• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TARI WURA BONGI MONCA SANGGAR LA-HILA,

4.1 Bentuk Pertunjukan Tari Wura Bongi Monca

4.1.4 Musik Iringan Tari

Musik iringan tari adalah salah satu faktor pendukung dalam sebuah pertunjukan tari , yang disusun tidak hanya sekedar mengiringi, tetapi musik juga dibuat untuk menentukan tempo dan ritme gerakan. Musik iringan dalam seni pertunjukan tari memiliki kedudukan yang sama, dimana musik iringan dan tari harus saling mengisi, saling berkaitan dan saling berkesinambungan. Sebagaimana

Foto 17. Boko, Tempat Beras Kuning Dokumentasi : IGA Ananta Wijayantri

kedudukan tari dan musik pengiringnya adalah balance (Dibia, Widaryanto, dan Suanda, 2006). Hal itu juga tampak dalam pertunjukan tari Wura Bongi Monca yang dikembangkan oleh Sanggar La-Hila memiliki kedudukan yang sama antara tari an dan musik iringannya. Musik iringan tari Wura Bongi Monca tersebut dibuat tidak semata-mata untuk mengiringi akan tetapi juga sebagai penentu akhir sebuah gerakan, penentu mulai dan berakhirnya pertunjukan.

Tari Wura Bongi Monca yang semula hanya diiringi dengan suara vokal dan iringan suaran pukulan genda, kini tari an tersebut semakin dikembangkan dengan menggunakan alat-alat musik tradisional Dompu. Musik iringan dibuat dengan mengikuti jenis pola gerakan atau ragam gerak, dan struktur pertunjukan. Selain itu, musik dibuat agar penari bisa mengikuti musik iringan, sebagaimana musik iringan tari dalam tari Wura Bongi Monca tersebut memang dibuat sebagai penentu awal mulai dan akhir dari pertunjukan tari tersebut.

Hamid, selaku pemain musik tari Wura Bongi Monca Sanggar La-Hila, pada wawancara tanggal 23 Desember 2013, mengatakan bahwa:

Musik iringan tari Wura Bongi Monca memakai alat musik tradisional Dompu, yakni genda na’e, genda t’oi, serunai, tawa-tawa, katongga o’o, katongga be’si dan dapat pula ditambah dengan alat musik lainnya seperti gong dan rebana. Musik iringannya disesuakan dengan ragam gerak tari Wura Bongi Monca, yaitu boe sere, boe ndewa, dan boe qiu.

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa tari Wura Bongi Monca tidak saja menggunakan alat-alat musik tradisional Dompu, akan tetapi juga dapat pula ditambah dengan alat musik lain, seperti gong dan rebana. Gong yang dipakai adalah gong Bali, sementara rebana yang digunakan merupakan jenis alat musik yang berasal dari Timur Tengah, yang biasa dipakai dalam kegiatan kasidahan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas itu pula menyebutkan nama-nama alat musik yang diapakai untuk mengiringi tari Wura Bongi Monca, sebagai berikut:

a. Genda

Genda dalam bahasa Indonesia artinya gendang, na’e artinya besar dan to’i artinya kecil. Gendang atau genda bundar memanjang dengan kedua sisinya yang berbentuk bundar atau lingkaran tersebut ditutupi dengan menggunakan kulit kambing atau dapat pula menggunakan kulit kerbau (sahe). Kulit kambing maupun kulit kerbau itu sebelumnya telah dibersihkan bulunya dan dijemur hingga keing.

b. Serunai

Serunai merupakan alat musik tradisional Dompu yang bentuknya menyerupai terompet, terbuat dari kulit bambu atau dapat pula dibuat dari daun lontar.

c. Tawa-tawa

Tawa-tawa merupakan gong dengan ukuran kecil, terdiri atas sepasang atau 2 gong kecil dengan ukuran salah satunya dibuat dalam ukuran lebih besar. d. Katongga o’o, dan katongga be’si

Katongga o’o, dan katongga be’si merupakan dua alat musik yang bentuknya mirip namun bahan utamanya berbeda. Katongga o’o berasal dari batang bambu (o’o) dengan panjang kira-kira 30 – 35 cm, dimana salah satu sisinya dilubangkan, dengan bentuk lubang memanjang, sedangkan katongga

be’si terbuat dari besi, dan dibuat menyerupai katongga oo, dengan ukuran lebih pendek dari katongga o’o.

e. Rebana

Rebana merupakan alat musik tambahan untuk lebih meramaikan. Rebana biasanya dipakai atau dimainkan dalam kegiatan kasidahan, yaitu menyanyikan lagu-lagu Islami dengan diiringi rebana.

f. Gong

Gong merupakan alat musik pelengkap yang dimainkan atau dipukul disetiap akhir dari puklan musik genda.

Fatimah H. Mustakim, yakni salah seorang yang juga mengembangkan musik tari Wura Bongi Monca, pada wawancara tanggal 26 Desember 2013:

Musik iringan tari Wura Bongi Monca yang saya kembangkan tidak sekedar untuk mengiringi tari , tetapi juga sebagai penentu mulai dan berakhirnya sebuah gerakan, serta sebagai penentu pergantian gerak. Musik tari Wura Bongi Monca dimainkan dengan cara dipukul, yaitu genda na’e, genda toi, katongga o’o, katongga be’si, tawa-tawa, gong, dan rebana, sedangkan alat musik yang diminkan dengan cara ditiup yakni serunai.

Cara memainkan alat musik tari Wura Bongi Monca disesuaikan dengan jenis alat musiknya. Untuk alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul telah memiliki pola pukulan tersendiri, diberi simbol dug (d) dan tak (t). Pola ini berlaku untuk alat musik yang dimainkan dengan kedua tangan dengan cara di pukul. Berikut pola pukulan berdasarkan alat musiknya:

A. Genda nae dan genda toi

Genda na’e maupun to’i dipukul dengan cara yang sama. Pola pukulannya sisi kanan genda diberi simbol d dan sisi kiri diberi simbol t. Ada tiga macam pola

Genda di atas tersebut dihias agar tampak lebih indah dengan cara di cat atau digambar sesuai dengan tingkat kreativitas atau disesuaikan dengan keinginan dari pembuat genda.

a. Qiu, dimainkan dengan tempo sedang kemudian pada bagian akhir dengan tempo cepat sebagai tanda pergantian gerak tari selanjutnya.

1 2 3 4

d t d t d d t d t d d t d t d d

5 6 7 8

t d t d d t d t d d t d t d d d d d d d d

b. Sere, dimainkan pada ragam gerak sere dengan tempo cepat dan tempo agak cepat (sedang). Cara memainkannya adalah dengan memukul pada sisi kanan genda kemudian diakhiri dengan memukul kedua sisi (kanan maupun kiri) secara bersamaan. Pola pukulannya adalah :

1 2 3 4 5 6 7 8 d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d

Foto 18. Genda Na’e (Berwarna Kuning-Merah) dan Genda To’i (Berwarna Coklat) Dokumentasi: IGA Ananta Wijayantri

Tanggal 21 Desember 2013.  

c. Ndewa, dimainkan dengan tempo lambat dan sedang. Cara memainkannya hampir sama dengan qiu namun dengan pola pukulan yang berbeda. Pukulan ndewa dipakai pada saat Kakiri kamai, lampa sadeda, lampa sere, ndewa, kakuruku siku rima, weha bongi, lenggo, doho, lampa dihidi, horma, kidi, dan lampa.

1 2 3 4 5 6 7 8 dst. d d t d d t d d d t d d t

B. Katongga o’o dan katongga be’si, dimainkan dengan cara dipukul saling

bergantian. Dalam pementasan tari Wura Bongi Monca katongga merupakan

alat musik tambahan. Temponya mengikuti tempo genda. Pola pukulannya

dug-a atau d-a adalah katongga oo dan tak-a atau t-a adalah katongga be’si. Simbol -a sebegai pembeda jenis alat, untuk katongga diberi akhiran –a,

namun dibaca dug atau tak saja.

1 2 3 4 5 6 7 8 dst.

d-a d-a d-a d-a t-a d-a d-a d-a d-a t-a d-a d-a d-a d-a

Foto 19. Katongga oo (berwarna kuning) dan Katongga Be’si (berwarna merah)

Dokumentasi: IGA Ananta Wijayantri Tanggal 21 Desember 2013.

C. Tawa-tawa, merupakan musik tambahan dalam tari Wura Bongi Monca. Tawa-tawa dimainkan dengan cara dipukul secara bergantian dengan tempo mengikuti tempo dari genda. Sistem simbol pukulan dalam tawa-tawa dibedakan atas ukuran, dimana gong dengan ukuran lebih kecil diberi simbol “dung” (u), sementara gong dengan ukuran lebih besar diberi simbol “tong” (o). Adapun pola pukulan tawa-tawa adalah sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 8 dst. u o o u u u o o u u u o o u u u o o

Tawa-tawa terdiri atas sepasang gong, dimana gong yang memiliki ukuran lebi kecil berada di sebelah kanan, dan untuk ukuran lebih besar berada disebelah kiri, sebagaimana tampak seperti foto di bawah ini.

D. Rebana, merupakan alat musik tambahan lainnya dalam tari Wura Bongi Monca. Cara memainkannya adalah sisi rebana dibagi dua, atas dan bawah. Bagian bawah diberi simbol d-b dan dibagian atas diberi simbol t-b, sebagaimana contoh gambar di bawah ini:

Foto 20. Tawa-tawa

Dokumentasi: IGA Ananta Wijayantri Tanggal 21 Desember 2013.  

Pola pukulan rebana mengikuti pola pukulan dari genda, yakni ndewa dan sere. Tempo pukulan rebana juga smengikuti tempo pukulan genda. Rebana dimainkan pada saat sere dan ndewa.

a. Ketika ndewa

1 2 3 4 5 6 7 8 dst. d-b d-b t-b d-b d-b t-b d-b d-b t-b d-b d-b t-b

b. Ketika sere, pola pukulannya hanya d-b atau yang dibaca dug.

1 2 3 4

d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b

5 6 7 8 dst.

d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b d-b

Ada bermacam-macam bentuk rebana, akan tetapi yang sering digunakan dalam tari Wura Bongi Monca, yakni rebana kerincingan. (Rebana dapat dikombinasikan dengan kerincingan), dimana sisi rebana terbuat dari kulit hewan, seperti kulit kambing atau dapat pula menggunakan plastik tebal bening, sedangkan pinggiran rebana bisa disisipkan logam-logam tipis. Jika rebana dipukul maka logam-logam tipis atau kerincingan tersebut akan mengeluarkan suara.

E. Gong yang digunakan dalam tari Wura Bongi Monca adalah gong Bali atau gong Jawa. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya orang yang memproduksi gong di Dompu. Gong yang dipakai untuk mengiringi tari Wura Bongi Monca tampak seperti pada foto di bawah ini.

Foto 21. Rebana , (rebana-kerincingan berwarna biru berbentuk bundar) Dokumentasi: Hamid.

Tanggal 17 Maret 2013.  

Foto 22. Gong

Dokumentasi: IGA Ananta Wijayantri Tanggal 21 Desember 2013.

Gong seperti tampak pada foto di atas tersebut merupakan gong Bali, dengan tempat yang digunakan untuk menggantung gong tersebut tampak dihias dengan ukiran khas Bali. Gong, memiliki pola pukulan yang sangat sederhana. Gong dipukul setiap hitungan ke- 8 genda, sebagaimana contoh di bawah ini. a. Qiu: 1 2 3 4 d t d t d d t d t d d t d t d d 5 6 7 8 t d t d d t d t d d t d t d d d d d d d g b. Sere: 1 2 3 4 5 6 7 8 d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d d g c. Ndewa: 1 2 3 4 5 6 7 8 d d t d d t d d d t d d d g

Berdasarkan uraian dari pola pukulan di atas, terdapat angka-angka yang berada di atas simbol pukulan dari setiap jenis alat musik tersebut. Angka-angka yang ada dalam pola pukulan di atas tersebut baik genda, katongga, tawa-tawa, dan rebana, dimaksudkan sebagai penentu jumlah ketukan, atau dipukul pada ketukan sesuai urutan. Musik iringan tari Wura Bongi Monca memiliki jumlah ketukan yang dibuat dalam hitungan 1 x 8 atau ada delapan ketukan. Jumlah 8 ketukan hanya diperuntukan bagi alat musik yang dimain dengan cara dipukul, kecuali gong.

Berdasarkan jenis alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul tersebut memiliki pola pukulan, sementara untuk alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup, yakni serunai, pemain serunai hanya perlu mengatur napas saat memainkannya, dan meniup serunai hingga mengeluarkan suara musik yang harmonis. Kemerduan dari suara serunai yang dihasilkan adalah tergantung bagaimana pemain serunai mampu mengatur tiuapan yang dilakukannya. Adapun suara yang dihasilkan oleh alat musik serunai tersebut dapat dituangkan ke dalam bentuk notasi angka dan notasi balok, oleh I Gusti Ayu Tri Utama dan Fatimah H. Mustakim, sebagaimana tampak seperti foto di bawah ini.

 

Foto 23. Notasi Serunai

Dokumentasi : IGA Tri Utama dan Fatimah H. Mustakim Tanggal : 25 Maret 2014.

Tidak semua orang mampu memainkan serunai dengan baik. Pemain serunai di Sanggar La-Hila selama ini hanya dimainkan oleh Hamid. Hal ini dikarenakan hanya Hamid yang dapat memainkan alat musik serunai tersebut. Cara memainkan serunai tersebut, tampak seperti pada foto di bawah ini.

Dari hasil pengamatan di lapangan bahwa serunai sesungguhnya menjadikan alunan musik tari Wura Bongi Monca menjadi lebih bernada dan indah, dibandingkan tanpa iringan serunai.

Sistem penotasian iringan tari Wura Bongi Monca memiliki 2 macam notasi, yakni untuk jenis alat yang dipukul seperti genda, tawa-tawa, katongga, rebana, gong dibuatkan notasi dengan pola yang dibuat sendiri oleh Sanggar

La-Foto 24. Pemain Musik Tari Wura Bongi Monca Ketika Memainkan Serunai Dokumentasi : IGA Ananta Wijayantri

Hila, dimana notasi musik iringan tersebut dibuat sama dengan pola pukulannya. Sementara serunai memiliki sistem penotasian dibuat dengan berdasarkan not angka dan not balok.

Tari Wura Bongi Monca diiringi dengan musik iringan yang memiliki sistem penotasian sesuai dengan cara alat musik tersebut dimainkan. Oleh karena itu, di bawah ini adalah simbol sistem penotasian musik iringan tari Wura Bongi Monca yang dibuat oleh Fatimah H. Mustakim:

No. Simbol Notasi Dibaca

1 t Tak 2 d Dug 3 u Dung 4 O Tong 5 d-a Dug 6 t-a Tak 7 d-b Dug 8 t-b Tak 9 g Gong

10 1 2 3 4 5 6 7 (do re mi fa sol la si) sesuai dengan bunyi

11 _ _ _ _ _

tanda pengulangan

Musik iringan tari Wura Bongi Monca memiliki kedudukan berdasarkan jenis alat musiknya, yakni genda sebagai instrument pokok dan utama, gong merupakan instrument pelengkap. Sementara alat musik lainnya, seperti tawa-tawa, katongga, rebana, dan serunai merupakan instrument tambahan yang

Tabel 2

dipakai dengan tujuan dapat lebih menambah kemeriahan dalam penyajian tari Wura Bongi Monca. Oleh karena itu, dalam musik iringan tari Wura Bongi Monca musik lain mengikuti tempo dari pukulan genda. Jenis pukulan genda sama dengan nama notasi musik tari Wura Bongi Monca. Sebagai contoh, apabila yang dipakai adalah pola pukulan ndewa, maka nama notasi musik disebut boe ndewa. Dalam tari Wura Bongi Monca diiringi dengan boe ndewa, boe qiu, dan boe sere.

Musik iringan tari Wura Bongi Monca tersebut dirancang oleh Fatimah H. Mustakim yang kemudian dimainkan oleh para pemain musik Wura Bongi Monca. Musik iringan tersebut kemudian dibuatkan notasi musiknya yang dibuat secara mengelompok sesuai simbol notasi dari masing-masing alat musik ke dalam bentuk tabel.

Dalam membuat dan menyusun notasi musik iringan tari Wura Bongi Monca tersebut, Fatimah H. Mustakim dibantu oleh I Gusti Ayu Tri Utama, khususnya pada bagian menotasikan suara yang dihasilkan oleh serunai. Notasi musik iringan tari Wura Bongi Monca tersebut, tampak seperti pada tabel berikut di bawah ini. Boe Ketukan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 Qiu C = do d d-a d-a u d-b d-b . 5 t d t d d d-a d-a d-a

o o t-b 6 6 t d t d d t-a u u u d-b d-b 6 6 t d t d d d-a o o t-b . 5 t d t d d d-a d-a d-a

u u u d-b d-b 5 . t d t d d t-a o o t-b 3 5 t d t d d d-a u u u d-b d-b 5 5 d d d d d d d-a d-a d-a

o o t-b g

Ndewa C = do d d d-a d-a u d-b d-b . 5 t d-a d-a d-a

o o t-b 6 6 d d t-a u u u d-b d-b 6 6 t d-a o o t-b . 5 d d d d-a d-a d-a

u u u d-b d-b 5 . t t-a o o t-b 3 5 d d d d-a u u u d-b d-b 5 5 t d-a d-a d-a

o o t-b g 5 . Sere C = do d d d d d-b- -4x 5 6 d d d d d-b- -4x 7 6 d d d d d-b- -4x 5 6 d d d d d-b- -4x 7 6 d d d d d-b- -4x 5 6 d d d d d-b- -4x 7 6 d d d d d-b- -4x 5 6 d d d d d-b- -4x g 7 6 5 . . . Keterangan:

Notasi musik iringan tari Wura Bongi Monca tersebut di atas saat qiu dimainkan secara bersama-sama kemudian diulang kembali dari ketukan pertama sesuai dengan struktur gerak tari , begitu pula dengan notasi musik ketika ndewa maupun sere.

Notasi musik iringan tari Wura Bongi Monca tersebut di atas dibuat sesuai dengan struktur pertunjukan tari Wura Bongi Monca. Oleh karena itu, musik iringan tari Wura Bongi Monca juga memiliki struktur yang sama dengan tari nya. Berikut di bawah ini struktur musik iringan tari Wura Bongi Monca. a. Lu’u : boe dewa 2 x 8 ketukan dan boe sere 2 x 8 ketukan. b. Poko : boe ndewa 5 x 8 ketukan, boe qiu 1 x 8 ketukan,

Tabel 3 Notasi Musik Iringan Tari Wura Bongi Monca

Sumber Wawancara dengan Fatimah H. Mustakim dan IGA Tri Utama Tanggal 25 Maret 204.

boe sere 1 x 8 ketukan, ndewa 2 x 8 ketukan, boe qiu 1 x 8 ketukan, boe ndewa 1 x 8 ketukan, boe qiu 1 x 8 ketukan, boe ndewa 1 x 8 ketukan, boe sere 1 x 8 ketukan, boe ndewa 1 x 8 ketukan, boe sere 2 x 8 ketukan, boe ndewa 6 x 8 ketukan, dan boe qiu 1 x 8 ketukan.

c. Dula atau losa : boe sere 3 x 8 ketukan.

Struktur musik iringan tari Wura Bongi Monca tersebut di atas, dapat saja berubah, apabila struktur pertunjukan tari ketika mementaskan tari Wura Bongi Monca itu berubah.

Foto 25. Para Pemain Musik Wura Bongi Monca Dokumentasi: IGA Ananta Wijayantri

Dokumen terkait