• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Kajian Teori

2. Motivasi

23

Banyak ahli yang memberikan makna terkait dengan motivasi yakni25

1) Mc. Clelland, mengatakan motivasi merupakan berubahnya kemampuan pada suatu individu yang didasari akan munculnya rasa serta aksi untuk meraih tujuan.

2) Thomas M. Risk, mengungkapkan motivasi merupakan kegiatan yang sadar oleh pendidik dengan penanggulan kemampuan-kemampuan pada individu untuk meraih pencapaian pembelajaran.

3) Chaplin, motivasi merupakan elemen yang dipakai dalam memunculkan faktor untuk kebangkitan pertahanan pengelolaan dan penyaluran sikap sasaran.

4) Tabrani Rusyan, motivasi adalah dorongan untuk melaksanakan suatu hal dalam meraih cita-cita.

5) Dimyati dan Mudjiono, Mengungkapkan motivasi merupakan rasa ingin aktif gerak penyaluran penghargaan akan sertifikat dan perilaku individu.26 6) Menurut Atkinson, motivasi didefinisikan sebagai

keinginan individu dalam tingkatnya yang memiliki

25 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, 180-182.

26 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:

Teras,2012), 141-142.

25

peningkatan untuk mendapatkan suatu output yang sangat berpengaruh.

7) A.W Bernard, Keadaan dengan pelibatan rangsangan untuk meraih tujuan dengan pergerakan tujuan-tujuan tertentu. Motivasi adalah kegiatan yang besar untuk pengadaan gerakan dalam meraih cita-cita.

8) Abraham Maslow, Suatu hal yang memiliki sifat yang sangat ketat dan tidak memiliki akhir kompleks. Hal ini adalah suatu karakteristik yang umum untuk suatu organisasi. Menurutnya motivasi adalah suatu kegiatan yang tetap dan tidak akan memiliki akhir dan umum.

9) John W Santrock, motivasi adalah kegiatan yang memberikan arah semangat ataupun perilaku sikap yang memiliki motivasi merupakan perilaku yang memiliki arah yang tahan lama 27

b. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau mengunggah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk mendapatkan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

Bagi seorang pemimpin, tujuan motivasi ialah untuk menggerakkan bawahan dalam usaha meningkatkan kinerja

27 John W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), 510.

sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya. dengan contoh yang telah disebutkan, jelas bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Semakin jelas tujuan yang akan dicapai, semakin jelas pula bagaimana Tindakan memotivasi itu dilakukan.

Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika memiliki tujuan yang jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.28 Gambaran tersebut dapat menjelaskan secara universal apa yang menjadi tujuan dari adanya motivasi.

c. Fungsi Motivasi

Adapun fungsi dari motivasi yakni:

1) Motivasi memiliki dorongan sikap dan perilaku yang berubah.

2) Memiliki fungsi memberikan arah dalam arti memberikan arahan akan suatu hal dengan meraih cita-cita yang ingin diraih.

3) Motivasi memiliki fungsi gerakan untuk menentukan cepat atau lambat satu hal yang dilakukan.

4) Motivasi dapat berfungsi sebagai penolong untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

5) Sebagai penentu arah dari tingkah laku individu yakni pencapaian tujuan.

28 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2017), 73-74.

27

6) Memiliki fungsi untuk menyeleksi suatu sikap supaya sikap individu bisa dipilih dan bisa diarahkan sesuai dengan tujuan yang akan diraih.29

d. Komponen Motivasi

Motivasi pada umumnya dibagi menjadi dua komponen yang mana keduanya saling berkesinambungan komponen tersebut meliputi komponen luar dan dalam. Komponen luar dari motivasi berbentuk arah yang akan diraih, sedangkan elemen pada suatu motivasi adalah suatu hal yang dibutuhkan oleh suatu individu.

Elemen dalam motivasi bisa berupa berubahnya individu kondisi yang tidak luas serta ketegangan psikologis. Elemen luar tersebut terealisasi melalui komponen luar yang berupa suatu hal yang diinginkan individu untuk meraih suatu cita-cita yang akan menjadi sikapnya. 30

e. Jenis-jenis motivasi

Melalui penelitian dan analisis mengenai motivasi dan hal-hal lain seputarnya, kemudian motivasi dapat dicermati dan diperinci menjadi beberapa bentuk antara lain:

1) Menurut Chaplin, mengatakan motivasi terbagi pada dua hal yakni:31

a) Penggerak fisiologis, yaitu:

29 Abdul Rahman Shaleh, 204.

30 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), 159.

31 Chaplin, J. P. Kamus lengkap Psikologi. Terjemahan oleh Kartini Kartomo (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008)

Dukungan fisik seperti nafsu, seks, dll.

b) Penyebab sosial, yaitu:

Adanya hubungan terhadap individu lainnya seperti rasa empati, simpati dan lainnya.

2) Menurut Marquis serta Woodworth motivasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:32

a) Motivasi yang dibutuhkannya pada suatu hal yang muncul akibat yang alami misalnya minum makan dan lainnya.

b) Motivasi langsung, yaitu motivasi yang timbul karena keadaan yang memerlukan respon rasa cepat dan kuat pada suatu individu untuk penyelamatan individu, mendorong, membalas serta lainnya yang muncul dari rangsangan luar.

c) Motivasi objektif adalah dorongan yang memberikan arah pada suatu individu yang diraih dengan kecakapan kebutuhan dan mengeksplorasi serta minat. Motivasi yang muncul karena adanya dukungan untuk meraih cita-cita dengan baik. 33 3) Motivasi menurut Wood Worth terbagi menjadi dua hal,

yaitu:

32 Woodworth, R.S. and Marquis, D.G. Psycholog Henry (New York: Holt and Company, 1957)

33 Abdul Rahman Shaleh, 138.

29

a) motif yang belum lahir adalah motivasi tubuh inti yang dijabarkan yang menjadi suatu sikap yang sudah ada semenjak individu dilahirkan seperti minum, makan, gerak, istirahat yang menjadi suatu kebudayaan biologis.

b) Learned motives ialah motivasi yang timbul sebab pendidikan misalnya dukungan buat belajar, mengenali sesuatu perihal dalam kegiatannya.34 4) Pemikiran Abdul Rahman, mengklasifikasikan motivasi

pada dua hal:

a) Motivasi intrinsik, merupakan motivasi yang muncul pada suatu individu dengan rangsangan dari luar. Misalnya gemar melakukan bacaan, temukan sendiri buku untuk dibaca tanpa dorongan apa pun.

b) Motivasi ekstrinsik ialah rangsangan yang asalnya dari luar misal individu rajin belajar karena akan ujian.35

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor yang mempengaruhi adanya motivasi untuk mengetahui hal-hal mendasar yang menjadikan seseorang memiliki perasaan yang timul sebagai suatu dorongan. Aspek-aspek tersebut menentukan intensitas dari motivasi itu sediri. Hamzah B. Uno

34 Abdul Rahman Shaleh, 193-194.

35 Abdul Rahman Shaleh, 194.

mengemukakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya motivasi itu penting yang dimiliki individu baik secara internal maupun eksternal. 36.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan faktor yang memiliki pengaruh pada motivasi yakni intrinsik serta faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yakni keinginan untuk berhasil, dorongan pada suatu individu, sebuah keinginan serta cita-cita masa datang, penghargaan yang diberikan pada diri sendiri seta lingkungan pembelajaran yang kondusif. Sedangkan faktor yang mempengaruhi faktor motivasi eksternal merupakan seluruh suatu yang berasal dari luar diri seorang.

a) Teori Hirarki Kebutuhan Abraham H. Maslow

Abraham Maslow mengungkapkan individu memiliki motivasi atau rasa ingin akan kebutuhannya dikelompokkan menjadi lima yakni:37

1) Kebutuhan Fisiologis

Suatu wujud nyata seperti kebutuhan fisik yang terdiri dari sandang, pagan, papan, yang menjadi satu hal yang dibutuhkan oleh suatu individu. Ini dibutuhkan oleh individu dengan rasa puas. Sehingga individu bisa

36 Hamzah B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2016) 3.

37 Abraham, Maslow. Motivation and Personality (Teori Motivasi dengan Ancaman Hirarki Kebutuhan Manusia), Terjemahan Nurul Iman. (Jakarta: Gramedia, 1984).

31

dikatakan memiliki kehidupan yang normal ini berkaitan dengan ekonomi suatu individu yang secara umum.38

2) Kebutuhan Rasa Aman

Ketika kebutuhan fisik terpenuhi, muncul kebutuhan lain yang bisa diatur seperti aman, ketergantungan, perlindungan, rasa bebas dari cemas dan takut serta lainnya.39

Kebutuhan ini adalah pengelola sikap dengan penyerapan suatu individu untuk pemuasan kebutuhannya yang meraih suatu kehidupan.

3) Kebutuhan Sosial

Sudah umum diterima untuk rasa benar secara pemikiran individu bahwa kebutuhan individu yakni adanya individu yang memiliki penghargaan atas martabatnya.

Kebutuhan sosial ini tercermin pada perasaan yakni:40 a) Rasa penerimaan oleh orang lain dengan siapa dia

berinteraksi dan berinteraksi dalam organisasi atau dalam kata “sense of being” tinggi. Tidak ada yang memiliki normalitas sempurna, asing dari suatu kelompok yang menjadi anggotanya. Sebagai kebalikannya rasa semangat kerja akan tumbuh bila ia

38 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, 146-147

39 Abraham Maslow, Motivation and Personality (Teori Motivasi dengan Ancaman Hirarki Kebutuhan Manusia), Terj. Nurul Iman (Jakarta: Gramedia, 1984), 41.

40 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, 152.

diterima di organisasi yang bisa menghargainya dengan demikian ia bisa bersikap dan berpikir yang baik dan memberikan sumbangsih yang besar untuk meraih tujuan.41

b) Harus diterima yang menjadi satu kenyataan untuk individu yang memiliki jati diri yang unik dengan kelebihannya dan kekuranga. Melalui jati diri yang unik setiap individu memiliki pentingnya rasa senang hal ini memiliki makna bahwa setiap individu memiliki

“sense of importance”. Apabila oragnisasi melakukan

pengingkaran hal yang nyata ini bukan mustahil ia menghadapi rasa sulit dalam pergerakan. Bawahan memang harus dijaga supaya ego individu tidak sedemikian menonjol supaya tidak menjerumus terhadap pengabaian dan pengorbanan kepentingan individu lain.

c) Kebutuhan supaya bisa merasakan kemajuan bisa dikatakan pada kategori suatu individu yang umum bila mendapatkan kegagalan. Para ahli memberikan klasifikasi kebutuhan ini yaitu “need for success” yang senang dan bangga jika akan berhasil. Setiap jenis terus menerus tergolong suatu peningkatan keberhasilannya

41 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, 152

33

sangat memiliki suatu hal yang penting dipunyai untuk bisa melakukan karya pada suatu individu.42

d) Kebutuhan akan rasa diikutsertakan “sense of partisipan” dimana memiliki rasa yang banyak pada

suatu kehidupan organisasi dalam mengambil suatu keputusan yang terkait dengan individu sendiri. Sudah umum dirasakan bahwa keikutsertaan individu pada mengambil suatu keputusan terutama yang terkait dengan pekerjaan dengan memiliki dampak yang sangat besar, artinya individu bisa dilibatkan dengan penentuan penyangkutan dirinya supaya keputusan yang biasa diambil merupakan putusan dari individu sendiri. Apabila perasaannya itu muncul dengan harapan satu hal yang memiliki keterkaitan memiliki tanggung jawab yang besar. Pada pelaksanaan keputusan yang diraihnya beda hal bila keputusan yang didapatkan merupakan kebutuhan suatu organisasi yang tinggi serta bisa disampaikan untuk individu pada keadaan ini. Pelaksanaannya tidak terlalu terasa terikat untuk melakukan dengan baik apalagi bila putusan itu bisa melakukan kerugian pada individu. Nilai menjadi alasan untuk mengungkapkan bahwa manajemen yang

42 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya,154

baik merupakan individu yang bisa dipakai untuk pentingnya pemberian motivasi.43

4) Kebutuhan “Esteem”

Individu memiliki ciri bahwa ia memiliki harga diri.

Individu membutuhkan rasa diakui atas keberadaannya.

Keberadaan dan status individu dicerminkan pada penggunaan yang bisa dipandang menjadi individu pada suatu organisasi. Penggunaan lambang dinyatakan baik disebut lingkungannya apabila lingkungan tersebut sudah memiliki kemajuan yang jelas, bentuk jenis dan ragam akan melakukan tersebut. Berbeda dengan masyarakat lainnya.

Status itu memiliki perbedaan bahkan berbeda antara individu satu dengan lainnya. Apabila dimensi keterkaitan suatu kehidupan bisa dikatakan banyak biasanya tingginya status seseorang pada suatu organisasi maka akan semakin banyak sumber yang dipakai dalam mengungkapkan statusnya serta diakui oleh individu lain baik langsung ataupun tidak langsung.44

5) Kebutuhan Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri bisa dikatakan sebagai berkembangnya pemakaian bakat dengan memenuhi mutu dan kualitas individu dengan kemampuan yang dimiliki.

43 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya,155

44 Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, 155-156

35

Kebutuhan dengan rasa aman dan emosi akan perasaan yang ada pada individu yang berharga namun kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas jika kita gagal berusaha untuk memuaskan kebutuuhan akan aktulisasi diri.45

Suatu perasaan puas dan kegelisahan yang baru, kecuali apabila orang itu melakukan apa yang secara individual, sesuai baginya. Seorang musisi harus menciptakan musik, seorang artis harus melukis, seorang musisi harus bersyair, jika pada akhirnya ia ingin tenterem.

Orang yang dapat menjadi sesuatu, harus menjadi sesuatu.

45 Duane Schultz, Psikologi pertumbuhan: Model-model Kedirian Sehat, Terj. Yustinus (Yogyakarta: kanisius, 1991), 293.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.46 Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan instrumennya adalah kuesioner yang akan disebarkan pada sampel atau responden yang dipih sesuai dengan kriteria.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan atau field research dengan melaksanakan pencarian data dengan langsung di

lapangan yakni pada mahasiswa UKK KSR PMI Unit UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang sedang menyusun skripsi dalam mendeskripsikan terkait dengan pengaruh adanya dukungan teman sebaya pada peningkatan motivasi .

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk lebih dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.47 Penelitian ini yang diteliti adalah seluruh anggota aktif UKK KSR PMI Unit UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang

46 Sugiyono, 7.

47 Sugiyono, 136.

37

sedang menyusun skripsi. Jumlah anggota yang sedang menyusun skripsi yang diketahui oleh peneliti berjumlah 142 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.48 Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam menentukan sampel.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan atau kriteria tertentu, yang kemudian disebarkan kepada anggota KSR PMI Unit UIN KH. Achmad Siddiq Jember sesuai dengan kriteria yang telah peneliti tentukan. Oleh karena itu semua ciri-ciri populasi harus diwakili dalam sampel.

Tabel 3.1 Kriteria Responden

No. Kriteria Jumlah

1. Anggota Aktif UKK KSR PMI Unit UIN KH. Achmad Shiddiq Jember

142

2. Semester 6 Ke atas 34

3. Sedang mengajukan judul skripsi,

menyusun proposal, menyusun skripsi

34

Jumlah Sampel 34

48 Sugiyono, 81.

Dokumen terkait