• Tidak ada hasil yang ditemukan

Melalui proses wawancara, penelitian telah menemukan sebelas motivasi pemanenan kayu rakyat yang berbeda pada masing-masing responden (petani hutan rakyat di Desa Padasari) seperti tercantum dalam Tabel 16. Motivasi tersebut berasal dari 75 pemanenan yang dilakukan oleh 60 responden terpilih, dimana terdapat beberapa responden yang telah melakukan lebih dari sekali pemanenan.

Tabel 16 Motivasi pemanenan kayu rakyat di Desa Padasari

Motivasi pemanenan kayu Jumlah (kemunculan) Persentase (%)

1. Kebutuhan tempat tinggal

a. Membangun rumah 29 38,67 b. Memperbaiki rumah 11 14,67 c. Membeli rumah 2 2,67 Sub-total 42 56,01 2. Kebutuhan investasi a. Modal usaha 12 16,00 b. Membeli tanah 8 10,67 c. Biaya pendidikan 7 9,33 Sub-total 27 36,00 3. Kebutuhan lain-lain a. Membayar utang 2 2,67 b. Biaya kesehatan 1 1,33 c. Biaya pernikahan 1 1,33 d. Kebutuhan sehari-hari 1 1,33

e. Ongkos naik haji 1 1,33

Sub-total 6 7,99

Motivasi pemanenan kayu rakyat umumnya disebabkan oleh berbagai kebutuhan yang terjadi pada rumah tangga responden. Biaya kesehatan muncul akibat kebutuhan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh responden. Biaya pendidikan umumnya timbul akibat kebutuhan biaya dalam menyekolahkan anak. Biaya pernikahan muncul untuk memenuhi kebutuhan menikahkan anak.

Motivasi pemanenan hutan untuk kebutuhan sehari-hari disebabkan oleh ketidakcukupan penghasilan utama (bukan hasil pemanenan kayu rakyat) dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga sehari-hari. Motivasi membangun rumah umumnya diakibatkan kebutuhan memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan sesuai dengan perkembangan zaman, baik untuk rumah tangga responden ataupun untuk diberikan kepada anak responden. Motivasi membayar utang muncul karena untuk melunasi tagihan dari pembelian barang secara kredit.

Selanjutnya, motivasi membeli rumah disebabkan kebutuhan memiliki tempat tinggal yang lebih layak dan sesuai dengan perkembangan zaman secara cepat tanpa harus membangun terlebih dahulu, baik untuk rumah tangga responden ataupun untuk diberikan kepada anak responden. Motivasi membeli tanah muncul akibat keinginan untuk menambah aset usaha tani. Motivasi memperbaiki rumah timbul karena kebutuhan akan tempat tinggal yang layak dan sesuai dengan zaman tanpa harus membangun atau membeli rumah baru. Motivasi modal usaha merupakan akibat dari keinginan meningkatkan skala usaha yang sedang dijalankan, atau membuat usaha baru untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari rumah tangga responden. Terakhir, motivasi ongkos naik haji timbul akibat keinginan melaksanakan ibadah, karena merasa sudah mampu.

Berdasarkan besarnya persentase kemunculan, motivasi pemanenan kayu rakyat dari persentase tertinggi ke terendah ialah membangun rumah (38,67%), modal usaha (16%), memperbaiki rumah (14,67%), membeli tanah (10,67%), biaya pendidikan (9,33%), membayar utang (2,67%), membeli rumah (2,67%), biaya kesehatan (1,33%), biaya pernikahan (1,33%), kebutuhan sehari-hari (1,33%), dan ongkos naik haji (1,33%). Persentase tersebut diperoleh dari 75 kali pemanenan kayu rakyat yang dilakukan oleh 60 responden.

Berdasarkan penyebabnya, motivasi pemanenan kayu rakyat dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama disebabkan oleh kebutuhan tempat tinggal, yaitu membangun rumah (38,67%), memperbaiki rumah (14,67%), dan membeli rumah (2,67%). Kelompok kedua diakibatkan oleh kebutuhan investasi, yaitu modal usaha (16%), membeli tanah (10,67%), dan biaya pendidikan (9,33%). Kelompok ketiga disebabkan oleh kebutuhan lain-lain,

42

yaitu membayar utang (2,67%), biaya kesehatan (1,33%), biaya pernikahan (1,33%), kebutuhan sehari-hari (1,33%), dan ongkos naik haji (1,33%).

Kebutuhan tempat tinggal merupakan kebutuhan yang paling banyak mempengaruhi munculnya motivasi pemanenan kayu rakyat oleh responden terpilih. Adapun motivasi yang dipengaruhi kebutuhan tersebut sebanyak 42 kemunculan (56%), yang terdiri dari 29 kemunculan (38,67%) motivasi membangun rumah, 2 kemunculan (2,67%) motivasi membeli rumah, dan 11 kemunculan (14,67%) memperbaiki rumah, seperti terlihat pada Tabel 16.

Gambar 8 Kondisi rumah responden yang menyebabkan mereka membutuhkan rumah baru

Sebagian besar responden menginginkan tempat tinggal baru yang lebih layak. Pengertian lebih layak yaitu bahwa tempat tinggal mereka cukup untuk menampung jumlah anggota keluarga yang tinggal di dalamnya dan memiliki ruangan yang sesuai dengan peruntukan. Keinginan mereka disebabkan kondisi sebagian besar rumah responden saat ini sangat sederhana, sempit, dibangun oleh orang tua mereka, beberapa bagian rumah sudah rusak, tidak memiliki ruangan yang sesuai dengan peruntukan, dan berisi beberapa rumah tangga (keluarga utama dan keluarga anak mereka), seperti terlihat pada Gambar 8. Jika halaman rumah awal responden cukup luas, pembangunan rumah dilakukan di halaman mereka, bahkan tidak jarang pembangunan rumah bersebelahan dengan rumah awal. Jika halaman mereka sempit, pembangunan dilakukan di lahan mereka yang lain. Kondisi lahan di Desa Padasari yang renggang juga memungkinkan pembangunan rumah-rumah baru yang dilakukan oleh responden selama ini. Pada

beberapa responden, mereka membangun rumah untuk diberikan kepada anak mereka yang telah berkeluarga tetapi belum memiliki penghasilan yang cukup untuk membangun atau membeli rumah sendiri.

Kebutuhan lain yang cukup banyak mempengaruhi munculnya motivasi pemanenan kayu ialah kebutuhan investasi. Adapun motivasi yang dipengaruhi kebutuhan tersebut sebanyak 20 kemunculan (26,67%), yang terdiri dari 8 kemunculan (10,67%) motivasi membeli tanah, 12 kemunculan (16%) motivasi modal usaha, dan 7 kemunculan (9,33%) motivasi biaya pendidikan seperti tercantum pada Tabel 16. Investasi ialah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah 2003).

Motivasi membeli tanah yang timbul pada responden dilakukan dengan dua tujuan. Bagi responden, harga tanah semakin lama akan semakin meningkat sehingga ketika dijual akan memberikan keuntungan. Selain itu, tanah akan digunakan untuk berusaha tani baik untuk lahan sawah, kebun, atau hutan rakyat yang dapat menghasilkan pendapatan ketika dipanen.

Berikutnya motivasi modal usaha yang muncul pada responden disebabkan kegiatan usaha yang sedang atau akan dijalankan. Jika disebabkan kegiatan usaha yang sedang dijalankan, kayu rakyat merupakan faktor produksi (bahan baku) bagi beberapa responden. Usaha yang dijalankan oleh responden ialah usaha furnitur (meubel). Keuntungan dari penggunaan kayu rakyat milik sendiri ialah rendahnya modal untuk membeli kayu rakyat, mereka hanya mengeluarkan ongkos penebangan dan pengangkutan saja. Penggunaan kayu rakyat milik sendiri hanya beberapa kali saja, karena persediaan tanaman kehutanan di lahan miliki mereka terbatas, selebihnya mereka membeli kayu rakyat dari pedagang pengumpul. Selain digunakan sebagai faktor produksi, hasil kayu rakyat yang dijual juga digunakan untuk menambah modal usaha seperti berdagang warung atau berdagang di pasar. Terdapat pula penggunaan hasil penjualan kayu rakyat untuk menjadi modal usaha yang akan dijalankan, seperti usaha bengkel motor atau berdagang.

Pada Tabel 16, terdapat 7 kemunculan (9,33%) motivasi pemanenan kayu rakyat untuk biaya pendidikan. Motivasi ini menunjukkan bahwa biaya

44

pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi oleh penghasilan utama beberapa responden yang berkomitmen untuk menyekolahkan anaknya. Hampir seluruh responden ingin anaknya menempuh pendidikan setinggi- tingginya yang mereka bisa upayakan dengan harapan anaknya meraih sukses dan dapat merubah nasib keluarga. Hanya saja, hanya sebagian kecil responden saja yang mampu mewujudkan hal tersebut melalui pemanenan kayu rakyat. Umumnya tingkat pendidikan yang membutuhkan biaya cukup besar ialah perguruan tinggi, baik untuk D3 atau S1. Akan tetapi, beberapa responden juga mengaku membutuhkan biaya pendidikan untuk membiayai sekolah anak mereka yang sedang berada di tingkat SMA.

Selain kedua kebutuhan di atas, terdapat kebutuhan lain-lain yang menyebabkan timbulnya motivasi pemanenan kayu rakyat dengan persentase yang rendah. Kebutuhan tersebut beragam, seperti kebutuhan membayar cicilan kredit motor (membayar utang), kebutuhan pengobatan (biaya kesehatan), kebutuhan menikahkan anak (biaya pernikahan), kebutuhan hidup harian (kebutuhan sehari- hari), dan kebutuhan melaksanakan ibadah (ongkos naik haji).

Sebagai pembanding, beberapa penelitian terdahulu juga telah menemukan motivasi pemanenan kayu rakyat. Hasil penelitian Suryandari dan Puspitojati (2003) mengemukakan bahwa keputusan pemanenan hutan rakyat berdasarkan kebutuhan ekonomi yang mendadak seperti adanya hajatan pernikahan, khitanan, pendidikan, dan lain-lain. Penelitian Butar-Butar (2006) mengatakan bahwa desakan yang timbul untuk memanen kayu rakyat ialah seperti membayar utang, biaya pendidikan, dan lain-lain. Penelitian Witantriasti (2010) menjelaskan bahwa motivasi pemanenan kayu rakyat disebabkan oleh kebutuhan mendesak, seperti biaya sekolah, ongkos kesehatan, membangun rumah, maupun membangun masjid.

5.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Motivasi Pemanenan Kayu

Dokumen terkait