu desa. Cakupan ini begitu luas sehingga dikhawatirkan tidak terjalin komunikasi yang baik antara pengurus Posdaya dengan masyarakat sehingga partisipasi masyarakat berkurang dalam pelaksanaan program Posdaya. Oleh karena itu, penelitian ini melihat persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dan menganalisis mengenai hubungan antara persepsi dan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya Mandiri Terpadu dalam program Posdaya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa pada penelitian ini mengkaji hubungan antara persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam partisipasi melaksanakan program Posdaya. Kemudian secara spesifik penelitian ini memusatkan perhatian pada permasalahan yang disebutkan di bawah ini:

1. Bagaimana gambaran persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam Posdaya Mandiri Terpadu?

2. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal peserta Posdaya dengan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya Mandiri Terpadu?

3. Bagaimana hubungan antara persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ialah:

1. Mendeskripsikan persepsi dan motivasi berperanserta peserta Posdaya dalam Posdaya Mandiri Terpadu.

(23)

2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal peserta Posdaya dengan persepsi peserta Posdaya terhadap Posdaya Mandiri Terpadu.

3. Menganalisis hubungan antara persepsi peserta Posdaya dan motivasinya dalam berperanserta pada Posdaya Mandiri Terpadu.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi:

1. Peneliti, dapat menerapkan teori-teori dan menambah pengetahuan tentang pengertian Posdaya, tujuan Posdaya, peranan Posdaya, program-program yang dilaksanakan oleh Posdaya, persepsi dan motivasi berperanserta masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan suatu program. 2. Kalangan akademis, penelitian ini menjadi bahan kajian lebih lanjut dari

segi teoritis maupun segi praktis mengenai persepsi dan motivasi berperanserta dalam suatu program.

3. Instansi yang terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan tindakan memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai sumber penambah wawasan, terutama orang yang hendak meneliti tentang Posdaya atau KKP di Posdaya.

(24)

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) 2.1.1.1 Pengertian dan Peran Posdaya

Menurut Muljono (2010), Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) merupakan suatu forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu. Penguatan fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu membangun dirinya menjadi keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang sanggup menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Posdaya merupakan wahana pemberdayaan delapan fungsi keluarga secara terpadu, utamanya fungsi agama atau Ketuhanan yang Maha Esa, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi atau wirausaha dan fungsi lingkungan.

Posdaya adalah sebuah gerakan dengan ciri khas “bottom up program”, yang mengusung kemandirian, dan pemanfaatan sumberdaya serta potensi lokal sebagai sumber segala solusi. Posdaya dikembangkan sebagai salah satu sarana meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang hanya bisa diharapkan melalui penguatan fungsi keluarga secara terpadu. Kini Posdaya terus menjangkau berbagai pelosok desa di tanah air. Banyak bupati atau walikota kini ramai-ramai mendorong anggota masyarakat untuk mendirikan dan mengembangkan Posdaya. Posdaya dapat dikembangkan di mana-mana, bahkan juga dalam lingkungan komunitas masjid.

Tujuan pembentukan Posdaya adalah untuk menyegarkan modal sosial, seperti hidup bergotongroyong dalam masyarakat guna membantu pemberdayaan keluarga secara terpadu serta membangun keluarga bahagia dan sejahtera. Selain itu, Posdaya juga ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil, yaitu keluarga, agar dapat menjadi perekat sehingga tercipta kehidupan yang rukun, damai, dan memiliki dinamika yang tinggi. Bahkan program Posdaya itu

(25)

diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam proses pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Posdaya merupakan gagasan baru guna menyambut anjuran pemerintah untuk membangun sumberdaya manusia melalui partisipasi keluarga secara aktif. Proses pemberdayaan itu diprioritaskan pada peningkatan kemampuan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan dan kemiskinan dalam arti yang luas. Sasaran kegiatan yang dituju adalah terselenggarakannya upaya bersama agar setiap keluarga mempunyai kemampuan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs), pengembangan fungsi keluarga tersebut diarahkan kepada lima prioritas sasaran utama, yaitu (1) komitmen pada pimpinan dan sesepuh tingkat desa dan pedukuhan, kecamatan dan kabupaten, (2) pengembangan fungsi keagamaan, fungsi KB dan kesehatan, (3) fungsi pendidikan, (4) fungsi kewirausahaan, dan (5) fungsi lingkungan hidup yang memberi makna terhadap kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera (Muljono, 2010).

Ada empat jenis peran yang dilakukan oleh Posdaya. Pertama, jika pada suatu wilayah tertentu belum terdapat suatu program pemberdayaan apapun atau suatu bentuk kerjasama masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat, maka di tempat itu Posdaya dapat berperan membangun kegiatan-kegiatan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan dimaksud dapat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan. Kedua, jika pada wilayah tersebut pernah ada suatu kegiatan pemberdayaan tetapi sudah ditinggalkan oleh masyarakat, maka Posdaya dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan tersebut. Ketiga, jika pada suatu wilayah sudah terdapat kegiatan-kegiatan pemberdayaan, maka kehadiran Posdaya dapat berperan untuk meningkatkan kualitas program yang sudah ada, baik kuantitas maupun kualitasnya. Keempat, Posdaya juga berperan “menjahit” semua kegiatan/kelembagaan masyarakat yang ada di wilayah tersebut sehingga dapat “berpayung” bersama secara keseluruhan dalam gerakan Posdaya (Bachtiar, 2010).

(26)

2.1.1.2 Program Posdaya

Posdaya menekankan kepada pemberdayaan keluarga untuk bekerja keras mengentaskan kebodohan, kemalasan, dan kemiskinan dalam arti yang luas. Posdaya bertujuan untuk:

a. Menyegarkan modal sosial seperti hidup bergotong royong dalam masyarakat untuk membantu pemberdayaan keluarga secara terpadu dan membangun keluarga bahagia dan sejahtera.

b. Ikut memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil, yaitu keluarga, yang dapat menjadi perekat masyarakat sehingga tercipta kehidupan yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi.

c. Memberi kesempatan kepada setiap keluarga untuk memberi atau menerima pembaharuan yang dapat dipergunakan dalam proses pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Empat bidang utama yang menjadi pokok aktifitas pemberdayaan masyarakat yang ditekuni oleh Posdaya yakni bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan. Keempat bidang ini selain menjadi penentu utama dalam penghitungan indeks pembangunan manusia, juga merupakan aktivitas sehari-hari yang sangat melekat dengan kebutuhan dasar manusia (Bachtiar, 2010). Adapun penjelasan program Posdaya yang meliputi keempat bidang tersebut sebagai berikut:

Program Bidang Kesehatan: Program kesehatan yang muncul pada Posdaya dapat dikategorikan pada dua keadaan, yaitu program lama dan program baru. Program lama adalah program yang sudah ada di wilayah bersangkutan sebelum hadirnya Posdaya. Perlakuan terhadap program jenis ini adalah menggairahkan kembali kegiatan yang sudah ada tersebut, meningkatkan kualitasnya dan keragaman layanan yang dapat diakses masyarakat melalui kegiatan tersebut. Sebagai contoh adalah Posyandu yang mati suri di beberapa wilayah menjadi semangat kembali, jadwal Posyandu kembali rutin, balita yang hadir meningkat jumlahnya, demikian pula kehadiran pihak Puskesmas dan bidan desa juga lebih rutin, bahkan pemberian makanan tambahan (PMT) lebih sering dilakukan. Program baru adalah aktifitas layanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat setelah hadirnya Posdaya.

(27)

Program Bidang Pendidikan: Hampir di setiap Posdaya binaan IPB terselenggara program PAUD. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sadar perlunya pendidikan sejak usia dini, maka masyarakat sangat antusias dengan berdirinya PAUD di Posdaya. PAUD telah terselenggara di sebagian besar Posdaya dengan segala sumberdaya yang sederhana dan seadanya. Umumnya tempat belajar menggunakan bangunan/ruangan yang dapat diberdayakan sebagai ruangan kelas.

Program Bidang Ekonomi/Kewirausahaan: banyak kreatifitas masyarakat yang tumbuh untuk mencari peluang usaha dengan menggali potensi diri dan potensi sumberdaya yang ada di wilayah masing-masing Posdaya. Hal ini dapat dimengerti dengan mudah karena manusia pada umumnya berkeinginan meningkatkan kesejahteraan diri melalui peningkatan kemampuan ekonomi. Program ini termasuk program yang berhasil karena begitu cepat respon masyarakat untuk berpartisipasi dan mengembangkan dirinya dalam program ini.

Program Bidang Lingkungan: Di bidang lingkungan, umumnya Posdaya mengarahkan kegiatannya pada upaya pengelolaan sampah.

2.1.1.3 Peserta dan Sasaran Posdaya

Organisasi Remaja atau Pengurus PKK Kelurahan / Desa di tingkat RT atau RW perlu mengadakan pendataan seluruh keluarga di wilayah sekitar Posdaya yang akan dibangun. Pendataan keluarga dilakukan dengan mempergunakan kriteria atau indikator yang dipergunakan oleh BKKBN atau BPS, utamanya untuk mengetahui keberadaan keluarga dalam posisi Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, atau Sejahtera III plus. Indikator BPS dapat dipergunakan untuk menentukan apakah sebuah keluarga tergolong miskin atau tidak miskin. Indikator yang biasa dipakai antara lain: 1) melaksanakan ibadah secara teratur; 2) makan dua kali sehari; 3) mempunyai pakaian layak; 4) lantai rumah umumnya tidak berupa tanah; 5) anak sakit dibawa ke rumah sakit atau dokter ; 6) seminggu sekali makan dengan daging atau telur; 7) mempunyai pakaian baru setahun sekali; 8) luas lantai rumah 8 m2 per anggota keluarga; 9) seluruh keluarga bisa membaca dan menulis; 10) anak-anak usia

(28)

sekolah bisa sekolah; 11) salah satu anggota keluarga bekerja; 12) dalam sebulan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat.

Apabila dengan mengajukan lima pertanyaan urutan pertama di atas, suatu keluarga menyatakan satu saja jawaban tidak, maka keluarga tersebut dapat digolongkan menjadi keluarga pra sejahtera. Apabila untuk pertanyaan berikutnya suatu keluarga menyatakan satu jawaban tidak, maka keluarga tersebut tergolong keluarga Sejahtera 1. Dari hasil pendataan ini selanjutnya dibuat peta, sehingga dapat dengan mudah diketahui persebaran lokasi keluarga yang perlu dibantu untuk meningkatkan diri menjadi keluarga yang lebih sejahtera. Selain pendataan dan pemetaan sebagai sarana untuk menentukan prioritas sasaran, kepada setiap keluarga perlu diketahui jenis kebutuhan pemberdayaan yang diperlukan. Pengumpulan informasi tentang kebutuhan pemberdayaan ini merupakan upaya untuk melengkapi kekurangan atau menambah kegiatan yang sudah ada, serta menentukan jenis atau bentuk program yang perlu dilaksanakan dalam Posdaya (Suyono dan Rohadi, 2007).

Posdaya menempatkan keluarga muda, utamanya keluarga yang mempunyai anak dibawah usia 15 tahun, atau mempunyai anak dibawah usia 25 tahun, sebagai sasaran dengan prioritas yang tinggi. Posdaya memberi kesempatan kepada penduduk lansia untuk ikut terjun sebagai pembina, pengasuh, pelindung atau pengawas kegiatan yang dijalankan bersama anggota muda lainnya. Suyono dan Rohadi (2007), menjelaskan sasaran-sasaran Posdaya menurut masing-masing bidang, berikut ini adalah penjelasannya.

A. Pemberdayaan Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan

Keluarga muda, utamanya ibu muda, bayi dan anak balita, ditetapkan sebagai sasaran utama Posyandu dan dibantu untuk ikut KB dan memperbaiki kesehatan ibu dan anak-anak balitanya. Apabila keluarga yang terdeteksi sebagai keluarga Pra Sejahtera atau Sejahtera I belum mengikuti KB atau mempunyai tingkat kesehatan ibu dan anak yang rendah, Posdaya menganjurkan kepada yang bersangkutan untuk segera mengikuti KB dan menganjurkan rajin berkunjung pada acara Posyandu atau mengikuti program pada klinik yang terdekat. Posdaya menempatkan kegiatan KB dan perbaikan kesehatan ibu dan anak sebagai

(29)

prioritas yang penting. Sasaran utamanya adalah: a) keluarga muda, utamanya ibu muda, ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu menyusui; b) ibu muda dengan anak-anak dibawah usia 15 tahun; c) bayi (0- 1) tahun; d) anak-anak balita (1 - 5) tahun.

B. Pemberdayaan Bidang Pendidikan

Pemberdayaan di bidang pendidikan perlu diambil langkah dengan melihat hasil pendataan atau inventarisasi anak-anak usia 0-15 tahun yang belum sekolah. Jika ada anak-anak di bawah usia 5 (lima) tahun yang belum sekolah, perlu dipersiapkan pembentukan Taman Pendidikan Al Qur'an, atau kegiatan Bina Keluarga Balita, atau PAUD, atau pembentukan Kelompok Bermain atau Kelompok Bina Anak Pra Sekolah dan sebagainya. Jika banyak anak usia 6-15 tahun yang belum atau tidak sekolah karena orang tuanya tidak mampu, maka anggota Posdaya perlu mengadakan upaya gotong royong agar anak-anak tersebut bisa sekolah. Misalnya mencari orang tua asuh, mengumpulkan dana bantuan sekolah atau mencari sekolah atau lembaga yang dapat menyertakan anak dalam proses pendidikan. Jika anak-anak yang telah dewasa 15-25 tahun cukup banyak, tetapi tidak dalam status sekolah, karena putus sekolah atau tidak meneruskan ke Perguruan Tinggi serta belum bekerja, Posdaya atau lembaga lain yang ada di desa itu bisa mengembangkan kursus-kursus keterampilan atau latihan wirausaha agar mereka memperoleh kesempatan kerja.

C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita

Jika dari pendataan keluarga diperoleh kenyataan bahwa banyak ibu-ibu keluarga Pra Sejahtera atau Sejahtera 1 dengan anak balita atau mempunyai anak dibawah usia 15 tahun yang tidak mempunyai kegiatan usaha, maka keluarga tersebut perlu diajak berhimpun dalam kelompok yang ada, seperti arisan, majelis taklim, PKK tingkat RT/RW. Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan dibantu melakukan kegiatan usaha ekonomi bersama anggota kelompok lainnya, utamanya yang telah berhasil dalam usaha ekonomi. Peserta perlu diberi pelatihan, penambahan pengetahuan atau dibantu melaksanakan usaha dengan mendatangkan guru atau tenaga yang telah berhasil mengembangkan usaha. Kalau perlu keluarga tersebut diajak magang atau bekerja sambil berlatih pada

(30)

pengusaha lain yang telah berhasil. Kelompok Posdaya membantu menjajaki kerjasama dengan lembaga keuangan atau bank yang ada di desa atau kecamatan untuk penyediaan modal, meningkatkan pengetahuan tentang kualitas produksi, pemasaran dan sebagainya. Membentuk dan mengembangkan Posdaya dengan berbagai bentuk dan jenis kegiatan diatas tentunya diperlukan petugas-petugas pelaksana yang perlu diidentifikasi dan disiapkan dengan meminta kesediaan mereka, melatih, membina dan memberikan tugas yang tepat sesuai dengan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan kesiapannya untuk bekerja di lingkungan dan bersama masyarakat di desanya.

2.1.2 Pemberdayaan

Menurut Ife (2005) dalam Lakoni (2009), pemberdayaan merupakan upaya penyediaan kepada orang-orang atas sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka menentukan masa depannya dan untuk berpartisipasi di dalam dan mempengaruhi kehidupan komunitas mereka. Terkait dengan itu, Sutrisno (2000) dalam Lakoni (2009) menjelaskan, dalam persfektif pemberdayaan, masyarakat diberi wewenang untuk mengelola sendiri dana pembangunan baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak lain disamping mereka harus aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan, perencanaan, dan pelaksanaan pembangunan sehingga dapat mendanai sendiri.

Pemberdayaan ialah sebagai proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat potensi kelompok lemah dalam masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. Seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Lakoni, 2009).

Tujuan dari pemberdayaan itu ialah mewujudkan masyarakat yang mandiri. Oleh karena itu, dalam program Posdaya lebih menekankan kepada pemberdayaan keluarga karena keluarga merupakan kelompok kecil dari

(31)

masyarakat. Diharapakan seluruh keluarga ikut serta menjadi anggota Posdaya, terutama dalam bidang ekonomi produktif. Kesertaan dalam kegiatan ekonomi ini akan menghasilkan kemandirian dalam bidang ekonomi dan mengantar partisipasi yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan dan keterampilan, serta kesehatan dan lingkungan yang mendukung hidup mereka menjadi lebih sejahtera.

2.1.3 Persepsi

Menurut Lengevelt (1966) dalam Harihanto (2001) mendefinisikan persepsi sebagai pandangan individu terhadap suatu obyek (stimulus). Akibat adanya stimulus, individu memberikan reaksi (respon) berupa penerimaan atau penolakan terhadap stimuli tersebut. Lengevelt juga mengatakan bahwa persepsi berhubungan dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus yang akan berakibat terhadap motivasi, kemauan, dan perasaan terhadap stimuli tersebut. Stimuli dapat bisa berupa benda, isyarat, informasi, maupun situasi dan kondisi tertentu. Konteks persepsi terhadap Posdaya yang memiliki berbagai macam program dan program Posdaya ini sebagai stimuli yang dapat menimbulkan persepsi pada individu yang melihat atau merasakannya.

Menurut Asngari (1984) dalam Harihanto (2001), mengatakan bahwa persepsi terhadap lingkunganya merupakan faktor penting karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut. Persepsi yang benar terhadap suatu obyek diperlukan, sebab persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku. Demikian pula menurut Duncan dalam Thoha (1988) dalam Harihanto (2001), mengatakan bahwa persepsi merupakan unsur penting dalam penyesuaian perilaku. Dapat dikatakan bahwa jika diinginkan agar seseorang berperilaku tertentu terhadap lingkungan, harus dilakukan intervensi untuk membentuk persepsi yang benar pada diri orang tersebut, terutama jika persepsinya belum benar.

Menurut Muchtar (1998), persepsi adalah proses penginderaan dan penafsiran rangsangan suatu objek atau peristiwa yang diinformasikan, sehingga seseorang dapat memandang, mengartikan dan mengintepretasikan rangsangan yang diterima sesuai dengan keadaan dirinya dan lingkungan dimana ia berada sehingga ia dapat menentukan tindakannya.

(32)

Persepsi yang dimiliki seseorang berbeda karena pengaruh berbagai faktor, mulai dari pengalaman, latar belakang, lingkungan dimana dia tinggal, juga motivasi dan lainnya. Faktor-faktor di atas, yang akan mempengaruhi seseorang dan menyebabkan seseorang dapat menginterprestasikan sesuatu mempunyai perbedaan pendapat.

Menurut Calhoun dan Acocella (1990) dalam Pandeangan (2005), persepsi yang kita kenal memiliki tiga dimensi yang sama dengan menandai konsep diri: 1. Pengetahuan: apa yang kita ketahui tentang pribadi lain,,wujud lahiriah,

perilaku, masa lalu, motif, dan sebagainya.

2. Pengharapan: gagasan kita tentang orang itu menjadi apa dan mau melakukan apa yang dipadukan dengan gagasan kita seharusnya dia menjadi apa dan melakukan apa.

3. Evaluasi: kesimpulan kita tentang seseorang didasarkan pada bagaimana seseorang (menurut pengetahuan kita) memenuhi pengharapan kita tentang dia.

Lockard (1974) dalam Tampang (1999) mendefinisikan persepsi sebagai apa yang dipelajari dan diketahui secara keseluruhan melalui panca indera. Persepsi merupakan proses dimana akan diperoleh beberapa atau keseluruhan informasi tentang suatu hal. Persepsi terdiri dari variabel-variabel yang berkombinasi dengan lainnya, yaitu:

1. Pengalaman masa lalu, apa yang pernah di alami.

2. Indoktrinasi budaya, bagaimana menerjemahkan apa yang dialami.

3. Sikap pemahaman, apa yang diharapkan dan apa yang dimaksud dari hal tersebut.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi ialah pandangan individu atau pemaknaan stimuli terhadap suatu obyek melalui proses penginderaan dan individu dapat memberikan reaksi (respon). Persepsi dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pengetahuan dan pengalaman. Menurut Soekanto (2002), pengetahuan merupakan kesan yang ada dalam pikiran manusia, dimana kesan tersebut merupakan hasil dari penggunaan panca inderanya. Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara bertanya pada orang lain, mendengarkan informasi atau melalui media massa. Pengetahuan akan

(33)

membentuk suatu tindakan dalam diri seseorang (Notoatmodjo, 2003 dalam Herman , 2005). Oleh karena itu, tindakan didasari pengetahuan akan tahan lama daripada yang tidak didasari pengetahuan. Dalam hal ini, pengetahuan ialah informasi yang diterima atau kemampuan masyarakat untuk mengetahui atau memahami hal-hal yang berhubungan dengan Posdaya. Jika masyarakat memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap Posdaya, maka persepsi yang diberikan cenderung positif. Sebaliknya jika pengetahuan mereka tentang Posdaya rendah, maka persepsi mereka cenderung tidak mengetahui tentang Posdaya.

Menurut Agustina (2000), pengalaman merujuk kepada apa yang pernah dilakukan dan apa yang pernah di alami pada masa lalu seperti apa yang sudah diserap atau didapatkan dari suatu pelatihan yang pernah diikuti. Dalam hal ini, pengalaman didapatkan melalui proses belajar masyarakat terhadap segala sesuatu yang pernah dialaminya pada masa lalu seperti pelatihan-pelatihan yang pernah didapatkan dari Posdaya maupun pelatihan dari lembaga lainnya atau pertemuan yang diadakan oleh masyarakat atau instansi pemerintah. Biasanya melihat pengalaman yang terjadi pada diri sendiri lebih kuat dibandingkan dengan melihat pengalaman orang lain.

Persepsi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu lingkungan sosial individu. Manusia merupakan makhluk sosial, bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain dan hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam bentuk komunikasi dan situasi, dalam kehidupan seperti ini terjadi interaksi. Menurut Moss (1874) dalam Orford (1991) dalam Yusniati (2008), lingkungan sosial ialah iklim sosial. Dilihat dari tipenya, lingkungan terbagi menjadi beberapa tipe, salah satunya yaitu educational university student living groups, dilihat dari:

a. Dimensi hubungan, yang mana dalam dimensi ini melibatkan dukungan emosi.

b. Dimensi perkembangan individu, seperti kebebasan, orientasi tradisi sosial, persaingan akademik, prestasi, dan intelektualitas.

c. Dimensi sistem pemeliharaan dan sistem pergantian, seperti memerintah dan organisasi, pengaruh pelajar, dan inovasi.

(34)

Berdasarkan pemaparan di atas, pengertian lingkungan sosial dalam hal ini lebih menekankan kepada hubungan interaksi manusia yaitu hubungan peserta Posdaya dengan tetangga, peserta Posdaya dengan keluarga, dan peserta Posdaya dengan pengurus Posdaya. Persepsi akan menentukan sikap dan perilaku seseorang sehingga persepsi yang positif akan mendukung motivasi peserta Posdaya untuk berpartisipasi dan dapat menentukan sikap serta perilaku peserta Posdaya dalam pelaksanaan program Posdaya.

2.1.4 Motivasi Berperanserta 2.1.4.1 Pengertian Peran Serta

Pembangunan ialah sebagai suatu proses yang menggambarkan adanya pengembangan, baik meliputi proses pertumbuhan maupun perubahan dalam kehidupan bersama (organisasi), sosial, dan budaya. (Pudjiwati Sajogyo, 1983;3 dikutip dalam Jacub 1985). Pembangunan desa dimaksudkan sebagai pembangunan fisik yang dilakukan oleh warga masyarakat tersebut melalui proyek-proyek yang dikembangkan bersama atau datang dari pusat sedangkan pembangunan keluarga dimaksudkan sebagai pembangunan yang dilakukan oleh anggota keluarga, khususnya kepala keluarga, untuk lebih meningkatkan taraf hidupnya. Melakukan pembangunan desa dibutuhkan peran serta masyarakat yang memiliki tiga aspek, yaitu 1) pengambilan keputusan, 2) pelaksanaan, dan 3) evaluasi.

Peran serta masyarakat atau partisipasi adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah dan pelaksanaan upaya mengatasi masalah (Jamin, 2010). Peran serta masyarakat atau partisipasi dimulai dari proses mengenali masalah, merencanakan kegiatan, dan melaksanakan kegiatan.

Madrie (1986) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam proses pembangunan secara sukarela dan atas kemauan sendiri. Adapun beberapa hal penting yang merupakan eksistensi suatu konsep partisipasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

(35)

a. Adanya suatu bentuk keterlibatan mental dan emosional seseorang yang berpartisipasi.

b. Adanya kesediaan dari seseorang dalam memberikan kontribusi, memberikan suatu aktivitas, kegiatan-kegiatan dalam suatu kehidupan kelompok atau komunitas suatu masyarakat.

c. Adanya tanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan seseorang.

d. Adanya hal-hal yang akan menguntungkan bagi individu, yaitu menyangkut adanya pemuasan akan tercapainya tujuan bagi dirinya.

Peran serta masyarakat dalam pembangunan saat ini sangat berguna karena diharapkan pembangunan tidak hanya oleh pemerintah saja namun masyarakat sebagai pengguna pun diharapkan mampu berperanserta aktif, seperti bentuk semu, praktek kerjasama dan proses pemberdayaan. Menurut Anharudin (2006) dalam Suryaningsih (2007) menyatakan bahwa peran serta masyarakat terhadap pembangunan dapat dilaksanakan dalam proses pembuatan keputusan dan implementasinya, sehingga nantinya terwujud kepada pembangunan yang berkelanjutan, sesuai kehendak masyarakat. Peran serta masyarakat dalam kebijakan dapat diwujudkan dalam bentuk sumbangan pikiran dan tenaga terhadap proses penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan.

Disimpulkan bahwa peran serta adalah keikutsertaan untuk berperan dalam proses pembangunan baik dalam peranannya sebagai warga desa, maupun peranannya sebagai anggota rumah tangga. Peran serta disini mempunyai aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut.

2.1.4.2 Motivasi

Menurut Yulianto (1993) menyatakan bahwa motivasi adalah keseluruhan pendorong atau penggerak yang terdapat dalam diri seseorang baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, yang menyebabkan ia berbuat sesuatu bagi dirinya. Menurut Adam Ibrahim (1983) dalam Yulianto (1993), motivasi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam diri manusia atau proses psikologis yang terjadinya interaksi antar sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar dan pemecahan persoalan.

(36)

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Terdapat perbedaan dalam tingkat motivasi yang ditunjukan seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama. Bahkan seseorang akan menunjukan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda dan dalam waktu yang berlainan pula. Wijaya (1986) menjelaskan perbedaan motivasi yg ada dalam diri seseorang dipengaruhi oleh: 1) kematangan; 2) latar belakang kehidupan; 3) usia/umur; 4) kelebihan-kelebihan fisik, mental, pikiran; 5) sosial dan budaya; dan 6) lingkungan.

Menurut Siagian (2004), kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan primer yang bersifat kebendaan dan sekunder yang tidak bersifat kebendaan. Memenuhi kebutuhan ini harus melakukan sebuah teknik untuk memuaskan kebutuhannya yaitu dengan cara berorganisasi. Motivasi yang dimiliki setiap individu akan berbeda karena tergantung kepada interaksi individu dengan situasinya. Rangsangan yang sama diberikan kepada setiap individu terkadang menghasilkan perilaku yang berbeda-beda antara individu tersebut. Motivasi terbagi menjadi dua macam, yaitu motivasi instrinsik, yang bersumber dari diri sendiri dan motivasi ekstrinsik, yang berasal dari luar orang tersebut.

Disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar individu untuk memenuhi kebutuhannya dan berusaha bertindak semampu mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta Posdaya akan termotivasi mengikuti atau ikut terlibat kegiatan Posdaya jika peserta Posdaya merasa kebutuhannya akan terpenuhi atau ada kebutuhan yang belum lengkap. Motivasi peserta Posdaya dapat muncul karena lingkungan sekitarnya maupun dari dirinya sendiri. Motivasi yang tinggi akan menghasilkan partisipasi peserta Posdaya yang berupa tindakan perilaku peserta Posdaya yang mendukung dalam keberhasilan program Posdaya.

2.1.4.3 Motivasi Berperanserta

Wahjosumidjo (1992:174) dalam Ngadimin (1998) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.

(37)

Selanjutnya dijelaskan motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan faktor di dalam diri seseorang itu sendiri tersebut yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut ekstrinsik. Faktor dalam diri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, dan pendidikan, berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkan faktor luar dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, yaitu lingkungan, kegiatan penyuluhan atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi faktor dalam maupun faktor luar motivasi timbul karena adanya rangsangan.

Menurut Atkinson (Scott, 1964:83) dalam Ngadimin (1998), kekuatan motivasi untuk melakukan kegiatan adalah fungsi dari:

1. Kekuatan yang menjadi alasan bertindak adalah suatu keadaaan dalam diri seseorang, tingkat alasan atau motif-motif yang menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk memenuhi kepentingannya .

2. Harapan adalah kemungkinan atau keyakinaan perbuatan seseorang akan mencapai tujuannya.

3. Nilai insentif yang merupakan imbalan atau ganjaran yang diharapkan demi tercapai tujuannya.

Menurut Ilyas (2006), motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi kejiwaan dan mental seseorang berupa aneka keinginan, harapan, dorongan, dan kebutuhan yang membuat seseorang melakukan sesuatu untuk mengurangi kesenjangan yang dirasakannya. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semangat atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan dengan bekerja keras dan cerdas demi mencapai tujuan.

Peran serta masyarakat atau partisipasi dimulai dari proses mengenali masalah, merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan. Menurut Tjondronegoro (1983) dalam Madrie (1986), mengemukakan bahwa partisipasi akan dipengaruhi oleh needs, motivasi, struktur sosial, stratifikasi sosial dalam masyarakat, orang akan berpartisipasi menyangkut adanya kebutuhan akan kepuasan, mendapatkan keuntungan, dan akan meningkatkan keuntungan statusnya. Bentuk partisipasi ini akan dapat berupa pengorbanan waktu, pemberian uang, menyumbang tenaga dan menyumbang materi lainnya. Partisipasi dari masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan kegiatan-kegiatan

(38)

yang berada di masyarakat. Peran serta masyarakat terdiri dari tiga aspek, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut.

Disimpulkan bahwa motivasi berperanserta ialah dorongan yang ada di dalam diri individu maupun dari luar individu untuk terlibat dalam suatu kegiatan mulai dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang menyangkut adanya pemenuhan kebutuhan, harapan dan keuntungan yang diperoleh. Jika masyarakat merasakan Posdaya bermanfaat berada di daerahnya, maka masyarakat cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk berperanserta dalam Posdaya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pemberdayaan masyarakat akan menciptakan keluarga yang mandiri dan harus dimulai dari pengembangan sumber daya yang diikuti oleh partisipasi penuh dari masyarakat lokal dan keluarga yang menjadi sasaran. Posdaya berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat dan pemberdayaan agar kesejahteraan keluarga meningkat. Salah satu faktor partisipasi masyarakat ialah kemauan masyarakat. Dimana dalam kemauan tersebut terdapat persepsi dan motivasi.

Menurut Lengevelt (1966) dalam Harihanto (2001) mendefinisikan persepsi sebagai pandangan individu terhadap suatu obyek (stimulus) melalui proses penginderaan dan individu dapat memberikan reaksi (respon). Dalam hal ini dilihat pandangan peserta Posdaya terhadap Posdaya dengan tiga indikatornya, yaitu program-program Posdaya, peran Posdaya, dan pengembangan fungsi keluarga. Persepsi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan pendapatan, status dalam Posdaya (terlibat dalam kepengurusan Posdaya dan tidak terlibat dalam kepengurusan Posdaya), pengetahuan, dan pengalaman. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan luar yang mempengaruhi persepsi seseorang, seperti lingkungan sosial individu yang lebih menekankan kepada hubungan interaksi peserta Posdaya dengan tetangga, peserta Posdaya dengan keluarga, dan peserta Posdaya dengan pengurus Posdaya.

Lengevelt juga mengatakan bahwa persepsi berhubungan dengan pendapat dan penilaian individu terhadap suatu stimulus yang akan berakibat terhadap

(39)

motivasi, kemauan, dan perasaan terhadap stimuli tersebut. Menurut Uno (2007) dalam Fibriana (2009), motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Peran serta ialah keikutsertaan untuk berperan dalam proses pembangunan baik peranannya sebagai warga desa, maupun peranannya sebagai anggota rumah tangga. Peran serta disini mempunyai aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari kegiatan-kegiatan.

Motivasi berperanserta adalah dorongan yang ada di dalam diri individu maupun dari luar induvidu untuk terlibat dalam suatu kegiatan mulai dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang menyangkut adanya pemenuhan kebutuhan, harapan dan keuntungan yang diperoleh. Motivasi berperanserta pada peserta Posdaya mencakup tiga indikator, yaitu: 1) motivasi merencanakan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keuntungan; 2) motivasi melaksanakan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keuntungan; 3) motivasi mengevaluasi suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan, harapan, dan keuntungan.

Persepsi dan motivasi berperanserta pada peserta Posdaya akan menentukan partisipasi peserta Posdaya dalam program Posdaya dan partisipasi peserta akan menentukan keberhasilan program Posdaya.

(40)

Stimulus

Posdaya

Keterangan:

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal (jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat penghasilan, status dalam Posdaya, pengetahuan, dan pengalaman) memiliki hubungan dengan persepsi peserta Posdaya.

2. Faktor eksternal (lingkungan sosial) memiliki hubungan dengan persepsi peserta Posdaya. Persepsi Peserta Posdaya: 1. Persepsi terhadap program Posdaya 2. Persepsi terhadap peran Posdaya 3. Persepsi terhadap pengembang an fungsi keluarga Motivasi berperanserta pada peserta Posdaya: 1. Motivasi merencana- kan 2. Motivasi melaksana- kan 3. Motivasi evaluasi Partispasi Peserta Posdaya Faktor Internal: 1. Jenis Kelamin 2. Tingkat Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatan 5. Status di Posdaya (terlibat dalam kepengurusan dan tidak terlibat) 6. Pengetahuan 7. Pengalaman Faktor Eksternal: 1. Lingkungan sosial : a. Hubungan dengan keluarga b. Hubungan dengan tetangga c. Hubungan dengan Pengurus Posdaya Keberhasilan Program Posdaya

Gambar 1. Persepsi dan Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya dalam Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)

Gambar

Gambar 1. Persepsi dan Motivasi Berperanserta Peserta Posdaya dalam Program  Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya)
Gambar  23.  Jumlah  Responden  Berdasarkan  Persepsi  Terhadap  Posdaya  dalam   Dimensi Evaluasi
Gambar  24.  Jumlah  Responden  Berdasarkan  Persepsi  Terhadap  Posdaya  dalam   Dimensi Potensi
Gambar  26.  Jumlah  Responden  Berdasarkan  Persepsi  Terhadap  Posyandu  dalam  Dimensi Evaluasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan kepada Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN1. LAPORAN POSKO PENGENDALIAN

1) Motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan. 2) Proses belajar mengajar sudah mengarah ke metode demonstrasi secara lebih

[r]

Soal 3 Bobot 2,5 Kunci Kompetensi Dasar MENGGUNAKAN ALAT UKUR WATT METER PADA TEGANGAN AC Materi.. Menerangkan terminal – terminal yang ada pada peralatan

“Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Komisaris Independen, dan Audit Report Lag terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Empiris pada

Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya revitalisasi PKn sebagai pendidikan hukum dan politik baik dari pendekatan konten maupun pendekatan proses..

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu model pembelajaran yang dilakukan secara bekerjasama antara anggota satu dengan yang lainnya didalam kelompok tersebut