• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

B. Motivasi Kerja Kerja 1 Pengertian Motivasi Kerja

Tindakan seseorang dalam kontek apapun termasuk dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya diawali oleh adanya tenaga

dorongan dari dalam dirinya serta rangsangan yang berasal dari

lingkungannya. Dorongan dari dalam dirinya berkaitan erat dengan

kebutuhannya, sedangkan rangsangan dari luar berkaitan erat dengan cita-

cita dan harapannya seperti status sosial, uang, jabatan dan lain-lain.

Menurut Danim, motivasi (motivation) diartikan sebagai kekuatan,

dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan atau mekanisme psikologi yang

mendorong seseorang atau kelompok orang untuk mencapai prestasi

tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.46 Terkait arti kognitif,

motivasi diasumsikan sebagai aktivitas individu untuk menentukan

kerangka dasar tujuan dan penentuan perilaku untuk mencapai tujuan.

Menekankan pada arti afeksi, motivasi bermakna sikap dan nilai dasar yang

dianut oleh seseorang atau sekelompok orang untuk bertindak atau tidak

bertindak.

Menurut Hasibuan, motivasi adalah daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegerasi dengan segala upaya-upayanya untuk

46

Sudarwan Danim, Prof.,Dr., Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, (PT. Rineka Cipta, Jakarta: 2004), hlm. 2.

mencapai kepuasan.47 Selanjutnya menurut Hasibuan ada hal-hal yang

dapat memotivasi bawahan, yaitu:

1) Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang

yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggungjawab,

kemajuan dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya

penagkuan atas semuanya itu.

2) Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang

bersifat embel-embel pada pekerjaan, tunjangan, sebutan jabatan, hak,

gaji, dan lain-lain.

3) Karyawan kecewa jika peluang untuk berprestasi terbatas, mereka

akan sensitif pada lingkungannya serta mencari-cari kesalahan.

Sedangkan Akitson dan Hilgard yang dikutip Hariandja motivasi

diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku

atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan

dalam usaha yang keras atau lemah.48

Bila apa yang merupakan kebutuhan pegawai itu sudah dapat

diketahui dan dirumuskan dengan pasti, maka selanjutnya perlu

direncanakan cara-cara memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan perkataan

lain harus ditemukan pula metode-metode, alat dan sarana-sarana yang

cocok untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Maslow seperti dikutip oleh Husein berhasil mengembangkan suatu

teori tentang adanya tingkat kebutuhan manusia :

47

Hasibuan, Malayu H.SP, Organisasi dan Motivasi Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta, 2003), hlm. 97.

48

1) Kebutuhan fisik (the physiological needs)

2) Kebutuhan akan rasa aman (the safety needs)

3) Kebutuhan untuk dicintai (the love needs)

4) Kebutuhan untuk dihargai (the esteem needs)

5) Kebutuhan untuk aktualitas diri (the needs for self-actualization)49

Teori Maslow mengenai motivasi didasarkan kepada adanya

tingkat-tingkat kebutuhan dan perubahan daya dorongnya. Perubahan daya

dorong dalam istilah Maslow disebut prepotency berarti bahwa apabila

semua tingkat kebutuhan manusia tidak dapat dipenuhi, maka kebutuhan-

kebutuhan dasar yang bersifat fisik seperti sandang, pangan, papan akan

merupakan kebutuhan yang dominan. Apabila kebutuhan tingkat awal

sudah dapat terpenuhi akan mendorong manusia untuk mencapai tingkat

berikutnya dan seterusnya.

Implikasi manajerial teori Maslow disini adalah bagaimana

memotivasi pegawai atau mengaktifkan, menggerakan perilaku kerja

pegawai kearah peningkatan efektivitas organisasi. Sesuai dengan teori ini,

seorang pegawai tidak akan termotivasi untuk bekerja dengan baik

bilamana pelaksanaan pekerjaan tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

Gaji, upah atau uang merupakan sarana yang sangat pentinguntuk

memenuhi kebutuhan fisik. Oleh karena itu, memberikan gaji yang layak

kepada karyawan menjadi factor motivasional yang penting untuk

memenuhi kebutuhan tingkat pertama, meskipun gaji dapat juga menjadi

sarana untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Sesuai dengan teori diatas

49

juga, bilamana kebutuhan fisik terpenuhi, kebutuhan rasa aman akan

meningkat intensitasnya. Program seperti tunjangan kesehatan, pension,

asuransi dan keselamatan kerja merupakan faktor motivasional yang

sangat penting. Penyediaan sarana ibadat, olahraga, dan berbagai kegiatan

yang bersifat social yang memungkinkan terjadinya interaksi intensif

diantara karyawan juga merupakan faktor motivasional untuk memenuhi

kebutuhan tingkat ketiga. Kesempatan mengembangkan diri melalui

program pendidikan merupakan faktor motivasional untuk memenuhi

kebutuhan tingkat yang lebih tinggi, meskipun tidak semua pegawai

memiliki intensitas kebutuhan untuk ini.

Kemudian Randall S. Schuler dalam Husein menerangkan kaitan

antara motivasi dengan perilaku pegawai atau individu dalam suatu

organisasi memotivasi pegawai berarti upaya mendapatkan pegawai

dengan cara terus menerus berusaha menghilangkan prilaku yang tidak

dikehendaki oleh organisasi.50 Perilaku yang tidak dikehendaki oleh

organisasi adalah rendahnya kinerja pegawai, tingginya tingkat

ketidakhadiran pegawai, tingkat keluar masuknya pegawai dan perilaku

pegawai yang menghindari tugas dan tanggung jawab. Sedangkan perilaku

yang diinginkan oleh organisasi adalah, kinerja, kehadiran, keterikatan

pegawai pada organisasi dan budaya kerja.

Teori tentang motivasi selanjutnya dijelaskan oleh Sudarwan

Danim melalui teori Pengharapan (Expectancy theory) tentang motivasi

dibangun atas pendekatan kognitif. Ada tiga konsep esensial yang

50

mendasari motivasi manusia, yaitu pengharapan, nilai dan penghargaan.51

Melalui teori Pengharapan (Expectancy theory) menerangkan bahwa

manusia dalam pekerjaannya biasanya mempunyai beberapa alternatif-

alternatif untuk dipilih. Dan dia harus memilih satu diantara alternatif-

alternatif tersebut berdasarkan pengharapannya. Dengan perkataan lain,

alternatif yang dipilih haruslah alternatif yang memberi imbalan yang sesuai

dengan prestasi kerja yang dicapai pegawai bersangkutan. Nilai sendiri

adalah tingkatan kesenangan atau kesukaan yang ada di dalam diri individu

untuk mendapatkan sejumlah keuntungan. Nilai yang dimaksud di sini

seperti insentif atau uang, prestasi yang dicapai, kondisi kerja yang baik,

kesempatan untuk meningkatkan karier, dan lain-lain. Karena itu nilai juga

dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mereka harapkan dari

pekerjaan yang dilakukannya. Sedangkan penghargaan adalah

kepercayaan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu adalah esensial

dalam kerangka pemerolehan keuntungan atau kepuasan atas nilai itu.

Menurut Porter dan Miles yang dikutip Sudarwan Danim yang

merupakan pengembangan teori pengharapan, mengemukakan bahwa ada

tiga variabel yang mempengaruhi motivasi individu dalam bekerja, yaitu:

1) Sifat-sifat individual pekerja, antara lain meliputi kepentingan setiap

individu, sikap, kebutuhan, atau harapan yang berbeda dari setiap

individu.

51

2) Sifat-sifat pekerjaan, antara lain mencakup tugas-tugas yang harus

dilaksanakan, tanggung jawab yang diemban dan kepuasan yang

muncul.

3) Lingkungan kerja dan situasi kerja karyawan. Pola interaksi antar

karyawan sangat mempengaruhi aktivitasnya dalam bekerja. Dia dapat

dimotivator oleh rekan kerja. Penghargaan atasan dan manfaat

organisasi menentukan motivasi bekerja seseorang.52

Jelas terlihat bahwa maka motivasi memiliki peran penting bagi

organisasi untuk menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan segala

daya dan potensi tenaga kerja yang ada kearah pemanfaatan yang optimal

sesuai dengan batas-batas kemampuan manusia dengan didukung sarana

dan prasarana. Jelas terlihat bahwa motivasi berperan sebagai pendorong

kemauan dan keinginan untuk melaksanakan tugas menurut ukuran dan

batasan yang telah ditentukan. Adanya motivasi yang tinggi dari para

sumber daya akan terdorong untuk bekerja keras dengan memanfaatkan

kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas

pekerjaan yang dibebankannya.

Pengertian motivasi kerja menurut Liang Gie yang dikutip

Samsudin, motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh manjer dalam

memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam

hal ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu.53

Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau

52

Ibid, hlm. 34-35.

53

Sadili, Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan kesatu, (CV. Pustaka, Bandung: 2006), hlm. 281-282.

karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil yang

dikehendaki orang-orang tersebut. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang

menimbulkan dorongan atau semangat kerja karena dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain: atasan, kolega, sarana fisik, kebijaksanaan,

peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan.

Selain itu juga dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan kebutuhannya

masing-masing.

Menurut teori Modern tentang motivasi kerja antara lain

dikembangkan Douglas McGregor yang dikutip Sudarwan Danim yang

disebut Teori Y. Menekankan pada asumsi bahwa motivasi manusia akan

terdorong jika dia diberi tanggung jawab dan dihadapkan kepada

tantangan-tantangan.54 Teori ini menggariskan bahwa didalam kerjasama

antar-manusia organisasional, faktor lingkungan memberi pengaruh yang

signifikan atau tidak sedikit. Menurut teori ini juga, manusia modern bekerja

semata-mata bukan karena rasa takut, terancam, diarahkan atau sebatas

imbalan saja. Ada beberapa hal alasan manusia bekerja, yaitu:

1) Adanya kebutuhan dan tuntutan untuk hidup layak

2) Tugas pokok dan fungsinya menuntut dia bekerja dan menjadikan

ukuran keberhasilannya.

3) Dorongan untuk berprestasi

4) Rasa ingin mencapai tujuan secara cepat atau kesadaran akan

tujuannya, didasari oleh: pertama, memiliki kesediaan dan kesadaran

yang tinggi untuk menerima ide dan memecahkan masalah-masalah

54

bersama secara inovatif. Kedua, berani mengemukakan pendapat dan

mempertanggungjawabkan demi kemajuan organisasi. Ketiga,

menghargai dunia organisasi dan kepemimpinan orang lain. Keempat,

rasa hrga diri yang tinggi, dan tidak terjebak dalam fanatisme sempit.

Kelima, menghargai data statistik sebagai hasil dari pengamatan

langsung, menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain secara wajar.

Keenam, memeiliki antisipasi atau berpikir ke depan dengan

memperhatikan masa sekarang dan kearifan masa lalu. Dan ketujuh,

memperhatikan kepentingan umum di samping kebutuhan individu.

5) Suasana atau iklim lingkungan kerja yang sehat

6) Terpenuhinya kebutuhan pribadi, seperti rasa ingin tumbuh dan

berkembang dalam hal rasa ingin berprestasi, keinginan menerima

tanggungjawab, harga diri, kebutuhan biologis, dan penghargaan hasil

yang dicapai.

Mengacu pada berbagai pandangan diatas, dapat disimpulkan

bahwa motivasi kerja merupakan dorongan dari dalam atau luar diri

seseorang untuk bekerja dengan tekun dan fokus agar dapat mencapai

tujuan perusahaan maupun tujuan pribadinya sehingga akan meningkatkan

kinerja pegawai dalam suatu organisasi. Dengan termotivasinya pegawai

didalam melakukan pekerjaannya maka dengan sendirinya kinerja pegawai

2. Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja

Berpijak dari berbagai konsep teori motivasi yang dideskripsikan

diatas, indikator motivasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah

didasari oleh teori pengharapan menurut Porter dan Miles yang dikutip

Danim yang merupakan pengembangan teori tersebut, mengemukakan

bahwa ada tiga variabel yang mempengaruhi motivasi individu dalam

bekerja, antara lain sifat-sifat individual pekerja, sifat-sifat pekerjaan, dan

lingkungan kerja serta situasi kerja karyawan.55

Selain itu, juga terkait teori modern tentang motivasi kerja yang

dikembangkan Douglas McGregor sebagaimana dikutip Danim yang

disebut dengan Teori Y dengan asumsi bahwa motivasi manusia akan

terdorong jika dia diberi tanggung jawab dan dihadapkan kepada

tantangan-tantangan”.56 Teori ini menggariskan bahwa didalam kerjasama antar-manusia organisasional, faktor lingkungan memberi pengaruh yang

signifikan atau tidak sedikit. Menurut teori ini juga, manusia modern bekerja

semata-mata bukan karena rasa takut, terancam, diarahkan atau sebatas

imbalan saja. Ada beberapa alasan manusia bekerja, antara lain: adanya

kebutuhan dan tuntutan untuk hidup layak, tugas pokok dan fungsinya

menuntut dia bekerja, dorongan untuk berprestasi, rasa ingin mencapai

tujuan secara cepat dengan kesadaran akan tujuan, suasana atau iklim

lingkungan kerja yang sehat, dan terpenuhinya kebutuhan pribadi.

55

Ibid, hlm. 34-35.

56

Berdasarkan penjabaran di atas maka dimensi dalam motivasi kerja

terdiri atas motif, harapan dan komitmen. Masing-masing dimensi

dijabarkan dalam beberapa indikator sebagaimana disebutkan dalam tabel

berikut:

Tabel 2.2. Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja

Dimensi Indikator

Motif

Segenap kemampuan dan tenaga Kepuasan dari pekerjaan

Hasrat yang kuat dalam bekerja Mencari tantangan baru

Kemampuan bekerja Pekerjaan menantang.

Harapan

Membuat jadwal Menerapkan program Memiliki jalur karir yang baik Menunjukkan loyalitas

Adanya penerapan sanksi yang adil

Komitmen

Termotivasi dalam segala hal Adanya kesempatan untuk maju Kebebasan menjalankan ibadah Tanggung jawab

Dokumen terkait