• Tidak ada hasil yang ditemukan

P.NASDEM (ROBERT ROUW): Terima kasih

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 49-59)

(RAPAT: SETUJU) Silakan Pak Eddy Santana

F- P.NASDEM (ROBERT ROUW): Terima kasih

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si.):

Terima kasih Pak Eddy Santana. Pak Robert Rouw silakan, bersiap-siap Pak Jhoni Allen.

F-P.NASDEM (ROBERT ROUW): Terima kasih.

Pimpinan dan seluruh unsur Pimpinan Komisi V yang saya hormati, Teman-teman Komisi V yang saya hormati;

Menteri PUPR, Menteri Perhubungan, dan Menteri Kemendes dan seluruh jajaran yang saya hormat dan saya banggakan.

Saya kira ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Yang pertama kepada Menteri PUPR. Dari melihat RKA Tahun Anggaran 2021 yang sebesar Rp149,811 triliun dari Kementerian PUPR, saya kira di dalam itu kami khususnya Dapil Papua pasti alokasinya ada untuk daerah kami. Untuk itu, kami ingin menyampaikan beberapa hal dalam hal yang pertama tentang pembangunan jalan Trans Papua.

Dari Total Trans Papua 2.345 kilometer, yang sudah terlaksana 2.320,23 kilometer, maka sisanya sekitar 25,17 kilometer. Dilihat dari prosentasi yang belum terlaksana, hanya 25,17 kilometer.

Maka harapan saya kepada Bapak Menteri dan jajaran agar tahun 2021 ini bisa terlaksana dengan baik agar Trans Papua ini bisa selesai di dalam era kepemimpinan Bapak Joko Widodo.

Yang berikutnya, ini menyambung ada beberapa hal yang mungkin ingin saya sampaikan. Salah satunya adalah tentang Jalan Trans Papua yang di Pegunungan Tengah. Ini kita tahu semua mulai per Oktober 2019 Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional Wilayah XVIII Papua itu memberhentikan seluruh pembangunan jalan trans ini dengan alasan faktor keamanan. Maka sekali lagi harapan saya, Tahun 2021 ini bisa dibuka kembali agar proyek ini bisa dilaksanakan. Itu Bapak Menteri.

Yang berikut, ini masukan dari beberapa Teman-teman Bupati dari Pegunungan karena ada jalan dan jembatan yang penghubungan antara distrik Kabupaten itu di Daerah Pegunungan hampir banyak yang sudah tidak layak, mohon perhatian. Karena ini terus terang membuat kendala kepada masyarakat dalam rangka hubungan masyarakat ke Kabupaten karena terutama dalam mengakses fasilitas kesehatan, karena fasilitas kesehatan di daerah distrik kampung itu sangat terbatas sekali Pak Menteri. Ini mohon perhatian Bapak Menteri.

Berikut, ini saya masuk ke Balai Air. Ini dana terbesar ini ada disana. Kalau kita bilang bangun irigasi, irigasi terus saya kira sepanjang tahun bahwa periode pertama Bapak Jokowi sudah melakukan itu dan banyak yang sudah layak sebenarnya tetapi yang menurut saya karena kehadiran irigasi ini untuk meningkatkan produktivitas dan hasil dari petani kita. Kita tahu bahwa Papua itu sekarang ini baru 60 sekian persen padi atau beras lokal itu yang dihasilkan oleh Papua sekian persen yang diambil dari luar.

Harapan kami ke depan, kami tidak lagi mendatangkan beras dari luar tetapi semua bisa diproduksi di Papua, bisa menjadi hasil kita di Papua. Karena kalau berbicara lahan, kami lahannya mungkin masih terlalu banyak lahan yang, bicara air, sumber air, kami sumber airnya begitu banyak tinggal bagaimana Pemerintah mengelola itu untuk bisa masyarakat mendapat manfaat dari itu.

Saya kira itu menjadi fokus saya untuk minta kepada Pemerintah khususnya Bapak selaku ini untuk ada pembukaan lahan pertanian khususnya padi untuk bisa memenuhi padi beras khususnya di Papua. Jadi kita tidak datangkan beras dari luar tapi khusus produk kita. Karena dari produk itu Bapak 63% itu 80% dihasilkan oleh Merauke, sisanya itu Kabupaten Jayapura, Keerom dan Timika.

Masih banyak kabupaten disana yang masih bisa menghasilkan padi itu, tinggal bagaimana untuk membuka lahan pertanian yang baik untuk masyarakat disana itu. Oleh karena itu, saya ingin minta perhatian kepada Bapak agar hal-hal ini yang perlu karena kita tahu semua ya Papua bicara luas wilayah kita sangat besar.

Yang berikut, saya ingin ke Bapak Menteri Perhubungan. Saya kira di dalam paparan Bapak tadi ada beberapa hal yang menurut saya masih belum ada keadilan yaitu tentang Kementerian Perhubungan akan menjalankan skema subsidi angkutan massal perkotaan.

Nah ini ada di 9 kota besar. Ini kan kalau bicara kota kan berarti orang yang sudah cukup mapan sebenarnya, tidak ada orang miskin-miskin amat sebenarnya kalau di kota, bagaimana dengan daerah-daerah terpencil, kecil? Ini ada hampir 500 Milyar yang diperuntukkan untuk itu. Nah tolong juga kami diberi gambaran di daerah-daerah itu berapa yang didapatkan, agar ada keadilan disitu Pak.

Nah itu yang ingin saya minta, salah satu seperti kemarin saya sampaikan angkutan pedesaan kita disana di Papua masih sangat susah, bagaimana hubungan masyarakat dari kampung mau ke kota? Sedangkan ini dari Kota di dalam kota yang namanya kota apalagi di Pulau Jawa, Sumatera mendapat subsidi yang begitu besar.

Jadi itu menjadi pertanyaan saya ke Bapak tapi saya apresiasi terus terang bantuan tentang transportasi daerah-daerah perintis khususnya penerbangan di Papua sekarang ini sangat besar Pemerintah memberikan apresiasi melalui perhubungan, pembukaan lapangan-lapangan perintis di beberapa daerah itu kami. Ya saya melihat bahwa anggaran Pemerintah khususnya perhubungan udara itu mungkin kami Papua yang mendapatkan terbesar. Terima kasih banyak Pak untuk itu, terima kasih.

Yang berikutnya, saya kira untuk PDT. Tadi sudah disampaikan oleh teman-teman tentang alokasi dananya, saya kira kita tahu semua bahwa di Kementerian Pedesaan ini bagaimana ada pendamping desa itu yang banyak sekali yang mengundurkan diri setelah itu, ini menjadi perhatian Pak bagaimana ke depan supaya tidak ada lagi pendamping desa itu mengundurkan diri, karena ini sangat dibutuhkan.

Jadi yang berikut kalau memang itu dana disitu tidak ini, bagaimana saya kira alokasi dana harus lebih besar untuk peningkatan sumber daya manusia khususnya kepala desa.

Di daerah kami, mungkin di daerah lain tidak. Tapi kami khususnya disana karena daerah kami masih sangat SDM-nya masih terbelakang kalau kita mau bicara jujur. Jadi kami harus mengakui itu.

Maka ini harus ada, Pemerintah harus hadir disitu untuk meningkatkan sumber daya manusia agar mereka bisa bersaing, bisa mengolah alokasi dana yang baik untuk membuat program yang baik agar desa atau kampung di daerah kami tidak terlalu ketinggalan dengan daerah-daerah yang lain.

Saya kira itu, tetapi Pak Ketua saya sebelum saya akhiri, sesuai tugas kita, saya kira Komisi V kemarin pernah melakukan Kunjungan Kerja ke daerah kami. Maka, di dalam kunjungan kerja itu kami melihat sebagai pengawasan kita sekaligus kita menerima aspirasi dari daerah kami. Maka aspirasi itu melalui komisi dikasih dan saya minta untuk dari komisi tolong diberikan.

Karena kalau aspirasi itu tidak tertampung atau tidak bisa terwujud maka yang malu bukan saya Ketua, yang malu komisi, karena itu diberikan ke komisi. Saya ingin garisbawahi bahwa yang malu bukan saya dan Bapak Wandik disana tapi yang malu Komisi V. Ini resmi, karena itu saya ingin sampaikan sekali lagi untuk kita semua masukan dari hasil reses kita itu wajib hukumnya untuk dijalankan.

Terima kasih Pimpinan.

Saya kembalikan dan saya minta supaya hasil reses kita itu diberikan kepada Bapak Menteri nanti.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Pak Ketua, Interupsi. Menyambung dengan apa yang disampaikan oleh Pak Robert tadi.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si.):

Tidak, ini soalnya banyak Anggota yang belum bicara ini. Pak Willem singkat saja ya, karena yang lain juga ada kepentingan.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Itu ada usulan aspirasi pada saat kami kunjungan kerja di Wamena. Pada saat mendampingi Kementerian, ada usulan terkait dengan memperpanjang runaway Bandara Wamena karena Wamena itu pintu masuknya hampir 11 kabupaten di Pegunungan Tengah.

Sekian, terima kasih.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si.): Baik, terima kasih Pak Willem.

Silakan Pak Jhoni, kita punya waktu 15 menit, mudah-mudahan bisa 10 orang 15 menit ini.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.): Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Pak Menteri mitra kerja Komisi V (PU, Perhubungan, dan Desa).

Secara pemaparan, penjelasan mitra kerja kita tiga menteri saya kira kita suda 1 visi, 1 persepsi baik secara nasional, dan setiap rapat kerja seperti itu dan juga secara yang paling utama adalah bagaimana short implementasi di dalam pemaparan tadi sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.

Memang secara banyak Direkorat Jenderal baik Departemen Perhubungan, Departemen PUPR, Pedesaan sudah banyak yang nyambung, tapi yang tidak nyambung ini yang harus disambungkan. Contoh misalnya mohon maaf, di Perhubungan itu saya kira Jasa Marga semua nyambung itu, yang kurang nyambung Cipta Karya, supaya apa? Nyambung dalam programnya itu. Perhubungan darat atau laut oke, ya ini udara kereta api juga karena mungkin karena bekerja dan sebagainya.

Contoh misalnya Pak perhubungan Sibisa. Itu Bandara, eh Silangit, Bandara Perintis yang secara relatif waktu singkat bisa menjadi bandara nasional dan internasional. Sementara banyak bandara perintis yang duluan maju sampai sekarang bahkan ada yang tutup. Tetapi yang menjadi persoalan dari 2019 saya sudah ngomong dengan Pak Menteri, mudah-mudahan, jam 3 sore sudah tidak bisa landing maupun apa.

Nah ini kan, padahal cukup supply demand-nya tinggi, permintaan terbangnya tinggi, sehingga masa sih bandara nasional bahkan Malaysia itu pernah mendarat disitu jam 3 sore sudah tidak bisa take off atau landing. Padahal ini kan hanya, apalagi ada anggaran saya lihat sini ada 85 Milyar untuk Silangit.

Kementerian Pedesaan, saya kira tadi pemaparannya bagus nyambung para nanti Komisi V. Tetapi nanti kembali Pak Dirjen dan Direktorat Bapak supaya antara apa yang disampaikan oleh para Bapak Menteri, ke bawahnya juga sama pola berpikirnya, sama. Saya kira itu yang di teman-teman ya baik melalui Kepala Balai.

Saya kira itu saja intinya, supaya apa? Ya kalau pun misalnya diserahkan ya bagus, tapi pada saat nanti rapat diungkapkan juga kan nyambung. Kira-kira begitu saja Pimpinan. Jadi penilaian saya lebih cenderung nanti katakanlah pembahasan RKA K/L dengan Direktorat Jenderal masing-masing dari mitra kerja kita. Saya kira demikian saja yang selama ini menurut saya ya sudah baguslah. Ini hanya tinggal peningkatan untuk lebih bagus lagi, dan lebih bagus lagi. Terima kasih.

Hanya mengingatkan saja Pak Basuki, karena ini dari 2019. Bapak sendiri yang itu anak jatuh, Jembatan Sipoholon itu. 2020, saya maklum karena banyak refocusing ya 2021 jangan lagi gagal, malu kita. Itu di dekat Kota Tapanuli Utara soalnya itu orang lintas, karena sudah pernah jatuh, sudah lama. Itu saja, nanti tetap saya ini kan di Direktorat Jenderalnya.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si.):

Baik. Saya setuju dengan apa yang Pak Jhoni sampaikan, setuju sekali supaya efektif rapat kita.

Baik. Habis Pak Jhoni, Pak Syaifuddin. Kemudian bersiap-siap Pak Soehartono, mungkin 2 orang masih bisa. Karena Pak Syaifuddin sudah sebut namanya, tidak tega saya Pak. Silakan Pak Syaifuddin.

F-PKB (H. SYAIFUDDIN, S.Sos.):

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati dan saya banggakan Teman-teman Komisi V baik Pimpinan maupun Anggota, Saudara Menteri baik Perhubungan, PDT dan PUPR beserta jajaran yang ikut dalam forum ini.

Secara singkat saja. Pertama cuman mengingatkan ke Menteri PUPR sesuai dengan apa yang disampaikan kemarin. Mudah-mudahan nanti

terutama infrastruktur di Pondok Pesantren itu masih tetap dianggarkan di Tahun 2021. Terus yang kedua, sedikit saya coba ingin menanyakan karena di RKAKL ini destinasi wisata prioritas nasional itu Tengger Semeru Bromo itu ada di 10 destinasi, namun dalam lampiran ini tidak dianggarkan untuk kawasan Bromo Semeru dan Tengger itu. Mungkin itu.

Terus untuk dapil ya Pak. Suara saya ini sudah parau dengan berbagai macam teriakan. Mulai dari kemarin-kemarin terutama kepada Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan, bahwa Madura ini betul-betul sampai dengan detik ini tidak ada pembangunan sama sekali Pak. Jadi mohon, karena apa?

Karena kita sudah ada beberapa kebijakan strategis nasional seperti Perpres 27 dan Perpres 80/2019 tetapi tidak berbanding lurus dengan Program Prioritas Nasional yang ada di Kementerian PUPR ataupun yang ada di Kementerian Perhubungan.

Padahal kalau kita bedah secara jelas, di Perpres 80 itu ada rencana Pemerintah Pusat untuk membangun Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan, terus ada lagi Pelabuhan Soca, ada lagi yang ada di PUPR itu kelanjutan dari Tol Suramadu sampai ke Kawasan Industri Tanjung Bulu Pandan. Namun sampai dengan detik ini belum ada sama sekali dari Perpres ini.

Pertanyaan saya, apakah memang Presiden yang tidak serius ataupun Menteri mungkin yang kurang pro aktif di dalam menjalankan amanat yang disampaikan oleh Presiden melalui Perpres 80 itu? Terus ada persoalan masalah Pak, kalau ini dibiarkan berlarut-larut Perpres ini, ini memberikan peluang kepada spekulan-spekulan tanah dan ini yang dikuasai oleh orang-orang luar.

Saya sebutkan ya mungkin banyak juga yang non pribumi disitu sudah 80% itu sudah diambil alih walaupun kepemilikan tanah itu masih tetap beri nama orang setempat. Jadi menurut saya tolong kepada Bapak Menteri titip salam kepada Bapak Presiden kalau memang mau membangun Madura dan ini sudah ada payung hukumnya, Perpres 80 ini tolong segera diimplementasikan.

Terus yang ketiga, yang terakhir ini Pak Ketua. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Pak Robert, saya pernah mengundang dan mengajak teman-teman Kunsfik ke Madura di bawah kepemimpinan Ibu Wakil Ketua Ibu Nurhayati.

Jadi saya juga mengingatkan di forum ini dan ini saya bawa juga walaupun di Komisi V ada, tetapi saya kurang percaya juga kalau tidak

disampaikan sendiri begitu loh. Tapi tolong dukungan kepada teman-teman Komisi V karena Madura ini kesenjangannya luar biasa ketimbang daerah Jawa Timur yang lain. Mohon kekompakan teman-teman untuk mendukung Madura ini dibangun.

Saya minta izin kepada Pimpinan untuk menyampaikan usulan atau program ini. Oh iya untuk Bapak Menteri Desa, saya karena bos tidak ada yang bisa menanyakan Pak. Sudah cukup mungkin pertanyaan dari teman-teman. Mohon izin Ketua.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si.): Sudah ya Pak Syaifuddin ya?

Selanjutnya Pak Soehartono. F-P.NASDEM (DRS. H. SOEHARTONO):

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi V yang saya hormati dan saya banggakan.

Pak Menteri, Menteri Perhubungan, Menteri PU dan Mendes berikut jajarannya yang saya hormati dan saya banggakan.

Ini saatnya injury time dari istirahat ini. Singkat saja Pak, dari Pak Menteri PU. Program Langsung Tunai ini ditingkatkan luar biasa, tapi ada satu yang ganjal menurut saya. Di halaman 8, apakah betul rumah susun itu dalam kurung kok 1 juta? Ini artinya apa 1 juta kamar atau 1 juta rumah susun? Ini pertanyaan Pak. Ini kalau benar ini luar biasa rumah susun 1 juta. Ini tolong di program Bapak di halaman 8.

Kemudian saya ingin memberikan satu usulan agar di dalam penyediaan air baku itu tidak hanya membangun-membangun dan membangun, tetapi perlu peningkatan fungsi embung maupun bendungan yang lama. Karena menurut pendapat saya embung dan bendungan yang lama itu kalau disentuh pemeliharaan itu hasilnya instan. Contoh Pak, di daerah saya itu ada dulu namanya waduk, sekarang saya pikir yang tepat itu embung.

Ada embung atau Waduk Notopolo dan Dawuhan, itu dibangun 1960-an tetapi sentuh1960-annya tidak maksimal. Nah ini penting Pak ini. Ini terutama untuk Pak Dirjen Air ini. Jadi Dawuhan itu kapasitasnya kalau tidak salah 7

juta itu ya, sekarang tinggal 3 juta. Kalau itu dikembalikan, berarti penyediaan air baku disitu tambah dan itu tidak sulit. Kalau Dawuhan itu saya lihat Pak ketika ada proyek galian itu 3 ribu meter kubik saja, tampungan air bisa kurang lebih 5 juta, karena apa? Karena fungsi embung itu sudah tidak karu-karuan, batasnya itu juga sudah perlu direlokasi kembali. Bukan direlokasi, maksud saya perlu diupgrade kembali.

Terus kemudian kami mohon perhatian untuk peningkatan SDM lewat Bina Konstruksi agar tenaga kita ini tidak kalah dengan tenaga terampil dari asing. Ini saya usul ini poin-poin saja Pak, saya tidak alasannya dan sebagainya nanti panjang. Jadi ya itu misalnya peningkatan SDM agar lewat Bina Konstruksi agar tenaga kita terdidik, tidak kalah dengan tenaga asing. Nah itu implementasinya panjang kalau kita ngomong. Terus kemudian kemarin saya sudah usulkan Program Long Segment ini wewenang PU, tolong ditinjau kembali.

Kemudian yang terakhir untuk Pak PU ini, dana preservasi jalan ini sudah 9 tahun macet. Yang terima itu pajak lewatnya mana tidak jelas, tetapi saya kepingin di dalam melaksanakan membuat perubahan Undang-Undang tentang Jalan ini Dana Preservasi itu saya ingin ada ketegasan dari Pak Menteri PU maunya kira-kira apa? Apa perlu buka rekening khusus sehingga dana preservasi masuk ke rekening khusus itu? Selama ini kan tidak.

Kemudian untuk Pak Menteri Perhubungan. Terminal yang diambil alih oleh Departemen, itu sudah lama sudah kurang lebih 5 tahun tapi banyak yang amburadul. Artinya apa? Kurang cepat Pak, sudah diambil alih, kemudian diterlantarkan. Ini kan kasihan begitu ya. Jadi tempat saya di Madiun itu terlantar sampai sekarang, tidak ada sentuhan sama sekali sehingga terkesan kumuh karena yang mengurus itu menjadi tidak jelas, nah ini tetap ada yang terkait ini Madiun.

Kemudian untuk Dirjen Darat, lampu-lampu penerangan jalan yang kemarin saya usulkan juga itu kan sebenarnya yang rusak itu cuman Lampu Tenaga Suryanya. Jadi sungguh mubazir apabila manajemen tentang penerangan jalan ini tidak jelas.

Karena terus ini tanggung jawab siapa? Apakah Dirjen Darat hanya memasang saja, kemudian tidak jelas setelah ditinggal, 2 tahun kemudian sudah tidak nyala, siapa yang mengurusi? Ini saya kira manajemen saja Pak. Tolong dibetulin begitu lewat Balai-balai Bapak ternyata memang saya khawatir sekali bisanya hanya masang. Saya khawatir sekali itu kan sangat menghabiskan anggaran, sedangkan lampunya itu mungkin hanya 10% dari anggaran ketika membuat penerangan baru.

Kemudian yang tidak henti-hentinya Pak ini, Jembatan Sibidang. Saya sudah mengusulkan ini semenjak 3 tahun yang lalu, 4 tahun yang lalu. Jembatan Sebidang ini menjadi tanggung jawab Bina Marga. Ini sangat berat, sedang yang di bawahnya yang dilindungi itu kereta api, kereta api itu unsur komersialnya sangat tinggi.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si.): Pak Hartono. Dipersingkat Pak, sudah jam 1. F-P.NASDEM (DRS. H. SOEHARTONO):

Ya Pak, ini tinggal sedikit ini saja. Tinggal sedikit ini, double track ini, Jembatan Sebidang ini sedang Bapak ini membangun double track itu bisa. Tetapi Jembatan Sebidang itu diterlantarkan sehingga disitu Pak berkelanjutannya tidak ada. Menteri PU mengerjakan itu, Dirjen Bina Marga mengerjakan itu kalau tidak terpaksa, kalau disitu ada tumbuhan segala macam, masuk ke mana-mana baru dikerjakan tapi ketika seperti sekarang ini dingin-dingin saja Pak, tidak ada tindak lanjutnya.

Terakhir ini Pak. Jadi dana desa itu Pak menurut pendapat saya dan dari yang mengusulkan dana desa, rohnya itu untuk meningkatkan keekonomian rakyat, rohnya disitu lewat BUMD. Nah kemudian karena saya tidak tahu juknis, juklaknya ini yang bertanggung jawab siapa itu tidak jelas, makanya tadi banyak teman-teman yang sudah menginfokan kepada Bapak bahwa banyak kepala desa yang menjadi pemborong kecil, karena apa? Karena tidak jelas dana ini untuk apa.

Sekarang ini Pak larinya itu lapangan sepak bola diperkecil menjadi lapangan futsal terus kemudian dilingkari dengan paving menjadi seperti wisata lokal. Nah ini tolong Pak dapat perhatian dari Pak Menteri agar di desa itu jelas Pak, dana itu tidak awur-awur. Sekarang ini banyak yang larinya ke infrastruktur Pak.

Saya kira demikian Pak Ketua. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos., M.Si.): Baik.

Sekarang sudah jam 13.05 WIB, kita skors dulu ya. Skors, nanti kita masuk lagi jam 13.30 WIB.

(RAPAT DISKORS PUKUL 13.05 WIB)

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 49-59)

Dokumen terkait