• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2.3. Uji Instrumen

4.3.1.2. Multikolinieritas

Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen.Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan tidak adanya multikolinieritas adalah tolerance> 0.1 sedangkan VIF < 5.Berikut ini merupakan hasil pengujian multikolinieritas :

122

Tabel 4.41 Uji Multikolinieritas

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0 for Windows, 2015

Dari tabel 4.41 diatas diketahui bahwa variabel Kompensasi memiliki nilai

tolerance 0,884 dan VIF sebesar 1,131. Lingkungan Kerja memiliki nilai tolerance

0,884 dan VIF sebesar 1,131 . Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.

4.3.1.3 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika hasilnya membentuk pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini merupakan hasil pengujian heteroskedastisitas :

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10.243 7.336 1.396 .171

Kompensasi .153 .083 .253 1.833 .000 .884 1.131

LingkunganKerja .492 .152 .448 3.240 .002 .884 1.131

123

Gambar 4.3

Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0 for Windows, 2013

Gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa titik-titik (poin-poin) menyebar secara acak dan tidak menunjukkan pola tertentu.Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga layak dipakai.

Cara lain untuk melakukan uji heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji glejser, dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Apabila nilai probabilitas sig > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari pengujian glejser adalah sebagai berikut :

124 Tabel 4.42 Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.243 7.336 1.396 .171 Kompensasi .153 .083 .253 1.833 .074 LingkunganKerja .492 .152 .448 3.240 .062

a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0 for Windows, 2015

Dari tabel 4.42 diatas diketahui bahwa nilai probabilitas setiap variabel, yakni Kompensasi 0,074 , dan Lingkungan kerja 0,062. Hal ini berarti bahwa masing-masing variabel memiliki nilai probabilitas > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel Kompensasi (X1), dan Lingkungan kerja (X2terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung. Adapun hasil analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

125

Tabel 4.43

Hasil Analisi Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0 for Windows, 2015

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + bX

1 + cX2 + dX3 Y = 10,243 + 0,153 X

1 + 0,492 X2

Persamaan regresi linier berganda tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Koefisien regresi konstanta sebesar 10,243, artinya jika variabel independen (bebas) yaitu kompensasi, dan lingkungan kerja tetap maka tetap ada 10,243 satuan Kinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung. b. Koefisien regresi variabel X

1(kompensasi) sebesar 0,153 (positif), menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung. Nilai ini juga menunjukkan bahwa setiap adanya upaya penambahan sebesar satu satuan pada kompensasi, maka Kinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung akan bertambah sebesar 0,153 satuan.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero-

order Partial Part Tolerance VIF 1(Constant) 10.243 7.336 1.396 .171

kompensasi .153 .083 .253 1.833 .000 .406 .282 .238 .884 1.131 lingkungan Kerja .492 .152 .448 3.240 .002 .534 .461 .421 .884 1.131 a. Dependent Variable: kinerja karyawan

126 c. Koefisien regresi variabel X

2(Lingkungan kerja) sebesar 0,492 (positif), menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung. Nilai ini juga menunjukkan bahwa setiap adanya upaya penambahan sebesar satu satuan pada lingkungan kerja, maka Kinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung. akan bertambah sebesar 0,492 satuan.

Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa kompensasi dan lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap Kinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung.. Artinya, peningkatan terhadap masing-masing variabel akan diikuti dengan peningkatan kinerja karyawan. Dengan demikian, keputusan yang tepat mengenai kompensasi dan lingkungan kerja yang tepat akan mempengaruhi karyawan dalam meningkatkanKinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung.

Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut juga dapat diketahui faktor yang paling dominan mempengaruhi Kinerja Karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung, yakni variabel lingkungan kerja (X2) dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,492, dan yang terendah adalah variabel kompenasai(X1) dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,153.

4.3.3. Pengujian Hipotesis

4.3.3.1 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel kompensasi dan lingkungan kerja memiliki pengaruh secara bersamaan terhadap kinerja karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium kuala tanjung. Apabila F

127 ditolak dan H

a diterima, sedangkan apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Pengujian F juga dapat dilihat berdasarkan tingkat signifikansi, yaitu apabila nilai probabilitas yang dihitung ≤ 0.05 (Sig.≤ α 0.05), maka H0 ditolak dan H

a diterima.Demikian sebaliknya, apabila nilai probabilitas yang dihitung > 0.05 (Sig.≤ α0.05) maka H0diterima. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.43 sebagai berikut:

Tabel 4.44 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 237.862 2 118.931 10.122 .000a

Residual 458.257 39 11.750

Total 696.119 41

a. Predictors: (Constant), lingkungan Kerja, kompensasi b. Dependent Variable: kinerja karyawan

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0 for Windows, 2013

Berdasarkan tabel 4.43 diatas dapat dilihat bahwa F

hitung sebesar 10,122 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,68. Maka, Fhitung (10,122) > F

tabel (2,68) dan nilai probabilitas 0,000 < 0,05 sehingga H

0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independent (kompensasi dan lingkungan kerja) berpengaruh secara serempak terhadap kinerja karyawan.Dengan demikian, kebijakan yang baik mengenai kompensasi dan lingkungan kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung.Namun, apabila salah satu variabel menurun, maka juga dapat menurunkan kinerja karyawan. Hal ini

128

dikarenakan kedua variabel tersebut berpengaruh secara serempak terhadap kinerja karyawan.

4.3.3.2 Uji t

Uji t dilakukan untuk melihat secara parsial (individu) pengaruh variabel independen (bebas) yaitu kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Apabila t

hitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, sedangkan apabila t

hitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Pengujian t juga dapat dilihat berdasarkan tingkat signifikansi, yaitu apabila nilai probabilitas yang dihitung ≤ 0.05 (Sig.≤ α

0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima.Demikian sebaliknya, apabila nilai probabilitas yang dihitung > 0.05 (Sig.≤ α 0.05) maka H0 diterima. Adapun hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel 4.44 sebagai berikut:

Tabel 4.45 Hasil Uji t coefficient

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0 for Windows, 2013

Berdasarkan tabel 4.44 diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Nilai thitung untuk variabel kompensasi sebesar 1,833 dengan signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan t

tabel pada α = 0,05 adalah 1,685 . Hal ini menunjukkan bahwa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero-

order Partial Part Tolerance VIF 1(Constant) 10.243 7.336 1.396 .171

kompensasi .153 .083 .253 1.833 .000 .406 .282 .238 .884 1.131 lingkungan Kerja .492 .152 .448 3.240 .002 .534 .461 .421 .884 1.131 a. Dependent Variable: kinerja karyawan

129 t

hitung (1,833) > ttabel (1,685) dan nilai probabilitas 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak sehingga H

aditerima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di PT indonesia asahan aluminium kuala tanjung. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya, peningkatan variabel kompensasi dapat meningkatkan kinerja karyawan. b. Nilai t hitung untuk variabel lingkungan kerja sebesar 3,240 dengan signifikansi sebesar 0,002. Sedangkan t

tabel pada α = 0,05 adalah 1,685. Hal ini menunjukkan bahwa thitung (3,240) > ttabel (1,685) dan nilai probabilitas 0,002< 0,05 maka H0 ditolak dan H

aditerima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di PT indonesia asahan aluminium kuala tanjung. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Artinya, lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil uji t diatas dapat disimpulkan bahwa secara parsial (individu), faktor kompensasi dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT indonesia Asaha aluminium kuala tanjung Masing-masing variabel mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan dengan besar pengaruh yang berbeda-beda.

4.3.3.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas, yaitu kompensasi dan lingkungan kerja. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai

130

adjusted R square karena variabel yang digunakan pada penelitian ini lebih dari dua variabel. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.45 dibawah ini:

Tabel 4.46

Hasil Koefisien Determinan

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .585a .342 .308 3.428 2.079

a. Predictors: (Constant), LingkunganKerja, Kompensasi b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan

Sumber: Hasil olahan SPSS 17.0 for Windows, 2013

Berdasarkan tabel 4.45 diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Nilai R sebesar 0,585 berarti hubungan antara kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 58,5%. Artinya, hubungan antar variabel tergolong cukup erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.47

Hubungan antar Variabel

Nilai Interprestasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat

0,4 – 0,59 Cukup Erat

0,6 – 0,79 Erat

0,8 – 0,99 Sangat Erat Sumber: Situmorang (2008:113)

b. Nilai adjusted R square adalah 0,308. Hal ini berarti 30,8% kinerja karyawab di PT Indonesia Asahan Aluminium kuala tanjung dapat dipengaruhi oleh faktor kompensasi dan lingkungan kerja. Sedangkan sisanya 69,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk pada penelitian ini.

131

Berdasarkan hasil ini dapat diketahui bahwa sebagian besar faktor yang mempengaruhi karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah faktor kompensasi dan lingkungan kerja.

4.3.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif diatas maka hipotesis yang diajukan dapat diterima dan tidak menyimpang dari kerangka teori sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung.

Penelitian ini juga menunjukkan hasil penilaian responden terhadap masing-masing variabel, yaitu kompensasi, lingkungan kerja dan kinerja karyawan di PT Indonesia Asahan Aluminium secara umum sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden terhadap masing-masing indikator variabel yang memiliki tanggapan setuju yang tinggi.

Pemberian Kompensasi dinilai sudah baik oleh karyawan. Hal ini dapat dilihat dari indikator kompensasi yang menunjukkan bahwa karyawan telah menerima kompensasi tersebut dengan baik, berdasarkan gaji yang diterima karyawan sudah sangat mencukupi keluarga, insentif yang diberikan bagi karyawan yang berprestasi an memberikan semangat dalam bekerja, bonus yang diberikan berdasarkan prestasi lokasi dekat dengan pusat keramaian, tersedianya area parkir yang cukup luas bagi, asuransi, tunjangan serta diberikan dana pensiun untuk jaminan masa depan.

Tabel 4.4 menunjukan bahwa karyawan telah menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Karyawan mampu menghidupi keluarganya

132

dengan gaji yang diterimanya setiap bulan dari PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala tanjung. Selain itu juga pada tabel 4.5 karyawan menerima gaji sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh perusahaan dan karyawan yang bekerja.

Diketahui pada hasil jawaban responden yang mayoritas memberikan pendapat setuju sebanyak 25 orang (59,5%). Disini menunjukan bahwa gaji yang diterima oleh karyawan PT Inalum sudah sangat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Selanjutnya selain gaji, PT Inalum juga memberikan insentif kepada karyawan yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat setiap karyawan untuk lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tanggung jawab dan tugas yang diembannya dengan sebaik-baiknya dan berlmba-lomba untuk mempeoleh prestasi agar mendapatkan apresiasi berupa insentif.

PT inalum kuala tanjung memastikan bahwa setiap karyawan yang bekerja di perusahaannya harus sejahtera. Selain gaji dan insentif perusahaan juga memberikan bonus bagi setiap karyawan yang mencapai target dan bonus diberikan bagi karyawan yang berprestasi. Pada tabel 4.8, responden mayoritas memberikan pendapat setuju sebanyak 22 orang (54,2%). Disini diketahui bahwa banyaknya karyawan yang menyetujui kebijakan perusahaan untuk memberikan bonus bagi setiap karyawan yang mencapai target dan karyawan yang berprestasi.

Asuransi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan adalah berupa jaminan kesehatan, disini diketahui bahwa PT Inalum memberikan fasilitas berupa klinik kesehatan dan Rumah Sakit secara gratis kepada setiap karyawan yang

133

bekerja di PT Inalum guna untuk senantiasa memeriksa kesehatannya agar proses bekerja tidak ada kendala sedikitpun.

Tunjangan cuti yang diberikan oleh PT Inalum digunakan oleh karyawan berupa bentuk dari istrahat agar beberapa karyawan yang sudah terlalu banyak kerja bisa beristirahat sejenak di rumah ataupun refreshing bersama keluarga untuk menghilangkan kepenatan setelah bekerja dan akhirnya kembali bekerja sengan keadaan segar dan lebih bersemangat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12 dan 4.13 yang mayoritas responden memberikan pendapat setuju yaitu sebanyak 17 orang (40,5%) dan 22 orang (52,4%).

Dana pensiun yang diberikan oleh PT Inalum kepada Karyawannya sudah sangat memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.14 dan 4.15. Untuk memberikan kepuasan bagi karyawan yang telah menyelesaikan jenjang kerjanya sesuai dengan kesepakatan kerja, PT Inalum memberikan dana pensiun yang sesuai dengan kinerja yang diberikan kepada Perusahaan.

Selanjutnya, lingkungan kerja yang diberikan oleh PT Inalum agar karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut dapat bekerja dengan baik dan nyaman. Perlengkapan penerangan lampu dalam ruangan yang disediakan oleh PT Inalum sudah sangat memadai, hal ini ditujukan pada tabel 4.16 yang menunjukan jawaban responden yang sangat setuju bahwa perlengkapan penerangan lampu sudah sangat memadai sehingga karyawan PT Inalum dapat bekerja dengan baik dan nyaman.

Kebersihan juga sangat diperhatikan oleh perusahaan. Itu dikarenakan agar setiap karyawan yang bekerja merasa nyaman dalam bekerja dan tidak ada kendala. Karena kebersihan merupakan awal dari kesehatan. Tabel 4.17

134

menunjukan bahwa karyawan PT Inalum telah mendapatkan kebersihan yang baik sehingga dalam pekerjaannya dapat berjalan dengan baik dan nyaman.

Penataan warna ruangan tempat bekerja dibuat oleh PT Inalum dengan sebaik mungkin agar setiap karyawan yang bekerja tidak merasa jenuh dan selalu ingin bekerja karena merasa nyaman di dalam ruangannya. Hal ini berdasarkan hasil tabel 4.18 diketahui bahwa karyawan telah merasa nyaman dengan penataan ruangan di dalam kantor yang diberikan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium.

Tabel 4.19 menunjukan fasilitas yang disediakan PT Inalum sudah lengkap dan memadai. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan karyawan yang setuju bahwa fasilitas yang diberikan sudah cukup lengkap dan memadai sehingga karyawan dengan mudah menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya masing- masing.

Pada dasarnya keyakinan seseorang berbeda-beda. Namun dari hasil penelitian pada tabel 4.20 diketahui bahwa mayoritas karyawan setuju bahwa toleransi untuk beribadah merupakan pencerminan penghargaan pihak PT Inalum terhadap karyawan yang ingin beribadah.

Kemananan lingkungan yang diberikan oleh PT Inalum pada dasarnya sudah sangat baik. Dilihat dari hasil penelitian pada tabel 4.21 yang menunjukan bahwa mayoritas tanggapan responden menyatakan setuju dengan pernyataan adanya kemanan lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. selain itu juga keamanan dalam kesehatan juga harus diperhatikan dan diberikan oleh PT Inalum karena bukan hanya kemanan lingkungan saja, melainkan keamanan kesehatan juga tak kalah pentingnya.

135

Ketenangan ditempat bekerja juga harus diperhatikan karena setiap karyawan yang bekerja membutuhkan konsentrasi penuh agar dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian tabel 4.23 yang menyatakan bahwa ketenangan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan telah memadai dan mendapatkan respon baik dari karyawan. Sebanyak 33 orang dari 42 responden menyatakan setuju, hal ini berarti bahwa PT Inalum sudah memberikan ketenangan yang memadai bagi karyawan dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawab yang diembannya.

Hubungan antara karyawan dengan pimpinan haruslah berjalan dengan baik, dikarenakan dapat membantu proses dalam bekerja. Komunikasi yang baik antara karyawan dengan pimpinan juga harus dilaksanakan dengan baik agar tidak adanya miss-comunication antara karyawan dengan pimpinan. Selain hubungan antara karyawan dengan pimpinan, hubungan antar sesama karyawan juga tak kalah penting. Hal ini didasarkan pada tabel 4.24 dan 4.25 yang mayoritas jawaban responden menyatakan setuju bahwa hubungan antara karyawan dengan pimpinan ataupun sesama karyawan dapat membantu proses bekerja di dalam perusahaan.

Ruang gerak yang diperlukan dalam bekerja juga harus memadai agar setiap karyawan yang bekerja merasa nyaman dalam bekerja. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian tabel 4.26 yang menyatakan bahwa ruang gerak yang diperlukan dalam bekerja sudah cukup memadai dan mendapatkan respon baik dari karyawan sebanyak 33 orang (78,6%). Selain itu juga ruang gerak didalam kantor membuat karyawan dapat merasa nyaman dalam bekerja. PT Inalum telah memastikan bahwa setiap karyawan akan merasa nyaman dan betah dalam

136

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Karyawan diberikan ruang gerak yang sangat memadai agar membuat karyawan merasa nyaman dan tenang dalam bekerja.

Selanjutnya, kinerja karyawan pada PT Indonesia Asahan Aluminium pada umumnya sudah sangat baik. Hal ini dilihat dari jawaban responden yang mayoritas setuju bahwa karyawan mampu mencapai target dari yang telah ditetapkan. Selain itu karyawan juga mampu menyelesaikan setiap pekerjaan berdasarkan prosedur perusahaan. hal ini ditunjukan pada hasil penelitian tabel 4.29 yaitu mayoritas jawaban responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Karyawan juga telah menyelesaikan pekerjaannya dengan teliti, ini dibuktikan pada hasil penelitian tabel 4.30 bahwa mayoritas jawaban responden yang setuju sebanyak 31 orang (73,8%). Hal ini menyatakan bahwa karyawan PT Inalum mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan teliti. Selain iru ketelitian juga mampu meningkatkan kinerja karyawan sehingga karyawan mendapatkan prestasi dalam bekerja. Ketelitian ini diterapkan oleh setiap karyawan untuk berlomba-lomba menjadi karyawan yang baik dan mendapatkan prestasi dari produktivitas pekerjaan yang diembannya.

Selanjutnya karyawan menyelesaikan setiap pekerjaan dengan rapi. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian tabel 4.32 bahwa mayoritas jawaban responden mengenai karyawan menyelesaikan setiap pekerjaan dengan rapi menyatakan setuju pada pernyataan tersebut. Kerapian juga membuat karyawan PT Inalum lebih bersemangat dalam melaksanakan pekerjaannya. Karyawan yang bekerja dengan rapi alhasil akan memberikan produktivitas pekerjaan yang baik juga akan menghasilkan setiap pekerjaan yang memuaskan bagi PT Inalum.

137

Setiap karyawan akan melaksanakan dan melakukan pekerjaannya dengan penuh rasa tanggung jawab yang ditujukan pada tabel 4.34. hal ini dikarenakan ketatnya persaingan antara karyawan untuk menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Sehingga setiap karyawan harus melaksanakan pekerjaannya denga penuh tanggung jawab. Selanjutnya rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan dapat meningkatan prestasi bekerja. Tanggung jawab dapat membuat karyawan berfikir bahwa pekerjaan yang diembanya akan menjadi faktor terpenting untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Selain rasa tanggung jawab, karyawan juga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat waktu berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada tabel 4.36 bahwa mayoritas jawaban responden menyatakan setuju untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu berdasarkan waktu yang ditentukan. Selain itu karyawan dapat memanfaatkan waktu dalam bekerja dengan baik sehingga setiap pekerjaan yang dilaksanakan akan tepat waktu dan lancar tanpa ada kendala deadline yang ditentukan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium.

Selanjutnya, penjelasan mengenai pengaruh dari masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengaruh pemberian kompensasi terhadap Kinerja karyawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t untuk variabel kompensasi dengan nilai t

hitungsebesar 1,833 . Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan faktor kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian, kebijakan yang baik mengenai kompensasi dapat

138

mempengaruhi karyawan untuk meningkatkan kinerja karyawan pada PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung. Oleh karena itu, hipotesis pertama pada penelitian ini telah teruji kebenarannya.

Hasil ini menjelaskan bahwa memberikan kompensasi dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan gaji, insentif, bonus, asuransi, tunjangan cuti serta dana pensiun kepada karyawan PT Indonesia Asahan Aluminium Kuala Tanjung.

Menurut Handoko(2003:155), kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kompensasi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kinerja karyawan. Karyawan cenderung akan memilih kompensasi yang dapat memberikan manfaat lebih kepada mereka, seperti dalam meningkatkan prestasi, semangat kerja serta mencapai target pekerjaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian tersebut juga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT Balai Pustaka dengan menggunakan beberapa variabel, salah satunya adalah variabel kompensasi. Pemberian kompensasi dapat menjamin kepuasan dalam bekerja dan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberian kompensasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

139

b. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadapkinerja karyawan.Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t untuk variabel lingkungan kerja dengan nilai t

hitungsebesar 3,240. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan lingkungan kerja akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian, lingkungan kerja yang baik dan memadai dapat mempengaruhi karyawan agar lebih bersemangat dan nyaman dalam

Dokumen terkait